Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.2 Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia responden di


Ruang Hemodialisa Prof. Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto

Mean 34,16
Median 35,00
Mode 27

Std. Deviation 6,882


Minimum 20
Maximum 47
Sumber : Pengolahan data tahun 2023

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data rata-rata usia responden

adalah 34,16 + 35,00. Usia terbanyak adalah 27 tahun dengan usia minimal

20 tahun dan usia maximum 47 tahun.

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan


responden di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir

No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Diploma 14 73,7
2 S1 5 26,3
Total 19 100
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2024
Berdasarkan tabel 4.2 diatas didapatkan data bahwa sebagian besar

responden pendidikanya adalah diploma kebidanan sebanyak 14 responden

(73,7%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan


responden di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir

No Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Baik 6 31,6
2 Cukup 1 5,3
3 Kurang 12 63,2
Total 19 100
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2024

Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapatkan data bahwa sebagian besar

responden pengetahuanya tentang SHK adalah kurang sebanyak 12

responden (63,2%).

4.1.3 Data Khusus

1. Pelaksanaan SHK

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan diet di


Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir

No Pelaksanaan SHK Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Baik 7 36,8
2 Kurang Baik 12 63,2
Total 19 100,0
Sumber : Pengolahan data tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan data bahwa sebagian besar

pelaksanaan SHK di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir adalah

kurang baik sebanyak 12 responden (63,2%).


BAB 5

PEMBAHASAN

Sebagian besar pelaksanaan SHK di Rumah Sakit Umum Daerah

Bayung Lencir adalah kurang baik sebanyak 12 responden (63,2%).

Pelaksanaan SHK kurang baik di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir

bisa dipengaruhi oleh karakteristik responden sebagai pelaksana SHK itu

sendiri, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun

sebanyak 10 responden (52,1%). Dari segi pendidikan sebagian besar

responden pendidikanya adalah diploma kebidanan sebanyak 14 responden

(73,7%). Dan dari segi pengetahuanya sebagian besar responden

pengetahuanya tentang SHK adalah kurang sebanyak 12 responden

(63,2%).

Pemeriksaan SHK Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah

skrining/uji saring yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari

untuk memilah bayi yang menderita kelainan HK dari bayi yang bukan

penderita. Skrining bayi baru lahir dilakukan agar dapat mendeteksi adanya

gangguan Kongenital sedini mungkin, sehingga bayi yang mengalami

kelainan dapat segera dilakukan intervensi secepatnya (Faizah 2022).

Dilakukannya SHK pada bayi baru lahir merupakan bentuk deteksi dan terapi

dini pada HK yang akan mencegah kecacatan karena gangguan

perkembangan saraf dan mengoptimalkan perkembangan bayi dikemudian

hari. Tujuan dari SHK adalah mendeteksi semua bentuk HK primer baik yang

ringan, sedang, dan berat. Strategi yang digunakan yaitu dengan mendeteksi
HK sedini mungkin. Skrining dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan

TSH pada bayi, dimana pemeriksaan tersebut yang paling sensitif untuk

mendeteksi HK primer (Hidayati 2018).

Dalam melaksanakan SHK hendaknya ditunjang dengan kemampuan

bidan dalam memahami prosedur pelaksanaan SHK, karena hal ini adalah

sebuah kebijakan pemerintah yang tergolong masih baru sehingga perlu

adanya sosialisasi ke bidan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun

oleh pihak rumah sakit sendiri. Dalam penelitian ini sebagaimana diketahui

bahwa pelaksanaan SHK di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir

m,asih tergolong kurang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pelaksananya

yaitu bidan.

Pada penelitian ini diketahui usia responden rata-rata adalah usia 31-40

tahun.

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan

demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang

umur madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal

dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada umur ini. umur yang ideal bagi
wanita adalah 20 – 35 tahun, yang termasuk dalam usia kurang ideal adalah

umur 35 tahun keatas (Adha et al. 2022).

Dari segi usia menurut peneliti cukup dewasa dan merupakan usia

produktif, baik dari cara berfikir maupun menerima informasi. Kurang

baiknya pelaksanaan SHK jika dikaitkan dengan usia responden sangat

mendukung namun dalam kenyataanya pelaksanaan SHK masih kurang baik.

Hal ini perlu adanya edukasi bagi para pelaku SH.

Selain itu jika dilihat dari segi pendidikan sebagian besar responden

adalah liulusan Diploma kebidanan yaitu 73,7%.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin

tinggi pemdidikan seseorang semakin mudah pula untuk menerima informasi,

dan semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan tinggi

Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup

program pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan

tinggi, sekolah tinggi, institut dan universitas (Radhia, Asmawati, and

Rahmawati 2023).

Dari segi pendidikan responden terbilang masih minim karena hanya

lulusan Diploma, namun seharusnya caraberfikir dan bagaimana dia mencari

informasi tentang SHK sangat bisa, namun karena program ini tergolong
masih baru maka perlu adanya pembelajaran lebih lagi tentang prosedur

pelaksanaan SHK di rumah sakit.

Hal yang menetukan kurang baiknya pelaksanaan SHK adalah

pengetahuan responden tentang SHK itu sendiri. Sebagian besar responden

pengetahuanya tentang SHK termasuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak

63,2%.

Pengetahuan yang dimaksud pada penelitian ini adalah segala sesuatu

yang diketahui oleh responden tentang indikasi pemeriksaan skrining

Hipotiroid congenital pada bayi baru lahir yang diketahui dari jawaban

responden dalam kuesioner. pengetahuan dalam hal ini bisa dipengaruhi

oleh berbagai factor, diantaranya yaitu informasi. hal ini bisa dipengaruhi

oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu informasi. Kurangnya pengetahuan

responden akan hal ini disebabkan kurang mendapatkan informasi,

meskipun responden berpendidikan tinggi tidak berarti mutlak

berpengetahuan tinggi tentang SHK, peningkatan penegetahuan tidak

hanya diperoleh melalui jurusan maupun tingkat pendidikan namun bisa

diperoleh melalui informasi yang cukup tentang masalah kesehatan yang

dihadapi, salah satunya adalah pelaksanaan SHK. Oleh karena itu perlu

adanya pelatihan atau semacam seminar tentang bagaimana melaksanakan

SHK yang tepat dan sesuai dengan prosedur yang belaku.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sebagian besar pelaksanaan SHK di Rumah Sakit Umum Daerah

Bayung Lencir adalah kurang baik sebanyak 12 responden (63,2%).

Pelaksanaan SHK kurang baik di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir

bisa dipengaruhi oleh karakteristik responden sebagai pelaksana SHK itu

sendiri, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun

sebanyak 10 responden (52,1%). Dari segi pendidikan sebagian besar

responden pendidikanya adalah diploma kebidanan sebanyak 14 responden

(73,7%). Dan dari segi pengetahuanya sebagian besar responden

pengetahuanya tentang SHK adalah kurang sebanyak 12 responden

(63,2%).

5.2 Saran

1. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan membuka wawasan berpikir penulis.

2. Bagi Institusi

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi

bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul


penelitian di atas serta khususnya pada keilmuan di bidang obstetri dan

ginekologi, epidemiologi dan pediatrik.

3. Bagi Instansi Terkait

Manfaat bagi instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kota Buyung Lencir,

ialah memperkaya data dan informasi mengenai Skrining Hipoteroid

Kongenital.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini juga bermanfaat untuk masyarakat karena akan memberikan

gambaran hasil SHK disuatu daerah, sehingga akan memperkaya informasi

masyarakat dikemudian hari saat dilakukan edukasi mengenai Skrining

Hipoteroid Kongenital maupun pengobatan Hipoteroid Kongenital kepada

masyarakat di daerah tersebut


Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN PENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto:

Nama : Siti Fatimah

Nim : 0122011B

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang


mempengaruhi pelaksanaan SHK di RSUD Bayung Lencir”
Untuk kepentingan di atas, maka saya mohon kesediaan saudara untuk

menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon saudara untuk

memberikan jawaban secara jujur. Jawaban yang saudara berikan dijamin

kerahasiaannya dan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar kuesioner.

Demikian permohonan saya, atas kesediaan dan kerjasamanya, saya

sampaikan terima kasih

Mojokerto, 2024

Hormat saya

Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini

Kode responden :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang

diselenggarakan oleh mahasiswa STIKES Dian Husada Mojokerto, maka saya

( Bersedia / Tidak Bersedia* )

Untuk berperan serta sebagai responden.

Apabila sesuatu hal yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka

saya akan bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak akan menuntut di

kemudian hari.

*) Coret yang tidak dipilih

Mojokerto, 2024
Yang bersangkutan
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN SHK

DI RSUD BAYUNG LENCIR

Berilah tanda () pada kolom jawaban yangtelah disesiakan :

No. Responden: .................

1. Usia .......
2. Pendidikan
¨ Diploma
¨ S1
¨ S2
3. Pengetahuan
1. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah ?
a. Skrining/uji saring yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa
hari
b. Skrining yang dilakukan pada ibu bayi setelah melahirkan
c. Skrining yang dilakukan pada anak usia 5 tahun
2. Apa tujuan dilaksanakan Hipotiroid Kongenital (SHK) ?
a. Untuk mengetahui ada tidaknya virus pada bayi baru lahir
b. Untuk memilah bayi yang menderita kelainan HK dari bayi yang
bukan penderita.
c. Untuk mendeteksi adanya gangguan Kongenital sedini mungkin
3. Kapan Hipotiroid Kongenital (SHK) dilakukan
a. Pada bayi usia 2-3 bulan
b. Pada bayi usia setelah 24-48 jam dan juga pada 48 jam sampai dengan
72 jam setelah lahir
c. Pada bayi usia 5 tahun
4. Bagaimana dampak yang terjadi jika terlambat dalam melakukan SHK ?
a. Dampak untuk bayi bisa mengalami kecacatan
b. Anak akan mengalami buta
c. Anak akan mengalami kelumpuhan
5. Apakah dampak keterlambatan SHK bagi negara ?
a. Negara akan mempunyai generasi yang cacat
b. Negara akan dirugikan dalamhal pembiayaan
c. Negara akan mengalami kerusakan
SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL(SHK)
SOP

SOP No. Dokumen :


No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Instansi : Peneliti :

1. Pengertian SHK (Skrining Hypotiroid Kongenital) adalah suatu tes atau


tindakan yang dilakukan kepada bayi yang berumur 48 jam
sampai72 jam setelah lahir dengan mengambil sedikit darah
paa tumitbayi yang diteteskan pada kertas saring. Apakah
kadar hormonTSH normal atau tidak.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untukmend
eteksi hipotiroid kongenital sejak dini guna
mencegahkerusakan otak yang permanen dan retardasi
mental, denganmemberikan pengobatan sebelum anak
berusia 1 bulan.
3. Alat dan bahan Alat: ATK Bahan: Alkohol Lancet Kapas Kertas Saring Air
Hangat Handscoon Kassa
4. Referensi 1. Hipotiroid Kongenital dalam pelayanan medis, 2010;
2. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital, Kementrian
KesehatanRepublik Indonesia, 2016.
5. Prosedur/ 1. Petugas menentukan bayi yang akan di SHK
Langkah-langkah 2. Petugas melakukan Konseling dan meminta persetujuan
ibu dan keluarga bayi untuk dilakukan pengambilan
specimen darah
3. Jika Keluarga tidak setuju dilakukan penandatanganan
penolakan tindakan
4. Jika Keluarga setuju dilakukanPengambilan specimen
darah
5. Atur posisi bayi dengan kaki lebih rendah dari kepala
bayi
6. Kompres telapak kaki bayi ± 40ºC menggunakan kapas
yang telahdibasahi air hangat atau gosok gosok
7. Lap keringkan kaki bayi
8. Tentukan daerah penusukan
9. Bersihkan kaki bayi dengan alcohol 70%, biarkan kering
10. Tusuk menggunakan lanset
11. Usap darah pertama
12. Pijat lembut kaki Bayi
13. Teteskan darah ke kertas saring, kertas tidak boleh
menempel ketumit bayi
14. Tekan bekas tusukan dengan Kassa kering
15. Keringkan kertas saring dengan cara dianginkan
TABULASI DATA

Karakteristik Responden Pelaksanaan


Pengetahuan SHK
Pendidika Sko
No Usia Kode n Kode 1 2 3 3 4 5 r % Kriteria
1 35 tahun 2 diploma 1 1 1 0 0 1 0 3 50% 3 2
2 37 tahun 2 diploma 1 1 1 0 0 0 0 2 33% 3 2
3 32 tahun 2 diploma 1 1 1 0 0 0 0 2 33% 3 2
4 27 tahun 1 diploma 1 1 0 1 1 1 1 5 83% 1 1
5 25 tahun 1 diploma 1 1 0 0 0 1 0 2 33% 3 2
6 35 tahun 2 diploma 1 1 1 1 1 0 0 4 67% 2 1
7 45 tahun 3 s1 2 1 1 1 1 1 1 6 100% 1 1
8 47 tahun 3 s1 2 1 1 1 1 1 1 6 100% 1 1
9 36 tahun 2 diploma 1 0 1 1 0 1 0 3 50% 3 2
10 33 tahun 2 diploma 1 1 0 1 0 1 0 3 50% 3 2
11 39 tahun 2 diploma 1 0 1 1 0 0 0 2 33% 3 2
12 41 tahun 3 s1 2 1 1 1 1 1 1 6 100% 1 1
13 32 tahun 2 diploma 1 0 1 1 0 1 0 3 50% 3 2
14 29 tahun 1 diploma 1 1 0 1 0 1 0 3 50% 3 2
15 20 tahun 1 diploma 1 0 0 1 0 1 0 2 33% 3 2
16 26 tahun 1 diploma 1 1 0 1 0 1 0 3 50% 3 2
17 35 tahun 2 s1 2 1 1 1 1 1 1 6 100% 1 1
18 34 tahun 2 diploma 1 0 1 1 0 0 0 2 33% 3 2
19 41 tahun 3 s1 2 1 1 1 1 1 1 6 100% 1 1
Frequencies

Statistics

Pelaksan
Usia Pendidikan Pengetahuan aan_SHK
N Valid 19 19 19 19
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 1 5,3 5,3 5,3
25 1 5,3 5,3 10,5
26 1 5,3 5,3 15,8
27 1 5,3 5,3 21,1
29 1 5,3 5,3 26,3
32 2 10,5 10,5 36,8
33 1 5,3 5,3 42,1
34 1 5,3 5,3 47,4
35 3 15,8 15,8 63,2
36 1 5,3 5,3 68,4
37 1 5,3 5,3 73,7
39 1 5,3 5,3 78,9
41 2 10,5 10,5 89,5
45 1 5,3 5,3 94,7
47 1 5,3 5,3 100,0
Total 19 100,0 100,0
Descriptives

Statistic Std. Error


Usia Mean 34,16 1,579
95% Confidence Lower Bound 30,84
Interval for Mean Upper Bound
37,47

5% Trimmed Mean 34,23


Median 35,00
Variance 47,363
Std. Deviation 6,882
Minimum 20
Maximum 47
Range 27
Interquartile Range 10
Skewness -,095 ,524
Kurtosis -,077 1,014

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Diploma 14 73,7 73,7 73,7
S1 5 26,3 26,3 100,0
Total 19 100,0 100,0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 6 31,6 31,6 31,6
Cukup 1 5,3 5,3 36,8
Kurang 12 63,2 63,2 100,0
Total 19 100,0 100,0

Pelaksanaan_SHK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 7 36,8 36,8 36,8
Kurang Baik 12 63,2 63,2 100,0
Total 19 100,0 100,0

Crosstabs
Pendidikan * Pelaksanaan_SHK Crosstabulation

Pelaksanaan_SHK
Baik Kurang Baik Total
Pendidikan Diploma Count 2 12 14
% of Total 10,5% 63,2% 73,7%
S1 Count 5 0 5
% of Total 26,3% ,0% 26,3%
Total Count 7 12 19
% of Total 36,8% 63,2% 100,0%

Pengetahuan * Pelaksanaan_SHK Crosstabulation

Pelaksanaan_SHK
Baik Kurang Baik Total
Pengetahuan Baik Count 6 0 6
% of Total 31,6% ,0% 31,6%
Cukup Count 1 0 1
% of Total 5,3% ,0% 5,3%
Kurang Count 0 12 12
% of Total ,0% 63,2% 63,2%
Total Count 7 12 19
% of Total 36,8% 63,2% 100,0%
Usia * Pelaksanaan_SHK Crosstabulation

Pelaksanaan_SHK
Baik Kurang Baik Total
Usia 20 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
25 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
26 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
27 Count 1 0 1
% of Total 5,3% ,0% 5,3%
29 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
32 Count 0 2 2
% of Total ,0% 10,5% 10,5%
33 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
34 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
35 Count 2 1 3
% of Total 10,5% 5,3% 15,8%
36 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
37 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
39 Count 0 1 1
% of Total ,0% 5,3% 5,3%
41 Count 2 0 2
% of Total 10,5% ,0% 10,5%
45 Count 1 0 1
% of Total 5,3% ,0% 5,3%
47 Count 1 0 1
% of Total 5,3% ,0% 5,3%
Total Count 7 12 19
% of Total 36,8% 63,2% 100,0%

Anda mungkin juga menyukai