OSTEOPOROSIS
A. Definisi
B. Etiologi
Osteoporosis dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor menurut
(Asikin;dkk 2016: 103). Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi
osteoporosis yaitu :
1. Defesiensi kalsium yaitu dapat disebabkan oleh :
a. Asupan kalsium dalam makanan yang tidak adekuat sehinga mudah
mempercepat penurunan masa tulang.
b. Tidak adekuatnya asupan vitamin D.
c. Pengunaan obat tertentu, misalnya pengunaan kortikoteroid dalam
jangka panjang.
2. Kurangnya latihan teratur yaitu mobilitas dapat menyebabkan proses
penurunannya massa tulang. Sedangkan olahraga yang teratur dapat
mencegah penurunan masa tulang. Tekanan mekanisme pada latihan akan
membuat otot berkonstrasi yang dapat merangsang formasi tulang.
3. Perbedaan jenis kelamin yaitu kekuatan tulang dipengaruhi oleh horman
reproduksi. Pada perempuan postmenopause, hormon reproduksi dan
timbunan kalsium tulang menurun.hormon reproduksi yang dimaksud
yaitu estrogen. Hal ini menyebabkan resorpsi tulang yang berlebihan tanpa
disertai pembentukan tulang yang cukup. Oleh karena itu, perempuan
lebih cepat mengalami osteoporosis dibandingkan dengan laki-laki.
Selain tiga hal tesebut, gangguan pada kelenjar endokrin; kurangnya
terkena sinar matahari: banyak mengonsumsi alkohol, nikotin atau kafein.
1. Faktor yang mempengaruhi penurunan masa tulang pada usia lanjut
sebagai berikut menurut (Asikin;dkk 2016: 103) :
a. Faktor genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan
tulang.pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat
dibandingkan dengan bangsa kaukasia.
b. Faktor mekanis
Selain faktor genetik, beban mekanisme juga berpengaruhi terhadap
massa tulang. Penambahan beban akan mengakibatkan
bertambahnya masa tulang, sedangkan pengurangan beban akan
mengakibatkan berkurangnya masa tulang.
c. Faktor mekanisme
Selain faktor genetik, beban mekanisme juga berpengaruh terhadap
massa tulang. Penambahan akan mengakibatkan bertambahnya
massa tulang, sedangkan pengurangan beban akan mengakibatkan
berkurangnya masa tulang.
d. Faktor makanan dan hormone :
1) Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang sangat penting bagi tulang.
Perempuan pada masa perimenopause dengan asupan kalsium
yang rendah dan absorpsinya tidak baik, akan mengakibatkan
keseimbangan kalsium menjadi negatif, sedangkan bagi mereka
yang asupan kalsiumnya baik dan asbsorpsinya juga baik akan
menunjukkan keseimbangan kalsium positif
2) Estrogen
Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium.
3) Rokok dan kopi
Merokok dan minum kopi jumlah banyak cenderung akan
mengakibatkan penurunan masa tulang, terlebih jika disertai
asupan kalsium yang rendah
4) Alkohol
Alkoholisme merupakan masalah yang sering kali ditemukan
pada saat ini.
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, proses resorpsi dan proses pembentukkan
tulang(remodeling) terjadi secara terus-menerus dan seimbang. Jika terdapat
perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya proses resorpsi lebih besar
dibandingkan dengan proses pembentukan, maka akan terjadi penurunan
massa tulang. Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan
meningkatkan masa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Sementara itu,
proses pembentukan secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun
untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pada bagian trebekula. Setelah itu,
secara berlahan resorpsi tulang akan lebih cepat dibandingkan dengan
pembentukan tulang. Pucak masa tulang akan dipengaruhi oleh faktor
genetik, nutrisi, pilihan gaya hidup, serta aktivitas fisik (Asikin;dkk 2016:
106).
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Asikin;dkk 2016: 107) yaitu, sejumlah pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan pada osteoporosis yaitu :
1. Pemeriksaan sinar X
2. CT scan densitas tulang
3. Rontgen
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Penilaian masa tulang.
F. Penatalaksanaan
Menurut (Asikin;dkk 2016: 109) :
1. Penatalaksanaa farmakologi. Prinsip pengobatan pada osteoporosis yaitu:
a. Meningkatkan pembentukkan tulang. Obat-obatan yang dapat
meningkatkan pembentuka tulang, misalnya steroid anabolik.
b. Menghambat resorpsi tulang. Obat-obatan yang dapat menghambat
resorpsi tulang yaitu estrogen, kalsitonim, difosfat, dan modulator
Reseptor selektif. Seluruh pengobatan iniharus ditambah dengan
konsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup.
c. Pencegahan. Terapi pencegahan osteoporosis dapat dilakukan sedini
mungkin yaitu sejak masa kanak-kanak. Pencegahan osteoporosis
pada usia muda mempunyai tujuan mencapai masa tulang dewasa
(proses konsolidasi yang) yang optimal. Sejumlah pencegahan yang
dapat dilakukan di antaranya:
1) Mengonsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup
2) Latihan/olah raga secara teratur setiap hari
3) Mengonsumsi protein hewani
4) Menghindari perilaku yang meningkatkan risiko
osteoporosis, misalnya merokok, alkohol, dan kafein
G. Pengkajian
a. Anamnesa
Menurut (Asikin;dkk 2016: 109)Anamnesa, tanyakan klien tentang :
1) Apakah terdapat riwayat osteoporosis dalam keluarga
2) Apakah klien pernah mengalami fraktur sebelumnya
3) Apakah klien mengonsumsi kalsium diet harian sesesuai dengan
kebutuhan
4) Bagaimana pola latihan klien
5) Kapankah terjadinya dan faktor yang mempengaruhi terjadinya
menopause
6) Apakah klien mengunakan kortikostroid selain mengonsumsi
alkohol, rokok, dan kafein
7) Apakah klien mengalami gejala lain, misalnya nyeri pinggang,
konstipasi, atau gangguann citra diri
b. Pemeriksaan fisik
Menurut (Asikin;dkk 2012: 109) pada pemeriksaan fisik ditemukan:
1) Adanya “punuk dowager” (kifosis)
2) Nyeri punggung: thoracic dan lumbar
3) Penurunan tinggi badan
4) Gaya berjalan bungkuk
5) Nyeri sendi
6) Kelemahan otot
7) Masalah mobilitas dan penafasan akibat perubahan postur
8) Adanya konstipasi yang disebabkan oleh aktivitas
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada osteoporosis menurut
(Asikin;dkk 2016: 109) dan (Istianah, umi 2017: 125) :
a. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses osteoporosis dan
program terapi
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Kerusakkan integritas
struktur tulang
d. Resiko terhadap cedera: fraktu berhubungan dengan tulang osteooporosis
I. Intervensi
Rencana asuhan keperawatan pada klien osteoporosis di bawah ini
disusun meliputi pdiagnosa keperawatan, tindakkan keperawatan, dan kriteria
keberhasilan tindakan (kriteria hasil).Rencana keperawatan berdasarkan
NANDA NIC-NOC SIKI , dan menurut (Asikin;dkk 2012: 109).
1 2 3 4
1 Nyeri akut kontrol nyeri Manajement nyeri
berhubungan 1. Lakukan pengkajian
dengan fraktur dengan kriteria hasil:
nyeri komprehensif
1. Mengenali kapan yang meliputi lokasi,
terjadi nyeri karakteristik, durasi,
frekuensi
2. Mengunakan factor 2. Gali pengetahuan dan
penyebab kepercayaan pasien
mengenai nyeri
4. Fasilitasi aktivitas
4. Berjalan dengan ambulasi fisik
kecepatan sedang
J. Implementasi
K. Evaluasi
Asikin, M,. Nasir, M,. Podding, I Takko. 2016. Keperawatan Medikal Bedah:
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Istianah, Umi. (2017). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Lukman, Ningsih, Nurna. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien.
Potter, P.A, dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi 5. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.