Anda di halaman 1dari 15

Vol. 1, No. 1 Januari 2 Vol. 2, No.

3 September 2019
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA


KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKOSO
KABUPATEN BARRU

Factors That Are Related To The Visit Of Children To Posyandu In The


MangkosoPuskesmas Working Area, Barru District

Satriani, Syarifuddin Yusuf, Ayu Dwi Putri Rusman


(Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Parepare)
(satriani_health@yahoo.com, 085244769858)

ABSTRAK
Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasarterutama dilaksanakan
oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK,
tokoh masyarakat dan pemudi. Kader kesehatan merupakan perwujudan peran serta aktif
masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat,
kegiatan diprioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama
pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Mangkoso Kabupaten Barru. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan
cross sectional, populasi sebanyak 1.112 balita, sampel penelitian 100 balita. Teknik pengambilan
sampel Accidental sampling.Pengumpulan data melalui kuesioner.Penelitian di lakukan di
posyandu wilayah kerja Puskesmas Mangkoso pada bulan Juni sampai Juli 2017. Hasil ujichi
squaremenunjukkan bahwa yang mempengaruhikunjungan ke posyandu adalah pengetahuan
orang tua (0,000), paritas (0,020), status pekerjaan (0,000) dan jarak tempat tinggal (0,004).
Disarankan sebagai kesehatan masyarakat masukan tentang kunjungan posyandu balita,
partisipasi masyarakat terhadap kunjungan ke posyandu dan sebagai bahan masukkan bagi
petugas kesehatan di Puskesmas Mangkoso.

Kata Kunci : Pengetahuan orang tua, paritas, status pekerjaan, jarak tempattinggal,
kunjungan
balita

ABSTRACT

Posyandu is a place to get basic services, especially carried out by cadres who have
been trained in the field of health and family planning, where members come from the PKK,
community leaders and young women. Health cadres are mandatory community active
participation in integrated services, with cadres selected by the community, activities are
prioritized in five programs and receive assistance from health workers, especially in activities
that they are not competent to provide. This study aims to determine the factors associated with
the visit of children under five to posyandu in the working area of Mangkoso Health Center in
Barru Regency. This research is analytic with cross sectional approach, a population of 1,112
children under five, a sample of 100 infants. Accidental sampling technique.Data collection
through questionnaires. The study was conducted in the Posyandu at the working area of the
Mangkoso Community Health Center in June to July 2017.Chi square test results showed that the
influence of visits to the posyandu were parental knowledge (0,000), parity (0.020), employment

473
Vol. 2, No. 3 September 2019

status (0,000) and residence distance (0.004). It is recommended as a public health input about
the visit of a toddler posyandu, community participation in a visit to a posyandu and as input
material for health workers in the Mangkoso Community Health Center.

Keywords: Parental knowledge, parity, job status, distance of residence, toddler visitation

474
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

PENDAHULUAN mau". Salah satu fakta di lapangan dapat kita


Posyandu adalah salah satu bentuk lihat yaitu adanya kader yang bertugas
Upaya Kesehatan Bersumber Daya kurang aktif dan jumlahnya tidak lengkap.3
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan Oleh karena itu telah diterbitkan Surat
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan Daerah Nomor : 411.3/1116/SJ tanggal 13
pembangunan kesehatan, guna Juni 2000, yang merupakan pedoman
memberdayakan masyarakat dalam Bupati/Walikota di Indonesia tentang
memperolah pelayanan kesehatan dasar revitalisasi posyandu. Dimana diharapkan
untuk mempercepat penurunan angka akan mengembalikan kerja posyandu dan
kematian ibu dan bayi. Posyandu keaktifan-keaktifan kader di dalamnya.4
diasumsikan sebagai salah satu pendekatan Posyandu merupakan wadah untuk
yang tepat untuk menurunkan angka mendapatkan pelayanan dasar terutama
kematian dan kesakitan balita.1 dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih
Salah satu upaya pemerintah di dibidang kesehatan dan KB, dimana
bidang kesehatan yang sedang dijalankan anggotanya berasal dari PKK, tokoh
untuk menjembatani antara upaya-upaya masyarakat dan pemudi. Kader kesehatan
pelayanan kesehatan profesional dan non merupakan perwujudan peran serta aktif
profesional yang dikembangkan oleh masyarakat dalam pelayanan terpadu,
masyarakat dan keluarga yakni melalui pos dengan adanya kader yang dipilih oleh
pelayanan terpadu yang dikenal dengan masyarakat, kegiatan diprioritaskan pada
sebutan posyandu.2 Upaya untuk lima program dan mendapat bantuan dari
memasyarakatkan program posyandu di Era petugas kesehatan terutama pada kegiatan
pemerintahan Orde Baru terus-menerus yang mereka tidak kompeten
dikampanyekan ke masyarakat dengan memberikannya.5
slogan "Ayo ke posyandu", namun di Era Posyandu di Indonesia pada tahun
Reformasi berlangsung perkembangan 1985 baru berjumlah sekitar 25.000 Pos,
posyandu kelihatannya mengalami setahun setelah diproses oleh Bapak
kemunduran, karena terkesan pembangunan Presiden meningkat menjadi 185.660 Pos
politik dan ekonomi lebih diprioritaskan dari dan tahun 1996 menjadi 244.470 Pos.
pada pembangunan sosial, akibatnya Hingga tahun 2013, jumlah posyandu yang
pembangunan kesehatan yang berbasis tersebar di 33 provinsi di Indonesia sekitar
masyarakat sedikit terabaikan, sehingga 330.000. Posyandu digerakkan oleh para
dampaknya terhadap keberadaan posyandu kader secara sukarela yang peduli dengan
seolah-olah menjadi "Hidup segan mati tak perkembangan kesehatan anak Indonesia. 6

475
Vol. 2, No. 3 September 2019

Bentuk peran serta masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatan


dalam bidang kesehatan adalah Pos balitanya, karena balita sangat bergantung
Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dengan Ibunya.Kunjungan Ibu dengan
dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu membawa balita ke Posyandu karena adanya
sendiri.Posyandu merupakan salah satu motif tertentu misalnya agar anaknya
upaya pelayanan kesehatan yang dikelola mendapatkan pelayanan kesehatan yang
oleh masyarakat dengan dukungan teknis maksimal. Untuk itu, motivasi Ibu dalam
petugas Puskesmas. Kegiatan Posyandu pemanfaatan Posyandu balita mempunyai
meliputi 5 program pelayanan kesehatan peran yang besar dalam meningkatkan
dasar, yaitu, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kesehatan balita.8
Imunisasi, Keluarga Berencana (KB), Masalah yang ada perlu ditinjau
Perbaikan Gizi dan Penanggulangan Diare.7 pengetahuan orang tua, karena pengetahuan
Salah satu upaya untuk mengurangi merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi
angka kesakitan dan kematian balita adalah setelah seseorang melakukan penginderaan
dengan melakukan pemeliharaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
kesehatannya.Pemeliharaan kesehatan anak terhadap objek terjadi melalui panca
balita dititik beratkan kepada upaya indramanusia yakni penglihatan,
pencegahan dan peningkatan kesehatan serta pendengaran, penciuman, rasa raba dengan
pengobatan dan rehabilitasi yang dapat sendiri.
dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Umur responden 20-35 tahun
Pembantu, Polindes dan di Posyandu, karena merupakan umur yang matang maka lebih
Posyandu merupakan tempat yang paling mudah untuk menerima informasi sehingga
cocok untuk memberikan pelayanan dapat meningkatkan pengetahuan ibu
kesehatan pada balita secara menyeluruh dan tentang posyandu. Pada usia tersebut
terpadu. Dengan membawa balita ke biasannya ibu sudah mengetahui hal-hal
Posyandu akan mendapatkan manfaat yaitu menyangkut posyandu dan sudah
anak mendapatkan kesehatan ke arah yang berpengalaman khususnya tentang manfaat
lebih baik, mendapatkan kemudahan datang ke posyandu. Hal ini sesuai dengan
pelayanan disatu kesempatan dalam satu pendapat bahwa pengalaman pribadi dapat
tempat sekaligus, dapat menghindari merupakan sumber kebenaran pengetahuan
pemborosan waktu, tingkat partisipasi .9
masyarakat mencapai target yang diharapkan Paritas adalah banyaknya jumlah
dan cakupan pelayanan dapat diperluas saudara kandung di dalam keluarga.Jumlah
sehingga dapat mempercepat terwujudnya ini di kategorikan pada dua kelompok yaitu
peningkatan derajat kesehatan balita. keluarga besar dan keluarga kecil. Keluarga
Kunjungan balita di Posyandu berkaitan besar didefinisikan jika jumlahnya lebih dari
dengan peran Ibu sebagai orang yang paling dua bersaudara, sedangkan kecil

474
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

didefinisikan jika jumlahnya tidak lebih dari posyandu. Jarak antara tempat tinggal
dua bersaudara.10 dengan posyandu sangat mempengaruhi ibu
Status pekerjaan ibu umumnya untuk hadir / berpartisipasi dalam kegiatan
merupakan kegiatan yang menyita waktu. posyandu.12
Bekerja bagi ibu- ibu akan mempunyai Kegiatan pemantauan pertumbuhan
pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan balita dapat dilihat dengan menggunakan
waktu untuk mengasuh anak akan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, dimana
berkurang, sehingga ibu balita yang harus balita yang sehat tiap bulan naik berat
bekerja di luar rumah waktunya untuk badannya karena garis pertumbuhan normal
berpartisipasi dalam posyandu mungkin seorang balitayang dibuat pada KMS untuk
sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali mengetahui seorang anak tumbuh dengan
untuk ikut berpartisipasi di posyandu. normal atau menyimpang. Dengan cara
Sedangkan pada ibu rumah tangga berkunjung secara teratur ke posyandu untuk
memungkinkan mempunyai waktu lebih ditimbang berat badannya.13 Salah satu
banyak untuk beristirahat dan meluangkan indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan
waktu untuk membawa anaknya ke adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke
posyandu. Peran ibu yang bekerja dan yang pusat pelayanan tersebut yang dalam hal ini
tidak bekerja sangat berpengaruh terhadap spesifik kepada pemanfaatan pelayanan
perawatan keluarga. Hal ini dapat dilihat kesehatan posyandu. Meningkatkan kualitas
dari waktu yang diberikan ibu untuk pelayanan kesehatan di posyandu diperlukan
mengasuh dan membawa anaknya intervensi dari pembina posyandu yaitu
berkunjung ke posyandu masih kurang puskesmas untuk menjamin pelaksanaan
karena waktunya akan habis untuk penyuluhan pada ibu bayi dan ibu balita
menyelesaikan semua pekerjaan. Aspek ini dapat tercapai sesuai dengan target.14
yang berhubungan dengan alokasi waktu Berdasarkan survey awal yang saya
adalah jenis pekerjaan, tempat ibu bekerja lakukan di Puskesmas Mangkoso Adapun
serta jumlah waktu yang dipergunakan untuk jumlah Posyandu yang ada di Puskesmas
keluarga di rumah.11 Mangkoso sebanyak 29 Posyandu dan
Jarak tempat tinggal ke posyandu, semuanya aktif dalam melaksanakan
yang dimaksud dengan jarak disini adalah kegiatan setiap bulan. Dari jumlah balita
ukuran jauh dekatnya dari rumah atau yang ada di wilayah kecamatan Mangkoso
tempat tinggal seseorang ke Posyandu sebanyak 1.219 balita dan yang mendapat
dimana adanya kegiatan pelayanan pelayanan kesehatan sebanyak 1.112.15
kesehatan bagi masyarakat di
wilayahnya.Jarak adalah ruang sela (panjang METODE PENELITIAN
atau jauh) antara dua benda atau tempat Metode penelitian ini merupakan
yaitu jarak antara rumah dengan tempat penelitian survey yang bersifat analitik

475
Vol. 2, No. 3 September 2019

dengan pendekatan cross sectional yaitu bivariat dilakukan untuk melihat hubungan
untuk mengetahui adanya hubungan antara masing-masing variabel independen
pengetahuan orang tua, paritas, status dan variabel dependen dengan menggunakan
pekerjaan, jarak tempat tinggal dengan uji chi-square (X 2 ).
kunjungan balita ke posyandu di wilayah .
kerja Puskesmas Mangkoso Kabupaten HASIL PENELITIAN
Barru. Instrumen yang digunakan pada Hasil penelitian Tabel 1
penelitian ini adalah dengan menggunakan menunjukkan keadaan responden
kuesioner yang diberikan ke responden berdasarkan umur, yaitu responden yang
dalam penelitian yang berisi pertanyaan- berumur 20 – 25 tahun berjumlah 19 (19%),
pertanyaan yang menyangkut tentang responden yang berumur 26 – 30 tahun
variabel-variabel yang di teliti. Populasi berjumlah 14 (14%), responden yang
dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki berumur 31 – 35 tahun berjumlah 30 (30%),
balita yang berkunjung ke posyandu di responden yang berumur 36 – 40 tahun
wilayah kerja Puskesmas Mangkoso berjumlah 20 (20%), responden yang
Kabupaten Barru dengan jumlah 1.112 balita berumur 41 – 45 berjumlah 17 (17%).
dari 29 posyandu yang ada di wilayah kerja Dengan demikian rata- rata umur responden
Puskemas Mangkoso. Pengambilan sampel relatif muda. Berdasarkan jenis kelamin,
dilakukan dengan teknik Accidental yaitu yang berjenis kelamin laki – laki
Sampling yaitu metode pengambilan sampel berjumlah 12 (12%) dan yang berjenis
seadanya pada saat penelitian.Perhitungan kelamin perempuan berjumlah 88 (88%).
besar sampel dilakukan dengan Dengan demikian hasil di atas menjelaskan
16
menggunakan rumus Slovin. Jadi jumlah bahwa responden lebih banyak yang berjenis
sampel yang digunakan berjumlah 100 kelamin perempuan. Berdasarkanpendidikan
balita, dengan teknik pengambilan sampel terakhir mayoritas responden berpendidikan
menggunakan Accidental sampling yaitu SD berjumlah 4 (4%) , yang pendidikan
balita yang berkunjung ke posyandu di SMP berjumlah 37 (37%), yang pendidikan
wilayah kerja Puskesmas Mangkoso SMA berjumlah 52 (52%) dan yang
Kabupaten Barru.Penelitian ini dilakukan di pendidikan S1 berjumlah 7 (7). Dengan
posyandu wilayah kerja Puskesmas demikian hasil di atas menjelaskan bahwa
Mangkoso Kabupaten Barru pada bulan Juni responden lebih banyak berpendidikanSMA.
sampai Juli 2017. Tabel 2 menunjukkan berdasarkan
Analisis data dalam penelitian ini umur balita, yaitu yang berumur 12-23 bulan
dengan menggunakan teknik analisis berjumlah 66 (66%) dan yang berumur 24-
univariat dan analisis bivariat.Analisis 59 bulan berjumlah 34 (34%). Dengan
univariat dilakukan terhadap tiap variabel demikian hasil di atas menjelaskan bahwa
dari hasil penelitian, sedangkan analisis lebih banyak balita yang berumur 12-23

476
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

bulan (Baduta). Berdasarkan jenis kelamin responden, dan dari 32 responden yang
balita, yaitu yang berjenis kelamin status pekerjaan URT dengan kunjungan
perempuan berjumlah 67 (67%) dan yang balita tidak teratur sebanyak 7
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 33 responden.Hasil uji statistik didapatkan nilai
(33%). Dengan demikian hasil di atas P value (0,000) berarti ada hubungan antara
menjelaskan bahwa lebih banyak balita yang status pekerjaan ibu dengan kunjungan balita
berjenis kelamin perempuan. ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Tabel 3 hasil analisis bivariat Mangkoso tahun 2017.
menunjukkan bahwa dari 51 responden yang Tabel 6 menunjukkan bahwa dari
pengetahuan kurang dengan kunjungan 48 responden yang jarak tempat tinggalnya
balita tidak teratur sebanyak 40 orang dan dekat dengan kunjungan balita tidak teratur
dari 49 responden yang pengetahuan cukup sebanyak 21 responden, dan dari 52
dengan kunjungan balita teratur sebanyak responden yang jarak tempat tinggalnya
35 orang. Berdasarkan hasil uji statistik jauh dengan kunjungan balita teratur
didapatkan nilai P Value (0.000) berarti ada sebanyak 15 responden.Hasil uji statistik
hubungan pengetahuan orang tua dengan didapatkan nilai P value (0,004) berarti ada
kunjungan balita ke Posyandu di wilayah hubungan antara jarak tempat tinggal
kerja Puskesmas Mangkoso tahun 2017. dengan kunjungan balita ke Posyandu di
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari wilayah kerja Puskesmas Mangkoso Tahun
56 responden yang paritas atau jumlah 2017.
anaknya banyak dengan kunjungan balita
tidak teratur sebanyak 36 orang dan dari 44 PEMBAHASAN
responden yang paritas atau jumlah anaknya Pengetahuan merupakan hasil dari
1 dengan kunjungan balita teratur sebanyak “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang
26 orang.Berdasarkan hasil uji statistik melakukan penginderaan terhadap suatu
didapatkan nilai P Value (0.020) berarti ada objek tertentu. Penginderaan terhadap objek
hubungan antara paritas atau jumlah anak terjadi melalui panca indramanusia yakni
dengan kunjungan balita ke Posyandu di penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
wilayah kerja Puskesmas Mangkoso tahun raba dengan sendiri. Pengetahuan itu sendiri
2017. dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Tabel 5 untuk status pekerjaan Pengetahuan erat hubungannya dengan
responden seperti yang tertera pada Tabel 5 pendidikan, dimana diharapkan bahwa
menunjukkan bahwa dari 7 responden yang dengan pendidikan yang tinggi maka orang
status pekerjaan PNS dengan kunjungan tersebut akan semakin luas pula
balita tidak teratur sebanyak 5 responden, pengetahuannya. Pengetahuan dapat pula
dari 61 responden yang pekerjaan SWASTA diartikan sebagai gejala yang ditemui dan
dengan kunjungan balita teratur sebanyak 16 diperoleh manusia melalui pengamatan

477
Vol. 2, No. 3 September 2019

indera.Pengetahuan muncul ketika seseorang timbang tidak banyak memahami apa itu
menggunakan indera atau akal budinya posyandu. Berdasarkan hasil wawancara
untuk mengenali benda atau kejadian pada saat penelitian sebagian responden
tertentu yang belum pernah dilihat atau mengatakan mereka tidak memahami betul
dirasakan sebelumnya. apa tujuan dan maksud dari posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian pada Sehingga jarang untuk melakukan
Tabel 3 yang telah di lakukan di wilayah kunjungan ke posyandu dan pemahaman
kerja Puskesmas Mangkoso menunjukkan mereka tentang posyandu kurang karna
bahwa dari 51 responden yang pengetahuan pengetahuan mereka yang kurang sebagian
kurang dengan kunjungan balita tidak teratur dari mereka pendidikannya hanya sampai
sebanyak 40 orang dan dari 49 responden sekolah menengah atas.17
yang pengetahuan cukup dengan kunjungan Paritas adalah keadaan melahirkan
balita teratur sebanyak 35 orang. Hasil uji anak baik hidup ataupun mati atau
statistik didapatkan nilai P Value (0.000) banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai
berarti ada hubungan pengetahuan orang tua oleh seorang wanita.Jumlah saudara adalah
dengan kunjungan balita ke posyandu di banyaknya jumlah saudara kandung di
wilayah kerja Puskesmas Mangkoso Tahun dalam keluarga.Jumlah ini di kategorikan
2017. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata pada dua kelompok yaitu keluarga besar dan
pengetahuan orang tua yang dimiliki kurang keluarga kecil.Keluarga besar didefinisikan
karena mayoritas tingkat pendidikan orang jika jumlahnya lebih dari dua bersaudara,
tuanya hanya SD, SMP, SMA sederajat sedangkan kecil didefinisikan jika
dengan jumlah 93 orang. Tingkat jumlahnya tidak lebih dari dua
pendidikannya yang terbanyak yaitu SMA, bersaudara.Pada masa yang lalu banyak
namun tidak menuntut kemungkinan bahwa pendapat pandangan masyarakat tentang
responden yang tingkat pendidikannya SMA jumlah anak yang tidak sepenuhnya benar.
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang Pendapat tradisional bahwa "Banyak Anak
kunjungan balita ke posyandu dibandingkan Banyak Rezeki" dan keluarga besar adalah
dengan responden yang memiliki tingkat suatu pelayanan luhur terhadap masyarakat
pendidikan rendah. telah diganti dengan pendapat bahwa banyak
Hasil penelitian ini sejalan dengan anak banyak susah dan melahirkan banyak
penelitian yang dilakukan oleh Rinawati anak adalah tindakan yang tidak
(2010) . Melihat hasil pengelolahan data bertanggung jawab terhadap anak dan
tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat. Perubahan ekonomi dan
orang tua dengan kunjungan balita ke perubahan nilai, semuanya terlibat dalam
posyandu kurang disebabkan karena perubahan besarnya jumlah anggota
pengetahuan orang tua tentang pentingnya keluarga.Program KB harus dilaksanakan
posyandu untuk balita di imunisasi atau di secara intensif untuk menurunkan angka

478
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

fertilitas dan membudayakan Norma padahal mereka ingin sekali teratur untuk
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera melakukan kunjungan ke posyandu.17
(NKKBS). Salah satu dalam NKKBS adalah Menurut asumsi peneliti dengan
tentang jumlah anak yang sebaiknya dimiliki melihat hasil pengelolahan data tersebut
yaitu 2 anak cukup, laki-laki atau perempuan menunjukkan bahwa jumlah anak balitanya
sama saja.10 1 dengan kunjungan balitanya teratur
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 56 sedangkan jumlah anak balitanya >1 dengan
responden yang paritas atau jumlah anaknya kunjungan balitanya tidak teratur disebabkan
banyak dengan kunjungan balita tidak karena ibu susah untuk mengatur waktu
teratur sebanyak 36 orang dan dari 44 untuk datang ke posyandu karena harus
responden yang paritas atau jumlah anaknya mengurus rumah tangga dan anaknya.
1 dengan kunjungan balita teratur sebanyak Berdasarkan hasil wawancara pada saat
26 orang. Hasil uji statistik didapatkan nilai penelitian sebagian responden mengatakan
P Value (0.020) berarti ada hubungan antara mereka sangat sibuk mengurus anaknya
paritas atau jumlah anak dengan kunjungan serta pekerjaan rumah tangga yang tidak bisa
balita ke posyandu di wilayah kerja ditinggalkan, sehingga jarang untuk
Puskesmas Mangkoso Tahun 2017. Hasil ini melakukan kunjungan ke posyandu, padahal
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak mereka ingin sekali teratur untuk melakukan
yang dimiliki pengunjung banyak 56 (56%), kunjungan ke posyandu.
disebabkan karena ibu susah mengatur Pekerjaan adalah pekerjaan yang
waktu untuk datang ke posyandu karena harus dilakukan terutama untuk menunjang
harus mengurus rumah tangga dan anaknya. kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan,
penelitian yang dilakukan oleh Rinawati tetapi lebih banyak merupakan cara mencari
(2010). Melihat hasil pengelolahan data nafkah yang membosankan, berulang, dan
tersebut menunjukkan bahwa dari 56 banyak tantangan. Sedangkan bekerja
responden yang paritas atau jumlah anaknya umumnya merupakan kegiatan yang menyita
banyak dengan kunjungan balita tidak waktu. Bekerja bagi ibu- ibu akan
teratur sebanyak 36 orang dan dari 44 mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
responden yang paritas atau jumlah anaknya keluarga dan waktu untuk mengasuh anak
1 dengan kunjungan balita teratur sebanyak akan berkurang, sehingga ibu balita yang
26 orang. Berdasarkan hasil wawancara pada harus bekerja di luar rumah waktunya untuk
saat penelitian sebagian responden berpartisipasi dalam posyandu mungkin
mengatakan mereka sangat sibuk mengurus sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali
anaknya serta pekerjaan rumah tangga yang untuk ikut berpartisipasi di
tidak bisa ditinggalkan, sehingga jarang posyandu.Sedangkan pada ibu rumah tangga
untuk melakukan kunjungan ke posyandu, memungkinkan mempunyai waktu lebih

479
Vol. 2, No. 3 September 2019

banyak untuk beristirahat dan meluangkan berkunjung keposyandu.Banyak ibu-ibu


waktu untuk membawa anaknya ke bekerja mencari nafkah, baik untuk
18
posyandu. kepentingan sendiri maupun keluarga.Faktor
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 7 bekerja saja nampak berpengaruh pada peran
responden yang status pekerjaan PNS ibu yang memiliki balita sebagai timbulnya
dengan kunjungan balita tidak teratur suatu masalah pada ketidakaktifan ibu
sebanyak 5 responden, dari 61 responden kunjungan ke posyandu yang berdampak
yang pekerjaan SWASTA dengan pada tidak adanya waktu para ibu balita
kunjungan balita teratur sebanyak 16 untuk aktif pada kunjungan ke posyandu,
responden, dan dari 32 responden yang serta tidak ada waktu ibu mencari informasi
status pekerjaan URT dengan kunjungan karena kesibukan mereka dalam
balita tidak teratur sebanyak 7 responden. bekerja.Kondisi kerja yang menonjol
Hasil uji statistik didapatkan nilai P value sebagai faktor yang mempengaruhi
(0,000) berarti ada hubungan antara status ketidakaktifan. Hal ini dapat menyebabkan
pekerjaan ibu dengan kunjungan balita ke rendahnya frekuensi ibu yang memiliki
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas balita untuk kunjungan ke posyandu akan
Mangkoso Tahun 2017. Hasil ini berkurang.17
menunjukkan bahwa rata-rata status Menurut asumsi peneliti dengan
pekerjaan orang tua balita bekerja, yaitu melihat hasil pengelolahan data tersebut
PNS sebanyak 7 responden (7 %), menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja
SWASTA sebanyak 61 responden (61 %), lebih teratur kunjungan balitanya dari pada
dikarena ibu yang bekerja tidak bisa ibu yang bekerja.Disebabkan karena ibu
mengatur waktunya untuk datang ke yang bekerja tidak bisa mengatur waktunya
posyandu dibandingkan dengan yang tidak sehingga waktu mengasuh anaknya tidak ada
bekerja atau URT sebanyak 32 responden dan jarang untuk ibu bekerja bisa
(32%) yang lebih banyak meluangkan meluangkan waktunya untuk berkunjung
waktunya untuk berkunjung ke posyandu. kesposyandu. Berdasarkan hasil wawancara
Hasil penelitian ini sejalan dengan pada saat penelitian sebagian responden
penelitian yang dilakukan oleh Rinawati mengatakan sibuk dengan pekerjaan
(2010).Melihat hasil pengelolahan data sehingga tidak sempat untuk datang ke
tersebut menunjukkan bahwa ibu yang tidak posyandu, dan ada juga mengatakan ibu
bekerja lebih teratur kunjungan balitanya tersebut lebih banyak waktunya ditempat
dari pada ibu yang bekerja.Disebabkan kerja dari pada dirumah sehingga males
karena ibu yang bekerja tidak bisa mengatur untuk ke posyandu.
waktunya sehingga waktu mengasuh Jarak adalah ukuran jauh dekatnya
anaknya tidak ada dan jarang untuk ibu dari rumah atau tempat tinggal seseorang ke
bekerja bisa meluangkan waktunya untuk Posyandu dimana adanya kegiatan

480
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Ibu balita tidak datang ke posyandu


wilayahnya. Jarak adalah ruang sela disebabkan karena ibu tersebut jauh dengan
(panjang atau jauh) antara dua benda atau posyandu sehingga ibu balita tersebut tidak
tempat yaitu jarak antara rumah dengan datang untuk mengikuti kegiatan dalam
tempat posyandu.17 posyandu.16 Menurut asumsi peneliti dengan
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 48 melihat hasil pengelolahan data tersebut
responden yang jarak tempat tinggalnya menunjukkan bahwa jarak tempat tinggal
dekat dengan kunjungan balita tidak teratur responden dengan posyandu sebagian besar
sebanyak 21 responden, dan dari 52 jauh sehingga kunjungan ke posyandu tidak
responden yang jarak tempat tinggalnya jauh teratur, tetapi bedahalnya dengan jarak
dengan kunjungan balita teratur sebanyak 15 tempat tinggal yang dekat mereka teratur
responden.Hasil uji statistik didapatkan nilai untuk melakukan kunjungan
P value (0,004) berarti ada hubungan antara posyandu.Berdasarkan hasil wawancara
jarak tempat tinggal dengan kunjungan pada saat penelitian disebakan karena faktor
balita ke Posyandu di wilayah kerja kendaraan yang sulit, jarak tempat tinggal
Puskesmas Mangkoso Tahun 2017. Hasil ini yang jauh karena berada dipendalam
menunjukkan bahwa rata-rata jarak tempat menyebabkan responden sulit untuk datang
tinggal balita yang datang ke posyandu jauh, ke posyandu.
yaitu sebanyak 52 responden (52%) jarak
KESIMPULAN DAN SARAN
tempat tinggal responden dengan posyandu
Berdasarkan hasil penelitian faktor-
sebagian besar jauh sehingga kunjungan ke
faktor yang berhubungan dengan kunjungan
posyandu tidak teratur, dibandingkan dengan
balita ke posyandu di wilayah kerja
yang jarak tempat tinggalnya dekat sebanyak
Puskesmas Mangkoso Kabupaten Barru,
48 responden (48%)
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hubungan antara pengetahuan orang tua,
penelitian yang dilakukan oleh Rinawati
paritas, status pekerjaan dan jarak tempat
(2010). Melihat hasil pengelolahan data
tinggal dengan kunjungan balita ke
tersebut menunjukkan bahwa jarak tempat
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
tinggal responden dengan posyandu
Mangkoso Kabupaten Barru. Berdasarkan
sebagian besar dekat sehingga kunjungan ke
hasil penelitian tersebut disarankandapat
posyandu lebih teratur, tetapi bedahalnya
memberikan pemahaman dan pengetahuan
dengan jarak tempat tinggal yang jauh
mengenai pentingnya kesehatan kunjungan
mereka tidak teratur untuk melakukan
balita ke posyandu, disarankan orang tua
kunjungan posyandu.17
yang memiliki anak banyak dan balita, untuk
Faktor lingkunganfisik/ letak
mengatur waktu dan memberikan perhatian
geografis berpengaruh terhadap perilaku
yang banyak untuk balita ke posyandu,
seseorang/ masyarakat terhadap kesehatan.

481
Vol. 2, No. 3 September 2019

disarankan untuk petugas kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Bara


memberikan informasi dan mensurvey lokasi Makassar : Universitas Hasanuddin;
tempat tinggal masyarakat dengan posyandu .2010.
serta memberikan lokasi pelayanan 8. Ayu Idaningsih. Faktor-Faktor yang
kesehatan yang mudah di jangkau oleh Berhubungan dengan Kunjungan Balita
masyarakat untuk datang ke posyandu, dan ke Posyandu. STIKes YPIB
diharapkan hasil penelitian ini dapat Majalengka; 2016.
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya 9. Ali M. Pengetahuan Sikap dan Perilaku
terutama dalam hal kunjungan balita ke Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Tentang
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Posyandu. Jakarta; 2010.
Mangkoso Kabupaten Barru. 10. Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional. Informasi Gerakan
DAFTAR PUSTAKA
KB Nasional, Sasaran Pembangunan
1. Kementerian Kesehatan RI. Riset Jangka Panjang, Jakarta; 2013.
Kesehatan Dasar 2010. Jakarta; 2011. 11. Husnaini. Hubungan antara
2. Kesehatan Masyarakat. Proses Pengetahuan dan Motivasi Kader
Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Posyandu dengan Keaktifan Kader
Posyandu Terhadap Intensitas Posyandu di Desa Dukuh Tengah
Posyandu :Yokyakarta; 2011. Kecamatan Ketanggungan Kabupaten
3. Gemari. Kader Posyandu Membaur Brebes. Jawa Tengah: Brebes; 2010.
Menciptakan Manusia Sehat di 12. Khalimah. Hubungan antara
Puskesmas Medika; 2010. Karakteristik dan Sikap Ibu Balita
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman dengan Praktek Imunisasi Campak di
Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran
Departemen Kesehatan RI, Penerbit Gunung Pati Semarang. Skripsi.
Universitas di Ponegoro; 2010. Universitas Negeri Semarang; 2011.
5. Zulkifli. Posyandu dan Kader 13. Departemen Kesehatan RI. Pengantar
Kesehatan. USU : FKM (Fakultas Kader Posyandu. Jakarta Pusat Promosi
Kesehatan Masyarakat); 2010. Kesehatan Departemen RI; 2011.
6. Kementerian Kesehatan RI. Kurikulum 14. Werdiningsih. Program-Program
dan Modul Pelatihan Fasilitator Posyandu. Bagian. I. Jakarta; 2011.
Pemberdayaan Kader Posyandu. 15. Puskesmas Mangkoso. Profil
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; Puskesmas Mangkoso Kabupaten
2013. Barru; 2016.
7. Firyadi. Hubungan Pengetahuan dan 16. Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku
Sikap Ibu Balita dengan Kunjungan ke Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.
Posyandu Kelurahan Bara-Bara Selatan 17. Rinawati. Faktor-faktor yang

482
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

Berhubungan dengan Rendahnya 18. Wawan. Teori dan Pengukuran Sikap


Kunjungan Balita ke Posyandu di dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :
WilayahKerja Puskesmas Suka Nuha Medika; 2010.
KaryaKota Sabang; 2010.

483
Vol. 2, No. 3 September 2019

LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan
terakhir dengan kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Mangkoso
tahun 2017

Distribusi Responden f %
Kelompok umur (Tahun)
20 – 25 19 19
26 – 30 14 14
31 – 35 30 30
36 – 40 20 20
41 – 45 17 17
Jenis Kelamin
Laki – laki 12 12
Perempuan 88 88
Tingkat Pendidikan
SD 4 4
SMP 37 37
SMA 52 52
S1 7 7
Jumlah 100 100

Tabel 2.Distribusi karakteristik identitas balita berdasarkan umur dan jenis kelamin dengan
kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Mangkoso tahun 2017

Distribusi Responden f %
Umur (Tahun)
12 – 23 bulan (Baduta) 66 66
24 – 59 (Balita) 34 34
Jenis Kelamin
Laki – laki 67 67
Perempuan 33 33
Jumlah 100 100

Tabel 3. Hubungan pengetahuan orang tuadengan kunjungan balita ke posyandu di Wilayah kerja
Puskesmas Mangkoso tahun 2017

Kunjungan Balita
Total
Pengetahuan orang tua Teratur Tidak Teratur P Value
f % f % f %
Cukup 35 71.4 14 28.5 49 100

Kurang 11 21.5 40 78.4 51 100 0.000


Total 46 92.9 54 106.9 100 100.0

484
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

Tabel 4. Hubungan paritas dengan kunjungan balita ke posyandu di Wilayah kerja Puskesmas
Mangkoso tahun 2017

Kunjungan Balita
Total
Paritas Teratur Tidak Teratur P Value
f % f % f %

Banyak 20 35.7 36 64.2 56 100

Sedikit 26 59.0 18 40.9 44 100 0.020


Total 46 94.7 54 105.1 100 100.0

Tabel 5. Hubunganstatus pekerjaan dengan kunjungan balita keposyandu di Wilayah kerja


Puskesmas Mangkoso tahun 2017
Kunjungan Balita
Total
Status Pekerjaan Teratur Tidak Teratur P Value
f % f % f %
PNS 2 28.5 5 71.4 7 100
Swasta 16 26.2 45 73.7 61 100

URT 25 78.1 7 78.1 32 100 0.000

Total 43 132.8 57 223.3 100 100.0

Tabel 6. Hubungan jarak tempat tinggal dengankunjungan balita keposyandudi Wilayah kerja
Puskesmas Mangkoso tahun 2017
Kunjungan Balita
Total
Jarak tempat tinggal Teratur Tidak Teratur P Value
f % f % f %
Dekat 31 64.5 21 43.7 48 100
Jauh 15 28.8 33 63.4 52 100 0.004
Total 46 93.3 54 107.1 100 100.0

485

Anda mungkin juga menyukai