Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia merupakan yang tertinggi diantara Negara-Negara ASEAN denngan penurunan
sangat lambat.
Angka Kematian Ibu di Indonesia saat ini sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup,sedangkan Angka Kematian Neonatal 20 per 1000 kelahiran hidup (survey tahun
2002-2003). Keadaan tersebut diakibatkan oleh sebab utama kematian yang sebenarnya
dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu
dan bayi
DiIndonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan,infeksi,eklamsia,partus
lama serta komplikasi abortus.Penyebab kematian utama adalah perdarahan yang
sebagian besar disebabkan oleh retensi placenta,ini menunjukan adanya manajemen
persalinan kala III yang kurang adekuat.Kematian ibu akibat infeksi merupakan indikator
kurang baiknya upaya pencegahan manajemen infeksi,untuk kematian ibu yang
disebabkan oleh komplikasi abortus adalah akibat dari kehamilan yang tidak dikehendaki.
Program menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Maternal Neonatal ) dan
meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah komplikasi persalinan
dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan,sehubungan hal tersebut perlu diperoleh
dukungan faktor keterampilan bagi tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan
kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas,maka RSIA PuriBetikHati turut berperanserta
dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi melalui upaya
penyelenggaraan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu.Penyelenggaraan
pelayanan PONEK 24 jam oleh RSIA PuriBetikHatimerupakan bagian dari sistem
rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal,yang sangat berperan
dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir dengan menyediakan tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi,prasarana,sarana dan manajemen handal

1.2 Tujuan Pedoman

a.Umum

Menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kematian ibu

b.Khusus

1. Meningkatkan kemampuan Tim Ponek sesuai standar


2. Memberikan pengetahuan bagi ibu dan keluarga dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi di RSIA PuriBetikHati

3. Meningkatkan angka rawat gabung,IMD dan ASI Ekslusif

4. Meningkatkan perawatan metode kangguru pada BBLR


BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI

RumahSakitIbudanAnak (RSIA)
PuriBetikHatimerupakanpengembangandariRumahBersalin (RB) PuriBetikHati yang
dirintisolehBidanDjamiahsejak 25 Juli 1996 yang beralamat di Jl.Pajajaran No.109 Jagabaya
II KecamatanSukabumi Bandar Lampung.
Padaawalberdiri RB PuriBetikHatimemilikifasilitaspelayananpemeriksaankehamilan (ANC)
danimunisasibayi, kamarbersalindankamarperawatan yang terdiridarikelas I,II, dan III
dengan total kapasitas 18 tempattidur.
Seiringdenganberjalannyawaktudannyminimaakanpelayanankesehatanmasyarakat,
khususnyapelayanankesehatanIbudanAnakdirumahsakitbaikmilikpemerintahmaupunswastad
ikota Bandar Lampung, merupakanhal yang melatarbelakangi RB PuriBetikHatipadatanggal
1 Juli 2011 berkembangmenjadiRumahSakitIbudanAnak (RSIA) PuriBetikHati yang
memberikanpelayanakesehatankhususnyakesehatanIbudanAnak.
Sehinggadiharapkankeberadaan RSIA
PuriBetikHatiinidapatmemenuhituntutanmasyarakatakanpelayanankesehatandandapatmenin
gkatkankualitaskesehatanmasyarakatluas.
RSIA PuriBetikHatidibangunatastanahseluas 1.584 M2, denganletaklokasi yang
sangatstrategisdanmudahdijangkauolehkendaraan,
baikkendaraanpribadimaupunkendaraanumum / angkutankota.
Konsumen RSIA PuriBetikHatiberasaldari:
1. Rujukandokterspesialiskebidanandankandungan, dokterspesialisanak,
bidanpraktekswastaperorangan, rumahbersalin, balaipengobatan, puskesmas di wilayah
Bandar Lampung, wilayah Lampung Selatan, wilayahPesawarandansekitarnya.
2. Rujukandarimitra-mitraasuransidanperusahaanrekanan RSIA PuriBetikHati
3. Masyarakat Bandar Lampung dansekitarnya.
2.1 RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI
RumahSakitIbudanAnakPuriBetikHatimemiliki 78ruangkamarperawatan,
denganjumlahkapasitastempattidur107tempattidur.

No. KamarPerawatan JumlahKamar JumlahTempatTidur

1 President Suite 2 2

2 SVIP A 3 3

3 SVIP B 7 7

4 VIP 7 7

5 Kelas I 10 20

6 Kelas II 3 9

7 Kelas III 4 16

8 BayiSehat 38 38

9 Incubator 3 3

11 RuangIsolasi 1 2

Total 78 107
BAB III

VISI,MISI,FALSAFAH,TUJUAN DAN SASARAN

I. VISI
“ MenjadiRumahSakitterbaikdilevelnya”

II. MISI
1. Memberipelayanan prima kepadamasyarakat
2. Mengelola RSIA PuriBetikHatisecaraprofesional, efektifdanefisien
3. Melakukanpendidikandanpelatihansecaraberkalakepadakaryawandalamrangkame
ningkatkanketerampilandanpengetahuan

III. FALSAFAH
PONEK RSIA PuriBetikHatimemberikan pelayanankesehatan ibu dan bayi dengan
menitikberatkan pada pengawasan pasien pra kehamilan, antenatal, intra natal, post
natal.

IV. TUJUAN
Penyelenggaraan PONEK di RSIA PuriBetikHati bertujuan untuk :

Tujuan Umum
Sebagai acuan dan pedoman bagi pimpinan dan pengelola pelayanan obstetri neonatal
di RSIA PuriBetikHati secara terpadu untuk menerapkan program PONEK,sebagai
upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita sertameningkatkan kesehatan ibu
hamil.

Tujuan Khusus
1. Agar ada kebijakan di RSIA PuriBetikHati dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK
2. Agar dibentuk Tim PONEK di RSIA PuriBetikHati
3. Agar tercapai kompetensi tehnik Tim Ponek RSIA PuriBetikHati
4. Agar terbentuk koordinasi dan sinkronisasi dalam manajemen program PONEK

V. SASARAN
1. Pimpinan rumah sakit
2. Manajemen rumah sakit
3. Pelaksana pelayanan kesehatan di RSIA PuriBetikHati
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

StrukturOrganisasiRumahSakitIbudanAnakPuriBetikHatidipimpinolehseorangDirekturRu
mahSakit yang membawahiWakilDirekturMedisdanWakilDirekturUmumdankeuangan.Direktur
RSIA
PuriBetikHatimemilikikoordinasidenganKomiteMedisdanKomiteKeperawatan.Strukturorganisas
iterlampir.
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI TIM PONEK

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Tim PONEK

1. Struktur Organisasi

Direktur

Ketua PONEK

Wakil Ketua PONEK

Sekertaris PONEK

Anggota PONEK
Dokter spesialis kebidanan, Anak,
Anastesi, dokter umum, perawat,
bidan dan petugas laboratorium
BAB VI

URAIAN JABATAN

Uraian Tugas Tim PONEK

1. Ketua :
a. Melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program PONEK di
RSIA PuriBetikHati
b. Menyelaraskan program RSIA PuriBetikHati untuk mendukung program PONEK
c. Menyelenggarakan dan memimpin rapat rutin Tim PONEK RSIA PuriBetikHati
d. Meningkatkan kemampuan anggota tim pelayanan PONEK di RSIA PuriBetikHati

2. Wakil Ketua :
a. Membantu ketua tim dalam menjalankan tugas
b. Memberikan saran perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan PONEK di RSIA
PuriBetikHati

3. Sekretaris :
a. Melaksanakan kegiatan administrasi kesekretariatan
b. Menyiapkan kebutuhan dan agenda rapat rutin Tim PONEK
c. Membuat arsip kegiatan Tim PONEK
d. Menyimpan dan mengelola kearsip

4. Anggota :
a. Mengikuti / menghadiri rapat rutin Tim PONEK
b. Memberikan usulan/saran perbaikan dan peningkatan pelayanan PONEK di RSIA
PuriBetikHati yang meliputi :
1. InstalasiGawat darurat :
a. Menyediakan dokter jaga dan perawat 24 jam yang terlatih untuk mengatasi
kasus emergensi baik secara umum maupun emergensi maternal neonatal
b. Melaksanakan resusitasi dan kegawatdaruratan obstetri neonatal
c. Menyediakan fasilitas penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal (
infant warmer,monitor pasien)
2. Instalasi kamar bersalin / VK :
a. Menyediakan bidan yang terlatih bersertifikasi PONEK
b. Menyediakan bidan yang terlatih melakukan resusitasi
c. Memberikan pelayanan dengan respon time kurang dari 30 menit bila
diperlukan tindakan operasi
3. Instalasikamar operasi / OK :
a. Menyediakan pelayanan kamar operasi yang siap siaga 24 jam untuk
melakukan operasi
b. Menyediakan perawat kamar operasi yang terlatih dalam pelayanan emergensi
maternal neonatal
c. Menyediakan kamar operasi untuk pelayanan segera kasus neonatal dalam
waktu kurang dari 30 menit
d. Menyediakan perawat yang siap dipanggil sewaktu-waktu
4. Unit Perina :
a. Menyediakan pelayanan asuhan dan perawatan neonatal untuk 24 jam sehari
b. Menyediakan perawat di instalasi Perina yang terlatih dalam pelayanan
emergensi maternal neonatal dan mampu melakukan resusitasi neonatus
c. Menyediakan peralatan resusitasi dan perawatan tingkat lanjut bagi
kegawatdaruratan maternal neonatal
d. Menyediakan perawat yang siap dipanggil sewaktu-waktu bila diperlukan
5. Unit Perawatan Kebidanan danAnak:
a. Menyediakan asuhan perawatan bagi ibudananak di RSIA PuriBetikHati 24
jam per hari
b. Menyediakan perawat ibu yang terlatih dalam pelayanan emergensi maternal
neonatal
c. Mendukung penuh kegiatan program PONEK di RSIA PuriBetikHati

BAB VII
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi PONEK minimal terdiri dari 1 orang dokter Spesialis kandungan, 1 orang
Spesialis anak, 1 orang dokter Anesthesthesi, 1 orang dokter di unit gawat darurat, 6 orang
bidan, 10 orang perawat, 1 orang petugas laboratorium, 1 orang petugas administrasi, 1
orang pekarya kesehatan.

2.2 Distribusi Ketenagaan


1. Terdapat dokter spesialis yang telah melakukan pelatihan PONEK yaitu dokter spesialis :
a. Dokter spesialis obstetric ginekologi
b. Dokter spesialis anak
c. Dokter spesialis anestesi
d. Dokter spesialis patologi klinik
2. Terdapat dokter umum yang telah melakukan pelatihan PONEK
3. Terdapat bidan dan perawat yang telah melakukan pelatihan PONEK
4. Terdapat analis
Tim PONEK yang terdiri dari satu orang dokter dan satu orang bidan tersentralisasi di
poliklinik kebidanan, poliklinik rawat jalan, IGD dan rawat inap sehingga pasien-pasien
yang terdeteksi Kehamilan Resiko Tinggi dari polikinik tercatat dan termonitoring.
Sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dicegah

2.3 PENGATURAN JAGA


Skrining pada kehamilan resiko tinggi dilakukan pada saat pasien datang kepoliklinik untuk
periksa tanda-tanda vital, anamnesa dapat dilakukan oleh bidan yang bertugas saat itu.
Kemudian hasil pencatatan diberikan ke pada Tim PONEK untuk diberikan penyuluhan
lebih lanjut dan memonitoring kehamilan pasien tersebut.
BAB VIII
SARANA DAN PRASARANA

1.1 Tempat Pelayanan


a. Instalasi gawat darurat
b. Instalasi rawat jalan
c. Instalasi kamar bersalin dan kamar operasi
3.2 Standar Fasilitas
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus dipenuhihal-hal
sebagai berikut:
a. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
b. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
c. Ruang pulih/observasi pasca tindakan
d. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal

Rancangan bangun dari ruang tindakan maternal dan perinatal maupun rawat inapnya harus
sedemikian rupa sehingga :
1. Mudah dicapai oleh pasien
2. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan pelayanan
3. Kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan yang di lengkapi dengan
fasilitas memadai
4. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik
5. Ruang untuk mendukung fungsi pendidikan/ pelatihan
6. Ruang tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai
7. Tersedia ruang istirahat dan kelengkapan yang cukup bagi petugas yang harus berada
diruang perawatan maternal dan perinatal dalam jangka lama/jaga (misalnya WC,
makanan, minuman,ruang duduk)
8. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
umum maupun emergency obstetrik-neonatal
9. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit
meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus
10. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-
daruratan obstetrik dan neonatal
11. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal
12. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal
13. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu
14. Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang
dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam
15. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada
kasus emergensi obstetrik atau umum
16. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call
17. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call
18. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter
spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat
19. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam
1.2 Standar Peralatan
Persyaratan minimal kamar tindakan dan perawatan maternal dan perinatal yang harus
dipenuhi :
a. Lantai harus ditutup dengan lantai porselen atau plastic
b. Dinding harus ditutup dengan porselen atau dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau
dilapis keramik
c. Harus tersedia kulkas khusus untuk susu formula dan ASI
d. Harus ada 1 lemari dan meja untuk penyimpanan bahan di ruangan
e. Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan mudah
f. Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
g. Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu, jendela,
dinding, steker listrik dan langit-langit.
h. Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
i. Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi dengan baik
j. Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
k. Pencahayaan harus memadai dan sesuai dengan area dalam ruangan.
l. Pencahayaan harus terang dan memadai baik cahaya alami atau buatan atau listrik
m. Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak masuk.
n. Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu
berfungsi baik dan kokoh
o. Harus ada cukup lampu untuk setiap neonates
p. Ventilasi, dapat mencakup sumber alami (jendela), harus cukup jika dibandingkan
dengan ukuran ruang
q. Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
r. Diperlukan pendingin ruangan, suhu ruangan dipertahankan pada 24-26ºC
s. Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
t. Tersedia 1 wastafel (uk 50 cm x 60 cm x 15 cm) dengan campuran air panas dan
dingin (bila memungkinkan), kran harus dapat dibuka dengan siku
u. Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan yang dikendalikan
dengan siku atau kaki.
v. Wastafel, keran air dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari
lantai dan dinding).
w. Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka
x. Pasokan air panas harus cukup
y. Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu sekali pakai untuk mengeringkan tangan,
diletakkan di sebelah westafel.
z. Di ruangan perawatan neonatus, untuk setiap 3 inkubator harus tersedia 1 wastafel.
BAB IX

TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pelayanan dalam PONEK diantaranya pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
adalah sbb :
1. Pelayanan Kehamilan
Petugas kesehatan melakukan pelayanan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal, diantaranya :

a. Melakukan anamnesis secara lengkap, yaitu :


1. Riwayat kehamilan sekarang
2. Riwayat obstetri masa lalu
3. Riwayat penyakit
4. Riwayat sosial ekonomi
b. Melakukan pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan luar (abdomen)
3. Pemeriksaan dalam, bila diperlukan
4. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostic
c. Melakukan assessment/diagnosa
d. Mengupayakan kehamilan yang sehat, yaitu
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan.
3. Ibu mengikuti kelas ibu
e. Melakukan deteksi dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan serta
melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan
f. Memberikan pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7T” yaitu :
1. Timbang berat badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Ukur Tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid )TT lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi
g. Ibu hamil, suami dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan mengetahui apa
yang harus dilakukan.
h. Persiapan persalinan yang aman dan bersih
1. Selalu melakukan personal hygiene
2. Pakaian dalam diganti minimal 2x sehari
3. Merencanakan pertolongan persalinan ke sarana kesehatan
i. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi
j. Pelayanan antenatal

2. Pelayanan persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

Pengkajian awal pada pelayanan persalinan adalah :


1 Melakukan anamnesis : identitas pasien, keluhan utama, riwayat persalinan, riwayat
kebidanan, riwayat medic, riwayat social, riwayat kehamilan terdahulu, terakhir kali
makan atau minum, lama istirahat/tidur
2 Melakukan pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital, konjungtiva dan sclera,pemeriksaan
abdomen: tinggi fundus, kontraksi uterus, denyut jantung janin, pemeriksaan dalam,
pemeriksaan edema dan varises pada tangan dan kaki.
3 Membuat diagnosis : diambil kesimpulan dari hasil anamnesa pasien dan hasil
pemeriksaan fisik, gravida berapa, pernah partus berapa kali dan pernah abortus berapa
kali, parturien berapa minggu dan dalam kala berapa serta dalam fase apa.misalnya
G5P3A1 parturien 39 minggu kala 1 fase laten atau G3P1A1 parturien 38 minggu kala II.
4 Membuat planning dan implementasi :
a. memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
b. pemantauan/observasi tanda vital, His, DJJ dan kemajuan persalinan yaitu

KALA 1 Tensi Nadi Respirasi Suhu HIS DJJ Periksa Dalam Partograf

LATEN Norma 4 jam 4 jam 4 jam 4 jam 1 jam 1 jam 4 jam -

Induks 4 jam 4 jam 4 jam 4 jam 30 30 4 jam -

i menit menit

AKTIF Norma 4 jam 30 4 jam 2 jam 30 30 4 jam, kecuali Wajib

l menit menit menit terdapat tanda kalaII

Induks 4 jam 30 4 jam 2 jam 30 30 4 jam, kecuali Wajib

i menit menit menit terdapat tanda kalaII

KALA I
1. Berikan nutrisi dan hidrasi pada ibu, atau bisa dibantu oleh keluarga
2. Berikan dukungan pada keluarga
3. Memastikan kembali partus set, hecting set dan alat perlindungan diri serta obat
essensial siap pakai dan lengkap
4. Memberikan informasi tentang inisiasi nenyusui dini dan kontrasepsi
5. Kolaborasi dengan dokter obgin apabila tidak ada kemajuan persalinan dan partograf
telah berada dalam garis bertindak.

KALA II :
Kala II adalah kala persalinan dimana pembukaan sudah lengkap, yang dilakukan bidan
adalah :
KEMAJUAN KONDISI IBU KONDISI JANIN
PERSALINAN PASIEN
TENAGA
Usaha mengedan Periksa nadi dan tekanan darah setiap 30 Periksa DJJ setiap 15 menit / lebih sering
menit. dilakukan dengan makin dekatnya
Palpasi kotraksi uterus : Respon keseluruhan pada kala 2 : kelahiran.
(control tiap 10 menit) -Keadaan dehidrasi Penurunan presentasi dan perubahan posisi
- Frekuensi -Perubahan sikap/perilaku Warna cairan tertentu
- Lamanya -Tingkat tenaga (yang dimiliki)
- Kekuatan

1. Pada kala II di pimpin mengedan apabila : kepala janin sudah tampak di vulva dengan
diameter 5-6 cm, apabila kepala belum tampak di vulva maka ibu boleh mengedan
dalam posisi miring kiri.
2. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
3. Menjaga personal hygiene
4. Menyiapkan posisi ibu saat bersalin
5. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran dengan
posisi setengah duduk
6. Menolong kelahiran dengan persalinan yang bersih dan aman
7. selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar-benar
dibutuhkan.Prosedur ini hanya dibutuhkan jika ada infeksi atau penyulit
8. Melakukan inisiasi menyusui dini selama 1 jam bila apgar score bayi bagus.

Kala III
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi kedua : jika ada, tunggu sampai bayi
kedua lahir.
2. Memberikan oksitosin 10 iu im dalam waktu 1 menit. Apabila placenta belum lahir
setelah 15 menit maka dapat diulangi oksitocin 10 iu im kedua.
3. Menjepit dan menggunting tali pusat
4. Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak, lakukan resusitasi
segera dan apabila bayi langsung menangis maka lakukan inisiasi menyusui dini
selama 1 jam.
5. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)
6. Masase fundus 15 detik
Kala IV
1. Periksa fundus, plasenta, selaput ketuban, perineum, perdarahan, lokhea, kandung
kemih, kondisi ibu, kondisi bayi baru lahir.
2. Berikan nutrisi dan hidrasi
3. Melanjutkan inisiasi menyusui dini selama 1 jam
4. Melakukan personal hygiene
5. Dokumentasi dan dekontaminasi alat

3. Pelayanan nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu.Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu :
a. Perubahan fisik
b. Involusi uterus dan pengeluaran lokhia
c. Laktasi/pengeluaran air susu ibu
d. Perubahan system tubuh lainnya
e. Perubahan psikis
f. Memberikan pelayanan masa post natal

Pemeriksaan pada ibu nifas :


Umum Payudara Uterus Vulva/perineum
-Tekanan darah - Putting susu : pecah, pendek, -Posisi -Pengeluaran lokhia
-Denyut nadi rata uterus/tinggi -luka laserasi
-Respirasi - Nyeri tekan Fundus uteri perineum
-Suhu tubuh - Abses -kontraksi uterus -pembengkakan
-Tanda-tanda Anemia - pembengkakan/ASI -ukuran kandung -luka
-Tanda-tanda terhenti kemih -Hemoroid
edema/tromboflebitis - pengeluaran ASI
-Refleks
-Varises
-CVAT(cortical
vertebralarea tenderness)

4. Pelayanan Bayi Baru Lahir

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah :

a. Membersihkan jalan napas


b. Memotong dan merawat tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
d. Identifikasi
e. Pencegahan infeksi
f. Pemantauan bayi baru lahir :
1. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2. Bayi tampak aktif atau lunglai
3. Bayi kemerahan atau biru
4. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
5. Gangguan pernafasan
6. Hipotermia
7. Infeksi
8. Cacat bawaan dan trauma lahir
g. Pemeriksaan pada bayi baru lahir :
1. Pernafasan (normal,mendengkur,cuping hidung mengembang, penarikan kembali
tersengal-sengal ?)
2. Berat badan dan panjang badan
3. Suhu badan
4. Repleks (mis.menghisap, rooting, menggenggam)
5. Warna kulit (kemerahan,biru,pucat,kuning)
6. Keadaan mata (jernih, berair, kuning)
7. Keadaan tali pusat (kering, mengeluarkan darah, dempet/tidak)
8. Kelainan (misalnya bibir/langit-langit sumbing, anus tidak berlubang
h. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal
1. BBLR (Berat badan lahir rendah)
2. Hiperbilirubinemi
3. Aspiksia
4. Aspirasi mekonium
5. Hipoglikemi
6. Kejang
7. Sepsis neonatal
8. Gangguan pernapasan
9. Resusitasi neonatus
10. Kanguru mother care
11. Inisiasi menyusui dini

5. Pelayanan Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang


(SDIDTK)
1. Pemberian imunisasi
2. Menimbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
3. Pemberian konseling tentang tumbang
4. Skrining/pemeriksaan anak menggunakan kuesioner Pra Skrining perkembangan
(KPSP)
BAB X

LOGISTIK

Administrasi dan Pengelolaan

Pengelolaan Pelayanan maternal dan perinatal merupakan bagian integral dari unit pelayanan
rumah sakit dan diatur agar dapat memenhi kebutuhan masyarakat , adapun cakupan pelaksanaan
Administrasi sebagai berikut :

1. Cakupan pelayanan ditentukan berdasarkan fungsi, local dan kemampuan rumah sakit

2. Bagian pelayanan kegiatan administrasi digambarkan dengan jelas dan dapat diketahui
umum. Dalam bagan pelayanan administrsi harus tergambar tiga jalur system yaitu :

a. Alur Pelayanan Pasien

b. Alur Pencatat dan Pelaporan

c. Alur Keuangan

Ketiga jalur tersebut harus dijabarkan dalam prosedur tetap (Protap)

1. Bagian organisasi harus dapat mencerminkan hubungan kerja, wewenang dan tanggung
jawab dari staf medis, perawat dan non perawat

2. Harus ada kepala/ manajer yang ditetapkan untuk bertanggung jawab atas pengelolaan
pelayanan maternal dan perinatal

3. Protap penatalaksanaan pelayanan maternal dan perinatal dirumah sakit harus ada (SPM
untuk ibu dan anak)
BAB XI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman

Dengan pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas diharapkan dapat menurunkan


angka kematian ibu. Apabila ibu mendapatkan pelayanan antenatal yang berkualitas maka
komplikasi obstetrik yang tidak selalu dapat diramalkan dapat diketahui lebih dini dan segera
mendapat pelayanan rujukan yang efektif. Sesuai dengan Sasaran Keselamatan Pasien maka
dalam hal pengelolaan pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif maka standar
pelayanan harus mengikuti

1. Pelayanan pemeriksaan antenatal, terdiri dari :


a. Pemeriksaan antenatal
b. Keluhan pada masa kehamilan
c. Tanda-tanda bahaya kehamilan
d. Persiapan persalinan

2. Screening kehamilan resiko tinggi


Pasien yang telah teridentifikasi kehamilan resiko tinggi dilakukan penandaan berupa cap
/ stempel KRT pada sampul depan berkas rekam medis pasien dan dituliskan tanggal

3. Keluarga berencana
Setiap pasien yang sudah melahirkan dianjurkan untuk mengikuti program pemerintah
untuk mengatur jarak antara anak yang sebelumnya
BAB XII

KESELAMATAN KERJA

Sebagaimana kita ketahui bahwa pada pelayanan PONEK terutama pada kasus kehamilan
dan persalinan petugas kemumgkinan terpapar cairan tubuh pasien. Untuk mencegah terjadinya
penularan dari pasien, maka perlu dibuat program tata cara pencegahan penularan dari pasien ke
petugas atau perawat di instalasi rawat jalan ataupun instalasi rawat inap terutama petugas yang
membantu di kamar bersalin dan ruang operasi
1. Ruangan KIE di rawat jalan memenuhi standard ruangan yang sudah ditentukan.
2. Pengambilan darah di laboratorium, disesuaikan dengan standard ruangan.
3. Petugas laboratorium selalu memakai APD ( masker, sarung tangan )
4. Bidan atau perawat yang membantu persalinan selalu menggunakan APD
(topi,masker,google,handscoon,apron,sepatu boot)
5. Kamar bersalin dan kamar operasi ada set emergency untuk kegawat daruratan pada pasien
kebidanan emergency
6. Kebersihan ruangan, dilakukan secara rutin dan terjadwal
7. Adanya pelaporanbila petugas kamar bersalin dan kamar operasi tertusuk jarum
BAB XIII

PENGENDALIAN MUTU

Untuk pengendalian mutu pelayanan, harus dibuat program kerja pengendalian dan peningkatan
mutu pelayanan. Antara lain dengan melakukan :

1. Audit Medik

2. Pertemuan berkala secara formal dengan pimpinan rumah sakit dan komite medic / SMF

3. Melakukan pelatihan kepada perawat atau bidan untuk memberikan pelayanan yang
professional kepada pasien
BAB XIV

PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan atau rapat yang dilakukan oleh PONEK yang dilakukan secara internal yaitu
pertemuan antara Kepala PONEK dengan seluruh staf PONEK.

Adapun pelaksanaan rapat internal dilakukan setiap 3 bulan sekali.


BAB XV

PELAPORAN

Pelaporan di Unit PONEK merupakan kegiatan pelaporan hasil pencatatan penemuan


suspek, pencatatan dan monitoring pasien termasuk rujukan
Tujuan pelaporan adalah tersedianya data dan informasi yang akurat sebagai bahan
evaluasi, apakah unit PONEK sudah berjalan sesuai strategi, monitoring pasien untuk
menekan angka kematian ibu dan bayi
Pelaporan rutin di Unit PONEK dilaksanakan berkala sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, yaitu :
a. Laporan per Triwulan meliputi
1. Laporan post partum
2. Laporan Sectio Caesaria
3. Laporan KRT
4. Laporan perawatan metode kanguru
5. Laporan IMD
6. Laporan ASI EKSKLUSIF
7. Laporan senam nifas
8. Laporan senam hamil
b. Laporan per 1 tahun
Rekapan hasil laporan per 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai