Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KINEJA KADER KESEHATAN DENGAN KEPUASAN

MASYARAKAT TERHDAP PELAYANAN POSYANDU DI DESA


DARSONO JEMBER

Oleh:
Kutsyatul Hasanah, Asmuji, Elok Permatasri

Jl. Karimata 49 Jember Telp :(0331) 332240Fax :(0331) 337957 Email


:fikes@unmuhjember.ac.idWebsite :http://fikes.unmuhjember.ac.id

ABSTRAK

Kepuasan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan posyandu akan terkait


dengan kinerja kader kesehatan. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja kader kesehatan dengan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan posyandu. Populasinya adalah masyarakat yang
menjadi sarasaran posyandu di Desa Darsono dengan jumlah 536, sampel yang
diambil 54 responden yang diperoleh dengan teknik proportional random
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan skala likert. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 55,6% responden mengatakan kinerja kader
kesehatan dalam kategori cukup dan 74,1% responden mengatakan kurang puas
terhadap kinerja kader kesehatan. Hasil uji statistik Spearman rho menyatakan
bahwa terdapat hubungan dalam kategori kuat antara kinerja kader kesehatan
dengan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan posyandu (p value= 0,000; α=
0,05; r= 0,716). Semakin tinggi kinerja kader kesehatan semakin tinggi pula
kepuasan masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan kepada kader kesehatan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan serta fasilitas kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat

Kata Kunci: Kinerja; Kader Kesehatan; Kepuasan Masyarakat; Posyandu;

1
ABSTRACT

Public satisfaction upon receiving the services from Community based care
(Posyandu) is highly correlated with the performance of the healthcare agents.
This research employs cross sectional design, intended to find out the correlation
between the performance of healthcare (Posyandu). agents and public satisfaction
on the services of Community based care (The population of this research is the
entire target community at Darsono Village, numbering 536 individuals. Of that
number, 54 are taken as the sample by using proportional random sampling>
data collection is conducted using questionnaire of likert scale. The results of this
research reveal that 55,6% respondents express that the performance of the
healthcare agents is quite satisfactory, while 74,1% express their dissatisfaction
over the performance of the healthcare agents. The result of the statistical testing
using Spearman Rank rho reveal the significant strong correlation between the
performance of healthcare agents and public satisfaction over the services of
community based care (p value= 0,000; α= 0,05; r= 0,716). This translates as
the better performance the healthcare agents display, the higher satisfactory level
public will express. This research recommends healthcare agents improve both
quality and quantity of healthcare services, along with necessary improvement on
healthcare facilities in order to gear up public satisfaction, respectively.

Keywords: performance, healthcare agents, public satisfaction, community based


Care

2
PENDAHULUAN jumlah upaya kesehatan bersumber
A. Latar Belakang masyarakat (UKBM) di Indoneseia
Posyandu sebagai wadah sebanyak 289.635 posyandu.
pemberdayaan masyarakat sangat Berdasarkan data menurut provinsi
tergantung dari peran serta aktif Jawa Timur tercatat 46.179 posyandu
masyarakat. Sebagai penunjang (Kemenkes, 2014). Kabupaten
tumbuh dan berkemabangnya Jember memiliki 2.876 Posyandu
posyandu, peran kader sangat yang di jalankan oleh 14.380 orang
penting karena kader bertanggung kader Posyandu. Jumlah posyandu di
jawab dalam pelaksanaan program kecamatan arjara 43 posyandu. Di
Posyandu. Salah satu peran kader Desa Darsono terdapat 6 Posyandu
kesehatan dalam kegiatan posyandu dengan masing-masing 5 kader
adalah pemantauan status gizi bayi (Dinkes 2014).
atau BALITA (Bawah Lima Tahun) Berdasarkan hasil studi
secara dini dengan jelas. Hal ini pendahuluan yang diperoleh jumlah
secara langsung akan mempengaruhi sasaran Balita terdapat 486 balita,
tingkat keberhasilan program balita yang datang ke Posyandu 259
Posyandu khususnya dalam jadi D/S 53%. Jumlah ibu hamil 31
pemantauan tumbuh kembang balita. bumil, dan jumlah ibu nifas 15 bufas.
Begitu pentingnya Posyandu Penyuluhan sosial yang tidak pernah
dalam pemantauan kesehatan dasar dilakukan oleh kader, dan pemberian
masyarakat, sebagai kader makanan tambahan untuk balita
kesehatana seharusnya senantiasa hanya makanan ringan yang tidak
memberikan pelayanan secara jelas kandungan gizinya. Hal ini
optimal tanpa pamrih. Keaktifan didukung dengan hasil wawancara 6
kader kesehatan ini menjadi tolak kader dan 10 masyarakat di Desa
ukur kinerja kader dalam Darsono. 4 kader mengatakan bahwa
memberikan pelayanan kepada pelatihan kader selama ini dilakukan
masyarakat. Karena pelayanan yang oleh puskesmas frekuensi pelatihan
optimal akan memberikan dampak sesuai dengan dana yang ada, diluar
terhadap antusiame masyarakat itu kader jarang mengikuti pelatihan
dalam keikutsertaannya mengunjungi di luar puskesmas. Wawancara
posyandu. Peran serta aktif dengan masyarakat, 2 masyarakat
masyarakat dalam kegiatan Posyandu mengatakan puas terhadap kinerja
berkaitan dengan bagaimana peran kadernya, 3 masyarakat mengatakan
kader dalam menjalankan tugasnya. cukup puas terhadap kinerja
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kadernya, dan 5 masyarakat
Risqi (2013) yang menunjukkan ada mengatakan tidak puas terhadap
hubungan positif dan signifikan kinerja kadernya.
antara keaktifan kader kesehatan B. Tujuan Penelitian
dengan partisipasi ibu dalam 1. Tujuan Umum
pelaksanaan kegiatan Posyandu Mengevaluasi hubungan
dimana semakin aktif kadernya maka kinerja kader kesehatan
semakin tinggi pula partisipasi ibu dengan kepuasan masyarakat
balita dalam kegiatan Posyandu. terhadap pelayanan Posyandu
Berdasarkan data Kementrian di Desa Darsono
Kesehatan pada tahun 2014 tercatat 2. Tujuan Khusus
3
a. Mengidentifikasi kinerja reliability, assurance, emphaty, dan
kader kesehatan dalam tangible) terhadap pelayanan
memberikan pelayanan posyandu.
posyandu di Desa
Darsono. HASIL PENELITIAN
b. Mengindetifikasi kepuasan A. Data Umum
masyarakat terhadap 1. Karakteristik Responden
pelayanan posyandu di Berdasarkan Usia
Desa Darsono. Tabel 5.1 Distribusi
c. Mengindetifikasi Frekuensi Responden
hubungan antara kinerja Berdasarkan Usia di
kader kesehatan dengan Posyandu Desa Darsono (n =
kepuasan masyarakat 54)
terhadap pelayanan
Usia Frekuensi Persentase
posyandu di Desa
19 – 24 tahun 17 31,5
Darsono.
25 – 30 tahun 23 42,6
31 - 36 tahun 14 25,9
METODE PENELITIAN Total 54 100,0
Penelitian ini menggunakan
desain penelitiankorelasidengan
Berdasarkan tabel 5.1
pendekatancross sectiona lyang
di atas dapat diketahui
bertujuan untuk mengatahui
bahwa karakteristik
hubungan antara variabel independen
responden berdasarkan usia
(kinerja kader kesehatan) dengan
sebagian besar berumur 25 –
variabel dependen (kepuasan
30 tahun (42,6%).
masyarakat) terhadap pelayanan
Posyandu dengan menggunakan uji B. Data Khusus
korelasi Spearman Rank dengan 1. Kinerja Kader Kesehatan
ketentuan nilai α = 0.05 dan p value Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi
≤ α. Kinerja Kader Kesehatan di
Sampel pada penelitian ini Posyandu Desa Darsono (n = 54)
sebanyak 54 responden (masyarakat
yang menjadi sasaran Posyandu) Kinerja
dengan teknik pengambilan sampel Kader Frekuensi Persentase
Kesehatan
menggunakan proporsional random Kurang 7 13,0
sampling dari 6 posyandu.
Cukup 30 55,6
Teknik pengumpulan data Baik 17 31,5
menggunakan kuisioner dengan skala Total 54 100,0
likert yang berisi 22 pernyataan
dengan masing-masing pernyataan Berdasarkan tabel 5.2 di atas
memiliki 4 pilihan jawaban berupa: dapat diketahui bahwa sebagian
tidak pernah, kadang, sering dan besar masyarakat menilai bahwa
selalu. Kuisioner ini digunakan untuk kinerja kader dalam kategori cukup
mengukur kinerja kader kesehan (55,6%).
(sebelum hari buka posyandu, saat
hari buka posyandu dan setelah hari
buka posyadu) dan kepuasan
masyarakat (responsivennes,
4
A. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Kinerja Kader Kesehatan
2. Kepuasan Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa masyarakat yang
Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi
menilai kinerja kader kesehatan
Kepuasan Masyarakat di Posyandu
dalam kategori cukup sebesar 55,6%,
Desa Darsono (n = 54)
masyarakat yang menilai kinerja
Kepuasan kader kesehatan dalam kategori baik
Frekuensi Persentase
Masyarakat sebesar 31,5%, dan masyarakat yang
menilai kenirja kader kesehatan
Kurang Puas 40 74,1 dalam kategori kurang sebesar 13%.
Cukup Puas 14 25,9 Dari hasil tersebut dapat
Puas 0 0 menggambarkan mayoritas
Total 54 100,0 masyarakat menilai kinerja kader
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat kesehatan dalam kategori cukup.
diketahui bahwa Sebagian besar Menurut Wibowo, (2010) kinerja
masyarakat mengakatan kurang puas mempunyai makna yang lebih luas,
terhadap kinerja kader kesehatan bukan hanya hasil kerja, tetapi
(74,1%). termasuk bagaimana proses
pekerjaan berlangsung.
3. Hubungan Kinerja Kader Hal tersebut menggambarkan
Kesehatan Dengan Kepuasan sebuah proses yang dilakukan kinerja
Masyarakat kader kesehatan dalam pelayanan
Tabel 5.4 Hubungan Kinerja posyandu. Dalam hal ini kinerja
Kader Kesehatan Dengan kader dapat diukur pada saat proses
Kepuasan Masyarakat pelaksanaa sebelum hari buka
posyandu, saat hari buka posyandu,
dan setelah hari buka posyandu
Kinerja Kepuasan masyarakat (Kemenkes, 2011). Kader merupakan
kader P
kesehta
Kurang Cukup
Puas Total value
r penggerak dalam pelaksanaan
puas puas posyandu, pengelolaan sebuah
n
Kurang 7 0 0 7 posyandu dapat dikatakan bahwa
Cukup 29 1 0 30
0,000 0,716
keberhasilan posyandu sangat
Baik 4 13 0 17 ditentukan oleh kader kesehatan.
Total 40 14 0 54 Dalam penelitian ini diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 5.4 di atas masyarakat banyak yang menilai
menunjukkan bahwa kinerja kader kinerja dalam kategori cukup sebesar
kesehatan berhubungan dalam 55,6%.
kategori kuat dengan kepuasan Salah satu kemungkinan
masyarakat terhadap pelayanan penyebab kinerja kader kesehetan
posyandu (p value = 0,000; α 0.05; r dalam kategori cukup ialah faktor
= 0,716). Nilai r= 0,716 artinya sikap ini dilihat dari hasil
71,6% kinerja kader kesehatan pengumpulan data dimana dalam
berhubungan dengan tingkat sikap sebagian besar masyarakat
kepuasan masyarakat terhadap mengatakan kurang. Sikap secara
pelayanan posyandu. nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus
PEMBAHASAN
tertentu. Sikap belum merupakan
5
suatu tindakan atau aktifitas akan kegiatan setelah posyandu. Sebagian
tetapi merupakan tindakan besar masyarakat menilai jika
predisposisi atau perilaku masyarakat memiliki permasalahan
(Notoadmodjo, 2005). Sikap kader terkait kesehatan kader kurang sigap
kesehatan merupakan domain yang untuk megarahkan masyarakat ke
sangat penting sebagai dasar kader pelayanan kesehatan. Masyarakat
kesehatan dalam melakukan mengatakan kader tidak pernah
keaktifannya dalam meningkatkan melakukan kunjungan rumah jika
posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil masyarakat tidak datang pada saat
penelitian bahwa ada hubungan sikap posyandu (20%). Sehingga
kader dengan kinerja kader dalam masyarakat merasa kurang puas.
meningkatkan pelaksanaan posyandu Kader kesehatan merupakan
(Armydewi, 2011). penggerak posyandu, pengelolaan
Salah satu faktor yang menjadi posyandu dikatakan berhasil
tolak ukur kinerja kader dapat dilihat ditentukan oleh kinerja kader
dari usaha yang dilakukan kader kesehatan.
(Mathis, 2009). Usaha tersebut dapat 2 Kepuasan Masyarakat
meliputi kegiatan kader sebelum Berdasarkan hasil penelitian
pelaksanaan posyandu, saat dapat diketahui bahwa sebagian
pelaksanaan posyandu dan setelah besar masyararakat mengatakan
pelaksanaan posyandu. Dilihat dari kurang puas (74,1%), masyarakat
segi parameter kinerja kader yang mengatakan cukup puas (25%),
kesehatan, parameter dilihat dari dan tidak ada masyarakat yang
parameter saat hari buka posyandu mengatakan puas. Dari hasil
yaitu kegiatan kader yang bayak penelitian tersebut sebagian
dilakukan pada saat posyandu masyarakat mengatakan kuarang
sebesar 15,90% artinya dalam terhadap kinerja kader kesehatan.
pelaksanaan saat posyandu masih ada Kepuasan adalah tanggapan
suatu kegiatan yang belum seseorang terhadap kesesuaian
dilaksanakan oleh kader yaitu tingkat kepentingan dan harapan
kegitan penyuluhan (38,8%) (ekspektasi) sebelum mereka
masyarakat mengatakan penyuluhan menerima jasa pelayanan dengan
tidak pernah dilakukan oleh kader. sesudah pelayanan yang mereka
Kegiatan pada saat pelaksanaan terima. Sehingga kepuasan pengguna
posyandu dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan dapat
pelayanan terhadap masyarakat disimpulkan sebagai selisih kerja
sehingga masyarakat merasa puas intitusi pelayanan dengan harapan
terhadap kinerja kader kesehatan. hal pelanggan (pasien atau kelompok
ini sesuia dengan hasil penelitian masyarakat) (Muninjaya, 2011).
yang mengatakan bahwa kegiatan Kepuasan yang dirasakan masyarakat
dan pelayanan kader merupakan setelah mendapatkan pelayanan
salah satu faktor yang mempengaruhi posyandu diamana terdapat
kepuasan ibu di posyandu Wonorejo kesesuaian harapan dengan
(Kurniawati, 2008). kenyataan pelayanan yang diterima.
Parameter setelah hari buka Dalam penelitian ini (74,1%)
posyandu sebesar 14,70% artinya masyarakat maengatakan kurang
pelayanan setelah hari buka puas terhadap kinerja kader
posyandu kader kurang aktif dalam kesehatan.
6
Hal-hal yang menyangkut Pada aspek tangible (wujud
kepuasan atas pemenuhan kebutuhan nyata) dengan persentase sebesar
seseorang relatif sifatnya. Bahwa 15,80% artinya fasilitas fisik yang
manusia merupakan makhluk yang diberikan belum optimal. 24%
terus menerus memiliki masyarakat mengatakan bahwa
keinginankeinginan, segera apabila kadang-kadang kader memberikan
kebutuhan tertentu terpenuhi maka makanan tambahan yang sehat dan
kebutuhan lain muncul. Manusia bergizi terhadap balita. Seharusnya
secara terus menerus melakukan setiap kali posyandu makana
usaha-usaha untuk memuaskan tambahan yang diberikan adalah
kebutuhan-kebutuhannya. makanan sehat dan bergizi. Tangible
Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan Segala hal yang langsung
akan mempengaruhi perilaku dirasakan dan dinikmati masyarakat
masyarakat yang pada dasarnya melalui indra penglihatannya saat
merupakan konsumen jasa pelayanan menjadi pengunjung pelayanan
kesehatan. Masyarakat secara posyandu, dapat berupa fasilitas fisik
langsung terlibat dalam mendapatkan (kebersihan, ketersediaan), personil
dan menggunakan barang-barang (penampilan), dan media komunikasi
atau jasa, termasuk didalamnya (Parasuraman dalam Asmuji, 2014).
dalam proses pengambilan keputusan Pada tangible menggambarkan
pada persiapan dan penentuan suatu pelayanan kader seperti kenyamanan,
kegiatan. Sehingga peneliti pada kebersihan posyandun serta fasilitas
penelitian ini menggunakan aspek yang didapat pada pelaksanan
service quality dalam menilai sebelum, saat atau setelah posyandu.
kepuasan terhadap kinerja kader Parameter responsivennes
kesehatan, teori Parasuraman dalam (ketanggapan) diketahui dengan
Asmuji (2014) mengatakan bahwa persentase (16,80%) artinya pada
lima aspek dimensi kepuasan yaitu kesedian kader dalam memberikan
responsivennes, reliability, pelayanan masih ada yang belum
assurance, emphaty, tangible yang optimal salah satunya hari buka
sangat mepengaruhi kepuasan. posyandu yang tidak tepat waktu.
Parameter assurance (jaminan) Ketanggapan merupakan Kesediaan
dapat diketahui sebesar (15,60%) untuk membantu pelanggan dan
artinya sebagian besar masyarakan memberikan pelayanan yang cepat
mengatakan jaminan pelayanan yang (ada saat dibutuhkan) (Parasuraman
diberikan kader kurang 14.8% dalam Asmuji, 2014). Dimana
masyarakat mengatakan bawha kesiapan kader dalam memberikan
kadang-kadang kader tidah hadir atau pelayanan yang sesuai dengan
semua dalam kegitan posyandu. prosedur sehingga memenuhi
Assurance merupakan Kegiatan harapan pelanggan. Pada
untuk menjamin kepastian terhadap responsivenness menggambarkan
pelayanan yang diberikan kepada penyampain informasi, kegiatan yang
pengunjung (Parasuraman dalam teratur dan kegiatan kader.
Asmuji, 2014). Kecepatan atau Parameter Emphaty (15,06%)
kesigapan kader dalam menanggapi artinya sikap yang diberikan kader
keluhan masyarakat, informasi- terhadap masyarakat belum optimal.
informasi yang diberikan kader Sebagian besar masyarakat
terkait kesehatan. mengatakan tidak pernah
7
mendapatkan pujian dari kader Kekuatan korelasi dapat dilihat
karena hadir dalam kegiatan melalui nilai r yaitu sebesar 0,716
posyandu. Artinya sebagian besar yang memiliki arti bahwa kekuatan
masyarakat mengatakan sikap kader hubungan antar variabel adalah kuat
dalam memberikan pelayanan Arah korelasi pada hasil penelitian
kurang. Emphaty merupakan ini adalah positif (+) sehingga
kemampuan seseorang untuk semakin tinggi tingkat kinerja kader
mengenali, mempresepsi, dan kesehatan maka semakin tinggi pula
merasakan perasaan orang laim. kepuasan masyarakat.
Emphaty meliputi komunikasi serta Berdasarkan penelitian 71,6%
perhatian yang diberikan serta kinerja kader kesehatan berhubungan
kenyataan yang dikihat dan dirasan dengan tingkat kepuasan masyarakat
masyarakat (Ilyas, 2000). Emphaty terhadap pelayanan posyandu.
dalam penelitian ini merupakan Semakin kader aktif dalam kegiatan
aspek yang berpengaruh dalam serta bersikap ramah terhadap
kinerja, emphaty menggambarkan masyarakat maka akan semakin puas
bagaimana kader memberikan masyarakat dengan kinerja kader
perhatian pada masyarakat, sikap kesehatan. Hasil statistik parameter
ramah serta cara berkomunikasi reliability, tangible dan emphty
sehingga masyarakat merasakan memiliki mean yang tinggi yang
emphaty yang kader berikan. Tiga artinya ada hubungan dengan aspek
faktor tersebut mempengaruhi dimensi kepuasan. Hal ini sesuai
kinerja kader kesehatan terhadap dengan penelitian Parinduri (2009)
kepuasan masyarakat. Hal ini sesuai yang menyebutkan bahwa kepusan
dengan penelitian yang menyatakan pasien dipengaruhi oleh perilaku,
bahwa variabel emphaty dan tanggapan, dan perhatian perawat
kenyataan berpengaruh terhadap pada keluhan pasien.
kepuasan pasien rawat inap di Kuatnya hubungan antara kinerja
RSUD DR. H Soemano H, kader dengan kepuasan masyarakat
Kalimantan Timur (Hermanto dkk, disebabkan karena sikap merupakan
2010). cerminan dari persepsi kader
3. Hubungan Kinerja Kader terhadap tugas-tugas yang
Kesehatan dengan diembannya. Semakin baik sikap
Kepuasan Masyarakat kader maka kader memiliki persepsi
terhadap Pelayanan yang positif terhadap tugasnya
Posyandu di Desa Darsono sehingga kader dapat
Berdasarkan penilaian dari uji melaksanakannya dengan baik.
statistik korelasi Spearman rho Kondisi ini tentunya akan
diperoleh nilai P Value 0,000, meningkatkan kinerja kader.
dimana jika nilai tersebut Motivasi kader yang cukup besar
dibandingkan dengan nilai α, akan meningkatkan keaktifan kader
menunjukkan hasil P Value < α , dalam melaksanakan posyandu yang
yaitu 0,000 < 0,05 sehingga dapat berarti semakin baik kinerja kader.
disimpulkan bahwa H1 diterima yang Kehadiran kader di Posyandu di
artinya ada hubungan kinerja kader daerah penelitian masih perlu
kesehatan dengan kepuasan ditingkatkan lagi dengan
masyarakat terhadap pelayanan menurunkan angka putus kader
posyandu di Desa Darsono. Posyandu yang merupakan peran-
8
serta masyarakat bidang kesehatan merupakan aspek dimensi kepuasan
dimana tingginya angka putus yang terkait yang menjadi tolak ukur
disebabkan oleh motivasi kader. Hal dalam menilai kepuasan seseorang.
sesuai penelitian Widiastuti (2007), Hal ini sesuai dengan penelitian
tentang faktor –faktor yang Muhajiddah (2008) yang mengatakan
berhubungan dengan partisipasi bahwa terdapat hubungan yang
kader dalam kegiatan posyandu bermakna antara program program
diketahui bahwa ada hubungan pelayanan posyandu lansia terhadap
antara motivasi dengan kinerja kader kepuasan lansia Puskesmas Pangi
posyandu dengan p = 0,031. Kecamatan Parigi.
Motivasi kader terhadap masyarakat Faktor tangible merupaka
sangat penting bagi masyarakat melakukan kegiatan dan pelayanan
dalam pelayanan posyandu karena pada saat kegiatan posyandu
akan meningkatkan kehadiran berlangsung sesuai kebutuhan
masyarakat ke posyandu. Dalam dengan cepat. R tabngible dalam
penelitian ini 35,1% masyarakat kegiatan posyandu yang sangat
mengatakan bahwa motivasi kader drasakan seperti fasilitas dalam
terhadap masyarakat masih dalam kegiatan posyandu. Hal ini sesuai
kategori kurang. dengan penelitian Joharno dkk
Sikap kader kader memiliki (2008) yang menyataka bahwa ada
peranan terpenting dalam hubungan ketanggapan petugas
pelaksanaan psoyandu dibandingkan terhadap perwujudan dan mutu
dengan faktor yang lain, hal ini pelayanan yang cukup memberi
disebabkan karena sikap kader dalam indikasi bahwa berbagai upaya
memberikan pelayanan membawa peningkatan kemampuan kerja dan
dampak pada pelayanan yang respon semangat petugas perlu
diberikan kader dalam posyandu. mendapat perhatian dengan
Kader yang memiliki sikap yang melakukan pelatihan dalam
cukup tinggi akan membawa dampak pelayanan yang disesuaikan dengan
pada terpenuhinya seluruh kebutuhan masyarakat.
pelayanan, demikian pula sebaliknya Menurut Tjiptono (2008) ada tiga
sikap yang rendah menyebabkan macam kondisi yang dirasakan klien
kehadiran kader tidak bisa lengkap dengan perbandingan antara harapan
Hal ini sesuai deangan Penelitian dan kenyataan. Yang pertama jika
yang dilakukan oleh Dana (2007) harapan suatu kebutuhan sama
tentang upaya peningkatan peran dengan layanan yang diberikan maka
serta masyarakat melalui analisis klien akan merasa puas. Yang kedua
faktor sikap Posyandu di Wilayah jika layanan kurang atau tidak sesuai
Kerja Puskesmas Denpasar Timur I dengan kebutuhan atau harapan maka
Kota Denpasar. masyarakat tidak puas. Ketiga
Pelayanan merupakan suatu kepuasan klien merupakan
kegiatan atau urutan kegiatan serta perbandingan antara harapan yang
urutan kegiatan yang terjadi dalam dimiliki klien dengan kenyataan yang
interaksi langsung antara seseorang diteriama klien saat menerima jasa.
dengan orang lain secara fisik dan Dapat disimpulkan bahwa kinerja
menyediakan kepuasan pelanggan. dapat dijadikan tolak ukur dalam
responsivennes, reliability, menilai kepuasan masyarakat yang
assurance, emphaty, tangible merasakan pelayanan yang diberikan
9
oleh kader. Kepuasan yang dirasakan masalah yang terjadi dalam
oleh masyarakat merupakan harapan posyandu. Memberikan bimbingan
dan kenyataan yang dirasakan dalam bentuk penyuluhan terkait
terhadap apa yang didapatkannya masalah kehadiran masyarakat dalam
dalam kegiatan posyandu yang kegiatan posyandu dan peningkatan
dilaksanakan oleh kader. kinerja kader ksehatan. Yang kedua
B. Keterbatasan Penelitian sebagai edukator yaitu memberikan
Dalam penelitian ini peneliti masih pengetahuan tentang kesehaatan
menemukan keterbatasan dalam kepada masyarakat dalam upaya
penelitian diantaranya yaitu: meningkatakan kesehatan
1. Keterbatasan alat ukur masyarakat.
Dalam penelitian ini peneliti KESIMPULAN
membuat alat ukur sendiri, A. Kesimpulan
sehingga pada saat di uji
validitas realiabilitas ada Berdasarkan hasil penelitan yang
beberapa pernyataan yang tidak telah dilakukan terhadap 54
valid dan peneliti mebuang responden, dapat diambil
pernyataan yang tidak valid kesimpulan sebagai berikut:
karena jika pernyataan
1. Kinerja kader kesehatan di
diperbaiki harus di uji validitas
Desa Darsono sebagian besar
dan reliabilitas kembali
dalam kategori cukup.
membutuhkan waktu yang lama.
2. Masyarakat dalam pelayanan
C. Implementasi dalam posyandu di Desa Darsono
Keperawatan sebagian besar masyararakat
Hasil dari penelitian ini dapat mengatakan kurang puas
dijadikan acuan sebagai referensi terhadap pelayanan posyandu.
untuk meningkatkan kualitas dan 3. Ada hubungan kinerja kader
kuantitas layanan serta fasilitas kesehatan dengan kepuasan
kesehatan khususnya pelayanan masyarakat terhadap
keperawatan komunitas pada pelayanan posyandu di Desa
kegiatan pelaksanaan posyandu. Darsono
Dengan mengetahui hasil penelitian
ini dapat memberikan masukan pada B. Saran
puskesmas agar meningkatkan Berdasarkan Hasil penelitian yang
pelatihan terhadap kader. Sebagai telah dilakukan, disarankan kepada:
petugas kesehatan dapat memberikan 1. Pihak Puskesmas
edukasi terhadap kader dengan Pihak Puskesmas diharapkan
meningkatkan kinerja kader selalu mendukung terlaksananya
kesehatan. kegiatan posyandu baik dari segi
Penelitian ini dapat juga fasilitas maupun pelatihan kader
mengembangkan perawat terutama terutama pelatihan terkait tugas
dalam praktik keperawatan dan tanggung jawab kader
komunitas untuk memberikan posyandu untuk meningkatkan
pengalaman seta promosi kesehatan. kinerja kader yang lebih baik
ada beberapa peran perawat yang lagi kedepannya. Pelatihan dapat
pertama yaitu sebagai conselor yaitu dilakukan dengan mengacu pada
perawat membantu mengatasi modul yang telah dikeluarkan
10
Kemenkes RI. Selain itu Dana, P. 2007. Upaya Peningkatan
diharapkan pihak Puskesmas Peran Serta Masyarakat
untuk lebih memotivasi kader melalui analisis Faktor Sikap
dalam bekerja seperti Posyandu di Wilayah Kerja
memberikan penghargaan bagi Puskesmas Denpasar Timur I
kader terhadap pencapaian Kota Denpasar.
pekerjaan yang telah dilakukan Djuhaeni, H., Gondodiputro, S., &
kader, baik dalam bentuk Suparman, R. 2010. Motivasi
sertifikat ataupun dalam bentuk Kader Meningkatkan
yang lainnya. Keberhasilan Kegiatan
2. Petugas Kesehatan Posyandu. Majalah Kedokteran
Petugas kesehatan disarankan Bandung.
agar lebih meningkatkan Hermanto, et al. 2010. Presepsi Mutu
promkes terhadap kader Pelayanan dakam Kaitannya
kesehatan dalam peningkatan dengan Kepuasan Pasien Rawat
kempuan kader kesehatan Inap Kebidanan RSUD Dr. H
memberikan penyuluhan Sumarso Sastroatmodjo
terhadap masyarakat. Bulungan.
3. Kader Posyandu Joeharno, Burhanuddin G. 2008.
Responden disarankan untuk Faktor-Faktor yang
lebih meningkatkan kinerja dan Mempengaruhi Mutu Pelayanan
motivasinya dalam melakukan Kesehatan Rumah Sakit
tugas dan tanggung jawabnya Kemenkes. 2011. Pedoman Umum
sebagai seorang kader. Selain itu Pengelolaan Posyandu.
disarankan agar kader lebih rajin Jakarta: Kementrian Kesehatan
mengikuti kegiatan pelatihan RI
yang diadakan untuk menunjang . 2015. Data Dan
kegiatan posyandu. Informasi Tahun 2014 (Profil
4. Peneliti selanjutnya Kesehatan Indonesia).
Peneliti selanjutnya diharapkan Kurniawati. 2008. Beberapa Faktor
untuk mengembangkan ranah yang Berhubungan dengan
penelitian seperti pengaruh Kepuasan Ibu pengguna
kinerja kader terhadap Posyanndu di Posyandu
keberhasilan Posyandu. Wonorejo Kabupatan Bantul.
Mathis & Jackson. 2009. Human
DAFTAR PUSTAKA Resource Management. USA:
South-Westren Cengage
Asmuji. 2014. Manajemen Learning.
Keperawatan. Cetakan ke II. Muhajiddah, S. P. 2008. Hubungan
Yogyakarta: Ar-Rumedia Pelayanan Posyandu Lansia
Armydewi, Djarot, & Purwanti. dengan Tingkat Kepuasan
2011. Faktor-Faktor Yang Lansia di Wilayah Kerja Parigi
Berhubyngan Dengan Kinerja Kecamatan Parigi.
Kader Posyandu Balita Dalam Notoatmodjo, S. 2005. Pengantar
Pelaksanaan Posyandu Pendidikan Kesehatan. Jakarta:
Dikecamatan Mragen Rineka Cipta
Kabupaten Demak Tahun Suhat dan Hasanah. 2014. Faktor-
2011. faktor yang Berhubungan
11
dengan Keaktifan Kader dalam layanan Prima. Yogyakarta:
Kegiatan Posyandu (Studi di Andi Offset.
Puskesmas Palasari Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.
Kabupaten Subang). Jakarta: Rajawali pro
Tjiptono, F. 2008. Service
Management Mewujudkan

12

Anda mungkin juga menyukai