BAB I
PENDAHULUAN
KalTim, 2018). Dan, data yang didapakatkan AKI di Balikpapan pada tahun
2018 sebayak 9 kasus dengan jumlah KH sebanyak 12.570, maka dapat
diartikan di kota Balikpapan terdapat 72/100.000 KH, angka tersebut masih
dibawah target nasional yaitu 112/100.000 KH (DKK Balikpanan, 2019).
2. Bagi institusi
dengan masalah Jarak Kehamilan < 2 tahun dan Usia Ibu Terlalu
Muda
3. Bagi klien
pelayanan kebidanan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d) Rekam/ catat dosis yang telah diberikan pada register standar imunisasi
TT, akrtu imunisasi pribadi, dan buku KIA. Kartu imunisasi pribadi dan
buku KIA harus disimpan oleh yang bersangkutan.
e) Bila teridnetifikasi suatu kasus Tetanus Neonatal (TN), berikan ibu satu
dosis TT secepatnya dan rawat bayinya sesuai pedoman nasional. Dosis
selanjutnyadiberikan sesuai dengan waktu pemberian minimal.
f) Rekam/ catat semua kasus MNT dan laporkan pada yang berwenang.
Semua kasus MNT yang berasal dari daerah berisiko rendah harus
diselidiki lebih lanjut.
g) Rekam/ catat dan laporkan semua kasus Tetanus dari kelompok umur
lain secara terpisah.
h) Penyuluhan kesehatan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat
tentang perlunya dilaksanakan imunisasi Tetanus.
b. Antisipasi Defisiensi Gizi Dalam Kehamilan (ANDIKA)
1) Standar : Semua ibu hamil mendapatkan pelayanan dan konseling gizi
pada setiap kunjungan antenatal.
2) Tujuan : Mencegah dan menangani masalah gangguan gizi selama
masa kehamilan agar menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang optimal, serta ibu yang sehat.
3) Persyaratan :
a) Terdapat perencanaan, strategi dan kebijakan nasional maupun
local dalam penanganan masalah gizi pada ibu hamil.
b) Ketersediaan pedoman tentang penanggulangan masalah gizi
(KEK, Anemia, KVA) dan konseling, alat peraga penyuluhan/
konseling gizi (seperti food-model, kit konsleing menyusui),
pemeriksaan laboratorium (Hb), pita LILA, suplementasi tablet
besi.
c) Ketersediaan pemberi pelayanan gizi yang berkompeten.
d) Ketersediaan informasi tentang system dan tempat rujukan
pelayanan gizi oleh ahli gizi (tenaga gizi).
9
4) Pelaksanaan :
a) Semua ibu hamil mendapatkan penyuluhan/ konseling gizi,
termasuk konseling menyusui.
b) Semua ibu hamil mendapatkan suplementasi tablet besi 1 tablet
perhari selama hamil sampai dengan masa nifas (minimal untuk 90
hari), termasuk konsumsi tablet besi mandiri. Pemberian dilakukan
pada waktu pertama kali ibu hamil memeriksakan kehamilannya
(K1).
c) Semua ibu hamil diperiksa status gizi dengan pita LILA pada
kunjungan pertama antenatal. Ibu hamil dengan KEK dirujuk ke
fasilitas pelayanan gizi (petugas gizi).
d) Semua ibu hamil diperiksa kadar Hb pada kunjungan pertama
antenatal. Ibu hamil dengan anemia dirujuk ke fasilitas pelayanan
gizi (petugas gizi).
e) Semua ibu hamil dengan anemia dan KEK verat dirujuk ke
pelayanan kesehatan rujukan.
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ ISK Dalam Kehamilan (PIDK)
1) Standar :
Semua ibu hamil pada setiap kunjungan antenatal mendapatkan
informasi dan penapisan Infeksi Menular Seksual (IMS)/ Infeksi
Saluran Reproduksi (ISR), serta diberi pengobatan dan rujukan
yang tepat dan efektif bagi biu hamil dan pasangannya.
2) Tujuan :
Menurunkan morbiditas, mortalitas maternal dan infertilitas yang
disebabkan oleh IMS dan ISR, serta menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada bayi/ anak.
3) Persyaratan :
a) Terdapat perencanaan, strategi dan kebijakan nasional maupun
local tentang pedoman pencegahan dan pengelolaan IMS/ ISR
tersedia.
10
g. Sakit Punggung saat hamil bisa terjadi karena adanya perubahan otot
punggung. Rahim menjadi semakin besar akibat pertambahan berat
janin dan cairan ketuban.
h. Mudah letih disebabkan oleh keadaan tubuh yang menyesuaikan diri
dengan adanya janin, biasa ditandai oleh adanya rasa pening.
i. Rasa lelah akan muncul pada awal kehamilan, terjadi karena tubuh ibu
sedang berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal yang
terjadi daam tubuh ibu. k. Hasil Tes Pack Positif untuk mendapatkan
kepastian hamil atau tidak, dapat dilakukan dengan menggunakan alat
tes kehamilan. Tes dilakukan dengan menggunakan urin yang
dilakukan jika kehamilan sudah memasuki usia 10-14 hari
(Rahmasari, 2012).
4. Perubahan Fisiologis ibu hamil pada Trimester I
a. Perubahan fisiologis pada sistem reproduksi Setelah konsepsi, uterus
akan berkembang untuk menyediakan nutrisi dan perlindungan bagi
janin yang akan berkembang dan tumbuh di dalamnya. Secara
fisiologis perubahan yang dapat digambarkan pada masa konsepsi.
b. Perubahan pada sistem kardiovaskuler Perubahan sistem
kardiovaskuler terjadi selama masa kehamilan dan sangat perlu
dipahami bahwa perhatian pada wanita hamil normal sangatlah
pentingnya dengan perhatian kepada wanita dengan kelainan
kardiovaskuler saat hamil.
c. Perubahan pada sistem respirasi Kehamilan sangat sedikit
mempengaruhi sistem respirasi dibandingkan dengan sistem
kardiovaskuler. Tetapi perubahan tang terjadi menyebabkan
ketidaknyamanan dan keadaan yang tidak menyenangkan pada
kehamian dan penyakit sistem respirasi bis menjadi lebih parah karena
kehamilan.
d. Perubahan pada sistem urinaria Pada trimester kedua aliran darah
ginjal meningkat dan tetap terjadi sampai kehamilan 30 minggu.
Setelah itu menurun secara perlahan. Walaupun masih diatas level
wanita tidak hamil sebagai hasilnya, ginjal mengalami pembesaran
27
dan fitrasi glomelural, yang dapat dilihat dengan uji klirens kreatinin
meningkat 45% pada kehamilan 8 minggu.
e. Perubahan pada sistem gastrointestinal Gusi menjadi bengkak, lunak
dan berlubang pada saat hamil, kemungkinan karena efek estrogen
yang bisa mengarah pada perdarahan karena trauma atau karena sakit
gigi. Tidak ada bukti yang otentik bahwa kehamilan mengakibatkan
pembusukan gigi, masalah dental ( gigi ) biasanya terjadi karena
gingivitis.
f. Perubahan pada metabolisme Dengan terjadinya perubahan
peningkatan pola makan terhitung + 200 – 300 kkal/hari. Membuat
system gastrointestinal berubah selama masa kehamilan disertai juga
perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Perubahan yang terjadi karena human placental lactogen (HPL) ini,
menjadikan glukosa siap diserap oleh tubuh dan digunakan untuk
perkembangan otak fetus, juga melindungi ibu dari defisiensi nutrisi.
g. Perubahan muskuloskeletal Estrogen dan relaksasi memberi efek
maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvik pada akhir
kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan
kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan
pada saat kelahiran.
h. Perubahan kulit Dari akhir bulan kedua sampai dengan aterm, terjadi
peningkatan pituitary melanin stimulating hormone yang
menyebabkan bermacam – macam tingkat pigmentasi. Hal ini dapat
dijumpai hampir pada seluruh wanita hamil, walaupun pigmentasinya
bervariasi menurut warna kulit dan ras, kulit terasa seperti terbakar
selama kehamilan akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan
yang lain.
i. Perubahan payudara Karena adanya peningkatan supali darah bawah
pengaruh aktivitas hormon, jaringan glandular dari payudara
membesar dan puting menjadi lebih efektif walaupun perubahan
payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang
persalinan. Estrogen menyebabkan penyimpanan lemak. Progesteron
28
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
a. Kurang Darah b. Malaria,
11 c. TBC Paru d. Payah Jantung 4
e. Kencing Manis (Diabetes) 4
f. Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Antenatal Care
Tanggal Pengkajian : 05 November 2019
Waktu Pengkajian : 08.30 WITA
Tempat Pengkajian : Puskesmas Perawatan Kariangau Balikpapan
Nama Pengkaji : Umi Nur sa’diyah
A. Subjek (S):
1. Identitas Klien.
Nama Klien : Ny. R Nama Suami : Tn. N
Umur : 17 Tahun Umur : 23 tahun
Suku : Bugis Suku : Bugis
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : RT.08 Kecamatan Balikpapan Barat
2. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama.
a. Alasan datang : Ingin periksa kehamilannya
b. Keluhan utama : Mual seperti biasa tidak ada muntah (tidak
mengganggu aktifitas)
3. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
HPHT : 25 September 2019
TP : 30 Juni 2020
Usia Kehamilan : 6 minggu 1 hari
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 15 tahun, siklus
mentruasi ibu ± 28-30 hari, lama menstruasi setiap bulan adalah ± 5-6 hari,
setiap kali mentruasi ibu mengganti pembalut sebanyak 3-4 x/hari, warna
darah merah kadang kecoklatan, cair, tidak menggumpal setiap kali
menstruasi ibu kadang-kadang ibu merasakan sakit di bagian perut dan
payudara tapi tidak mengganggu aktifitas. Ibu kadang-kadang mengalami
39
8. Kebiasaan Sehari-hari.
Tabel 3.1 Kebiasaan Sehari-hari Ny. “R”
Pola Keterangan
Sebelum Hamil Saat ini
Nutrisi Makan 3 kali/ hari dengan porsi Makan 3 kali/ hari dengan porsi
makan nasi sepiring, sayur dan makan nasi sepiring, lauk pauk,
lauk pauk, air putih 6-7 gelas/ Cemilan ringan dan sayur, air
hari. Tidak ada keluhan dalam putih 6-8 gelas/ hari. Tidak ada
pemenuhan nutrisi. Nafsu keluhan dalam pemenuhan
makan baik. nutrisi. Nafsu makan baik.
Eliminasi BAK : 3-4 kali/ hari, berwarna BAK : 4-5 kali/ hari, berwarna
kuning jernih, konsistensi cair, kuning jernih, konsistensi cair,
tidak ada keluhan. tidak ada keluhan.
BAB : 1 kali/ hari, berwarna BAB : 1 kali/ hari, berwarna
coklat, konsistensi padat lunak, coklat, konsistensi padat lunak,
tidak ada keluhan. tidak ada keluhan.
Istirahat Tidur siang : 30 menit Tidur siang : 1 jam/ hari
Tidur malam : ± 7 jam/ hari Tidur malam : ± 5-7jam/ hari
Tidak ada gangguan pola tidur. Tidak ada gangguan pola tidur.
Aktivitas Kegiatan ibu sehari-hari Kegiatan ibu sehari-hari dirumah
dirumah adalah istirahat, adalah istirahat, melakukan
melakukan pekerjaan rumah pekerjaan rumah tangga dari
tangga dari memasak, mencuci memasak, mencuci hingga bersih,
hingga bersih, dan mengurus dan mengurus suami.
suami.
Personal Mandi 2 kali/ hari Selama kehamilan ibu mandi 2
Hygiene Menyinkat kgigi 2-3 kali sehari kali sehari. Ibu ganti baju 2 kali/
Ganti baju 2 kali/ hari hari, mengganti celana dalam 2
Ganti celana dalam 2 kali/ hari kali/ hari dan menyikat gigi 2-3
kali/ hari
Kebiasaan ibu tidak memiliki kebiasaan Ibu tidak memiliki kebiasaan
buruk seperti merokok, minum- buruk seperti merokok,
minuman beralkohol
memelihara hewan peliharaan
Seksualitas 1-2 kali/ minggu Belum pernah berhubungan
suami istri selama hamil ini
3. Pemeriksaan Penunjanga
Pemeriksaan USG : Ibu belum melakukan USG pada kehamilan ke-dua ini
C. Assesment (A)
Diagnosa : GIIPI00I usia kehamilan 6 minggu
Masalah : Jarak kehamilan < 2 tahun dan Usia terlalu muda.
Diagnosa Potensial : Abortus
Dasar : Resiko abortus sebesar 15 % pada usia di bawah 35
tahun, 20 – 35% pada usia 35 – 45 tahun, dan resiko
lebih dari 50 % pada pada usia lebih dari 45 tahun.
Sumber lain mengatakan bahawa 10% resiko abortus
terjadi pada wanita yang berusia kurang dari 20
tahun, 20 % terjadi pada usia 35 – 39 tahun , dan
50% pada usia 40 – 45 dan jarak kehamilan yang
terlalu dekat (Heffner, 2004 dalam Prihandini, 2016).
Antisipasi :
BAB IV
PEMBAHASAN
praktek. Pemeriksaan umum yang meliputi kesadaran compos mentis, tanda vital
yang terdiri dari tekanan darah yaitu 110/70 mmHg atau < 140/90 mmHg, nadi
yaitu 60-100 x/menit suhu tubuh yaitu 36,5-37,50C, pernafasan yaitu 16-20
x/menit (Varney, 2009). Pada pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah
109/69 mmHg, nadi 79 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,00C. Tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
2. Pada kehamilan ini merupakan kunjungan pertama Ny.R di puskesmas dan Ny.R
baru mendapatkan buku KIA. Kebijakan program pelayanan antenatal care
menetapkan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan janin minimal 4 kali selama kehamilan yaitu
pada kehamilan trimester satu 1 kali kunjungan, kehamilan trimester dua 1 kali,
dan kehamilan trimester tiga sebanyak 2 kali kunjungan (Wiknjosastro, 2010).
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Pemeriksaan data subjektif dan objektif yang telah dilakukan tanggal 05
November 2019 didapatkan hasil bahwa ibu dalam keadaan hamil di usia 17
tahun ( terlalu muda ) dan jarak kehamilan saat ini dengan kehamilan yang lalau
terlalu dekat, kedua hal tersebut merupakan termasuk dalam faktor resiko saat
kehamilan sesuai dengan skor puji rochjati. Kehamilan dengan faktor resiko
dapat mempengaruhi kehamilan dan dapat menyebabkan bayi lahir premature,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, makan makanan
yang bergizi, menghindari bahaya asap rokok dan tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol dan menghindari stress, merencanakan persalinan di rumah sakit serta
merencanakan kehamilan kehamilan yang akan datang dengan menggunakan
kontrasepsi yang efektif untuk menegah kehamilan demngan resiko jarak
kehamilan terlalu dekat. Asuhan tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Koniyo MA, dkk tahun 2013 tentang langkah – langkah pencegahan ibu
hamil lahir premature sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
4. Asuhan kebidanan terintegrasi
Asuhan kebidanan terintegrasi adalah pelayanan Antenatal Care yang di
integrasikan dengan pelayanan program lain yaitu Antisipasi Defisiensi GIZI
Dalam Kehamilan ( ANDIKA), Pencegahan dan pengobatan IMS/ISK dalam
47
ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Depkes Ri tahun 2009 tentang
pelayanan Pencegahan HIV (PMTCT) sehingga tidak ditemukan kesenjangan
anatara teori dan peraktik.
Asuhan kebidanan teritegrasi lainnya yang dilakukan yaitu masalah Gigi
dan mulut pada ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan gigi pada ibu hamil
yang bekolaborasi dengan dokter gigi dan dilakukan pemeriksaan odontogram
secara menyeluruh, didapatkan hasil ibu secara keseluruhan gigi dan mulut ibu
dalam keadaan baik namun ditemukan gigi berlubang pada bagian atas sebelah
kanan sehingga perlu dilakukan konseling tentang perawatan gigi dan mulut
selama kehamilan untuk mencegah msalah yang timbul sat kehamilan yang
disebabkan karena gigi dan mulut. hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Kemenkes RI tahun 2012 tentang pelayanan ANC terpadu pada ibu hamil
sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan peraktik.
Asuhan kebidanan teritegrasi lainnya yang dilakukan yaitu Antisipasi
Defisiensi Gizi Dalam Kehamilan ( ANDIKA) dengan melakukan pemeriksaan
HB oleh ibu hamil di labortorium pada ibu hamil yang bekerja sama dengan
analis kesehehatan dan dilakukan di laboratorium Puskesmas Kariangau serta
yang telah dilakukan oleh bidan dengan melakukan pemeriksaan KEK dengan
pengukuran LILA, didapatkan hasil ibu tidak anemia dan tidak KEK sehingga
ibu tidak perlu dilakukan tindakan khusus, dan pencegahan anemia defisiensi besi
yang dilakukan dengan memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil, hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Depkes Ri tahun 2009 tentang
pelayanan Pencegahan defisiensi besi saat kehamilan sehingga tidak ditemukan
kesenjangan anatara teori dan peraktik. Tetapi pada kasus ini ibu tidak dilakukan
peneliaian status gizi pada ibu hamil oleh ahli gizi (pelayanan gizi yang
berkompeten) dikarenakan situasi dan kondisi saat dilakukan pemeriksaan
sehingga pemeriksaan gizi ibu hamil belum dapat dilakukan secara maksimal
sehingga didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik
Asuhan teritegrasi yang tidak dilakukan pada kasus ini adalah
penatalaksanaan pencegahan malaria pada kehamilan dan malaria yang
dibuktikan dengan ibu tidak tinggal atau berpergian dari wilayah endemis malaria
dan tidak ada keluhan batuk tidak berdahak yang berlangung lebih dari 3 hari sat
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penulis:
hamil dengan masalah kehamilan dengan faktor resiko tinggi yaitu jarak
kehamilan yang terlalu dekat dan usia ibu terlalu muda. Diberikan asuhan
dibuktikan dengan ibu hamil belum mendapat pemeriksaan gizi oleh tenaga
ahli gizi namun telah dilakuakn pemeriksaan KEK oleh bidan dengan
melakukan pengkuran LILA untuk meniai status gizi ibu hamil sesuaidengan
standar 10 T.
B. Saran