Anda di halaman 1dari 7

MOTIVASI KADER TERHADAP KINERJA PROGRAM DANA SEHAT

MOTIVATION OF CARDER TO PERFORMANCE HEALTHY FUND PROGRAM


Kamaruzzaman1; Rachmalia2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Staf Pengajar Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

e-mail: kamaruzzaman.kaza1982@yahoo.co.id; rachmalia@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Dana sehat sangat penting bagi masyarakat secara keseluruhan dapat meringangkan beban warga, dimana
sebagian besar tingkat pendapatan masyararakat di Kecamatan Darussalam adalah dibawah upaha minimum
Provinsi. Namun dana sehat memerlukan dedikasi yang tinggi dari pengelolanya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan motivasi terhadap kinerja kader dalam program dana sehat di wilayah kerja
Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah korelasi dengan desain
crossectional study. Populasi adalah 39 kader desa yang menjadi progam dana sehat. Teknik pengambilan
sampel adalah total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, dengan teknik pengumpulan
data angket. Analisa data dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
dalam program dana sehat berada pada kategori rendah sebanyak 22 orang (56,4%), kinerja kader dalam
program dana sehat berada pada kategori kurang sebanyak 26 orang (66,7%). Hasil uji chi square diperoleh p
value=0,004 (α=0,05), terhadap kinerja kader dalam program dana sehat di wilayah kerja Puskesmas
Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Disarankan agar kader yang bekerja dalam wilayah Puskesmas perlu
memperoleh sosialisasi dan pengetahuan tentang program dana sehat.

Kata Kunci: motivasi, kinerja, kader, dana sehat.

ABSTRACT

Dana sehat (Healthy fund) is very important for the community because it can ease the burden of citizen, the
majority of family living in Darussalam is catagorized as low income family whose wage is below the
minimum province level. However, Dana Sehat requires high dedication from the managers. This study
aimed for finding out the corelation between motivation and cadres working performance who participate in
Dana Sehat program in the area of Puskesmas (comunity helath center) Darussalam in Aceh Besar Regency.
This is a corelational study with cross sectional design. The research population comprised of 39 cadres who
participate in Dana Sehat program. The sampling tecnique used is total sampling. Data is collected using
question. Then it is analyzed using chi square test. The result of research showed that motivation in Dana
Sehat program is in low category as many as 22 people (56.4%), cadres’ performance in Dana Sehat program
is less than 26 people (66.7%). The result of chi square test showed that p-value =0.004 (α=0.05), to cadres
who participate in Dana Sehat program in work area of Puskesmas Darussalam in Aceh Besar Regency. It is
recommended that the cadres who are working area of the Puskesmas to obtain and knowledge about the
Dana Sehat Program.

Keywords : Motivation, performance, cadres, Dana Sehat

1
PENDAHULUAN mampu melaksanakan pengobatan/ringan
Dana sehat yaitu suatu upaya sederhana, pemberian obat cacing terhadap
pemeliharaan kesehatan dari, oleh dan pengobatan diare dan obat-obatan
untuk masyarakat yang diselenggarakan sederhana lainnya, penimbangan dan
berdasarkan atas azas usaha bersama dan penyuluhan gizi, pemberantasan penyakit
kekeluargaan dengan pembiayaan secara menular, pencarian kasus, pelaporan
pra-upaya dan bertujuan untuk vaksinasi, distribusi obat kontrasepsi
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Keluarga Berencana (KB), penyuluhan
(Kemenkes RI, 2014, p.13). Dana sehat dalam upaya menanamkan norma keluarga
bertujuan untuk memeliharan kesehatan kecil bahagia sejahtera (NKKBS),
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya
berkesinambungan (Syafruddin, 2011). keberhasilan lingkungan, pembuatan
Dana sehat memerlukan dedikasi yang jamban keluarga dan sarana air sederhana,
tinggi dari pengelolanya. Bila tidak ada penyelenggaraan dana sehat dan pos
pengelola yang dedikatif dana sehat kesehatan desa (Zulkifli, 2011, p.3).
biasanya akan terbengkalai. Hal ini Motivasi adalah kesediaan individu
menjadikan masyarakat tidak mudah dalam untuk mengeluarkan upaya yang tinggi
menggunakan dana sehat khususnya untuk untuk mencapai tujuan organisasi. Bila
kesehatan ibu dan anak (Safruddin, 2011). seseorang termotivasi maka ia akan
Keikutsertaan masyarakat dalam berupaya sekuat tenaga untuk mencapai
meningkatkan pelayanan kesehatan adalah tujuan, namun belum tentu upaya yang
atas dasar terbatasnya daya dan adanya tinggi akan menghasilkan kinerja yang
dana operasional pelayanan kesehatan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
masyarakat akan memanfaatkan sumber intensitas dan kualitas dari upaya tersebut
daya yang ada di masyarakat seoptimal serta difokuskan pada tujuan organisasi.
mungkin, hal ini dapat meningkatkan Motivasi merupakan salah satu faktor
kemampuan masyarakat untuk menolong penting dalam mendorong seseorang untuk
dirinya sendiri khususnya dalam bidang bekerja. (Robbins, 2013).
kesehatan (Zulkifli, 2003, p.3). Pelayanan Berdasarkan latar belakang diatas
kesehatan yang selama ini dapat dibantu yang menjadi permasalahan dalam
oleh masyarakat dikerjakan oleh petugas penelitian ini yaitu “Hubungan motivasi
kesehatan. Dengan demikian masyarakat terhadap kinerja kader dalam program dana
bukan hanya merupakan objek sehat di wilayah kerja Puskesmas
pembangunan, tetapi juga merupakan mitra Darussalam Kabupaten Aceh Besar”.
pembangunan itu sendiri. Selanjutnya
dengan adanya peran kader, maka pesan- METODE
pesan yang disampaikan dapat diterima Jenis penelitian ini adalah korelasi
dengan sempurna berkat adanya kader, dengan pendekatan yang akan digunakan
jelaslah bahwa pembentukan kader adalah dalam penelitian ini adalah crossectional
perwujudan pembangunan dalam bidang study pada tanggal pada 10 s/d 12 Juli 2017.
kesehatan (Zulkifli, 2003, p.4). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Kader yang dinamis dengan kader yang ada di wilayah kerja puskesmas
pendidikan rata-rata tingkat desa ternyata Darussalam Kabupaten Aceh Besar yang

2
menerapkan program dana sehat sebanyak Tabel 3. Motivasi Terhadap Kinerja Kader
39 kader. penelitian ini dilakukan dengan Dalam Program Dana Sehat
menggunakan metode total sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan Kinerja
Total α p
metode angket. Analisa data dalam kategori Baik Kurang
f % f % f %
penelitian ini mengguanakan analisa
Tinggi 12 70,6 5 29,4 17 100
univariate dan bivariat dengan uji chi 0,05 0,004
Rendah 1 4,5 21 95,4 22 100
square. Jumlah 13 26 39

HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 4 menunjukkan p


Berdasarkan penelitian didapatkan p-value 0,004 yang berartip value < 0,05
hasil sebagai berikut: sehingga hipotesa (Ho) ditolak yang berarti
terdapat hubungan antara motivasi
Tabel 1. Motivasi Responden Dalam terhadap kinerja kader dalam program dana
Program Dana Sehat sehat di wilayah kerja Puskesmas
Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
No Kategori f %
1 Tinggi 17 43,6 PEMBAHASAN
2 Rendah Berdasarkan hasil penelitian
22 56,4
didapat bahwa dari 17responden dengan
motivasi tinggi, terdapat 12 orang (70,6%)
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan diantaranya berkinerja baik. Sedangkan dari
bahwa distribusi tertinggi motivasi dalam 22 responden dengan motivasi rendah,
program dana sehatberada pada kategori terdapat 21 orang (95,4%) kinerja kurang.
rendah sebanyak 22orang (56,4%). Berdasarkan uji statistik, didapatkan p-
value 0,004 yang berartip value < 0,05
Tabel 2. Kinerja Kader Dalam Program sehingga hipotesa (Ho) ditolak yang berarti
Dana Sehat terdapat hubungan antara motivasi
eksternal terhadap kinerja kader dalam
No Kategori f % program dana sehat di wilayah kerja
1 Baik 13 33,3
Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh
2 Kurang 26 66,7 Besar.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Motivasi merupakan dorongan
bahwa distribusi tertinggi kinerja kader yang timbul dari dalam diri individu.
dalam program dana sehat berada pada motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang
kategori kurang sebanyak 26 orang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
(66,7%). memerlukan rangsangan dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu (Triatmi
dan Reni (2016).
Djuhaeni, Gondodiputro dan
Suparman (2010) dalam penelitiannya
menyatakan banyak faktor yang
mempengaruhi kondisi kader dan

3
masyarakat untuk terlibat dalam seluruh lebih dewasa akan lebih dipercaya dari
kegiatan Posyandu, antara lain pengetahuan orang pada orang yang belum cukup tinggi
kader, informasi kegiatan Posyandu dan kedewasaannya.
motivasi kader. Motivasi merupakan faktor Berdasarkan lama bekerja adalah 1-
paling dominan, baik yang berasal dari 3 tahun sebanyak 36 orang (92,3%), untuk
dalam diri mereka sendiri ataupun yang masa kerja kader dalam penelitian ini
berasal dari luar/lingkungannya. sebagian besar adalah tinggi, hal ini
Hasil penelitian yang dilakukan dikarenakan bahwa tidak semua kader yang
oleh Alfina dan Isfandiari (2015) tentang masa kerja rendah mempunyai motivasi
faktor yang berhubungan dengan peran kurang. Tertbukti dari hasil penelitian
aktif kader dalam menjaring kasus penyakit diketahui bahwa yang memiliki masa kerja
di Puskesmas Sidoarjo diketahui bahwa dari kurang dari 3 tahun memiliki kinerja yang
hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
faktor internal yang mempengaruhi peran Muttaqin (2014), menunjukan bahwa ada
aktif kader adalah sikap p = 0,024. Saran pengaruh masa kerja karyawan terhadap
yang dapat diberikan adalah diharapkan kinerja kerja karyawan secara parsial.
adanya kerja sama antara kader, tokoh Menunjukan nilai t hitung = 1,954 < t =
masyarakat, petugas puskesmas, dalam 1,661 atau p–value = 0,05 > a = 0,05. Hal
mendukung usaha peningkatan kemampuan ini berarti Ha dapat diterima dan Ho
dan keaktifan kader dalam membantu di ditolak. Dengan demikian masa kerja
bidang pelayanan kesehatan masyarakat. karyawan berpengaruh secara signifikan
Berdasarkan data demografi hasil terhadap kinerja kerja karyawan PT.
penelitian menunjukkan bahwa umur kader Indocitra Jaya Samudra Negara–Bali tahun
memiliki hubungan yang positif dengan 2013.
kinerja kader dimana semakin bertambah Menurut hasil wawancara dengan
umur kader maka semakin baik pula kader diketahui bahwa keberhasilan
kinerjanya dalam program dana sehat.Umur program dana sehat sangat membantu
menunjukkan tingkat kedewasaan meringankan beban warga yang tidak
seseorang dalam menerima pengetahuan mampu. Menurut (Elfindri, 2003)
dan memberikan penilaian. Seseorang yang menyatakan bahwa pada golongan
dewasa akan mempunyai motivasi yang masyarakat tertentu, penggalangan dana
positif terhadap suatu tindakan yang masyarakat merupakan upaya yang tidak
membuat perubahan positif. Dalam hal ini kalah pentingnya. Tetapi pada golongan
kader yang berumur kurang dari 34 tahun masyarakat yang tidak mampu ekonominya,
berpeluang memiliki motivasi kurang dalam pra-sejahtera, penggalangan dana
melakukan program dana sehat masyarakat hendaknya dilakukan sekedar
dibandingkan kader dengan umur lebih dari agar mereka merasa ikut memiliki dan
34 tahun dengan jumlah 41,1%. bertanggung jawab terhadap upaya
Kedewasaan seseorang menentukan pemeliharaan dan peningkatan derajat
motivasi dalam melakukan pekerjaan. kesehatannya. Cara lain yang dapat
Semakin cukup umur, tingkat kematangan ditempuh adalah dengan model tabungan-
dan kekuatan seseorang akan lebih matang tabungan atau sistem asuransi yang bersifat
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi subsidi silang. Potensi dana yang ada di
kepercayaan masyarakat seseorang yang masyarakat antara lain jimpitan, iuran dana

4
sosial RT (dana sehat, tabungan ibu keamanan ekonomis, tetapi hanya
bersalin) koperasi, kelompok usaha menginginkan umpan balik tentang
(pembuatan telur asin, keripik singkong, tugasnya (Triatmi dan Reni, 2016).
minuman sehat, dan lain-lain). Hal ini didukung oleh hasil
Aktualisasi diri adalah sebuah wawancara dengan kader bahwa kader
keadaan dimana seorang manusiatelah merasa senang mendapatkan penilaian atas
merasa menjadi dirinya sendiri, pencapaian dalam program dana sehat dari
mengerjakan sesuatuyang disukainya petugas puskesmas. Upaya menggerakkan
dengan gembira, dengan hati ikhlas. Iatidak masyarakat dalam keterpaduan ini
lagi menempatkan keberhasilan dari digunakan pendekatan melalui
pekerjaannyapada ukuran yang biasanya pembangunan kesehatan masyarakat desa
berlaku, yakni penghasilanyang diperoleh (PKMD), yang secara operasional
dari hasil sebuah kerja, ukurannya dibentuklah posyandu. Posyandu ini
menjadiberubah sesuai dengan nilai-nilai merupakan wadah titik temu antara
kehidupan yang dianutdan difahami oleh pelayanan profesional dari petugas
dirinya (Hersinta dan Soepomo (2011). kesehatan dan peran serta masyarakat
Penelitian ini sesuai dengan dalam menanggulangi masalah kesehatan
penelitian yang dilakukan oleh Heni dkk masyarakat, terutama dalam upaya
(2009) tentang motivasi kader penurunan angka kematian bayi dan angka
meningkatkan keberhasilan kegiatan kelahiran.
posyandu menunjukkan bahwa Berdasarkah hasil penelitian
terdapatkorelasi signifikan (0,91) antara didapat bahwa dalam meningkatkan
faktor motivasi internal dan eksternal pada keaktifan kader juga membutuhkan peran
model keseluruhan baik kaderaktif, kader aktif dari tokoh masyarakat. Desa
tidak aktif maupun masyarakat, artinya yangmemiliki kepala desa yang selalu
saling melengkapi untuk terbentuknya memberikandukungan berupa motivasi
motivasi seseorang terhadap peran sertanya setiap pelaksanaankegiatan posyandu akan
dalamkegiatan posyandu di kabupaten lebih baik kinerja dankelestarian
Kuningan. posyandunya di bandingkan dengan desa
Penghargaan adalah indikator yang kepala desanya tidak memberikan
selanjutnya yang memiliki kontribusi motivasisama sekali. Dukungan motivasi
bermakna untuk faktormotivasi internal. tersebut dapatberupa pemberian tugas yang
Penghargaan yang diinginkan umumnya selalu di monitor dandi supervisi, selalu
adalah rasa hormat dan status dalam mempertimbangkan kemampuankader
berbagai bentuk antara lain pujian, sebelum memberi tugas
pengakuan prestasi, dan pemberian simbol Menurut Triatmi dan Reni (2016)
status (kekuasaan) termasuk juga menyatakan bahwa motivasi
memperoleh penghargaan dalam ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
keterlibatannya di kegiatan posyandu. berfungsinya karena adanya perangsang
Program revitalisasi posyandu yang dari luar.kebanyakan orang memiliki
memberikan stimulus kompetisi akan kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya
meningkatkan motivasi berprestasi kader akan mempengaruhi perilaku karyawan
dan masyarakat yang biasanya tidak dalam bekerja atau mengelola organisasi.
mencari uang untuk kedudukan atau Kebutuhan untuk berafiliasi yang

5
merupakan dorongan untuk berinteraksi Menengah Atas. Pendidikan dapat
dengan orang lain, berada bersama orang menuntun manusia untuk berbuat dan
lain, tidak mau melakukan sesuatu yang mengisi kehidupannya untuk mencapai
merugikan orang lain. keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
Hasil penelitian ini sesuai dengan diperlukan untuk mendapatkan informasi
yang dilakukan oleh Alfina dan Isfandiari misalnya hal-hal yang menunjang
(2015) tentang faktor yang berhubungan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan
dengan peran aktif kader dalam menjaring kualitas hidup. Haryanto (2006),
kasus penyakit di Puskesmas Sidoarjo menyimpulkan hal yang sama pula dimana
diketahui bahwa dari hasil uji statistik umur kader memiliki hubungan dengan
menunjukkan bahwa pada faktor eksternal keaktifan kader di dalam masyarakat.
yang mempengaruhi peran aktif kader Pendidikan kader mempengaruhi
adalah dukungan tokoh masyarakat dengan pengetahuannya, sedangkan pengetahuan
p = 0,022, dukungan puskesmas p = 0,042, mempengaruhi keterampilan mereka dalam
pelatihan kader p = 0,041. melaksanakan kegiatan khususnya
Selanjutnya hasil penelitian yang berkaitan dengan program dana sehat di
dilakukan oleh Ratih (2013) tentang desa.
hubungan insentif uang (uang transport) Salah satu syarat untuk menjadi
dan non uang (seragam, lomba, tunjangan kader adalah mempunyai banyak waktu
kesehatan, piagam,sembako, tunjangan hari untuk masyarakat. Berdasarkan pekerjaan
raya (THR), bantuan operasional, bantuan yang dilakukan oleh para kader
alat tulis, kunjungan pihak kelurahan, menunjukkan bahwa sebagian besar kader
kunjungan ketua rukun tetangga (RT), puskesmas Sidoarjo memiliki pekerjaan
kunjungan pimpinan puskesmas (pimpus), selain menjadi kader puskesmas. Hasil ini
dan rekreasi) dengan kinerja kader menunjukkan bahwa orang-orang yang
posyandu. Metode penelitian cross menjadi kader merupakan orang yang
sectional, dengan responden adalah seluruh memiliki pekerjaan selain menjadi kader
kader di wilayah kerja Puskesmas puskesmas. Anggota kader yang memiliki
Wonorejo. Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan menandakan bahwa mereka tidak
ada hubungan antara pemberian bantuan memiliki banyak waktu luang
operasional (p=0.002),piagam (p=0.01), (Notoatmodjo, 2003).
uang transport (p=0.009), pelatihan
(p=0.018) dengan kinerja kader. KESIMPULAN
Hasil data demografi pendidikan Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa persentase pendidikan disimpulkan bahwa terdapat hubungan
kader rata-rata adalah rendah yaitu motivasi terhadap kinerja kader dalam
sebanyak 51,3%. Semakin tinggi program dana sehat di wilayah kerja
pendidikan seseorang akan memiliki minat Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh
dan motivasi yang positif terhadap tindakan Besar, dengan hasil uji statistik (p
dan pembaharuan. Kader yang pendidikan value=0,004
rendah atau maksimal Sekolah Menengah Disarankan Kader yang bekerja
Pertama (SMP) memiliki motivasi rendah dalam wilayah Puskesmas perlu
dibandingkan kader yang memiliki memperoleh sosialisasi dan pengetahuan
pendidikan tinggi atau minimal Sekolah tentang program dana sehat. Selain itu perlu

6
peningkatan motivasi kader dalam program Syafruddin, (2011). Dana Sehat. Diakses
dana sehat dengan memberikan dari http://materi-
penghargaan dan imbalan yang sesuai paksyaf.blogspot.co.id/2011/06/dan
dengan kinerja kader. Serta melakukan a-sehat.html. Pada tanggal 10
pelatihan-pelatihan yang dapat membantu Desember 2016.
pengetahuan kader terhadap kesehatan
Triatmi A.Y, Reni T. Pengaruh Motivasi
Internal Dan Eksternal Terhadap
REFERENSI
Kinerja Kader Dalam Program
Elfindri (2003)., Cara Cerdas
Gebrak (Gerakan Bersama
Mendapatkan Dana Riset. Praninta
Amankan Kehamilan Dan
Offset, Tangerang.
Persalinan) Di Wilayah Puskesmas
Heni D, Sharon G, Rossi S., (2010). Blabak Kabupaten Kediri. Jurnal
Motivasi Kader Meningkatkan Ilmu Kesehatan 5;(1).
Keberhasilan Kegiatan Posyandu.
MKB, Vol 42 No. 4.
Hersinta, Suepomo, V. (2011). Aktualisasi
Diri Dalam Mengkomunikasikan
Meaning Of Suffering Pada Ibu
Dengan Anak Penyandang Autis.
Jurnal Communicare, Vol 5 No 1
hal: 6-7.
Muttaqin. (2014). Pengaruh latar belakang
pendidikan, masa kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT. Indocitra Jaya
Samudra Negara-Bali Tahun
2013. Jurusan Pendidikan
Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

Notoatmodjo, S, (2010). Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ratih, W. (2013). Insentif Dan Kinerja
Kader Posyandu. Jurnal Kemas 9
(1):58-65.
Robbins S.P. (2013) Perilaku Organisasi. 9
ed. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai