TAHUN 2019
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan satu tatanan institusi kesehatan yang didalamnya terjadi
interaksi antar petugas, penderita, dan keluarganya serta lingkungan rumah sakit yang cukup
komples dan akan memberikan andil terhadap citra rumah sakit di masyarakat.
Rumah sakit yang pada mulanya hanya berorientasi yang kuratif dan rehabilitatif oleh
karena perkembangannya yang begitu pesat telah berubah pola dan landasan pikir ke arah
promotif dan preventif disamping kuratif dan rehabilitatif. Perubahan paradigma ini akan
mengahsilkan reorientasi pelayanan rumah sakit dimana klien rumah sakit adalah pasien dan
orang sehat
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adildan merata
bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya
sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 16.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen
internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goal’s (MDG’s). Dalam
MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4
(menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehtan ibu), dan target 6
(memerangi HIV dan AIDS, TB, malaria dan penyakit lainnya). Kementrian Kesehatan telah
menyususn strategi untuk pencapaian target tersebut.
Kematian bayi baru lahir umunya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan
Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%), dan infeksi (sekitar 10%). Hal tersebut kemungkina
disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk, dan mengobati. Sedangkan
kematian ibu umumnya disebabkan pendarahan (25%), infeksi (15%), pre eklampsia /
eklampsia (15%), persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai
hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi
harus dilakukan dalam sistem terpadu ditingkat nasional dan regional.
Terkait dengan MDGs yang ke 3 (meningkatkan kesehatan ibu) dan ke 4 (menurunkan
angka kematian bayi), pemerintah menetapkan salah satu kebijakan untuk mencapai target
tersebut, yakni PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). PONEK
adalah pelayanan untuk menanggulangi kesusu kedawat daruratan obstetri dan neonatal secara
komprehensif yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, maupun ibu dalam masa nifas, dengan
komplikasi obstetri yang mengancam jiwa ibu maupun janinnya. Kebijakan ini diterapkan
untuk mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Pelayanan obstetri dan noenatal regional merupakan upaya penyediaan palayanan bagi ibu
dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan rumah sakit PONEK 24 jam merupakan bagian
dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan
PONEK adalah ketersediaan tenaga.
BAB III
TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
a. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pelayanan obstetri neonatal emergensi
komprehensif
b. Agar mengetahui bagaimana sistem pelayanan PONEK
c. Untuk mengetahui apa saja yang harus ditangani oleh Tim PONEK rumah sakit
d. Untuk mengetahui kriteria rumah sakit yang boleh melakukan PONEK
B. TUJUAN KHUSUS
a. Rumah sakit mampu PONEK adalah rumah sakit yang mampu menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan meternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24
jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu
b. Peningkatan kemampuan layanan kesehatan PONEK di Rumah Sakit 24 jam
c. RSIA “Fatimah” Lamongan melaksanakan program PONEK 24 jam
C. PROGRAM PONEK
1. Melaksanakan kegiatan PONEK 24 jam
a. Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif
b. Pelaksanaan Melode Kangguru (PMK ) pada BBLR
c. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal dan Konseling Maternal Neonatal
d. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
e. Pelaksanaan Pelayanan PONEK 24 jam
f. Pelaksanaan Pelayanan Rujukan Dua Arah
g. Pelaksanaan Pelayanan Rawat Gabung
h. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
i. Pelaksanaan Keluarga Berencana
j. Membuat pelaporan dan analisis tentang angka keterlambatan SC > 30 menit,
angka keterlambatan darah >60 menit, angka kematian ibu dan bayi, dan kejadian
tidak dilakukannya IMD pada bayi baru lahir
k. Pembuatan jadwal jaga kamar bersalin, kamar operasi, neonatus, dan UGD
l. Melaksanakan audit maternal neonatal
2. Melakukan sosialiasi di rumah sakit dalam rangka PONEK
3. Pemantapan petugas, SDM, sarana dan prasarana
4. Pelaporan dan pelaksanaan kegiatan PONEK
5. Monitoring dan evaluasi kegiatan PONEK 3 bulan sekali
6. Evaluasi dan analisis kegiatan PONEK
7. Timbal balik kegiatan PONEK kepada direktur
8. Sosialisasi SPO kegawat daruratan di UGD, kamar bersalin, kamar operasi, ruang
perawatan, neonatus
9. Pelatihan inhouse dan exhouse training keadaan emergensi pada kasus PONEK
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. KEGIATAN POKOK
Pelayanan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Fatimah
Lamongan meliputi 10 langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
1) Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif
2) Pelaksanaan Melode Kangguru (PMK ) pada BBLR
3) Pelaksanaan Pelayanan Antenatal dan Konseling Maternal Neonatal
4) Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
5) Pelaksanaan Pelayanan PONEK 24 jam
6) Pelaksanaan Pelayanan Rujukan Dua Arah
7) Pelaksanaan Pelayanan Rawat Gabung
8) Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
9) Pelaksanaan Keluarga Berencana
10) Membuat pelaporan dan analisis tentang angka keterlambatan SC > 30 menit,
angka keterlambatan darah >60 menit, angka kematian ibu dan bayi, dan
kejadian tidak dilakukannya IMD pada bayi baru lahir
11) Pembuatan jadwal jaga kamar bersalin, kamar operasi, neonatus, dan UGD
12) Melakukan Audit Maternal Neonatal
B. RINCIAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan Panduan Pemberian ASI Eksklusif yang
berlaku di RSIA “Fatimah” Lamongan.
2. Pelaksanaan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR
Pelaksanaan Metode Kangguru pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah sesuai
dengan Panduan Pelaksanaan Metode Kangguru yang berlaku di RSIA “Fatimah”
Lamongan.
3. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal dan Konseling Maternal Neonatal
Pelayanan Antenatal dan Konseling Maternal Neonatal sesuai dengan Panduan
Pelayanan Antenatal dan Panduan Pelayanan Maternal Neonatal yang berlaku di RSIA
“Fatimah” Lamongan.
4. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini sesuai dengan Panduan Inisiasi Menyusui Dini
yang berlaku di RSIA “Fatimah” Lamongan.
5. Pelaksanaan Pelayanan PONEK 24 jam
Pelaksanaan PONEK 24 jam sesuai dengan Panduan PONEK 24 jam yang berlaku di
RSIA “Fatimah” Lamongan.
6. Pelaksanaan Pelayanan Rujukan Dua Arah
Pelayanan Rujukan Dua Arah sesuai dengan Panduan Rujukan Dua Arah yang berlaku
di RSIA “Fatimah” Lamongan.
7. Pelaksanaan Pelayanan Rawat Gabung
Pelayanan Rawat Gabung sesuai dengan Panduan Pelayanan Rawat Gabung yang
berlaku di RSIA “Fatimah” Lamongan.
8. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Imunisasi sesuai dengan Panduan Pelayanan Imunisasi yang berlaku di
RSIA “Fatimah” Lamongan.
9. Pelaksanaan Pelayanan Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana sesuai dengan Panduan Pelayanan Keluarga Berencana
yang berlaku di RSIA Fatimah Lamongan.
10. Pelaksanaan Pertemuan rutin Monitoring dan Evaluasi kegiatan setiap 3 bulan
Pertemuan rutin yang bertujuan untuk memonitoring dan melakukan evalusi kegiatan
pelayanan dilaksanakan setiap 3 bulan dan dipimpin oleh Ketua Tim PONEK. Hasil
dari rapat adalah laporan kegiatan dan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit.
11. Membuat pelaporan dan analisis meliputi :
a. Angka keterlambatan SC < 30 menit
Dilakukan dengan cara melihat status rawat inap ibu dengan SC cito kemudian
dicatat di checklist
b. Angka keterlambatan penyediaan darah > 60 menit
Dilakukan dengan cara melihat status rawat inap ibu, bayi, dan anak yang
memperoleh transfusi darah kemudian di catat di checklist
c. Angka kematian ibu dan bayi
Dilakukan dengan cara melihat laporan di ruangan VK, OK, UGD, dan neonatus
d. Kejadian tidak dilakukannya IMD pada bayi baru lahir
Dilakukan dengan cara melihat status rawat inap ibu dengan persalinan spontan
dan SC kemudian dicatat di checklist
12. Pembuatan jadwal jaga
Meminta setiap kepala ruangan untuk membuat jadwal jaga PPA di kamar bersalin,
kamar operasi, neonatus, dan UGD di RSIA “Fatimah” Lamongan
13. Pelatihan inhouse dan exhouse training
Koordinasi dengan bagian diklat untuk jadwal inhouse dan exhouse training
14. Melakukan audit maternal neonatal
Koordinasi dengan bagian AMP untuk pelaksanaan audit maternal neonatal
BAB V
SASARAN
11 Pelaporan dan X X X
analisis
12 Pembuatan X X X X X X X X X X X X
jadwal jaga
13 Pelatihan Sesuai dengan jadwal pelatihan
inhouse dan
exhouse
training
14. Melakukan X X X
audit maternal
neonatal
BAB VIII
Pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi apakah terlaksana sesuai jadwal atau tidak.
Jika program tidak terlaksana sesuai jadwal yag telah ditetapkan maka dilakukan evaluasi
penyebab ketidak sesuaian pelaksanaan serta menentukan rencana tindak lanjut untuk
pelaksanaan program atau kegiatan pada periode berikutnya.
Program yang tidak terlaksanan sesuai jadwal dan analisa penyebabnya serta tindak
lanjut yang akan dilakukan dilaporkan kepada yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
program. Pelaksanaan kegiatan atau program dan ketidak sesuaian pelaksanaan tersebut
kemudian dilaporkan kepada Ketua Tim PONEK secara periodik 3 (tiga) bulan sekali.
BAB IX
A. Pencatatan
B. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan PONEK dilaksanakan setiap 3 bulan sekali yang kemudian
hasilnya dilaporan oleh Tim PONEK kepada direktur untuk dilakukan tindak lanjut
BAB X
PEMBIAYAAN