A. Hasil Penelitian
a. Geografis
Tujuan Pelayanan
Strategi
51
51
1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar
2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Pengembangan
3) Mewujudkan Penerapan Manajemen Mutu
b. Data Penduduk
52
Dari 15 desa/kelurahan yang kesemuanya sudah memiliki
posyandu dan posbindu di setiap desa/kelurahan.
Kegiatan tersebut telah aktif kegiatannya 1 bulan
sekali dalam setiap desa/kelurahan. Sedangkan untuk
kader kesehatan, di wilayah kerja Puskesmas Martapura
1 telah ada sebanyak 65 kader yang turut serta aktif
membentuk beban tugas puskesmas terdiri dari bebrapa
jenis, baik yang aktif maupun tidak aktif. Maka untuk
menambah wawasan para kader ini secara periodic terus
dilakukan bimbingan-bimbingan baik dilakukan melalui
pelatihan–pelatihan kader maupun penyuluhan langsung
ditempat.
53
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di
Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-Laki 25 40,32%
2 Perempuan 37 59,68%
Jumlah 62 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2022.
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jenis
kelamin responden mayoritas jenis kelamin responden
adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 37 responden
(59,68%).
2. Umur
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Wilayah
Kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022
No Umur Jumlah Persentase (%)
1 18-27 Tahun 14 22,58%
2 28-37 Tahun 10 16,13%
3 38-47 Tahun 21 33,87%
4 48-57 Tahun 11 17,74%
5 58-62 Tahun 6 9,67%
Jumlah 62 100%
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2022.
3.pendidikan
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022
NO Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 7 11,29%
2 SMP 12 19,35%
3 SMA/ SMK 39 62,90%
4 Perguruan Tinggi 4 6,45%
JUMLAH 62 100%
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2022.
54
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas
responden Pendidikan SMA/SMK dengan jumlah sebanyak 39
responden (62,90%).
4.pekerjaan
Tabel 4.4
1) Pengetahuan
Tabel 4.5
Pengetahuan Keluarga dalam Pencegahan Kekambuhan pada
Klien dengan Gangguan Jiwa
di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Baik 51 82,25%
2 Cukup 11 17,34%
3 Kurang 0 0
Total 62 100
55
2) Sikap
Tabel 4.6
Sikap Keluarga dalam Pencegahan Kekambuhan pada Klien
dengan Gangguan Jiwa
di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Positif 62 100
2 Negatif 0 0
Total 62 100
3) Tindakan
Tabel 4.7
Tindakan Keluarga dalam Pencegahan Kekambuhan pada Klien
dengan Gangguan Jiwa
di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Baik 62 100%
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
Total 62 100
56
4) Perilaku Keluarga Dalam Pencegahan Kekambuhan Pada Klien
Dengan Gangguan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura
1 Tahun 2022
Tabel 4.8
Perilaku Keluarga dalam Pencegahan Kekambuhan
pada Klien dengan Gangguan Jiwa
di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Baik 62 100
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
Total 62 100
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil
penelitian yang telah dilakukan sesuai tujuan penelitian
mengenai gambaran perilaku keluarga dalam pencegahan
kekambuhan pada klien dengan gangguan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022. Berdasarkan data hasil
yang diperoleh hasil sebagai berikut :
57
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Menurut Carter (2011), bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengalaman yang
dimiliki, dalam hal ini khususnya tentang pengetahuan
keluarga dalam pencegahan kekambuhan pada Klien dengan
gangguan jiwa. Seseorang yang memiliki pengalaman yang
luas akan berdampak pada pengetahuan mereka. Pendidikan
merupakan faktor yang semakin penting dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Carter (2011), bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan semakin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengalaman yang
dimiliki, dalam hal ini khususnya tentang pengetahuan
keluarga dalam pencegahan kekambuhan pada Klien dengan
gangguan jiwa. Keluarga Klien dengan gangguan jiwa yang
memiliki pengalaman yang luas akan berdampak pada
pencegahan kekambuhan pada Klien.
Hasil ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010)
bahwa tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikannya; semakin tinggi tingkat
pendidikannya maka akan semakin tinggi tingkat
pengetahuannya.
Menurut peneliti responden yang pernah menempuh
jenjang pendidikan dengan level lebih tinggi seperti SMA
memiliki pengalaman dan wawasan lebih luas, yang akan
berdampak kepada pengetahuan keluarga dalam pencegahan
kekambuhan pada Klien dengan gangguan jiwa. Pendidikan
merupakan faktor yang semakin penting dalam kehidupan
sehari-hari. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap
yang bijak dalam bekerja sehingga patuh dengan atura-
aturan yang sudah berlaku. Seseorang yang berpendidikan
tinggi juga memiliki penalaran yang tinggi pula.
58
2. Sikap Keluarga dalam pencegahan kekambuhan pada klien
dengan Gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura
1 Tahun 2022.
Pada hasil penelitian menunjukan mayoritas sikap
keluarga dalam pencegahan kekambuhan pada klien dengan
gangguan jiwa di wilayah kerja puskesmas martapura 1
dalam kategori positif.
Salah satu upaya penting dalam penyembuhan dan
pencegahan kekambuhan adalah adanya dukungan keluarga
yang baik. Keluarga merupakan sumber bantuan terpenting
bagi anggota keluarga yang sakit, dan sebagai sebuah
lingkungan dan sumber dukungan sosial yang penting untuk
klien dengan gangguan jiwa (Keliat BA, 2011).
Menurut Friedman sikap keluarga dapat melemahkan
dampak stress dan secara langsung memperkokoh kesehatan
jiwa individual dan keluarga, juga merupakan strategi
koping penting untuk dimiliki keluarga saat mengalami
stress (Friedman, 2020).
Penelitian yang dilakukan Wulansih S, Widodo
(2017) menyatakan bahwa sikap keluarga dalam pencegahan
kekambuhan pada klien dengan gangguan jiwa termasuk dalam
kategori juga positif.Keluarga juga mempunyai fungsi
komunikasi dimana fungsi ini berperan sangat penting
karena secara otomatis akan berdampak langsung pada
ketegangan hubungan antara anggota keluarga dengan
pasien. Adanya fungsi komunikasi yang adekuat antara
keluarga dengan pasien, kemungkinan besar dapat
mengurangi tingkat kekambuhan pasien.Penelitian lain yang
dilakukan oleh Kusumaningtyas R (2017) menyatakan bahwa
peningkatan angka kekambuhan berhubungan secara bermakna
dengan sikap keluarga dalam menghadapi penderita gangguan
jiwa.
59
Asumsi peneliti keluarga yang mempunyai sikap
positif seperti menerima kenyataan kondisi pasien,
menghargai pasien, menumbuhkan sikap tanggung jawab dan
tidak memusuhi pasien membuat klien gangguan jiwa
memiliki perasaan nyaman, merasa yakin diperlukan dan
dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik. Keluarga sebagai
tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan
serta membantu penguasaan terhadap emosi.
60
kekambuhan klien halusinasi di Ruang Rawat Inap Rumah
61
keras, kasar, memukul, memarahi dan membentak pasien
(Stuart, 2019).
Hal ini sejalan dengan penelitian Pratama Y
(2015)dengan judul Hubungan Keluarga Pasien Terhadap
Kekambuhan Skizofrenia di Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) Rumah Sakit Jiwa Aceh menunjukkan bahwa dari
perilaku keluarga yang baik berpengaruh Terhadap
berkurangnya Kekambuhan pasien Skizofrenia.
Peneliti berasumsi bahwa perilaku keluarga dalam hal
pencegahan kekambuhan pada klien dengan gangguan jiwa
dengan menghindari sumber pencetus kekambuhan dengan cara
selalu berusaha tidak menyinggung permasalahan masa lalu
klien, berusaha agar klien tidak mendengar hal yang
kurang menyenangkan sehingga klien tidak tersinggung, dan
keluarga banyak berperilaku mengalah merupakan perilaku
yang termasuk dalam kategori baik untuk pencegahan
kekambuhan pada klien dengan gangguan jiwa. Adanya
perilaku penerimaan positif tersebut membuat klien
mengusahakan hal yang terbaik meskipun harus menghadapi
kesulitan dan beban dalam upayanya mencegah kekambuhan
penyakitnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa
keterbatasan/kelemahan yaitu :
1.Objek penelitian hanya difokuskan pada keluarga yang
memiliki gangguan jiwa berada di wilayah kerja Puskesmas
Martapura 1 sehingga dalam proses pengambilan data
peneliti cukup sulit meminta persetujuan para responden
karena pembahasan pada penelitian ini dianggap cukup
sensitif.
2.Proses pengambilan data informasi yang diberikan
responden melalui kuisioner terkadang tidak menunjukkan
pendapat responden yang sebenarnya. Hal ini terjadi
62
karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan, dan
pemahaman yang berbeda pada tiap-tiap responden.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian ini gambaran dukungan
keluarga dalam pencegahan kekambuhan klien dengan ganguan jiwa
di wilayah kerja Puskesman Martapura 1 adalah sebagai berikut:
1. Gambaran pengetahuan perilaku keluarga dalam pencegahan
kekambuhan pada klien dengan gangguan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022 berada pada
kategori baik 51 responden (82,25%), kategori cukup baik
11 orang (17,34%) dan kategori kurang yaitu 0%.
2. Gambaran sikap perilaku keluarga dalam pencegahan
kekambuhan pada klien dengan gangguan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022 berada pada
kategori baik 62 responden (100%), kategori cukup 0% dan
kategori kurang yaitu 0%.
3. Gambaran tindakan keluarga dalam pencegahan kekambuhan
pada klien dengan gangguan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022 berada pada kategori
baik 62 responden (100%), kategori cukup 0% dan kategori
kurang yaitu 0%.
4.Gambaran perilaku keluarga dalam pencegahan kekambuhan
pada klien dengan gangguan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Martapura 1 Tahun 2022 menunjukkan bahwa
63
mayoritas perilaku keluarga dalam melakukan tindakan
pencegahan kekambuhan dalam kategori baik yaitu sebanyak
62 orang (100%).
63
B. Saran
1. Bagi perawat
Tenaga keperawatan perlu lebih aktif dan kreatif
lagi dalam memberikan penyuluhan mengenai didapatkan
dapat merubah perilaku masyarakat dengan keperawatan juga
perlu memberikan contoh atau teladan yang baik bagi
masyarakat dalam kebiasaan menjaga kesehatan mental
maupun kebersihan di rumah atau lingkungan sekitarnya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Agus,2013. Pengertian gangguan jiwa. Rineke Cipta, Jakarta:
BNPB Indonesia, 2020. Jumlah kasus gangguan jiwa Yogyakarta:
Aura Media.
Dinkes Sleman, 2020. Tata cara penanganan gangguan jiwa.
Yogyakarta: Aura Media.
Hidayat. 2014. Coding, Pengolahan Data. Jakarta: Sagung Seto.
Hutapea. 2004. Social Distancing/Physical Distancing. Jakarta:
Trans Infomedia.
Infeksiemerging.kemkes 2020. Jumlah kasus gangguan jiwa di
Provinsi. Jakarta: Trans Infomedia.
Infeksiemerging.kemkes 2020.gangguan jiwa . Jakarta: Trans
Infomedia.
Kementrian Kesehatan RI, 2011. Sekumpulan tentanggangguan
jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009. Pengertian Pengetahuan.
Yogyakarta: Rahpa Publishing.
Merry Dame, 2020. Penyebab gangguan jiwa. Yogyakarta: Aura
Media.
Nursalam. 2007. Tentang Kerangka Konsep Penelitian. Jakarta:
Trans Infomedia
Notoatmodjo. 2018. Entry data, Pengolahan Data. Jakarta: Trans
Infomedia.
Resea M. 2007. Cara memperoleh Pengetahuan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Reber. 2010. Konsep Pengetahuan. Jakarta, Trans Infomedia.
65
Rothan, H.A. 2020. Pengertian sikap. Jakarta, Trans Infomedia.
WHO. 2021. Tentang teridentifikasi gangguan jiwa. Yogyakarta:
Aura Media.
Satroasmoro, 2011. Identifikasi variabel penelitian.
Yogyakarta: Media Pustaka.
Kepada Yth.
Responden
Di —
Tempat
66
Peneliti
…………………………………… ………………………………………
Nomor Responden :
…………………………., ……………………….2022
Responden
(………………………………)
67
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PERILAKU KELUARGA DALAM PENCEGAHAN
KEKAMBUHAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MARTAPURA 1
TAHUN 2022
Petunjuk pengisian :
Tanggal wawancara :
68
Kuesioner Perilaku Keluarga Dalam Pencegahan
Kekambuhan Pada Klien Dengan Gangguan Jiwa
Berikan tanda Chek list (√) pada salah satu pertanyaan yang
benar ,pilihan jawaban adalah sebagai berikut .
Pertanyaan
1.Pengetahuan
Benar /salah
No Pertanyaan (pengetahua) Benar Salah
Orang dengan gangguan jiwa (klien gangguan
1 jiwa)akan merasa bingung dan tidak tenang
Seseorang yang menderita gangguan jiwa
2 (Klien gangguan jiwa)sering mendengar
suara-suara dan bayangan tanpa ada
wujudnya
Seseorang yang mengalamai gangguan jiwa
3 kadang-kadang suka marah-marah tidak jelas
Orang yang menderita gangguan jiwa (Klien
4 gangguan jiwa)sering membuat onar dan
mengganggu orang -orang disekitar
Seseorang yang menderita gangguan jiwa
5 (Klien gangguan jiwa)
Mempunyai ciri sering merasa putus asa
Tanda-tanda orang dengan gangguan jiwa
6 (Klien gangguan jiwa)salah satunya adalah
percaya pada setiap orang yang ada di
sekitar
Orang yang dengan gangguan jiwa (Klien
7 gangguan jiwa)mempunyai rasa permusuhan
yang tinggi
Mencegah kekambuhan orang gangguan jiwa
8 dengan cara sering berkumpul-kumpul dengan
orang -orang sekitar
Seseorang yang menderita gangguan jiwa di
9 sebabka karena akibat kehilangan orang
yang di sayang
69
Orang dengan gangguan jiwa (Klien gangguan
10 jiwa )mempunyai komunikasi yang kurang
kepada oarng lain
Berikan tanda Chek list (√) pada salah satu pertanyaan yang
benar ,pilihan jawaban adalah sebagai berikut .
2.Sikap
-Setuju
-Sangat setuju
-Tidak setuju
-Kurang setuju
Sangat Tidak Kurang
No Pernyataan (Sikap) setuju setuju setuju setuju
Seseorang yang mengalami
1 gangguan jiwa tidak harus
minum obat
Informasi tentang
2 penatalaksanaan pada penderita
gangguan jiwa sangat penting
bagi keluarga
Seseorang yang mengalami
3 gangguan jiwa tidak perlu di
bawa ke rumah sakit
Pada seseorang yang mengalami
4 gangguan jiwa harus makan yang
enak -enak
Bila seseorang sering melihat
5 bayangan/bisikan suara yang
aneh harus di bawa ke
fasilitas kesehatan
Orang yang mengalami gangguan
6 jiwa cukup di belikan obat di
warung saja
Anggota keluarga yang
7 mempunyai keluarga dengan
gangguan jiwa harus sering
mengajak ngobrol
70
Seseorang yang sering marah-
8 marah belum tentu mengalami
gangguan jiwa
Dengan minum obat yang teratur
9 bisa membuat seseorang yang
mengalami gangguan jiwa cepat
pulih
Seseorang yang sering minum-
10 minuman keras bisa mengalami
gangguan jiwa
Berikan tanda Chek list (√) pada salah satu pertanyaan yang
benar ,pilihan jawaban adalah sebagai berikut .
3.Tindakan
-Tidak pernah
-Jarang
-Kadang-Kadang
-Selalu
No
Pertanyaan (Tindakan ) Selalu Kadang- Jarang Tidak pernah
Kadang
Apakah keluarga membimbing
1 penderita agar tetap menjaga
kondisi kesehatan
Apakah keluarga selalu
2 mengingatkan penderita untuk
minum obat
Apakah keluarga menghormati
3 setiap keputusan yang di
ungkapkan oleh penderita
Keluarga mengamati perilaku
4 penderita ketika terdapat
kemajuan dalam perawatan diri
Keluarga menyarankan penderita
5 untuk kontrol /berobat ke
pelayanan kesehatan
Keluarga mengingatkan hal-hal
6 yang harus di hindari oleh
penderita
Keluarga mengingatkan
7 penderita menjaga kesehatan
71
Keluarga mencari informasi
8 tentang masalah penyembuhan
pada penderita
Keluarga membantu penderita
9 dalam melakukan perawatan diri
di rumah
Keluarga mengajak penderita ke
10 tempat pengajian
72