Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELOMPOK II

IRAWATI
HAMKA
EVI YULIANTI
ENI

STIKES PUANGRIMAGGALATUNG BONE


2018
A.Teori model keperawatan komunitas

Terdapat beberapa model keperawatan komunitas diantaranya yaitu :

1. MODEL SISTEM IMOGENE M. KING (1971)


Komunitas merupakan suatu system dari subsistem keluarga dan supra
sistemnya adalah system sosial yang lebih luas. Adanya gangguan atau stressor
pada salah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas, misalnya adanya
gangguan pada salah satu subsistem pendidikan, dimana masyarakat akan
kehilangan informasi atau ketidaktahuan.

2. MODEL ADAPTASI C. ROY (1976)


Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah
untuk mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive
pada komunitas.
Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adapti
3.MODEL “SELF CARE” D.E OREM (1971)
Model ini tepat digunakan untuk keperawatan keluarga karena tujuan akhir dari
keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya
kesehatan yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu : Mengenal
masalah, Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, Merawat anggota
keluarga yang mengalamai gangguan kesehatan, Memodifikasi lingkungan
yang dapat menunjang kesehatan, dan Menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan secara tepat.
B. KONSEP PROMOSI KESEHATAN DAN PROGRAM PROMOSI

1. Definisi Promosi Kesehatan


Adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. (Lawrence
Green, 1984)
Promosi Kesehatan adalah Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol
terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984)

2. Sasaran Promosi Kesehatan


Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misalnya : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui,
anak sekolah.
Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh
agama
Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke
daerah
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN MENCAKUP 4 ASPEK PELAYANAN

1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif


Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada kelompok orang
sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan preventif adalah kelompok orang
sehat juga terutama yang beresiko tinggi (higt risk) misalnya kelompok ibu hamil dan
menyusui, para perokok, kelompok obesitas, para pekerja sex. Tujuan promosi kesehatan
pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh atau
menjadi/ terkena sakit.
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan kuratif adalah para penderiita penyakit
(pasien) terutama untuk penderita penyakit-penyakit kronis seperti asma, diabetes melitus,
tubercolosis, rematik, hipertensi. Tujuan promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar
kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah.
4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan rehabilitatif adalah kelompok penderita
atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama promosi kesehatan pada
tingkat ini adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya dan atau mengurangi
kecacatan seminimal mungkin.Promosi kesehatan pada tingkat ini adalah pemulihan dan
mencegah kecacatan akibat penyakit (tertiery prevention)
C. CONTOH KASUS YANG ADA DI PUSKESMAS DAN PENANGGULANGANNYA
Kematian Ibu Akibat Melahirkan
Saat ini, angka kematian ibu ketika melahirkan sudah mengalami penurunan. Namun,
jumlahnya tetap masih jauh dari target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh
kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak
sehat, dan faktor-faktor lainnya.
Menurut data, penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi kehamilan dan
perdarahan postpartum. Selain itu, kondisi yang sering kali menyebabkan kematian ibu
adalah penanganan komplikasi, anemia, diabetes, malaria, dan umur yang terlalu muda.
Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah tengah menggencarkan program
pembangunan puskesmas, diiringi pula dengan peningkatan kualitas pelayanannya.
Pemerintah juga sedang menciptakan pola keanekaragaman makanan untuk gizi ibu
hamil. Program KB yang dicanangkan juga digunakan untuk menurunkan angka
kematian ibu.
D. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Strategi pemerintah dalam memberantas penyakit menular adalah


dengan meningkatkan vaksin dan imunisasi, seperti polio, campak, difteri,
pertusis, hepatitis B, dan tetanus. Strategi ini terbukti ampuh, karena pada tahun
2014 Indonesia sudah dinyatakan bebas polio.
Untuk mengendalikan penyakit menular seperti HIV/AIDS, pemerintah
mengadakan sejumlah persiapan yang mencakup tata laksana penanganan
pasien, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan (khususnya rumah sakit),
dan laboratorium kesehatan.
Selain itu, untuk menurunkan tingginya risiko penyakit menular,
pemerintah juga mengembangkan Early Warning and Respons System (EWARS)
atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Melalui sistem EWARS ini,
diharapkan ada peningkatan dalam deteksi dini dan respons terhadap
peningkatan tren kasus penyakit tertentu.
Sistem tersebut juga semakin digencarkan karena banyaknya penyakit baru yang
bermunculan, seperti SARS dan flu burung. Penyakit-penyakit baru ini pada
umumnya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang berasal dari binatang.
E. STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut ANA (2004), standar praktik keperawatan dapat dibagi dalam 16 standar
dengan membagi dalam kompetensi perawat komunitas generalis dan spesialis. Berlkut
adalah penjelasan mengenai standar praktik keperawatan menurut ANA.
STANDAR 1: PENGKAJIAN
Perawat kesehatan komunitas mengkaji status komunitas menggunakan data,
identifikasi sumber sumber yang ada di komunitas, masukan dari komunitas dan
pemangku kepentingan (stakeholder) lain, serta penilaian profesional,
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengumpulkan data dari berbagai surnber yang berhubungan dengan masyarakat skala
luas atau komunitas khusus.
STANDAR 2: PRIORITAS DAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
Perawat kesehatan komunitas menganalisis pengkajian data untuk menentukan
prioritas atau diagnosis komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas :
Mendapatkan prioritas atau diagnosis komunitas berdasarkan pengkajian data seperti
input dari komunitas.
Menganalisis data yang berhubungan dengan akses dan penggunaan pelayanan
kesehatan
STANDAR 3: IDENTIFIKASI HASIL
Perawatkesehatan komunitas mengidentifikasi hasilyang diharapkan untuk
merencanakan berdasarkan prioritas atau diagnosis komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Melibatkan komunitas, profesional lain, organisasi, dan pemangku kepentingan
dalam merumuskan hasil yang diharapkan.
Memperoleh kompetensi budaya yang diharapkan dari diagnosis.
Mempertimbangkan kepercayaan dan nilai komunitas, risiko, keuntungan, biaya..
bukti i1miah terkini, dan keahlian ketika merumuskan prioritas dan hasil yang
diharapkan.
STANDAR 4: PERENCANAAN
Perawat kesehatan komunitas mengembangkan perencanaan untuk
mengidentifikasi strategi, rencana tindakan, dan alternatif untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengembangkan komunitas yang berfokus pada perencanaan untuk pelayanan
yang berhubungan dengan kesehatan berdasarkan pengkajian prioritas kebutuhan
dan risiko kesehatan.
Memasukkan pendekatan promosi dan pemulihan kesehatan; pencegahan
penyakit, kecelakaan, atau penyakit; serta respons dan persiapan keadaan gawat
darurat yang menjadi perhatian atau kebutuhan komunitas.
Mempertahankan kontinuitas di dalam dan lintas program.
STANDAR 5: IMPLEMENTASI
Perawat kesehatan komunitas mengimplementasikan rencana yang telah
dlidentifikasi bersama tim kesehatan lain.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengimplementasikan rencana yang diidentifikasi secara arnan, sesuai jadwal, dan
berkolaborasi dengan tim multi-sektor,
Menerapkan strategi berbasis bukti dan rencana tindakan, terrnasuk kesempatan
untuk membangun jaringan (network) dan advokasi yang spesifik serta menjadi
perhatian dan kebutuhan komunitas.
Menggunakan sistem dan surnber-sumber dalam komunitas ketika
mengimplemetasikan rencana
STANDAR6: EVALUASI
Perawat kesehatan komunitas melakukan evaluasi status kesehatan komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengoordinasikan secara sistematis, berke1anjutan, dan evaluasi berdasarkan kriteria
hasil pelayanan dalam komunitas dan pemangku kepentingan lain.
Mengumpulkan data secara sistematis, menerapkan epidemiologi dan metode ilmiah untuk
menentukan efektivitas intervensi keperawatan kesehatan komunitas dalam kebijakan,
program,dan pelayanan.

STANDAR 7-KUALITAS PRAKTIK


Perawat kesehatan komunitas secara sistematis mcnirrgkatkan kualitas dan
efektivitas praktik keperawatan.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mendemonstrasikan kualitas melalui pencrapan proses keperawatan dengan cara
tanggung jawab, tanggung gugat, dan etik,
Mengimplemetasikan pengetahuan baru dan peningkatan kinerja untuk
mengawali perubahan dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas dan
pembcrian layanan keperawatan pada komunitas.
STANDAR 8: PENDIDIKAN
Perawat kesehatan komunit.asmemperoleh pengetahuan dan kompetensi yang
menggambarkan praktik keperawatan kesehatan komunitas terkini.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan berkelanjutan untuk mempertahankan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yaIlg dibutuhkan guna meningkatkan
kesehatan komunitas.
Mencari pengalaman untuk mengembangkan dan mempertahankan kompetensi sesuai
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kebijakan, program, dan
pelayanan untuk komunitas.

STANDAR 9: EVAlUASI PRAKTIK PROFESIONAl


Perawat kesehatan masyarakat mengevaluasi praktik keperawatan mandiri yang
sesuai dengan standar dan panduan praktik profesional, sesuai undang-undang,
aturan, dan regulasi,
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengimplernentasikan praktikkomunitas yang berfokus padakebijakan, program,
danpelayanan dengan menghonnati etnis dan kultur setempat,
Melakukan evaluasi diri dari praktik yang dilakukan, identifikasi Iingkup
kekuatan seperti lingkup dimana tenaga profesionallain mengembangkan dan
menguntungkannya. .
STANDAR 1O: HUBUNGAN SEJAWAT DAN PROFESI lAIN
Perawat kesehatan komunitas membangun hubungan kesejawatan ketika berinteraksi
dengan wakil komunitas, organisasi, dan pelayanan profesional serta berkontribusi terhadap
pengembanganke1ompok, sejawat, dan lainnya.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Membagi pengetahuan dan keterampilan dengan kelompok, sejawat, dan pihak lain.
Melakukan interaksi dengan kelompok, sejawat, dan pihaklain untukmeningkatkan
keperawatan profesional atau praktik kesehatan komunitas serta berperan sebagai diri
sendiri dan orang lain.

STANDAR 11: KOLABORASI


Perawat kesehatan komunitas berkolaborasi dengan perwakilan kornunitas,
organisasi, dan tenaga profesionallain dalam menyediakan dan melakukan
promosi kesehatan pada komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Melakukan komunikasi dengan berbagai institusi dalam komunitas untuk
mengumpulkan inforrnasi dan mengembangkan kemitraan serta koalisi untuk
identifikasi komunitas yang berfokus pada masalah kesehatan.
Melakukan koordinasi dengan individu, kelompok, dan organisasi berbasis
komunitas dalarn pengkajian, perencanaan, implernentasi, dan evaluasi komunitas
yang berfokus pada kebijakan, program, dan pelayanan.
STANDAR 12: ETIK
Perawat kesehatan komunitas harus mengintegrasikan nilai-nilai etik dalam semua area
praktik.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengaplikasikan kode etik untuk perawat dengan pernyataan yang diuraikan (ANA,2001)
dan prinsip-prinsip etik praktik kesehatan komunitas (Public Health Leadership
Society,2002) untuk panduan praktik keperawatan kesehatan komunitas.
Memberikan program dan pelayanan dengan cara rnelindungi dan rnenghormati autonorni,
harga diri, dan hak populasi atau kornunitas juga individu.
Menerapkan standar etika dalarn advokasi kesehatan dan kebijakan sosial.

STANDAR 13: PENELITIAN


Perawat kesehatan komunitas mengintegrasikan hasil penelitian ke dalarn praktik
keperawatan komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Menggunakan bukti terbaik yang ada, termasuk hasil penelitian untuk panduan
dalarn praktik, kebijakan, dan keputusan pemberian layanan.
Secara aktif berperan dalam aktivitas penelitian pada berbagai tingkat yang sesuai
dengan tingkat pendidikan dan posisi sese orang. Kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut,
Identifikasi komunitas dan kesempatan profesional yang ada untuk keperawatan
dan penelitian kesehatan masyarakat.
STANDAR 14: MENGGUNAKAN SUMBER-SUMBER
Perawat kesehatan komunitas mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
keamanan, efektivitas, biaya, serta dampak praktik pada komunitas dalam merencanakan
dan memberikan peJayanan, program, maupun kebijakan keperawatan dan kesehatan
masyarakat.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Mengevaluasi faktor-faktor seperti keamanan, aksesibilitas, biaya, keuntungan, efisiensi,
serta dampak praktik pada komunitas ketika memilih pilihan praktik yang akan berakibat
pada hasil yang diharapkan.
Membantu mewakili komunitas khusus dan pemangku kepentingan lain dalam
mengidentifikast dan mengamankan layanan yang ada dan sesuai serta berhubungan
dengan kebutuhan kesehatan.

STANDAR 15: KEPEMIMPINAN


Perawat kesehatan komunitas menerapkan prinsip kepemimpinan dalam keperawatan
dan kesehatan komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Terlibat dalam pengembangan tim multi-sektor dan membangun koalisi termasuk
profesional lain, kornunltas, dan pemangku kepentingan.
Meningkatkan Iingkungan kerja yang sehat.
Menjabarkan rnisi, tujuan, rencana, aksi, maupun mengukur hasil keperawatan, program.
Serta layanan kesehatan komunitas kepada tenaga profesionallain atau komunitas.
STANDAR 16: ADVOKASI

Perawat kesehatan kornunitas melakukan advokasi dan usaha keras untuk melindungi
kesehatan, keamanan, dan hak-hak komunitas.
Kriteria Pengukuran bagi Perawat Kesehatan Komunitas
Menyatukan identifikasi kebutuhan komunitas dalam pengembangan kebijakan, program,
atau rencana peJayanan.
Mengintegrasikan advokasi ke dalam implementasi kebijakan, program, dan pelayanan
komunitas.
Mengukur efektivitas untuk advokasi komunitas ketika mengkaji hasil yang diharapkan.
Menerapkan kerahasiaan, etik, hukurn, privasi, dan panduan profesional dalam
pengembangan kebijakan dan isu-isu lainnya.
Mendernonstrasikan keterampllan dalarn advokasi dihadapan penyedia layanan dan
pernangku kepentingan atas nama komunitas.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai