Anda di halaman 1dari 10

The Role of Community Health Workers in Maternal and Child

Health Surveilance to Optimize Maternal and Child Helath in


Pasuruan District, East Java

Kelompok 4

Abdul Aziz 1911102413175

Aji Elsada Nor Rahmadaniah Saputri 1911102413048

Elvina Nurfarisa Rohman 1911102413035

Erina Andini 1911102413061

Kurnia Reski Yus Saputri 1911102413117

Nabila Aulia Savit 1911102413196

Suci Nur Utami 1911102413068

Topik : Kesehatan Ibu dan Anak


Latar Belakang
Kematian ibu dan anak menjadi masalah serius bagi beberapa negara terutama negara
berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan status
kesehatan ibu dan anak yang rendah. Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 32 per 1.000 kelahiran
hidup, dan Angka Kematian Balita (UMR) sebesar 40 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes,
2015).

Indonesia menempati urutan ketujuh dari sebelas negara di Asia Tenggara dengan Angka
Kematian Ibu sebesar 126 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).
Tingginya Angka Kematian Ibu ini didukung oleh beberapa kabupaten di Indonesia yang
mengalami peningkatan angka kematian ibu dan anak. Kabupaten tersebut adalah
Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Timur
Jawa, Sulawesi Selatan (Kementerian Kesehatan), 2015).
Desentralisasi bidang kesehatan menuntut Pemerintah Daerah melakukan inovasi kebijakan program kesehatan. Program
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu program di Indonesia, inovasi program kesehatan diperlukan untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di setiap wilayah Indonesia. Kabupaten di Indonesia yang memiliki inovasi
kebijakan program Kesehatan Ibu dan Anak dengan membuat Peraturan Daerah Daerah adalah Kabupaten Pasuruan di Jawa Timur,
Kabupaten Takalar di Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kupang di Nusa Tenggara Timur (Nurrizka dan Saputra, 2013).
Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan Angka Kematian Bayi tertinggi (BPS Jawa Timur, 2014).

MMR, IMR, dan UMR yang menjulang


tinggi mewajibkan Pemerintah Daerah
Gambar 1. Angka Kematian Bayi di Jawa Timur
Kabupaten Pasuruan untuk membuat
peraturan daerah melalui Keputusan Bupati
Tahun MMR IMR UMR No. 440/ 749/HK/ 240.013/2013 yang
2011 22 157 28 menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten
2012 27 236 23 Pasuruan berkewajiban melindungi seluruh
2013 28 206 92 penduduknya dalam mewujudkan derajat
2014 28 298 68
198 kesehatan masyarakat secara umum. dengan
2015 26 68
23 171 cara membentuk Tenaga Kesehatan
2016 15
Masyarakat di wilayah Posyandu. Tenaga
Kesehatan Masyarakat adalah tenaga
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten kesehatan yang bertugas memberikan
Pasuruan,2016. pendampingan dan pemantauan terhadap
sasaran kesehatan yang ditetapkan dalam
suatu wilayah posyandu (Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasuruan, 2013).
Subjek dan Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Pasuruan yang terletak di Posyandu Klampis Rejo di wilayah Puskesmas Ngempit, dan Posyandu
Polokarto di wilayah Puskesmas Kraton. Pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2017.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Informan kunci dalam penelitian ini adalah
Bagian Promosi Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. Informan utama adalah petugas
kesehatan masyarakat, bidan koordinator, dan bidan desa. Informan pendukung adalah masyarakat.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, focus group discussion, observasi, dan analisis
dokumen. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, perekam
suara, kamera, dokumen yang diperlukan dalam penelitian, dan formulir observasi.
Hasil

1. Peran petugas kesehatan masyarakat dalam Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak
Berdasarkan wawancara dan FGD disimpulkan bahwa petugas kesehatan masyarakat
dan register kepala keluarga. Dimana terdapat permasalahan kesehatan ibu dan anak seperti ibu hamil
resiko tinggi, bayi dengan imunisasi tidak lengkap, bayi dan balita dengan gangguan gizi maka diperlukan
pendampingan dan pemantauan yang intensif.

2. Peran petugas kesehatan masyarakat dalam menurunkan AKI, AKB, dan UMR
Selama ini petugas kesehatan masyarakat membantu penurunan AKI, AKB, dan UMR. Peran tenaga
kesehatan masyarakat untuk menurunkan Angka Kematian adalah dengan melakukan deteksi dini pada
ibu hamil dan tumbuh kembang bayi dan balita; pemantauan kesehatan ibu dan anak; melapor ke bidan
desa jika ada ibu, bayi dan balita yang mengalami gangguan kesehatan agar mendapatkan penanganan
yang segera dan tepat.
Lanjutan..
3. . Peran petugas kesehatan masyarakat dalam meningkatkan cakupan kehamilan, deteksi dini kehamilan, dan
pemantauan kehamilan
Berdasarkan wawancara dan FGD disimpulkan bahwa peran petugas kesehatan masyarakat membantu meningkatkan
cakupan pemeriksaan kehamilan. Namun cakupan pemeriksaan kehamilan belum mencapai target 100% yang
ditetapkan, khususnya K4 sering tidak mencapai 100%.
Selama ini petugas kesehatan masyarakat berkontribusi membantu peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan
dengan memeriksa buku KIA untuk memastikan ibu hamil rutin mengunjungi petugas kesehatan untuk pemeriksaan
kehamilan. Tenaga kesehatan masyarakat juga berkontribusi memberikan bantuan kepada ibu hamil, melakukan
kunjungan rumah jika ibu hamil belum mendapatkan pelayanan antenatal, memberikan motivasi dan informasi tentang
kehamilan.

4. Peran petugas kesehatan masyarakat dalam meningkatkan partisipasi posyandu dan deteksi dini tumbuh
kembang anak Berdasarkan wawancara dan FGD disimpulkan bahwa posyandu telah mengalami peningkatan
partisipasi namun belum mencapai target 85%. Tenaga kesehatan masyarakat berperan dalam meningkatkan partisipasi
posyandu dengan memberikan informasi jadwal posyandu kepada setiap klien melalui pengeras suara masjid, gendang
slit, surat pemberitahuan, pengajian, dan kunjungan rumah; klien yang tidak datang ke posyandu akan dikunjungi oleh
petugas kesehatan masyarakat, sedangkan anak yang tidak datang untuk imunisasi juga akan dikunjungi oleh petugas
kesehatan masyarakat dan bidan untuk mendapatkan imunisasi di rumah.
Peran tenaga kesehatan masyarakat dalam deteksi dini tumbuh kembang adalah melakukan pengkajian tumbuh
kembang bayi dan balita dengan menggunakan Grafik Pertumbuhan. Selain itu, petugas kesehatan masyarakat juga
menggunakan indikator perkembangan sebagai pendeteksi perkembangan motorik balita. Namun, tidak semua
posyandu mengadakan deteksi dini tumbuh kembang balita.
Diskusi
1. Peran petugas kesehatan masyarakat melalui Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak
Observasi dan pendataan oleh petugas kesehatan masyarakat masih menghadapi kendala dalam pelaksanaannya.
Ditemukan petugas kesehatan masyarakat tidak aktif mengisi buku petugas kesehatan masyarakat karena buta huruf
sehingga pendataan tidak berjalan dengan baik. Kendala dalam pengumpulan data tersebut menunjukkan bahwa
petugas kesehatan masyarakat di kabupaten pasuruan belum sepenuhnya memanfaatkan buku tenaga kesehatan
masyarakat (Alyyuddin, 2017). Fakta tersebut terjadi karena tidak semua orang mau secara sukarela menjadi tenaga
kesehatan masyarakat.

2. Peran petugas kesehatan masyarakat dalam menurunkan AKI, AKB, dan UMR
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan pada tahun 2015. Hal ini
terbantu oleh beberapa program kesehatan di Kabupaten Pasuruan, salah satunya adalah program tenaga kesehatan
masyarakat. Tenaga kesehatan masyarakat membantu mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan secara umum. Salah satu kegiatan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara umum adalah
dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak melalui kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu membantu
petugas kesehatan masyarakat untuk melakukan deteksi dini dalam pencegahan penyakit ibu hamil, ibu menyusui, ibu
nifas, balita dan pasangan usia subur (Noerjoediantodkk., 2014). Kegiatan posyandu juga membantu petugas kesehatan
masyarakat dalam memantau kesehatan ibu dan anak yang merupakan bagian dari tanggung jawab mereka.
Lanjutan..
3. Peran petugas kesehatan masyarakat dalam meningkatkan cakupan pelayanan antenatal,
deteksi dini dan pemantauan kehamilan
Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan masyarakat dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi ibu
hamil yang belum memiliki dan tidak ingin melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga kunjungan
rumah diasumsikan sebagai cara untuk membantu meningkatkan pelayanan antenatal (Lema dkk.,
2014). Kasus ini tidak relevan dengan kenyataan di lapangan bahwa tidak semua petugas kesehatan
masyarakat melakukan home visit ke setiap klien untuk memantau ibu hamil dan memastikan ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan tenaga kesehatan.

4. Posyandu dan deteksi dini tumbuh kembang


Selama ini petugas kesehatan masyarakat dapat membantu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan posyandu namun upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan masyarakat tersebut belum
diikuti oleh seluruh masyarakat. Sesuai dengan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan bahwa
partisipasi masyarakat belum mencapai target 85%. Terdapat faktor-faktor yang ditemukan yang
menyebabkan masyarakat tidak berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya posyandu. Salah satu kegiatan posyandu adalah mengidentifikasi tumbuh
kembang bayi dan balita.
Sumber

https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.02.04
Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai