Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 12

GESURI PRIMA INAN SARI

SRI HANDAYANI

YULICA PRAMESWARI

HAPPY FOURRY YULIANA

NOVIANA SUSANTI

SEPTIA MUTIA RINI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJAN TERAPAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

LAMPUNG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga

makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan

terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan

memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar

makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, Maret 2021

Penyusun

Kelompok 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,dimana

yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik

mental, sprititual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara social dan ekonomis. Derajat kesehatan yang

optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas

dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Kualitas

hidup yang digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran

hidup,sedangkan untuk mortalitas adalah angka kematian bayi per 1.000

kelahiran hidup dan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran.

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per

100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32

per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Indonesia tahun 2012

adalah 30,1% perdarahan, 26,9% hipertensi dalam kehamilan, 5,6%

infeksi, 1,8% partus lama dan 1,6% abortus. Sedangkan pada tahun 2013

penyebab kematian ibu di Indonesia adalah 30,3% perdarahan, 27,1%

hipertensi dalam kehamilan dan 7,3% infeksi (Depkes,2014).

Penyebab kematian ibu langsung di negara-negara berkembang seperti

Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan

komplikasi abortus. Penyebab kematian langsung tersebut merupakan 35


penyebab kematian ibu terbanyak, penyakit kematian ibu tidak langsung

adalah anemia (Depkes RI dan FKM UI 2005).

Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna maka deteksi

dini dan penanganan ibu hamil berisiko perlu lebih ditingkatkan terutama

di fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dengan cara

pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat

kali pemeriksaan selama kehamilan (Hanafiah, 2006).

Selain itu, untuk membantu menurunkan AKI dan AKB bisa juga

dengan menerapkan metode Continuity of care yang dalam bahasa

Indonesia dapat diartikan sebagai perawatan yang berkesinambungan.

Bidan diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab dan

akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan,

persalinan dan periode postpartum dan untuk melakukan kelahiran

merupakan tanggung jawab bidan dan untuk memberikan perawatan pada

bayi baru lahir (DefinisiICM, 2005).

Anemia atau lebih sering disebut kurang darah di mana kadar sel

darah merah berada di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena

kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah misalnya zat besi, asam folat

dan vitamin B12, tetapi yang paling sering terjadi adalah anemia karena

kekurangan zat besi (Rukiyah, 2010). Hal ini akan menimbulkan gangguan

pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat

bawaan atau janin lahir dengan berat badan yang rendah (Depkes RI,

2008).
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian

intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan

mudah infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus,

persalinan prematuritas, ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah

dini. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio

plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri (Manuaba, 2007)

Penulis melakukan pengkajian awal pada Ny.H tanggal 20 Maret 2021

ditemukan, ibu hamil usia 29 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 1

hari dan pada saat pemeriksaan fisik ditemukan adanya gangguan

mengenai Hb Ny.H yaitu 8,5 gr/dl. Hal tersebut tidak sesuai dengan batas

normal kadar Hb pada ibu hamil yaitu > 11 gr%. Selain itu kenaikan berat

badan pada Ny.H pada saat kehamilan yaitu 18 kg yang dimana hal ini

tidak sesuai dengan penambahan berat badan berdasarkan Indeks Masa

Tubuhnya (IMT) yang seharusnya penambahan berat badan 11,3-15,9 kg

(Sukarni, 2013).

Berdasarkan uraian masalah pada klien diatas, penulis tertarik

melakukan asuhan kebidanan yang pada Ny. H selama masa hamil,

laporan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny.H G2P1A0

dengan Anemia Sedang Di Wilayah Kerja Puskesmas Gedung Tataan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah

“Bagaimana asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan pada Ny. H G2P1A0 hamil 33 minggu 1hari?”


C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan

anemia.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya mengenai pengertian anemia dalam kehamilan

pada Ny. H.

b. Diketahuinya tanda dan gejala anemia dalam kehamilan Ny. H.

c. Diketahuinya diagnosis anemia dalam kehamilan Ny. H

d. Diketahuinya asuhan kebidanan pada kehamilan Ny. H.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

1. Manajemen kebidanan secara umum

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (IBI,2007). Manajemen

kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam

rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan

berfokus pada klien(Varney Helen, Kriebs Jan M, 2007).

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan

yang dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang

lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi,

setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas

tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien

(Varney Helen, Kriebs Jan M, 2007).

2. Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney

a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan


kondisi klien. Tahap ini merupakan langkah yang akan

menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data yang

sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan

masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-

hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan

sesuai dengan hasil pengkajian. Diagnosis kebidanan adalah

diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis

kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan

pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau

yang menyertai diagnosis.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial

Langkah ketiga adalah langkah ketika bidan melakukan

identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita

mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial

berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan


dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-

siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-

benar terjadi. Langkah ini penting dalam melakukan asuhan

yang aman.

d. Langkah IV : Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap

tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

e. Langkah V : Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah

ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

f. Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung

secara efisien dan aman. Pada langkah ke VI ini, rencana

asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan dilangkah ke

V dilaksanakan secara efisien dan aman.

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

sudah diberikan. Hal yang dievalusi meliputi apakah

kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan

masalah yang telah diidentifikasi.


B. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi

dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi

sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,

triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009:

89).

Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

kehamilan merupakan proses yang terdiri dari ovulasi, konsepsi,

pertumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi, pembentukan plasenta, dan

tumbuh kembang hasil konsepsi hingga lahirnya janin. Kehamilan

berlangsung sampai lahirnya janin pada usia kurang lebih 9 bulan

lebih 7 hari atau 40 minggu.

2. Diagnosis Tanda gejala kehamilan

Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan

yang mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan

evaluasi kemajuan kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis

atau patofisiologis kadang memicu perubahan endokrin atau

anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat

membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis

yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang


memberikan bukti adanya kehamilan. Untuk menegakkan kehamilan

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan

gejala kehamilan (Marjati, 2011:34).

a. Tanda dugaan hamil

1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)

4) Syncope (pingsan)

5) Kelelahan

6) Payudara tegang

7) Sering miksi

8) Kontipasi atau obstipasi

9) Pigmentasi Kulit

b. Tanda kemungkinan hamil (Problem sign)

1) Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus

menyebabkan pertambahan lingkar abdomen secara

bertahap.

2) Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama

uterus berbentuk menjadi bulat kuat, membesar, lunak

dan berbentuk seperti rongga.

3) Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem

segmen bawah uterus sampai kedaerah yang dapat

dikompresi hamper setipis kertas (Reeder, dkk.

2011:417).
4) Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus

menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban

yang dapt dirasakan oleh tangan pemeriksa (Ummi,

dkk. 2011:72).

5) Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi,

serviks mulai melunak dan lubang eksternal serviks

memperlihatkan konsistensi atau derajat pelunakan,

seperti lobus telinga atau bibir (dikenal dengan istilah

tanda Goodell). Sebagai perbandingan konsistensi

serviks pada wanita yang tidak hamil terasa sama

dengan ujung hidung (Reeder, dkk. 2011:417).

6) Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang

atau distimulasi dengan rabaan akan mudah berkontraksi

(Sulistyawati, 2012:124). Peregangan sel-sel otot uterus,

akibat meningkatnya aktomiosin di dalam otot uterus

(Ummi, dkk. 2011:72).

c. Tanda pasti (positive sign)

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung

keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa

(Walyani, 2015:73).

1) Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul

setelah kehamilan lanjut diatas empat bulan. Jika dengan

ultrasound bunyi jantung janin dapat didengar pada

kehamilan 12 minggu (Sunarti, 2013:59-60).


2) Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat

melakukan pemeriksaan (Sunarti, 2013:60)

3) Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan

menggunakan ultrasonografi (Sunarti, 2013:60).

D. Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)

1. Pengertian Antenatal Care

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil.

Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

(Manuaba, 1998). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah

kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak

ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan

antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya

komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi

dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin,

dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan

ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga

keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik

tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005)

2. Tujuan Antenatal Care (ANC)

Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

Ibu dan tumbuh kembang bayi;

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

dan social ibu dan bayi,

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin,

e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

(Saifuddin, dkk., 2002).

3. Standar Pelayanan Antenatal Care

Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Badan Litbang:

Depkes RI, standar minimal pelayanan ANC adalah “14 T” yaitu :

a. Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah

b. Tonggi badan dan berat badan diukur

c. Temukan kelainan/periksa daerah muka dan leher (gondok,

vena jugularis exsterna), jari dan tungkai (edema), lingkar

lengan atas, panggul (perkusi ginjal) dan reflek lutut.

d. Tekanan darah diukur

e. Tekan / palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara,

senam payudara, tekan titik peningkatan ASI


f. Tinggi fundus uteri diukur

g. Tentukan posisi janin (Leopold I – IV) dan detak jantung janin

h. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa

i. Tentukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glukosa urine)

sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi

j. Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe) dan penyakit lain

sesuai indikasi (misalnya gondok, dll)

k. Tetanus Toxoid imunisasi (TT)

l. Tingkatkan kesegaran jasmani dan senam hamil

m. Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan) : makanan

bergizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak

terjadi bahaya pada waktu kehamilan

n. Temu wicara konseling

Anda mungkin juga menyukai