ANTE NATAL CARE (ANC) PADA NY. D DENGAN G1P0000AB000 UK. 32-33 Mgg +
ANEMIA
Disusun Oleh :
Kelompok 13
JURUSAN KEPERAWATAN
DESEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan seminar asuhan keperawatan dengan
judul “Asuhan Keperawatan Ante Natal Care ( ANC ) Dengan G1P0000AB000 Uk. 32-33
Mgg + Anemia Puskesmas Wagir Kota Malang Jawa Timur” sebagai salah satu syarat tugas
akhir Praktik Klinik Keperawatan Dasar Profesi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Program Studi Profesi Ners Jurusan Keperawatan Malang.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat diatasi. Oleh
karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Pembimbing Akademik Program Studi Profesi Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang yang telah membimbing kami.
2. Perseptor Klinik dan Petugas Ruangan KIA/KB Puskemas Wagir yang telah membimbing
kami.
3. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam menyelesaikan
laporan ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan in
Kelompok 13
BAB 1
PENDAHULUAN
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan di
sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut, bahkan jarak keduanya saling
berinteraksi. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara
berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang
disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.Tingginya pravalensinya
anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia
(Adawiyani, 2013).
Data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010 menyebutkan
bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) tahun 2014 sebesar 2 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target Milenium
Develpomen Goals (MDG’s) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015
(Kemenkes RI, 2011). Pravalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10
wanita hamil menderita anemia. Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibu hamil 40%.
Angka kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009 adalah 9,39%. Tercatat
bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 ibu hamil yang mengalami anemia kehamilan
(Dinkes Surakarta, 2010).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita anemia kehamilan
terbanyak. Program pemberian tablet Fe pada setiap ibu hamil yang berkunjung ke
pelayanan kesehatan nyatanya masih belum mampu menurunkan jumlah penderita anemia
kehamilan secara signifikan. Ketidakberhasilan program ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya cara mengkonsumsi tablet Fe yang sesuai, baik dari segi waktu maupun
cara mengkonsumsinya (Admin, 2012). Hasil survei anemia pada ibu hamil di 15 kabupaten
di Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan bahwa pravalensi anemia di jawa tengah adalah
57,7%, angka ini lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9%. Dimana anemia tertinggi
terjadi di kabupaten Sukoharjo 82,4% (Dinkes Prov Jateng, 2009).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Keperawatan pada Ibu hamil dengan Anemia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada Ibu hamil dengan Anemia
2. Melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan
Anemia
3. Menyusun rencana intervensi keperawatan pada Ibu hamil dengan Anemia
4. Melakukan tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan Anemia
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada ibu hamil dengan Anemia
6. Melakukan dokumentasi keperawatan pada ibu hamil dengan Anemia
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan dalam rangka
peningkatan pengetahuan berkaitan dengan Anemia pada ibu hamil.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Klien
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klien tentang cara mengatasi
Anemia
b. Bagi Perawat
Sebagai salah satu tambahan pengetahuan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan Anemia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP PENYAKIT
A. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum
dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40
minggu (Masriroh, 2013).
2. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
c. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang
dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberi asi secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secara normal
g. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal. (Bobak, 2012).
3. Standar Pelayanan Ante Natal
1) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil. Hasil
ukur juga dapat dipergunakan sebagai acuan apabila terjadi sesuatu pada kehamilan,
seperti bengkak kehamilan kembar, hingga kehamilan dengan obesitas. Penambahan
berat badan pada trimester I berkisar 0,5 kg setiap bulan. Di trimester II-III, kenaikan
berat badan bisa mencapai 0,5 kg setiap minggu. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan berjumlah sekitar 20-90 kg dari berat badan sebelum hamil.
2) Pemeriksaan Tekanan Darah
Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau tensi selalu
dilakukan secara rutin. Tekanan darah yang normal berada di angka 110/80 – 140/90
mmHg. Bila lebih dari 140/90 mmHg, gangguan kehamilan seperti pre-eklampsia
dan eklampsia bisa mengancam kehamilan Anda karena tekanan darah tinggi
(hipertensi)
3) Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (Puncak Uteri)
Tujuan pemeriksaan puncak rahim adalah untuk menentukan usia kehamilan.
Tinggi puncak rahim dalam sentimeter (cm) akan disesuaikan dengan minggu usia
kehamilan. Pengukuran normal diharapkan sesuai dengan tabel ukuran fundus uteri
sesuai usia kehamilan dan toleransi perbedaan ukuran ialah 1-2 cm. Namun, jika
perbedaan lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pada
pertumbuhan janin.
4) Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
(TT)
Pemberian imunisasi harus didahului dengan skrining untuk mengetahui dosis dan
status imunisasi tetanus toksoid yang telah Anda peroleh sebelumnya. Pemberian
imunisasi TT cukup efektif apabila dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 4 minggu.
e) Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat menimbulkan reaksi
yang positif.
f) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
g) Keluarnya colostrums
h) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng kehamilan), areola
dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra
(hitam).
i) Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
Tanda-tanda subjektif
Adanya amenorrhoe
Mual dan muntah
Ibu merasa pergerakan anak
Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).
6. Adaptasi Fisiologi
1) Perubahan fisiologis
(1) Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000
gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22
cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi
dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh
hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-
sel otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga
saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa
sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras
dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
(2) Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah
menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah
konsepsi.
(3) Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah
sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam
masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada
dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai
sifat bekterisida.
(4) Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis,
teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
(6) Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae,
papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala
hyperpigmentasi ini akan menghilang.
(7) Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di
bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas.
Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali
mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena
pengaruh hormonal.
(9) Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol
hingga biasanya kadar Hb turun.
a. Hb 10 gr%
b. erytrosyt 3,5 juta per mm3
c. leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,
perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula
jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.
(10) Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut
mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus
kurang, yang menimbulkan obstipasi.
(11) Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga
mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga
factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
(11) Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
1) Hiperemisis gravidarum.
2) Hipertensi dalam kehamilan.
3) Perdarahan trimester I (abortus).
4) Perdarahan antepartum.
5) Kehamilan ektopik.
6) Kehamilan kembar.
7) Molahydatidosa.
8) Inkompatibilitas darah.
9) Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10) Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2012).
9. Pemeriksaan Penunjang
1) LABORATORIUM
(1) Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
(2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
(3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2) U S G
(1) Jenis kelamin.
(2) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
4. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan
zat-zat makanan bertambah dari terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan
sumsum tulang. Dalam kehamilan terjadi peningkatan jumlah darah dimana jumlah sel-
sel darah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah plasma (hidremia), yaitu plasma
bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Hal itu bisa
menyebabkan terjadinya pengenceran darah (hemodelusi) yang disertai anemia fisiologi.
Semakin meningkatnya umur kehamilan, kebutuhan akan zat besi dan asam folat untuk
ibu dan janin juga akan meningkat. Terlebih pada trimester akhir yang jika tidak dipenuhi
dari tambahan dari luar akan meningkatkan resiko tinggi terjadinya anemia pada ibu.
5. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
6. Komplikasi
i. Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
ii. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan :
abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
iii. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ
rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
iv. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang
disebabkan karena ibu cepat lelah.
v. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta,
pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio
uteri
7. Penatalaksanaan
Terapi pengobatan
i. Terapi oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar
tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida.
Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.
Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan
usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam
dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan
gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja
menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak
berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih
tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat
2 kali lipat daripada wanita normal. Pengobatan yang lain:
a) Asam folik 15 – 30 mg per hari
b) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
ii. Terapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan
penyerapan penyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua.
Terapi parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat
disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer)
8. Pathway
C. ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN ANEMIA
1. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
a. Aktivitas
1. Keletihan, kelemahan, malaise umum.
2. Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja.
3. Toleransi terhadap latihan rendah.
4. Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
b. Sirkulasi : Riwayat kehilangan darah kronis, palpitasi, CRT lebih dari dua
detik
c. Integritas Ego : Cemas, gelisah, ketakutan
d. Eliminasi : Konstipasi, sering kencing.
e. Makanan dan cairan : Nafsu makan menurun, mual muntah, defisiensi besi
dan asam folat
f. Nyeri atau kenyamanan : Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan
kepala.
g. Pernapasan : Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
h. Seksual : Dapat terjadi pendarahan pervaginam, pendarahan akut
sebelumnya.
2) Pemerikasaan fisik :
a. Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
b. Palpasi : turgor kulit, CRT, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus
uteri, kontraksi uterus.
c. Auskultasi : DJJ dan denyut jantung ibu.
3) Pemeriksaan penunjang
a. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1) Risiko defisit nutrisi ditandai dengan klien mengatakan mual muntah
II. PENGKAJIAN
B. Data Subjektif
ii. Biodata
IBU : ................................................. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. D Nama : Tn. B
Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : ISLAM Agama : ISLAM
Suku/Bangsa : JAWA/ INDONESIA Suku/Bangsa : JAWA/ INDONESIA
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Siti rejo 3/3 Alamat : Sitirejo 3/3
xi. Riwayat KB
Belum pernah KB
2. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 110/ 60 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Suhu : 36° c
Respiras : 20 kali/menit
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan : 56 kg
Kenaikan BB selama hamil : 12 kg
LILA : 24 cm
3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Postur Tubuh : normal
Kepala : simetris, edema (-),
Rambut : merata, berwana hitam
Muka : simetris cloasma:tidak ada oedeme: tidak ada
Mata : pupil isokor 3/3, konjunngtiva anemis +, reflek cahaya +,
mata minus -
Hidung : simetris polip: tidak ada
Gigi dan mulut : karies (-), mulut kering(-) , lesi (-), stomatitis (-)
4. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada, nyeri tekan -
5. Payudara
Bentuk simetris : simetris , benjolan (-)
Keadaan putting susu : tenggelam
Aerola mamae : belum menonjol
Colostrum : tidak ada
6. Abdomen
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan/tidak
Linea nigra : tidak ad
Bekas luka/operasi : tidak ada
7. Genetalia
Varises : tidak ada
Odema : tidak ada
Pembesaran Kelenjar bartholini
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Bekas luka/jahitan perineum : tidak ada
Anus : spinterani (+)
Haemoroid/tidak : tidak
PALPASI
Payudara
Colostrum : belum keluar
Benjolan : tidak ada
Abdomen
TFU : 25 cm
Leopold I :
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : masuk PAP
Leopold IV : 2/5
Taksiran Berat Badan Janin ( TBJ ) : 2100 Gram
Kontraksi : tidak ada
Kandung Kemih : keras
AUSKULTASI
DJJ : 146 x/ menit
Frekuensi : teratur/tidak: teratur
Punctum maksimum : kepala
PEMERIKSAAN PANGGUL
Lingkar panggul : ..................................................................................................
Distansia cristarum : ..................................................................................................
Distansia spinarum : ..................................................................................................
Conjungata Bourdeloque : ..................................................................................................
PEMERIKSAAN DALAM
Tidak dikaji
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : 4 Desember 2019 Jenis Pemeriksaan: laboratorium
No Jenis pemeriksaan Hasil Normal
1 Hb 8.8 mg/Dl 12.5
2 Gol. Darah O
3 Protein NEGATIF Negatif
4 Ph 8.0
5 Reduksi NEGATIF Negatif
6 HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
7 Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
ANALISA DATA
3
Defisit pengetahuan
4 Desember
berhubungan dengan kurang 4 Desember
2019, jam 10.30 Diana
terpapar informasi ditandai 2019, jam 10.30
WIB sasminta
dengan klien mengatakan ini WIB
kehamilan pertama, tampak
cemas
RENCANA KEPERAWATAN
Kolaborasi
8. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tablet tambah
darah 400 mg dan Vit B komplek
RENCANA KEPERAWATAN
1. 4 /12/19 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai 11.30 S: pasien mengatakan mual ketika Dian
dan menganjurkan pasien untuk banyak mengkonsumsi obat, jenis obat apapun a
10.30 makan
2. Monitor asupan makanan, O: KU: Baik, Kes: Composmentis, TD: 110/60
pasien selalu menghabiskan porsi mmHg , N: 86x/ menit, RR: 20 x/ menit, S: 36°
makannya dan makan 3x sehari Monitor C, Konjungtiva anemis +, Hb: 8,8 mg/ Dl , Nilai
10.32
BB SPR 6, mual+, muntah (-) , BB: 56Kg, kenaikan
3. Memonitor BB BB selama hamil: 12kg, LILA 24cm, tablet FE
BB sebelum hamil 44kg dan vit B kompleks tadak pernah di minum, nafsu
10.35 BB saat ini 56 kg makan baik, makan 3x sehari.
10.37 4. Memonitor hasil pemeriksaan
A: masalah defisit nutrisi teratasi
Laboratorium
10.38 Hb: 8.8 mg/dl P: hentikan intervensi
5. Menganjurkan pasien untuk makan
10.40 makanan yang tinngi serah untuk
mencegah konstipasi
10.42
6. Mengajurkan pasien untuk minum sari
kacang hijau dan vit c untuk
meningkatkan Hb
7. Mengajurkan diet sesuai program
8. Menganjurkan minum obat tablet
penambah darah dan vit B komples 2x 1
sesudah makan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. 4 /12/19 1. Mengidentifikasi pemahaman ibu tentang 11.30 S: pasien mengatakan ini hamil pertama Diana
persalinan, dengan menanyakan apakah
10.30 ibu paham masalah persalinan O: KU: Baik, Kes: Composmentis ,
2. Menyediakan materi pendidikan
10.32 TD: 110/60 mmHg , N: 86x/ menit, RR: 20 x/
kesehatan
menit, S: 36° C, Konjungtiva anemis +
10.35 3. Memberikan kesempatan untuk ibu
bertanya masalah persalinan Nilai SPR: 6, UK: 32-33, TFU 25cm, tampak
10.37 4. Menjelaskan metode persalinan yang cemas-, pasien siap dalam menanti persalinan
diinginkan, apakah ibu ingin persalinan
10.38 normal/ sc A: masalah kesiapan persalinan teratasi
5. Menganjurkan ibu mengikuti kelas hamil
pada usia kehamilan diatas 36 tahun P: hentikan intervensi
dengan tujuan ibu tambah pengetahuan
dan siap saat persalinan
10.40 6. Mengajurkan ibu banyak makanan yang
mengandung nutrisi, untuk meningkatkan
10.42
Hb dan mencegah resiko persalinan
7. Mengajarkan ibu mengenali tanda- tanda
persalinan seperti keluar lendir, terjadi
kontraksi yang sering, terjadi pembukaan
saat dilakukan pemeriksaan dalam
10.45 8. Mengajarkan ibu mengenali tanda bahaya
kehamilan, seperti ibu hamil dengan
anemi, KEK, HT, DM
10.46 9. Memjelaskan kesiapan pada ibu
menjelang persalinan, seperti dimana akan
melakukan persalinan, kendaraan, barang-
barang yang di butuhkan saat persalinan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. 4 /12/19 1. Mengidentifikasi kesiapan menerima 11.30 S: pasien mengatakan ini hamil pertama Dian
informasi, ibu tampak siap , dan tidak O: KU: Baik, Kes: Composmentis , a
10.30
dalam keadaan bingung
TD: 110/60 mmHg , N: 86x/ menit, RR: 20 x/
2. Sediakan materi dan media pendidikan menit, S: 36° C, Konjungtiva anemis +
kesehatan sesuai dengan kebutuhan Nilai SPR: 6, UK: 32-33, TFU 25cm, tampak
10.32
3. Memberikan kesempatan pada pasien cemas-, pasien memahi tentang pendidikan
kesehatan
untuk bertanya
A: masalah defisit pengetahuan teratasi
4. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
10.35
mempengaruhi kesehatan P: hentikan intervensi
10.37 5. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
BAB 4
REVIEW JURNAL
ABSTRACT : The purpose of this research was to determine the effect of iron tablet and mung green
bean ekstract on hemoglobin levels in pregnant women. This research was conducted in Puskesmas Pare
Temang-. This study uses a quasiexperimental. This study population is pregnant women TM III in Pare
Primary Health Care Temanggung using total sampling technique sampling which are divided into two
groups: the intervention group 32 pregnant women and 32 pregnant women control group. The results
showed that there is the effect of iron tablet and mung bean ekstract on hemoglobin levels in pregnant
women with a p value of 0.000. From the results of the study are expected midwife can improve health
services, especially for anemia in pregnant women by providing health education to pregnant
Keyword : Iron Tablet, Mung Beans Ekstract, Hemoglobin Level, Pregnant Women
METODE PENELITIAN : Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain Pretest-Postest Control Group
Design. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian tablet Fe dan sari
kacang hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil JURNAL
KEBIDANAN Vol. 6 No.12 April 2017 ISSN.2089-7669 11 TM III di wilayah kerja Puskesmas Pare
Kabupaten Temanggung dengan menggunakan teknik sampling total sampling yang terbagi menjadi 2
kelompok yaitu 32 ibu hamil kelompok intervensi dan 32 ibu hamil
kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan adalah dengan menggunakan lembar observasi
untuk mencatat hasil pengukuran kadar Hb. Analisa data dengan menggunakan uji T-Test Independent
dengan kepercayaan sebanyak 95%.
HASIL PENELITIAN :
Hasil penelitian menunjukkan ratarata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum mendapatkan perlakuan
pada kelompok intervensi adalah 9,8906 dan pada kelompok kontrol adalah 10,1063. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin ibu masih di bawah normal (normal 11 gr%), yang
artinya ibu hamil mengalami anemia ringan.
Pembahasan Jurnal 1
Pada wanita hamil dengan janin tunggal kebutuhan zat besi sekitar 1000 mg selama hamil atau naik
sekitar 200- 300 %. Perkiraan besarnya zat besi yang perlu ditimbun selama hamil 1040 mg. dari jumlah
itu, 200 mg zat besi tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg
besi ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk
menambah jumlah sel darah merah dan 200 mg hilang ketika melahirkan. Kebutuhan zat besi pada
trimester pertama relatif lebih sedikit yaitu sekitar 0,8 mg per hari, tetapi pada trimester kedua dan
trimester ketiga meningkat menjadi 6,3 mg per hari (Tarwoto & Wasnidar, 2013).
Hasil penelitian menunjukkan ratarata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum mendapatkan perlakuan
pada kelompok intervensi adalah 9,8906 dan pada kelompok kontrol adalah 10,1063. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin ibu masih di bawah normal (normal 11 gr%), yang
artinya ibu hamil mengalami anemia ringan. Rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum
mendapatkan perlakuan pada kelompok intervensi adalah 9,8906 dan pada kelompok kontrol adalah
10,1063. Rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sesudah mendapatkan perlakuan pada kelompok
intervensi adalah 10,7969 dan pada kelompok kontrol adalah 10,1250 Ada perbedaan kadar hemoglobin
ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok intervensi dengan p value 0,000 dan
pada kelompok control dengan p value 0,056. Ada pengaruh pemberian tablet Fe dan sari kacang hijau
terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan p value 0,000
PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU (Vigna Radiata) TERHADAP
KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA
THE EFFECT OF GIVING GREEN NUTS (Vigna Radiata) TO THE LEVELS OF
HEMOGLOBIN PREGNANT ANEMIA MOM
Vina Aulia*);Sunarto;Arintina Rahayuni
ABSTRACT
Background : Based on the results of Basic Health Research (Riskesdas) in 2013, the prevalence
of anemia inpregnant women in Indonesia is 37,1%. The incidence of anemia in Central Java in
2015 reached 56,2% which ishigher than the national rate of 50,5%. The incidence of anemia in
pregnant women will increase the risk of maternal death. To reduce the incidence of anemia in
pregnant women is done by consuming at least 90 Fe tablets, but must be supported and assisted
by providing intake of foods rich in iron. One type of peanuts that contain high in iron is
mungbean. Mungbean contain the substances needed for the formation of blood cells that can
overcome the effects of decreased hemoglobin.
Objective : To know the effect of mungbeans juice on hemoglobin levels of anemia pregnant
women. Method : This study used the Pretest-Posttest Control GroupDesign. Number of samples
each group of 10 people interventions performed on the treatment group in the form of
mungbeans juice for 20 days in anemia pregnant women who consumed Fe tablets while control
group only consumed Fe tablets. Test used to know the effect of intervention on hemoglobin
level using ANOVA Repeated Measure with α = 0,05. Result : The mean elevation of
hemoglobin level after intervention in the treatment group was 0,84 g/dl and in the control group
0,71 g/dl. Based on the results of anova test, there was no significant effect (p=0,452) of
mungbeans juice on hemoglobin levels of anemia pregnant women after controlled with energy,
protein, iron, vitamin C and vitamin A intake. Conclusion : There was no significant effect of
mungbean juice on hemoglobin levels of anemia pregnant women.
Keywords : mungbean juice, anemia pregnant women, hemoglobin levels
ABSTRAK
Latar Belakang : Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indonesia sebanyak 37,1%. Angka kejadian anemia di Jawa Tengah
pada tahun 2015 mencapai 56,2% yang lebih tinggi dari angka nasional yaitu 50,5%. Kejadian
anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu. Untuk menurunkan
angka kejadian anemia pada ibu hamil dilakukan dengan mengkonsumsi minimal 90 tablet Fe,
tetapi harus ditunjang dan dibantu dengan memberikan asupan makanan yang kaya akan zat
besi.Salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang
hijau.Kacang hijau mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukan sel darah sehingga
dapat mengatasi efek penurunan hemoglobin. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian
sari kacang hijauterhadapkadar hemoglobin ibu hamil anemia. Metode: Penelitian ini
menggunakanrancangan Pretest-Posttest Control GroupDesign. Jumlah sampel masingmasing
kelompok sebanyak 10 orang. Intervensi yang dilakukan pada kelompok perlakuan berupa
pemberian sari kacang hijau selama 20 hari pada ibu hamil anemia yang mengkonsumsi tablet
Fe, sedangkan kelompok kontrol hanya mengkonsumsi tablet Fe. Uji yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh intervensi pada kadar hemoglobin menggunakan ANOVARepeated
Measure dengan α = 0,05. Hasil: Rata-rata peningkatan kadar hemoglobin setelah intervensi
pada kelompok perlakuan sebesar 0.84 g/dl dan pada kelompok kontrol sebesar 0,71 g/dl.
Berdasarkan hasil uji anova terdapat pengaruh yang tidak signifikan (p=0,452) pemberian sari
kacang hijau terhadap kadar hemoglobin ibu hamil anemia setelah dikontrol dengan asupan
energi, protein, zat besi, vitamin C dan vitamin A.
Pembahasan Jurnal 2
Cara lain untuk menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil tidak hanya diberikan
suplemen tablet Fe, tetapi harus ditunjang dan dibantu dengan memberikan asupan makanan yang kaya
akan zat besi.Salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang
hijau.Kacang hijau mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukan sel darah sehingga dapat
mengatasi efek penurunan hemoglobin.Jumlah kandungan zat besi pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg
per 100 gram kacang hijau12. Vitamin C dalam kacang hijau dapat meningkatkan absorbsi zat besi
nonheme sampai empat kali lipat.
Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Hasil
analisis ANOVA Repeated Measure pada Gambar 1, terlihat bahwa kedua kelompok yaitu kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol memiliki peningkatan kadar hemoglobin. Kedua kelompok perlakuan
dan kontrol semuanya mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin setiap hari. Kelompok kontrol
memiliki rerata peningkatan kadar hemoglobin sebesar 0,71 g/dl sedangkan kelompok perlakuan yang
diberikan sari kacang hijau memiliki rerata peningkatan kadar hemoglobin sebesar 0.84 g/dl. Sehingga
terdapat peningkatan antar kedua kelompok sebelum dan sesudah intervensi. Peningkatan pada
kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan degan kelompok kontrol, walau peningkatan tersebut
tidak signifikan dilihat dari nilai p value = 0,452 (p< 0,05). Hasil tersebut 58 sudah dikontrol dengan
asupan energi, asupan protein, asupan zat besi, asupan vitamin C dan asupan vitamin A.
Pemberian sari kacang hijau pada ibu hamil selama 20 hari dapat meningkatkan kadar
hemoglobin sebanyak 0.84 g/dl meskipun secara statistik tidak signifikan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anemi pada ibu hamil adalah suatu kondisi dimana penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau
sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah
dalam membawa oksigen yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah
(eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% .
Cara Pencegahan :
Biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung
ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal
jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet. Selain mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin, asupan nutrisi juga dapat
membantu menambah/meningkatkan HB di dalam darah, salah satunya adalah dengan
mengkonsumsi sayura-sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan salah satunya yaitu sari
kacang hijau
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Bidan
Diharapkan bagi tenaga kerja dapat membatu dalam memberikan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan Anemia
5.2.2 Bagi Ibu
Diharapkan ibu dapat Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang cara
mengatasi Anemia dengan cara mengkonsumsi 100 g kacang hijau dalam sari kacang
hijau sebanyak 250 ml atau satu gelas perhari karena.
DAFTAR PUSTAKA
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha Medika.
Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-ruzz
Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI