Dosen Pengampuh :
Paskah Rina Situmorang. S.kep.,Ns.,M.kep
Disusun Oleh :
FRONIKA HARAHAP
( 2014201023 )
S1 KEPERAWATAN
Mata Kuliah : Elektif I (Pendidikan Interprofesi)
1
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
ARTIKEL PENELITIAN
ABSTRAK
Posyandu memiliki peran penting dalam memonitor kesehatan masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil.
Kegagalan petugas dalam membangun komunikasi yang efektif dengan pengguna jasa posyandu dapat
berdampak buruk terhadap keberadaan posyandu. Kader dan petugas kesehatan Puskesmas Muara Siberut di
Kepulauan Mentawai sering kesulitan mengajak masyarakat agar rajin datang ke posyandu, sehlngga pencapaian
program (cakupan D/S) cenderung mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
komunikasi interpersonal tenaga kesehatan dalam kegiatan posyandu.Penelitian bersifat kualitatif, informan
adalah ibu pengunjung posyandu, kader, petugas kesehatan penanggungjawab wilayah posyandu dan tokoh
masyarakat. Pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam, FGD dan observasi partisipan. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis content. Hasil penelitian adalah komunikasi interpersonal tenaga
kesehatan dengan pengunjung posyandu tidak berjalan dengan baik, ditandai dengan persepsi negatif terhadap
komunikasi petugas, komunikasi tidak memberi dampak yang baik untuk masyarakat, gaya komunikasi satu arah,
serta interaksi menjadi hambatan komunikasi. Dinas Kesehatan perlu mengadakan pelatihan komunikasi untuk
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dan kader disarankan untuk memperbaiki sikap, menggunakan bahasa yang
bersahabat dalam melakukan komunikasi dengan klien. Tokoh masyarakat diharapkan ikut aktif dalam
mengawasi perkembangan posyandu.
ABSTRACT
Posyandu has important role in monitor health community especially child under five year and woman
pregnant. The failure of health provider in developing effective communication with users can adversely affect
the existence of posyandu. Health provider and cadre at Muara Siberut in the Mentawai Islands are often difficult
to invite users to come to posyandu, so the achievement of the program indicated by the scope of D/S trend to
decrease. This study aimed to describe the interpersonal communication of health provider in posyandu. The study
is qualitative, informant is mother who has child under 5 years (posyandu users), volunteers, health provider that
responsible for posyandu and community leaders. Collecting data by in-depth interviews, FGD and participant
observation. Data are analyzed by using content analysis. The results showed that interpersonal communication
health provider and users are not going well, characterized by negatlve perceptions of the communications officer,
communications do not give a good impact to users, the style of one-way communication, and there are any
barriers of interaction. Health officer needs to conduct communications training for health providers. Health
providers and volunteers are advised to improve the attitude, speak with all modesty to the client. Community
leaders are expected to participate actively in overseeing the development ofposyandu.
3
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
106
Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
menjadi penanggungjawab wilayah posyandu. selanjutnya petugas kesehatan akan memberi alasan
Informan berjumlah 4 orang yang menjadi untuk datang berkonsultasi ke polindes. Menurut
penanggungjawab wilayah posyandu di lokasi pengunjung posyandu, petugas kesehatan hampir
penelitian yaitu dari desa Puro, Mailepet, Muntei selalu melontarkan kata-kata kasar dan bentakan
dan Katurei. Pendidikan tertinggi informan 2 orang setiap kali kegiatan posyandu berlangsung. Namun
dari SPK, 1 orang dari D1 dan 1 orang dari D3 kader biasanya memberi pengertian pada
Kader posyandu merupakan anggota masyarakat bahwa petugas kesehatan bukanlah
masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki orang asli seperti mereka dan mereka mempunyai
waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu, gaya bahasa yang berbeda sehingga akhirnya
dan bekerja secara sukarela. Rata-rata setiap masyarakat dapat memahami gaya berbicara
posyandu mempunyai 5 orang kader yang aktif petugas kesehatan.
dalam kegiatan posyandu lebih dari 2 tahun. Sementara ketika dikonfirmasi dengan
Pengumpulan data melalui FGD, peneliti memilih 2 petugas kesehatan, mereka berkomunikasi seperti
orang kader tiap posyandu dan sepakat menentukan biasa ketika sehari-hari bergaul dengan teman, dan
jadwal dan tempat dilakukannya wawancara. Umur memberi jawaban sesuai dengan tugas mereka.
informan kader posyandu antara 29-45 tahun, Informan petugas kesehatan berpendapat bahwa
pendidikanterendah SD dantertinggi D3. dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak
Tokoh masyarakat berperan dalam semua harus dikomunikasikan dengan masyarakat
memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana karena ada beberapa hal yang sulit dimengerti oleh
untuk penyeleng garaan posyandu. Untuk masyarakat.
kepentingan penelitian informan tokoh masyarakat Dari observasi, dalam kegiatan posyandu
berasal dari Kaur Pemberdayaan Masyarakat dan petugas kesehatan hanya duduk pada meja finna
Desa (PMD) dari masing-masing lokasi penelitian. menunggu pengunjung membawa bayi untuk
Dua orang laki-laki dan dua lainnya perempuan. diimunisasi. Petugas jarang melakukan interaksi
Umur informan tokoh masyarakat antara 37 — 48 dengan masyarakat, tampaknya petugas kesehatan
tahun. Pendidikan terendah SLTA dan tertinggi S1. hanya menunggu masyarakat menyampaikan
keluhan atau masalah kesehatan yang mereka
Gaya Komunikasi Petugas Kesehatan hadapi. Saat memberikan nasehat kepada
Informan memberikan jawaban yang masyarakat, petugas kesehatan tidak menggunakan
beragam terhadap gaya komunikasi petugas bahasa persuasif yang dapat mengajak masyarakat
kesehatan di posyandu. Menurut pengunjung kearah yang lebih baik. Suasana bising yang
posyandu, petugas kesehatan irit bicara dan tidak timbul karena anak balita yang menangis,
berbasa-basi. Sedangkan yang lainnya berpendapat berteriak, dan suara ibu yang membujuk anaknya,
petugas tidak berkomunikasi kalau masyarakat tampaknya menimbulkan ketidaknyamanan
tidak bertanya. Sikap petugas kesehatan tidak petugas kesehatan terutama pada saat konseling,
merespon saat masyarakat memberikan pendapat sehingga petugas kesehatan membentak
dan memposisikan masyarakat agar hanya menjadi pengunjung posyandu agar dapat tenang.
pendengar pada waktu konseling. In form an p e n gu njun g p os yan d u
memberikan gambaran tentang gaya komunikasi
“si ibu kalan bicara maunya kita dengarkan petugas kesehatan di posyandu sebagai gaya
saja...kalan kita tanya lagi dijawab coba dulu komunikasi satu arah. Informan berpendapat
yang saya bilang tadi (ibu A, Posyandu Rosmawar) petugas kesehatan dominan menguasai komunikasi
yang berlangsung antara masyarakat dan petugas.
Tidak jauh berbeda dengan informasi dari Petugas tidak memberi kesempatan masyarakat ikut
pengunjung posyandu, menurut kader posyandu, berperan dalam mengatasi dan menemukan solusi
petugas kesehatan tidak suka masyarakat ikut untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami.
memberikan pendapat ketika berlangsungnya Nasehat dan pendapat petugas merupakan jalan
komunikasi, dan petugas hanya berbicara keluar yang harus dipatuhi oleh masyarakat.
seperlunya dengan masyarakat. Menurut kader saat Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Alven
memberikan pelayanan imunisasi petugas jarang (2008) yang dimuat dalam majalah informasi dan
melakukan komunikasi dengan pengunjung referensi promosi kesehatan bahwa dalam
posyandu. Kader lainnya menyebutkan apabila memberikan konseling di posyandu, petugas
petugas kesehatan sudah bosan mendengar keluhan kesehatan dominan menguasai pembicaraan dan
pengunjung posyandu yang tetap sanna, maka tidak memberikan kesempatan masyarakat untuk
107
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
108
Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
penelitian Sugianto (2010) di Unit Pelaksana Teknis mengungkapkan apa yang telah mereka lakukan
(UPT) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sehubungan dengan kesehatan mereka. Pengunjung
Caringin Bandung, tentang tanggapan pasien posyandu merasa apa yang disampaikan oleh
terhadap komunikasi antarpersonal tenaga petugas kesehatan sudah pernah dilaksanakan oleh
kesehatan saat memberikan konseling, iklim saat informan tapi tidak menampakkan hasil yang baik
konseling serta waktu yang diberikan tenaga bagi kesehatan anaknya, sementara informan
kesehatan saat koseling dirasakan sesuai harapan mengharapkan petugas memberi jalan keluar dari
pasien dan pasien menilai pesan tenaga kesehatan di permasalahan yang dihadapinya. Informan lain
dalam menyampaikan informasi cukup jelas dan memberi pendapat bahwa komunikasi dengan
sesuai kebutuhan pasien". petugas memberikan hasil yang positif untuk
Menurut Rakhmat (2003)" persepsi adalah: kesehatan anaknya, walaupun saat memberikan
pandangan personal/klien terhadap suatu kejadian. informasi tersebut petugas kesehatan tetap dengan
Persepsi merupakan salah satu faktor yang bahasa yang tidak bersahabat, tapi informan merasa
mempengaruhi komunikasi interpersonal. Persepsi bahwa yang disampaikan petugas adalah hal yang
dipengaruhi oleh pengalaman, motivasi dan penting untuk kesehatan. Informan menginginkan
kepribadian. Dalam komunikasi interpersonal, adanya kerjasama dalam mencari jalan keluar dari
kepribadian seseorang sangat penting. Kalau kita setiap masalah kesehatan yang mereka hadapi.
menyukai seseorang, akan cenderung melihat Hasil FGD dengan kader memberijawaban
segala hal yang berkaitan dengannya, positif. yang sama dengan pengunjung posyandu. Kader
Sebaliknya, kalau kita tidak menyukainya, kita akan menyatakan sebaiknya informasi yang diberikan
melihat segalanya secara negatif. Dengan demikian petugas haruslah disesuaikan dengan kondisi
bisa dimengerti orang yang memiliki kepribadian masyarakat Mentawai, karena kadang — kadang
yang menarik bagi orang lain akan mempermudah pesan kesehatan yang disampaikan petugas terlalu
memberikan pendapat dan sikapnya pada orang berlebihan sehingga tidak terjangkau oleh
tersebut demikian sebaliknya. Jika orang saling masyarakat, akibatnya pesan kesehatan tersebut
menyukai ia akan mengembangkan komunikasi tidak m emb awa man faat bagi kes ehatan
yang menyenangkan dan efektif. Orang akan masyarakat.
merasa senang dan nyaman jika berada di antara
orang-orang yang disukai. Sebaliknya akan merasa ....karena tidak ada jawaban yang benar-benar kan
tegang dan resah bila berada di antara orang-orang akhirnya tidak membawa perubahan sama
yang tidak disukai serta ingin mengakhirinya. anak... ’(JR, kader Posyandu Rosmawar)
Persepsi negatif yang sudah terbentuk
terhadap petugas kesehatan adalah: kasar, Sementara petugas kesehatan berpendapat
berbicara dengan bahasa yang tidak bersahabat. bahwa ketika memberikan konseling kesehatan,
Hal ini tentu saja membuat jarak antara masyarakat masyarakat tidak memberikan respon yang positif.
dan tenaga kesehatan. Sementara dalam profesi Nasehat yang diberikan tidak dilaksanakan klien
kesehatan, komunikasi menjadi lebih sehingga masalah kesehatan yang dihadapi klien
bermakna karena m e r u p a k a n m e t o d e u t a tidak membawa perubahan. Petugas kesehatan juga
m a d a 1 a m mengimplementasikan promosi berpendapat masyarakat sangat tergantung dengan
kesehatan. Untuk itu tenaga kesehatan bantuan pemerintah. Masalah yang sering muncul di
memerlukan kemampuan kliusus yang mencakup posyandu adalah gizi anak yang tidak mencukupi
keterampilan, intelektual, teknikal dan sehingga berat badan anak tidak naik. Untuk
interpersonal yang tercermin dalam perilaku menyelesaikan masalahnya tersebut, masyarakat
“caring” dalam berkomunikasi dengan klien. berpendapat bahwa pemerintah harus membantu
Timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap masyarakat dalam hal pemenuhan gizi anak.
gaya komunikasi petugas kesehatan sering membuat masyarakat menginginkan semua diberikan gratis,
gagalnya pesan kesehatan menghasilkan perubahan dibantu pemerintah dan tidak mau mengusahakan
perilaku masyarakat. sendiri walaupun itu untuk anaknya. Masalah-
masalah di atas membuat salah satu informan
Efektifitas Komunikasi Interpersonal Petugas petugas kesehatan apatis dan mengungkapkan
Kesehatan kekesalannya:
I n fo r man p en g unj un g p o s yan “eeeeh kalau saya sudah bosan kasih saran untuk
du mengungkapkan bahwa ketika mereka... dilaksanakan syukur tak didengar juga tak
berkomunikasi dengan petugas kesehatan apa-apa...yang rugi juga bukan kita” (DS, petugas
mereka merasa diintervensi dan tidak diberi
kesempatan untuk
109
Jumal ICesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, N o.2
110
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Yol. 6, No.2
111
JurnaJ Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
Daftar Pustaka
112