Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMADAM KEBAKARAN, BPBD, PMI,


BASARNAS, RUMAH SAKIT

OLeh:

IRAWATI
154201004

STIKES PUANGRIMAGGALATUNGBONE
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-

Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemadam Kebakaran,

Bpbd, Pmi, Basarnas, Rumah Sakit”.Makalah ini diajukan guna memenuhi

tugas Mata Kuliah Keperawatan gawat darurat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan

kita semua.

Pattiro Bajo, Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................. 3

C. Manfaat ................................................................................................ 4

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian ....................................................................................... 5

B. Etiologi ........................................................................................... 5

C. Epidemiologi .................................................................................. 6

D. Patofisiologi ................................................................................... 6

E. Manifestasi klinis ........................................................................... 7

F. Komplikasi .................................................................................... 8

G. Pencegahan.............................................................................. 9

H. Penatalaksanaan ............................................................................. 10

III. PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12

B. Saran ..................................................................................................... 12

C. Dokumentasi................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien post operasi Benigna Prostat Hiperplasia dengan gangguan
ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh.
2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.
2) Penulis mampu merumuskan diagnosa kepearawatan pada klien dengan
gangguan kebutuhan dasar nutrisi.
3) Penulis mampu melakukan penyusunan rencana asuhan pada klien dengan
gangguan kebutuhan dasar nutrisi.
4) Melakukan implementasi pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.
5) Mengidentifikasi evaluasi pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.

C. Manfaat Penulisan

1. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam pengembangan teori
kebutuhan dasar nutrisi.
2. Bagi Praktik Keperawatan

1
Berguna bagi pelayanan keperawatan khususnya dalam memberikan
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi,
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dan diharapkan
dapat diaplikasikan ditatanan kesehatan.
3. Bagi Penulis
Penulisan karya tulis ilmiah ini bermanfaat menambah ilmu. Penulis
melakukan pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi yang
benar dan dapat menyelesaikan setiap permasalahan keperawatan dan
menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan NANDA dan
mengaplikasikannya. Dan dengan penulisan karya tulis ini Penulis dapat lebih
mengetahui bagaimana memberikan intervensi dan melakukan implementasi
keperawatan yang benar sesuai dengan NIC dan NOC.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Damkar

1. Pengertian Damkar
Pemadam kebakaran disingkat Damkar, Branwir (dari Bahasa
Belanda " Brandweer"), atau PMK adalah orang atau pasukan yang
bertugas memadamkan kebakaran, melakukan penyelamatan, dan
menanggulangi bencana atau kejadian lainya.[1] Petugas pemadam
kebakaran selain terlatih untuk menyelamatkan korban dari kebakaran atau
melakukan pemadaman, juga dilatih untuk menyelamatkan korban-
korban bencana seperti kecelakaan lalu lintas, gedung
runtuh, banjir, gempa bumi, dll. Dilain hal, mereka juga ditugaskan untuk
melakukan tugas-tugas penyelamatan yang tidak menyangkut adanya
kebakaran seperti pengevakuasian sarang tawon, menyelamatkan korban
bunuh diri, menyelamatkan orang atau hewan yang terjebak,
menanggulangi pohon tumbang, dll. Pemadam kebakaran juga terkadang
ditugaskan untuk memberi sosialisasi dan pendidikan kepada rakyat sipil
tentang kebakaran dan cara menanggapinya.
2. Tupoksi (Tugas, Pokok Dan Fungsi) Damkar
a. Tugas
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan mempunyai tugas
melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang Ketenteraman dan
Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat sub Kebakaran yang
menjadi kewenangan Kota dan Tugas Pembantuan yang diberikan
kepada Kota.
b. Fungsi
1) perumusan kebijakan di bidang Ketenteraman dan Ketertiban
Umum serta Perlindungan Masyarakat sub Kebakaran;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang Ketenteraman dan Ketertiban
Umum serta Perlindungan Masyarakat sub Kebakaran;
3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Ketenteraman dan
Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat sub Kebakaran;

3
4) pelaksanaan administrasi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait
dengan tugas dan fungsinya.
c. Kewenangan
1) pencegahan, pengendalian, pemadaman, penyelamatan dan
penanganan bahan berbahaya dan beracun kebakaran dalam Daerah
Kota;
2) inspeksi peralatan proteksi kebakaran;
3) investigasi kejadian kebakaran;dan
4) pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan kebakaran.

B. BPBD
1. Pengertian
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga
pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan
bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dengan
berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. BPBD dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2008, menggantikan Satuan Koordinasi Pelaksana
Penanganan Bencana (Satkorlak) di tingkat Provinsi dan Satuan
Pelaksana Penanganan Bencana(Satlak PB) di tingkat Kabupaten / Kota,
yang keduanya dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun
2005.
2. Tupoksi (Tugas, Pokok Dan Fungsi) BPBD
BPBD merupakan unsur pendukung tugas Bupati dalam penyelenggaran
Pemerintahan Daerah di bidang penanggulangan bencana, yang dipimpin
oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati. BPBD sebagaimana dimaksud diatas, mempunyai tugas :

4
a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,
rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;
b. menetapkan standarisasi, serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala
Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam
kondisi darurat bencana;
f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang, serta
mempertanggungjawabkan penggunaannya;
g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, BPBD


mempunyai fungsi :

a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan


penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan
efisien;
b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

C. PMI
1. Pengertian
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi
perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial
kemanusiaan. PMI selalu mempunyai tujuh prinsip dasar Gerakan

5
Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan,
kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan
kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat
provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh
Indonesia. Palang Merah Indonesia tidak memihak golongan politik, ras,
suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam
pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan
korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan
jiwanya.
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial
kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana
dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang
telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958
melalui UU No 59.
2. Tupoksi (Tugas, Pokok Dan Fungsi) PMI
a. Tugas
1) Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
2) Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
3) Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
4) Pelayanan transfusi darah (sesuai dengan Peraturan Pemerintah no
18 tahun 1980)
b. Kewenangan
1) Menentukan keputusan berkenan dengan kebijakan pelayanan dan
pengembangan Bank Darah.
2) Mengusulkan rencana/program pengembangan BDRS sesuai
kebutuhan.
3) Memberikan teguran dan peringatan kepada staf/karyawan yang
tidak disiplin dan akan meneruskan kepada Kepala Bidang
Penunjang Medis jika teguran terakhir tidak diindahkan.
4) Mengajukan permintaan bahan dan perlengkapan ALKES
(logistik).
5) Menolak sampel pemeriksaan rujukan dari luar yang tidak layak
periksa dan merekam alasan penolakan.
6) Merekam daftar hadir staf, membina dan menjaga disiplin kerja
BDRS.

6
D. Basarnas
1. Pengertian
Badan Nasional Pencarian dan
Pertolongan (disingkat BASARNAS) adalah Lembaga Pemerintah
Nonkementerian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pencarian dan pertolongan (Search And Rescue/SAR). Sebelumnya
BNPP bernama Badan SAR Nasional (Basarnas).
2. Tupoksi (Tugas, Pokok Dan Fungsi) PMI
a. Tugas
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43Tahun 2005
Tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Perhubungan, Badan
SAR Nasional mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan,
pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and Rescue (SAR)
dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau
dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan
atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam
penanggulangan bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan
SAR Nasional dan Internasional.
b. Fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR


dan pembinaan operasi SAR;
2) Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR;
3) Pelaksanaan tindak awal;
4) Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya;
5) Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang
dimiliki oleh instansi dan organisasi lain;
6) Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di
dalam maupun luar negeri;
7) Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR
8) Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.

E. Rumah Sakit
1. Pengertian
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

7
rawat jalan dan gawat darurat”. Sedangkan pengertian rumah sakit
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang
sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.
Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis
pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan
kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para
medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi
bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan
sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan
kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.

2. Tenaga medis
a. Dokter
1. Tugas Pokok
1) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan serta konsultasi medis
pada pasien di Puskesmas
2) Memberikan pelayanan rujukan medis serta surat-surat yang
berhubungan dengan hasil pemeriksaan kesehatan
3) Bertanggung jawab dan melaporkan kegiatan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan kepada Kepala Puskesmas.
4) Bersama dengan Kepala Puskesmas melaksanakan fungsi
manajemen Puskesmas
5) Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan
6) Melaksanakan UKM di posyandu balita, lansia dan kelompok
masyarakat
7) Meningkatkan upaya kesehatan dilingkungan sekolah dengan
jalan penyuluhan, pembinaan kader UKS, dokter kecil, sekolah
sehat.
8) Membantu menyusun laporan tahunan, profil kesehatan
puskesmas.

8
9) Berperan serta dan bertanggung jawab dalam program 5 bebas
(bebas asap rokok, bebas sampah, bebas air tergenang,, bebas
semak, bebas debu)
10) Berkoordinasi lintas program dan lintas sektor serta menghadiri
pertemuan-pertemuan kedinasan yang diperintahkan atasan
11) Mengikuti seminar profesi atau kursus atau pelatihan dalam
rangka peningkatan mutu SDM.
12) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Fungsi pokok
Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM).

b. Perawat
1. tugas Pokok dan Fungsi perawat
1) Melaksanakan tugas Asuhan Keperawatan (Askep) didalam gedung
maupun diluar gedung.
2) Berkolaborasi dengan Dokter dalam pelayanan pengobatan pasien baik di
Puskesmas induk Puskesmas Pembantu, Pukesmas Keliling dan
Poskesdes ".
3) Bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang BP dan
ruang perawatan dan Bertanggung #awab atas pemeliharaan
dan pengamanan alat medis dan non medis di ruang BP dan
ruang perawatan .
4) Membantu kegiatan lintas program antara lain dalam kegiatan
pemberantasan penyakit menular Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dan
kegiatan lapangan lainnya.
5) Melaksanakan kegiatan Puskesmas diluar gedung.
6) Membantu pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia.
7) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat peren*anaan kegiatan.
8) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan.
9) Melaksanakan kegiatan pelayanan pos M-B& di Puskesmas.
10) Membantu pelaksanaan pela*akan kelainan mata!#iwadan tumbuh
kembang anak balita
c. Bidan
1. Tugas pokok dan fungsi bidan
a) Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (Ante Natal
Care)
b) Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin
(Post Natal Care)
c) Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir
(kunjungan neanatal)

9
d) Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di
wilayah kerja puskesmas.
e) Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi
dan kebidanan.
f) Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada
wanita usia subur (WUS).
g) Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil
risiko tinggi (bumil risti)
h) Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada
kasus kematian ibu dan bayi.
i) Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu
pelayanan puskesmas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Benign Prostatic Hyperplasia ( BPH ) merupakan pertumbuhan berlebihan

dari sel-sel prostat yang tidak ganas dan biasa menyerang pria diatas 50

tahun. Penyebab BPH tidak diketahui, tetapi mungkin akibat adanya perubahan

kadar hormon yang terjadi karena proses penuaan. Gejala dan tanda-tanda dari

BPH yaitu sering buang air kecil, tergesa-gesa untuk buang air kecil, buang air

kecil malam hari lebih dari satu kali, sulit menahan buang air kecil, pancaran

melemah, akhir buang air kecil belum terasa kosong, menunggu lama pada

permulaan buang air kecil, harus mengedan saat buang air kecil, buang air kecil

terputus-putus, dan waktu buang air kecil memanjang yang akhirnya menjadi

retensi urin dan terjadi inkontinen karena overflow. Penatalaksanaan BPH berupa

watchful waiting, medikamentosa, terapi bedah konvensional, terapi minimal

10
invasif, dan farmakoterapi. Prognosis BPH tidak dapat diprediksi, tetapi dapat

dikatakan buruk jika tidak segera ditangani karena dapat berkembang menjadi

kanker prostate yang bersifat mematikan. Upaya pencegahan BPH adalah dengan

menjalankan pola hidup sehat. Di antaranya mengonsumsi buah-buahan yang

kaya akan antioksidan seperti tomat, alpokat, kacang-kacangan, dan

mengkonsumsi makanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan akan zat-zat gizi

esensial, vitamin dan mineral.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengerti konsep Sinusitis serta

dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada.

2. Sebaiknya dalam menulis makalah digunakan berbagai literature agar bahan

tulisan lebih lengkap.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton, dkk. 2006. “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”. Edisi 9. Jakarta :
EGC,
Sylvia A. Price, dkk. 2006. “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit”. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGC (diinternet Pdf, selasa 15:30)

12

Anda mungkin juga menyukai