Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN
PONEK adalah suatu program pelayanan obstetri neonatal komprehensif.
Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Terutama yang mempunyai masalah komplikasi kehamilan dan persalinan.
Oleh karena itu pelaksanaan ponek dilakukan di rumah sakit selama 24 jam
beserta jejaring sistem rujukan pelayanan obstetri neonatal emergency dasar di
puskesmas di tingkat kabupaten atau kota.
Seperti yang kita ketahui hasil survey demografi dan kependudukan
(SDKI) 2012, terdapat kenaikan angka kematian ibu (AKI) yang cukup drastis
dari 228 per 100 ribu kelahiran menjadi 359 per 100 ribu kelahiran oleh
karena itu disusunlah suatu program pelayanan obstertri dan neonatal regional
sebagai upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara
terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di Rumah Sakit.
Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam, merupakan rujukan dalam pelayanan
kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor
keterampilan tenaga kesehatan khusus PONEK dan sarana prasarana yang
memadai sehingga tercapai pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas
di rumah sakit. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga
kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.

I. LATAR BELAKANG
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tahun
2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millinium (Millenium
Developmen Goals/ MDGs) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut
mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan

1
anak yaitu: mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak- anak usia di
bawah 5 tahun dan mengurangi tiga per empat rasio kematian ibu dalam
proses melahirkan.
Target MDGs 2015 yaitu penurunan AKI dari 408/100.000 kelahiran
hidup (SDKI dan SKRT 1990) menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 68/1000 kelahiran hidup
(1990) menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Dua pertiga dari
AKB didominasi oleh AKN (Angka Kematian Neonatus) dimana penyebab
AKN pada neonatus 0-6 hari di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2007 adalah:
gangguan / kelainan pernapasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis
(20%).
Di Indonesia terdapat kenaikan angka kematian ibu (AKI) yang cukup
drastis dari 228 per 100 ribu kelahiran menjadi 359 per 100 ribu kelahiran.
Keadaan tersebut dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan
penatalaksanaan yang tepat bagi ibu dan bayi.
Ketiga hal tersebut seharusnya dapat dihindari. Kendala yang dihadapi
masih berkisar : kelambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati.
Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan : perdarahan (27%), eklampsia
(23%), infeksi (11%) dan abortus (5%) (SKRT 2001). Mengingat kematian
bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses
persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu.
Pelayanan terpadu bagi ibu dan bayi baru lahir dilakukan dalam bentuk
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah
Sakit. RS PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan
angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah
ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan
manajemen yang handal.
Pelayananan kasus emergensi maternal dan neonatal komprehensif
(PONEK) di rumah sakit harus dilaksanakan secara selaras dan melibatkan
semua unit terkait agar hasilnya maksimal. Penanganan yang cepat dan tepat

2
tidak saja menyelamatkan nyawa ibu dan neonatal namun juga menghindari
adanya kecacatan akan mempengaruhi kehidupan mereka nantinya.
Sebagai Rumah Sakit yang mempunyai Tim PONEK, Rumah Sakit Ibu
dan Anak Catherine Booth Makassar sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi akan memberikan pelayanan kesehatan kepada maternal dan neonatus,
menyelenggarakan rawat gabung ibu dan bayi, melaksanakan Inisiasi
Menyusui Dini dan menggalakkan pemberian ASI Ekslusif, mengajarkan
perawatan dengan metode kangguru bagi kasus-kasus BBLR, dan segera
melaksanakan rujukan apabila memang diperlukan. Di dalam melaksanakan
kegiatan PONEK di Rumah Sakit Ibu dan Anak Catherine Booth maka
dibutuhkan beberapa hal yang penting, diantaranya yaitu :
a. Ketersediaan peralatan yang dibutuhkan dalam pelayanan PONEK yang
mengacu pada kebutuhan alat sesuai dengan buku Pedoman
Penyelenggaraan Ponek 24 Jam Di Rumah Sakit Kemenkes 2012.
b. Kebutuhan struktur fisik dan mebel sesuai dengan buku Pedoman dan
kelas pelayanan PONEK Rumah Sakit.
c. Kebutuhan bahan-bahan dan obat-obatan sesuai dengan buku Pedoman
dan kelas pelayanan PONEK Rumah Sakit.
d. Ketersediaan sumber daya manusia dan kemampuan teknis medis
pelayanan sesuai dengan buku Pedoman dan kelas pelayanan PONEK
Rumah Sakit, yang didapatkan melalui pelatihan-pelatihan baik dari luar
rumah sakit maupun inhouse training.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka supaya teratur dan sesuai
dengan anggaran rumah sakit, maka tiap unit setiap 6 bulan mengajukan yang
menjadi kebutuhan Tim PONEK rumah sakit, kemudian Tim Ponek akan
merekapitulasi dan menyusun kebutuhan yang memang harus segera dipenuhi,
kebutuhan mana yang tidak perlu segera dipenuhi dan kebutuhan yang tidak
harus dipenuhi oleh rumah sakit sesuai dengan kemampuan anggaran rumah
sakit.
Harapannya, dengan menjadi Rumah Sakit PONEK, RSIA Catherine
Booth bisa sebagai salah satu Rumah Sakit yang dapat memberikan pelayanan
kegawatdaruratan secara komprehensif, sehingga bisa menunjang program

3
pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
di wilayah kota Makassar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

II. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


a. TUJUAN UMUM
Mewujudkan RS PONEK 24 jam yang merupakan bagian dari sistem
rujukan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal, yang sangat
berperanan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
b. TUJUAN KHUSUS
1. Sebagai upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu hingga 0 %
dan Angka Kematian Bayi hingga 1% di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Catherine Booth Makassar
2. Tersedianya tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,
sarana dan manajemen yang handal.
3. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai rujukan pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal yang komprehensif.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Rumah Sakit Ibu dan Anak Catherine Booth Makassar melaksanakan program
PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ) untuk
menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu. Adapun
rincian kegiatannya terdapat dalam tabel yaitu:

4
No Keg. Pokok Rincian Kegiatan PIC
1 Pertemuan rutin Ketua Tim
Pembahasan PONEK
program Tim
PONEK tahun
2017 a. Peningkatan pelayanan ANC
b. Peningkatan pelayanan IMD
Peningkatan c. Menggalakkan dan
kualitas pelayanan memotivasi Ibu untuk
PONEK pemberian ASI ekslusif
d. Meningkatkan pelayanan
rawat gabung Eugeny De
e. Perawatan metode kanguru
Fretes, Amd.
Kep
2 Pengembangan SDM a. Pelatihan APN manajemen
b. Pelatihan manajemen laktasi
c. Pelatihan resusitasi
d. Pelatihan PHCU
e. Pelatihan senam hamil
f. Pelatihan PONEK
3 Evaluasi program Ketua Tim
PONEK PONEK

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif) sesuai dengan pedoman PONEK yang
berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
a. Pertemuan rutin dan pembahasan mengenai program kerja Tim PONEK
tahun 2017
b. Peningkatan kualitas pelayanan
1. Peningkatan pelayanan ANC dilakukan dengan cara :
a) edukasi langsung pada saat pemeriksaan hamil.
b) Pembagian brosur senam hamil

2. Peningkatan pelayanan IMD, cara melaksanakan :

5
a) Konseling pada ibu dengan wawancara langsung
b) Pembagian brosur mengenai IMD dan ASI ekslusif
3. Menggalakkan dan memotivasi Ibu untuk pemberian ASI ekslusif, cara
melaksanakan :
a) Memberikan konseling dengan tatap muka langsung pada saat
pemeriksaan hamil, pada saat persalinan dan masa nifas
b) melakukan perawatan payudara, konseling mengenai gizi ibu
menyusui.
c) Pembagian brosur perawatan payudara
4. Meningkatkan pelayanan rawat gabung
Memotivasi bidan menggalakkan rawat gabung total dan memberikan
konseling dengan tatap muka langsung pada ibu pentingnya rawat
gabung
5. Perawatan metode kanguru
a) Memotivasi ibu dan keluarga untuk melaksanakan perawatan
metode kanguru.
b) Pembagian brosur perawatan metode kanguru
c. Pengembangan SDM
Pelatihan informal meliputi pelatihan APN, manajemen laktasi, resusitasi,
pelatihan PHCU, dan senam hamil dilakukan dengan 2 cara :
1. Inhouse training
2. Exhouse training
d. Melaksanakan evaluasi kegiatan Tim PONEK

VI. SASARAN
Sasaran kegiatan PONEK yaitu :
a. Perawat
b. Bidan
c. Ibu hamil/ibu nifas
d. Dokter umum

6
VII. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

7
No BULAN

01/1 02/1 03/1 04/1 05/1 06/1 07/1 08/1 09/1 10/1 11/1 12/1
Jenis Kegiatan
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

1. Pertemuan rutin

Pembahasan mengenai
program kerja Tim
PONEK tahun 2017

2. Peningkatan pelayanan
IMD

3. Menggalakkan dan
memotivasi Ibu untuk
pemberian ASI ekslusif

4. Meningkatkan pelayanan
rawat gabung

5. Perawatan metode M E N Y E S U A I K A N
kanguru

6. Peningkatan pelayanan
ANC

7. Pengembangan SDM

Pelatihan-pelatihan M E N Y E S U A I K A N
8
8. Evaluasi program kerja
Tim PONEk
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Untuk monitoring dan evaluasi maka dilakukan :
a. Untuk Kegiatan : dilakukan evuluasi dan pembahasan setiap 3
bulan dengan melihat laporan kegiatan masing-masing yang harus
dilaporkan tiap bulan.
b. Untuk kebutuhan SDM : dilakukan cheklist tiap 12 bulan dengan
melihat apakah kebutuhan yang diminta dan pelatihan yang
dibutuhkan dapat dipenuhi oleh rumah sakit.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan adalah keseluruhan proses pendataan pelaksanaan
pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit dimana petugas pencatatan
dan pelaporan telah ditetapkan secara jelas.
1. Pencatatan
Dalam pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit diperlukan
mekanisme pencatatan yang akurat :
a. Form MP (Formulir Maternal Perinatal) mencatat data semua ibu
bersalin/nifas dan perinatal yang masuk ke rumah sakit.
Pengisiannya dapat dilakukan oleh atau perawat.
b. Form MA (Formulir Medical Audit) Form ini dipakai untuk
menulis hasil kesimpulan dari audit Maternal maupun audit
Perinatal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di
Bagian Kebidanan dan Kandungan (untuk kasus ibu) atau dokter
spesialis anak untuk bagian Anak (untuk kasus perinatal)
2. Pelaporan
Internal: Laporan harian tetap dilakukan di tiap-tiap bagian di rumah sakit
yang nantinya secara periodik (mingguan) diserahkan kepada penanggung
jawab manajer pelayanan Maternal dan Perinatal.
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala (bulan, trimester, Semester dan tahunan)
dengan tujuan untuk perbaikan berkesinambungan. Evaluasi program

9
dilakukan setelah tahun program kerja berakhir. Evaluasi dilakukan
melalui penilaian terhadap :
a. Apakah program dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal ?
b. Apakah ditemui kendala ?
c. Penyebab tidak terlaksananya rencana kegiatan
d. Bagaimana harapan, keinginan dan kebutuhuan dari tim terhadap
performa dari proses yang telah mengalami perbaikan?
e. Kapan organisasi harus mencapai tujuantujuan dari rancangan ulang
dengan jangka waktu yang jelas?
f. Siapa pihak yang paling terkait dengan proses dan bertanggung jawab
terhadap setiap kegiatan tersebut?
g. Apakah diperlukan desain ulang proses?

Jika pencapaian tidak sesuai dengan target atau ekspektasi yang diharapakan ,
maka pihak yang berwewenang (Tim PONEK Rumah Sakit , Direktur RSIA
Catherine Booth Makassar) mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk
didalamnya melakukan perubahan terhadap program.

10

Anda mungkin juga menyukai