“ JELITA”
(JEMPUT,LENGKAPI,TATALAKSANA , PERSALINAN AMAN DAN SELAMAT)
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di indonesia. Angka kematian ibu di indonesia masih tinggi Hasil survei penduduk
(SUPAS) di Indonesia tahun 2015 menunjukan AKI 305/100.000 kelahiran hidup sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 23/1000 kelahiran hidup artinya AKI dan AKB masih jauh
dari target SDGs 2016 .Di Propinsi Banten gambaran kondisi umum pembangunan Kesehatan di
dapatkan dari evaluasi renstra dinas Kesehatan propinsi banten tahun 2012 s/d 2017 angka
kematian ibu meningkat dari18,8 per100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 308 per
100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi meningkt dari 29,5, per 1000 kelahiran hidup
menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI,2012).Di kabupaten pandeglang dari hasil audit
maternal dan neonatal pada akhir tahun 2020 Jumlah angka kematian ibu sebanyak 47 0rang,angka
kematian bayi 22 orang dan angka kematian neonatal 141 orang serta kematian balita 14
orang( Pofil Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang 2020).Menurut data PWS KIA tahun 2020 di
Puskesmas Munjul terdapat kematian bayi selama tahun 2020 sebanyak 6 0raang dan tidak terjadi
kematian ibu selama tahun 2020.dari jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 492 orang.
Sebagian besar penyebab kematian ibu di indonesia disebabkan oleh penyebab langsung
dengan urutan tertinggi perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, komplikasi nifas dan
abortus. Di samping itu kematian ibu juga dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi,
tingkat pendididkan, kedudukan, peran perempuan dalam rumah tangga, struktur sosial dalam
mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, Terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, pemerintah melalui
puskesmas dan jaringannya (puskesmas pembantu, polindes, posyandu) serta rumah sakit
melakukan berbagai upaya kesehatan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Upaya tersebut berupa pelayanan pada ibu hamil, persalinan oleh tenaga kesehatan,
Hingga saat ini puskesmas belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Hal ini
dikarenakan terbatasnya ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan yang memadai
terutama di puskesmas pembantu dan polindes serta terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan yang
berkualitas terutama untuk pelayanan masyarakat di desa sehingga menyebabkan Angka kematian
ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB) masih tinggi, yang salah satu penyebabnya adalah
terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan pada saat emergensi, yang
dapat di cegah dengan melakukan persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas
Menurut hasil Riskesdas 2010 persalianan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan baru mencapai 55,4%. Sedangkan di Puskesmas munjul Menurut data PWS KIA
tahun 2022 di Puskesmas Munjul terdapat kematian bayi selama tahun 2020 sebanyak 6
0rang dan tidak terjadi kematian ibu selama tahun 2020.dari jumlah sasaran ibu hamil
sebanyak 492 orang. Jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan pertama (K1) sebanyak
(93,9 % ), yang mendapat pelayanan (K4) sebanyak (78,9%), jumlah sasaran persalinan
sebanyak 470 0rang yang yang di tolong oleh Nakes ( 82,8%) .dan persalinan di faskes
(80,4%).jumlah sasaran ibu nifas sebanyak 470 KF1(83,6%) ,KF2(83,6%) KF3(78,9 %).
jumlah sasaran BBL 448, KN 1 (86,8%), KN lengkap( 69,4%( PWS KIA Puskesmas Munjul
2020).
Keadaan ini masih kurang dari target standar pelayanan minimal (SPM) yang seharusnya
100% ibu bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, yang di tetapkan dalam
tentang petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan kabupaten/kota. Di kabupaten
pandeglang dalam Instruksi Bupati Nomor 4 tahun 2014 tentang Pemantauan ibu hamil resiko
tinggi, sistem rujukan yang direncanakan, pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih serta
penguatan program penguatan P4K. Bupati dalam poin ke satu menginstruksikan agar
keterbatasan dalam mengakses pelayanan kesehatan yang disebabkan berbagai faktor diantaranya
kemiskinan, kondisi struktur geografis, penyebaran penduduk tidak merata, sosial ekonomi rendah
dan lain-lain.
Konsep Desa Siaga dimana salah satu indikatornya adalah meningkatnya akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Awalnya program ini dalam suatu Desa
Siaga akan dapat menggambarkan suatu masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah
dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana,
kecelakaan dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong. Namun
dalam kenyataannya masih banyak kejadian kegawatdaruratan khususnya pada ibu dan anak yang
menuju sarana kesehatan sehingga angka kematian masih tinggi dimasyarakat. Salah satu upaya
pencegahannya yaitu dengan program P4K yang mampu membantu masyarakat dalam
menanggulangi kegawatdaruratan dan keselamatan ibu dan anak secara aman dan cepat.
A. Rumusan Masalah
“ Bagaimana Penerapan dan penatalaksanaan program P4K di wilayah kerja BLUD Puskesmas
munjul”
B. Tujuan
1. Meningkatkan Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan tanda tanda
Km dari pusat Kabupaten Pandeglang dan memiliki wilayah kerja sebanyak 9 Desa. Rata-rata
wilayah desa berada pada daerah daratan dengan ketinggian rata-rata 32 M diatas permukaaan laut
dengan batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dngan Kecamatan Sindang Resmi, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Cikeusik, Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Angsana dab
Sebelah Timu berbatasan dengan Kabupaten Lebak.Luas wilayah kerja 77, 25 Km 2, 17, 399 Ha,
jumlah Desa 9 Desa yaitu desa Pasanggrahan, desa Munjul, desa Sukasaba, desa Panacaran, desa
Curuglanglang, desa Lebak, desa Cibitung, desa Gunungbatu dan desa Kotadukuh. masing-masing
dengan keadaan geografis terdiri dari bukit dan sawah serta kebun. Sarana perhubungan yang ada
sesuai dengan kondisi geografis wilayah Kecamatan Munjul adalah perhubungan darat dengan
Jarak desa yang terdekat dengan Puskesmas 500 M dengan Kondisi jalan baru 40 % dengan
pengerasan aspal/Coran + 20 % dengan pengerasan batu dan sisanya masih jalan tanah, sehingga
pada musim hujan ada beberapa lokasi yang sulit di jangkau dengan kendaraan roda. Berdasarkan
data hasil Badan Statistik Kecamatan munjul Tahun 2020, penduduk Kecamatan Munjul Kabupaten
Puskesmas Munjul merupakan salah satu puskesmas rawat jalan dan rawat inap dan
merupakan puskesms PONED yang ada di Kabupaten pandeglang. Puskesmas Munjul mempunyai
fasilitas-fasilitas kesehatan yang terdiri dari pelayanan poli umum, poli KIA/KB, pelayanan poli
gigi, apotik, Laboratorium, pelayanan obstetri dan neonatal dasar (PONED=Klinik Bersalin) dan
pelayanan promosi dan kesehatan termasuk UKS, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana yang bersifat UKM, pelayanan gizi yang bersifat
UKM, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit, dan pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat. Dan UKM pengembangan meliputi: pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan indera, pelayanan kesehatan lansia, kesehatan kerja, dan kesehatan reproduksi.
pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP, pelayanan gawat
Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas sebanyak 78 orang yaitu bidan 34 orang, perawat
28 orang, dokter umum 2 orang, perawat gigi 1 orang, analis 1 orang, Kesehartan masyarakat 1
orang, administrasi 1 orang, Petugas kebersihan 3 orang, sopir ambulance 1 orang. Di wilayah kerja
puskesmas Munjul terdiri dari 9 Desa dengan jumlah dukun paraji pada tahun 2022 sebanyak 40
orang dan bidan 34 orang.Jumlah bidan desa sebanyak 23 orang.Setiap desa dibina oleh 2-3 orang
bidan. Jumlah kader aktif sebanyak 223 orang dan jumlah posyandu sebanyak 48 posyandu.
KOMPLIKASI (P4K)
Nakes,Kunjungan Balita.Ini menandakan bahwa peran serta masyarakat dan kualitas pelayanan
indikator penting untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan di suatu daerah.Di UPT Puskesmas
DTP Munjul pada tahun 2021 terdapat AKI 1 orang yang disebabkan oleh COVID 19. Pada tahun
2022 terdapat AKI 1 orang yang disebabkan oleh oleh Malnutrisi dan penyakit penyerta. AKB di
UPT Puskesmas DTP Munjul pada tahun 2022 terdapat 12 balita yang di sebabkan oleh BBLR dan
Asfiksia.
Penyebab AKI dan AKB yang masih terjadi di wilayah UPT Puskesmas DTP Munjul
diantara nya adalah 3 T, Terlambat mengetahui tanda bahaya,masih kurang nya pengetahun ibu
akan tanda-tand bahaya pada kehamilan,persalinan,nifas dan bayi baru lahi.Terlambat mengambil
keputuan serta Terlambat mendapatkan pertolongan.
Dalam rangka Mencegah terjadinya serta menunrunkan AKI dan AKB UPT Puskesmas
DTP Munjul mengembangkan P4k dengan inovasi JELITA(Jemput,Lengkapi dan tata laksana kasus
, persalinan aman dan selamat).Dalam pelaksanaanya menitik beratkan pada kegiatan yang
bertujuan untuk membingbing dan memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mecegah
terjadinya kegawat daruratan pada kehamilan persalinan nifas dan Bayi Baru ahir (BBL).
Kader,Paraji,Bidan,perawat,Toga,Toma,PKK,Karang taruna.
Kegiatan INOVASI JELITA yang di lakukan oleh UPT Puskesmas DTP Munjul
diantaranya :
1. Refresing desa Siaga Aktif melibatkan Kepala desa, tokoh masyarakat, kader dengan
desa.Melibatkan Suami dan anggota keluarga dalam pelayanan Kesehatan pada ibu
rumah ibu hamil, bersalin dan bayi balita,antar jemput ibu bersalin nifas ke faskes
Rakor desa
Sampai Melahirkan ) yang bertujuan untuk memfasilitasi konsutasi untuk semua ibu
hamil yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Munjul. Yang Anggotanya terdiri
dari,dr Puskesmas,Bidan kordinator,Pj KIA,PJ GIZI,PJ PKPR dan semua bidan desa
2. LENGKAPI. Mendapat pelayanan kesehatan dari petugs kesehatan juga merupakan salah
satu upaya untuk mencegah terjadinya AKI dan AKB namun pada kenyataanya di
sistem jaminan sosial nasional, berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional telah dibentuk badan hukum yang disebut dengan Badan
tersebut adalah BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan bertugas
masyarakat yang belum menjadi anggota BPJS selain itu juga masih ada masyarakat
sudah menjadi anggota BPJS tetapi masih ada kendala dalam hal persyaratan
Tabulin (tabungan Ibu bersalin) dilakukan oleh ibu hamil setiap kunjungan ANC
menabung dan dikumpulkan oleh yang sudah ditentukan dan bisa diambil disaat ibu akan
bersalin
Dasolin (Dana Sosial Bersalin) menyisihkan dana dari donatur, kelompok Pengajian,
peserta keluarga harapan dan dikumpulkan dibendahara Dasolin, uang yang sudah
terkumpul digunakan untuk kebutuhan ibu bersalin, nifas, bayi, balita yang memerlukan
2. BPJS/ Jampersal
Memeriksa kelengkapan dokumen kepesertaan (KK, KTP) untuk yang memiliki jaminan
Membuat surat keterangan tidak mampu untuk ibu yang tidak memiliki jaminan
saat kehamilan dan melahirkan diantarnya dengan masih adanya ibu yang tidak
melakukan ANC dan pertolongan persalinan tidak di lakukan oleh tenaga kesehatan serta
paraji yang dilakukan dirumah ibu bersalin serta terlambat mengenali tanda-tanda
adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta
Dilakukan setiap bulan oleh bidan,paraji dan kader dengan kelompok sesuai usia
kehamilan
b. Kelas Balita
Dilakukan setiap 3 bulan sesuai umur dengan kelas sesuai kebutuhan dan masalah
a. Melatih bidan, perawat dan dokter untuk pelatihan oelayanan PONED di dinas
Kesehatan.
b. Melengkapi saranan dan prasarana untuk memberikan pelayanan kegawat daruratan ibu
a. Membuat jadwal pelayanan selama 24 jam dengan tenaga kesehatan yang kompeten untuk
b. Meningkatkan keterampilan petugas dengan up date ilmu baru melalui jenjang Pendidikan
dan latihan keterampilan sesuai standar secara mandiri, dari puskesmas maupun yang
3. System rujukan
System rujukan untuk ibu dan bayi merupakan komponen yang terpenting dalam system
pelayanan kesehatan maternal. Dengan adanya system dan cara rujukanyan baik,penanganan
kegawat daruratan dengan cepat dan tepat diharapkan tenaga kesehatan bisa memperbaiki
kualitas pelayanan
Dalam pelayanan kesehatan material dan perinatal ada 2 jenis rujukan berdasar sifat.
2. Rujukan terencana
Rujukan yang disiapkan ketika ibu masih di masa antenatal atau awal persalinan
b. Perencanaan rujukan
Rencana merujuk dengan ibu dan keluarga harus mendapat persetujuan ibu dan keluarga
Semua kegiatan yang sudah tertuang dalam kesepakatan bersama bertujuan untuk
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang
di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan
terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin , nifas dan BBL, termasuk perencanaan
menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K
sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.P4K atau Program perencanaan dan pencegahan komplikasi)
merupakan “upaya terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir
melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yan
g membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan
UPT Puskesmas DTP Munjul melakukan terobosan dalam upaya percepatan penurunan
angka kematian ibu dan bayi baru lahir dengan melakukan inovasi JELITA. Inovasi ini terdiri dari
kegiatan Jemput dimana jemput disini dartikan sebagai kegiatan yang di lakukan dengan tujuan
menemukan sasaran serta melakukan pemeriksaan keadaan kondisi kesehatan ,memberi pelayanan
kepada sasaran serta memastikan serta mempersiapkan kemungkinan komplikasi yang akan terjadi
kepada sasaran yang di lakukan dengan melibatkan bidan,dukun paraji ,kader,pemerintah desa dan
TP PKK. Mengaktifkan WA grup WALI SEMBILAN (whatsapp Peduli Sehat Ibu Hamil Sampai
Melahirkan ) yang bertujuan untuk memfasilitasi konsutasi untuk semua ibu hamil yang ada di
wilayah kerja UPT Puskesmas Munjul. Yang Anggotanya terdiri dari,dr Puskesmas,Bidan
kordinator,Pj KIA,PJ GIZI,PJ PKPR dan semua bidan desa wilayah kerja UPT Puskesmas Munjul.
Kegiatan yang kedua yaitu Lengkapi, untuk Mendapat pelayanan kesehatan di perlukan adanya di
perlukan adanya persiapan persyaratan jaminan Kesehatan administrasi yang belum lengkap di
perlukan peran serta pemerintah ataupun tenaga kesehatan memberikan informasi kepada
masyarakat agar pada saat di butuhkan jaminan kesehatan sudah dapat digunakan. Dan yang
terakhir Tatalaksana yang diartikan sebagai upaya penanganan masalah kesehatan yang dilakukan
petugas kesehatan dengan melakukan bimbingan kepada masyarakat dengan memberikan asuhan
kebidanan serta dengan melakukan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga
berencana.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
3. Bidan, Kader, Paraji, PKK, Aparatur Desa bersama-sama akan membantu ibu dan keluarga
4. Jika keluarga yang akan bersalin tidak memiliki alat transportasi desa dan kader siap
Tanda-tanda persalinan
6. Setiap tips (uang) yang diberikan oleh bidan desa ke paraji disesuaikan dengan kemampuan
biaya yang diberikan ke bidan desa dari ibu atau keluarga yang melahirkan
KHAMDAN PRAMANA,S.ST.M.Kes
NIP. 19761121 200604 1 007
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG
DINAS KESEHATAN
BLUD UPT PUSKESMAS MUNJUL
Alamat : Jl. Raya Kotadukuh No. 2 Desa Pasanggrahan Kec. Munjul-Pandeglang 42276
No. Telp : (0253) 5805311 Email : puskesmasmunjul@gmail.com
KEPUTUSAN
NOMOR : //PKM-MJL/SK/XII/2022
TENTANG
PROGRAM INOVASI
JELITA
DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN & PENCEGAHAN KOMPLIKASI
(P4K)
Menimbang : A. bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan pelayanan, Puskesmas DTP Munjul
dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu baik Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);
B. bahwa untuk menjamin terselenggaranya pengembangan program kesehatan di
wilayah Puskesmas DTP Munjul, maka dipandang perlu menetapkan Program
Inovasi Puskesmas DTP Munjul melalui Keputusan Kepala Puskesmas DTP
Munjul.
MEMUTUSKAN
Kedua : Program inovatif yang diselenggarakan oleh Puskesmas DTP Munjul dalam bidan
KIA adalah “JELITA” meliputi : Jemput, Kader,Paraji,Bides,perawat desa,Toma,Toga
beserta masyarakat menjadi survailan aktif.
Aman :Kawal setiap ibu hamil untuk dapat bersalin dengan aman dan selamat.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika terdapat
kekeliruan di dalam penetapannya
Ditetapkan di : Munjul
Khamdan Pramana.S.ST.M.Kes