Anda di halaman 1dari 7

KARYA ILMIAH

HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN


PENINGKATAN JUMLAH IMUNISASI BALITA
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PALAKKA
KABUPATEN BONE

ILHAM DEWA DHIATULLAH AL MALIK


1614201001

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi ahli teknologi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana yang dilaksanakan

oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan

pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan (Fallen dan Dwi,

2010). Menurut Departemen Kesehatan RI (2011), Posyandu merupakan salah

satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memperdayakan masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar. Posyandu meliputi 5

program prioritas (KB, KIA, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare).

Perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan posyandu sangat

dipengaruhi oleh peran serta masyarakat diantaranya adalah kader. Kader

adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat

dan dapat bekerja secara suka rela. Sedangkan kader kesehatan adalah tenaga

kesehatan yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu yang tumbuh

ditengah-tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan,

meningkatkan dan membina kesejahteraan untuk melaksanakan tugas-tugas

kemanusiaan. Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan (Fallen

dan Dwi, 2010).


Peran kader sangat penting karena kader yang bertanggung jawab

dalam pelaksanaan program posyandu dan fungsi kader terhadap posyandu

sangat besar yaitu mulai dari tahap perintisan posyandu, penghubungan

dengan lembaga yang menunjang penyelenggaraan posyandu, sebagai

perencana pelaksana dan sebagai pembina serta sebagai penyuluh untuk

memotivasi masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan posyandu di

wilayahnya (Depkes RI, 2011). Cakupan imunisasi lengkap pada anak umur

12-23 bulan, yang merupakan gabungan dari satu kali imunisasi HB-0, satu

kali BCG, tiga kali DPT-HB, empat kali polio, dan satu kali imunisasi

campak.

Cakupan imunisasi lengkap cenderung meningkat dari tahun 2007

(41,6%), 2010 (53,8%), dan 2013 (59,2%) (Riskesdas, 2013). Presentase

imunisasi pada anak umur 9 bulan menurut masing-masing Provinsi di

Indonesia tahun 2013, imunisasi blita tertinggi terdapat di Provinsi DI

Yogyakarta (98,1%), Sulawesi Selatan (94,9%), dan yang paling terendah

yaitu di Provinsi Papua (56,8%) (Riskesdas, 2013). Cakupan imunisasi di

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012, Kab. Bone (95,2%), Kab. Wajo

(92,3%), Kab soppeng (91,3%), Kab. Barru (88,6%) (Badan Pusat Statistik

Provinsi Sulawesi Selatan,2013).


Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Kab. Bone wilayah kerja

puskesmas palakka kabupaten bone yang memiliki peningkatan jumlah

imunisasi balita, disini peneliti hanya melakukan penelitian yang akan

dilaksanakan di Puskesmas Palakka dengan jumlah 1 Posyandu dengan jumlah

40 kader, kader yang aktif melaksanakan kegiatan Posyandu sebanyak 30

kader. Jumlah sasaran bayi dan balita sebanyak 80, dan jumlah ibu yang

datang ke posyandu pada tahun 2014 sampai 2015 berjumlah 100 ibu.

Partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan Posyandu ternyata masih sangat

kurang (Laporan Puskesmas Palakka, 2014).

Dari hasil observasi dan wawancara pada masyarakat tentang peran

kader Posyandu dalam pelaksanaan Posyandu dikatakan masih kurang,

dimana sebagian kader belum optimal memberikan motivasi kepada ibu balita

terutama yang tidak hadir dalam pelaksanaan Posyandu. Dari hasil wawancara

juga dengan 7 kader bahwa ketidakaktifan kader dikarenakan ada beberapa hal

yaitu, sudah mendapatkan pekerjaan ditempat lain, ada yang merasa jenuh,

dan ada kader yang mengharapkan insentif dari pemerintah atau insetifnya

dinaikkan. Setiap kader Posyandu memiliki pengetahuan, sikap dan motivasi

yang berbeda dalam pelaksanaan Posyandu. Kondisi ini berdampak pada

kualitas pelayanan Posyandu (Notoatmodjo 2003). Berdasarkan uraian di atas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Peran

Kader Posyandu Dengan Peningkatan Jumlah Imunisasi Balita Di

Wilayah Kerja Puskesmas Palakka Kabupaten Bone”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memfokuskan rumusan

permasalahan yaitu apakah ada Hubungan Peran kader Dengan Peningkatan

Jumlah Imunisasi Balita Di Wilayah Puskesmas Palakka Kabupaten Bone ?”.

C. Tujuan Peneletian

1. Tujuan Umum

Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui Hubungan Peran kader

Dengan Peningkatan Jumlah Imunisasi Balita Di Wilayah Puskesmas

Palakka Kabupaten Bone.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasinya Peran Kader Posyandu Di Wilayah Kerja

Puskesmas Palakka, Kabupaten Bone.

b. Teridentifikasinya Peningkatan Jumlah imunisasi Balita pada

Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Palakka Kabupaten Bone.

c. Teridentifikasinya Hubungan Peran Kader dengan peningkatan jumlah

imunisasi balita di Wilayah Kerja Puskesmas palakka Kabupaten

Bone.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat bermanfaat terhadap instansi terkait dalam Hubungan

Peran Kader Posyandu dengan Peningkatan Jumlah Imunisasi Balita Di

Wilayah Kerja Puskesmas Palakka Kabupaten Bone.

2. Manfaat Teoritis

Sebagai suatu proses pengalaman pertama dijadikan penelitian untuk

menambah wawasan yang bersifat teoritis dan ilmiah tentang Hubungan

Peran Kader Posyandu dengan Peningkatan Jumlah Imunisasi Balita Di

Wilayah Kerja Puskesmas Palakka Kabupaten Bone.

Anda mungkin juga menyukai