TAHUN 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................ii
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
I. Pendahuluan.................................................................................................1
II. Latar Belakang.............................................................................................1
III. Tujuan..........................................................................................................2
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan........................................................3
V. Cara Melaksanakan kegiatan........................................................................4
VI. Sasaran.........................................................................................................5
VII. Evaluasi Kegiatan dan Pelaporan.................................................................6
VIII. Pelaporan Kegiatan Ponek...........................................................................6
1. Pendahuluan
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Neonatal Emergensi Komperehensif (PONEK) di Rumah Sakit. Rumah Sakit
PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan
kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersedian tenaga kerja yang sesuai dengan kompetensi, sarana ,
parasarana dan management yang handal.
Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu , tenaga kesehatan
memelrlukan pelatihan-pelatiohan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien. Kematian bayi baru lahir
umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah,
Asfiksisa. Dan infeksi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan
pengambilan keputusan , merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu
umumnya disebabkan perdarahan, infeksi, preeklampsia/eklampsia, persalinan
macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan
mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan
dalam sistem terpadu di tingkat nasional maupun regional.
2. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesi masih tinggi yaitu AKI 228/100.000 kelahiran hidup
(KH) dan AKB 34/100 kelahiran hidup (SDKI 2007), keadaan tersebut
diakibatkan oleh penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah
melalui pendekatan deteksi dini dan penata laksanaan yang tepat untuk ibu dan
bayi. Di indonesia penyebab kematian yang utama adalah perdarahan yang
sebagian besar disebebkan oleh retensio plasenta. Hal ini menunjukan adanya
managemen persalinan kala III yang kurang adekuat, sedangkan kematian ibu
akibat infeksi merupanakan indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan
meanagemen infeksi. Kematian ibu yang disebebkan larena komplikasi aborsi
adalah akibat kehamilan yang tidak dikehendaki(KTD). Program menurunkan
angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal) dan meningkatkan pelayanan ibu
dan bayi yang mempunyai masalah komplikasi persalinan dan kelahiran kurang
bulan sangat diperlukan. Sehubungan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor
keterampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan ibu dan
bayi yang berkualitas di Rumah Sakit. Pada konferensi Tingkat Tinggi Bangsa-
bangsa pada tahun 2000 sisepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan
tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi
dan anak yaitu:
1. Mengurangi angka kematian bayi dab bakita sebesar dua per tiga dari
AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada
tahun 1990 dari 307 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.
Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi , namun tetap dapat dicapai
apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi berbagai
kendala yang timbul selama ini. Di Indonesia pada tahun 2021 AKI mengalami
peningkatan kasus kematian ibu sebesar 443 kasus sehingga
menjadi kematian terbanyak tahun 2021 karena dikarenakan Covid-19 dengan
persentase 40%. Provinsi lampung tahun 2020 jumlah AKI sebanyak 115 yang
disebabkan oleh perdarahan sebanyak 44 kasus, hipertensi sebanyak 24 kasus,
infeksi sebanyak 2 kasus, ganguan sistem peredaran darah sebanyak 9 kasus,
gangguan metabolik sebanyak 1 kasus dan lain-lain sebanyak 35 kasus. Sedangkan
di Kabupaten Lampung utara tahun 2020 terdapat 10 kasus AKI dengan penyebab
utama hipertensi, perdarahan, dan penyakit penyerta lainnnya. Angka Kematian
Ibu sendiri di Rumah Sakit Medika Insani pada tahun 2021 di temukan ada 3 kasus
dgn penyebab PEB, covid 19, serta penyebab lainnya.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya Berat
Badan Lahir rendah (40,4%), asfiksia (24,6%), infeksi (15%),
pre-eklamsia/eklamsia (15%), persalinan macet dan abortus. Provinsi Lampung
tahun 2020 AKB sebanyak 566 kasu, di Lampung utara AKB tahun 2020
sebanyak 39 kasus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan
mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus
dilkakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan
obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu
dan bayi baru lahir secara terpadu.
Upaya yang dilakukan Rumah Sakit Medika Insani Kec. Bukit Kemuning
Kab. Lampung Utara untuk menurunkan AKIdan AKB adalah mengoptimalkan
Rumah Sakit PONEK yang sudah ada di Rumah Sakit Medika Insani Kec. Bukit
Kemuning Kab. Lampung Utara. Pelayanan obstetri dan neonatal regional
merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara
terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komperehensip
(PONEK) di Rumah Sakit dan pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian
dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal,
yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaaan tenaga yang sesuai kompetemsi,
prasarana, sarana dan menegement yang handal. Untuk mencapau kompetensi
dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku dalam
pelayanan kepada pasien.
3. Tujuan
a) Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya
penurunan AKI dan AKB di Rumah Sakit Medika Insani Kec. Bukit Kemuning
Kab. Lampung Utara
b) Tujuan Khusus
1) Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh managemen dan
pelayan PONEK
2) Terbentuknya Tim PONEK Rumah Sakit Medika Insani Kec. Bukit
Kemuning Kab. Lampung Utara.
3) Tercapainya kemampuan teknis Tim Ponek sesuai standar PONEK
4) Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penaggung jawab
program pada tingkat kota dan pusat dalam managemen program PONEK
Rumah Sakit.
5) Adanya sistem pelaporan setiap yang berjalan secara berkesinambungan
6. Sasaran
a) Terlaksananya kegiatan PONEK sesuai dengan jadwal yang di tentukan
b) Pelaporan Ponek rutin yang sistematis
c) Peningkatan Kompetensi Dokter, Bidan dan perawat PONEK
a) Pencatatan
1) Pencatatan Kegiatan Pelayanan PONEK dilakukan setiap hari
dimasing masing unit kerja PONEK dan diserahkan ke sekretariat
PONEK pada akhir bulan untuk dilakukan rekapitulasi setiap bulan
2) Pencatatan mutu pelayanan PONEK dilakukan setiap hari di masing
masing unit kerja PONEK dan diserahkan ke sekretariat PONEK
pada akhir bulan untuk dilakukan rekapitulasi setiap bulan yang
kemudian diserahkan ke PMKP.
3) Pencatatan Kegiatan Program Kerja yang dilakukan oleh Anggota
Tim PONEK yang ditugaskan saat itu dan hasil kegiatan diserahkan
ke sekretariat PONEK untuk diinventaris dan dimasukan dalam
laporan evaluasi program kerja
4) Pencatatan kasus near miss dan kematian dilakukan oleh anggota
Tim PONEK
5) Pencatatan semua kegiatan PONEK dilakukan setiap bulan,
triwulan dan tahun
b) Pelaporan Kegiatan
1) Pelaporan kegiatan pelayanan PONEK dilakukan setiap bulan
kepada bagian pelayanan, PMKP.
2) Pelaporan Mutu dan Analisa pelayanan PONEK yang telah
disetujui oleh Ketua Tim PONEK dilakukan setiap bulan kepada
bagian pelayanan dan PMKP.
3) Pelaporan Kegiatan Program Kerja dilakukan setiap bulan kepada
Ketua Tim PONEK dalam kegiatan rapat rutin
4) Pelaporan kasus kematian dilakukan dalam waktu 2x24 Jam kepada
Ketua Tim PONEK, Bidang Pelayanan dan Dinas Kesehatan Kab.
Lampung Utara
c) Evaluasi Kegiatan
1) Evaluasi pencapaian indikator mutu PONEK dan standar minimal
pelayanan ke bagian pelayanan dilakukan setiap bulan, triwulan dan
tahunan
2) Evaluasi program kerja PONEK dilakukan setiap buan dalam rapat
rutin
3) Evaluasi hasil audit nearmiss dan audit kematian bersifat insidentil.