RSKIA ANNISA
TAHUN 2020
A. PENDAHULUAN
Ponek merupakan pelayanan ostetri neonatal esensial / emergensi komprehensif, dari
proses pelayanan berkesinambungan yang berorientasi pada keselamatan pasien. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya
dinilai dari aspek klinisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan pemberian
asuhan serta pelayanannya.
Tujuan dari ponek itu sendiri adalah menurunkan AKI dan AKB di rumah sakit
dengan peningkatan mutu melalui program yang disusun secara obyektif dan sistematis
untuk memantau dan menilai mutu asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk
meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap.
RSKIA ANNISA sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan yang berkomitmen
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap pasien, pengunjung maupun
karyawan rumah sakit.
B. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata
bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 16.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen
internasional, yang dituangkan dalam Mileneum Development Goals (MDGs). Dalam
MDGs tertapat tujuan langsung yang berkaitan dengan bidang kesehatan yaitu target 4
(menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6
(memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya
yang tidak terkait langsung yaitu targrt 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan
target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Pemerintah telah
menyusun strategi untuk mencapai target-target tersebut.
2
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti BBLR
(40,4%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hal tersebut kemungkinan disebabkan
oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan kemtian ibu
umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi (15%), pre eklampsia / eklampsia (15%),
persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat mutu
penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem
terpadu di tingkat nasional dan regional.
Terkait dengan target MDGs yang ke-3 (meningkatkan kesehatan ibu) dan ke-4
(menurunkan angka kemtian bayi), pemerintah menetapkan salah satu kebijakan untuk
mencapai target tersebut, yakni PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif). Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif adalah pelayanan
untuk menanggulangi kasus kegawatan obstetri dan neonatal secara komprehensif yang
terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam masa nifas dengan komplikasi obstetri
yang mengancam jiwa ibu maupun janinnya. Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi
angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Pelayanan obstetri dan neonatal regionl merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Rumah Sakit PONEK 24 jam Merupakan
bagian dari sistem rujukan dalam kegawat daruratan dalam maternal dan neonatal, yang
sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci
keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga.
C. TUJUAN
a. Umum
• Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pelayanan obstetrik neonatal emergensi
komprehensif
• Agar mengetahui bagaimana sistem pelayanan PONEK.
• Untuk mengetahui apa saja yang harus ditangani oleh tim PONEK rumah sakit.
• Untuk mengetahui kriteria rumah sakit yang boleh melakukan PONEK
b. Khusus
Rumah sakit mampu PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang mampu
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu.
D. RUANG LINGKUP
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi dan seksio sesaria.
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK adalah
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Resiko Tinggi
a. Pelayanan Maternal
a) Masa Antenatal
• Perdarahan pada kehamilan muda / abortus
• Hipertensi, preeklampsia/eklampsia
• Kelainan vaskular/jantung
b) Masa Intranatal
• Distosia bahu
• Manual Plasenta
• Perbaikan robekan serviks
• Inversio Uteri
• Pelayanan Perinatal
• Hiperbilirubinemia
• Asfiksia
• Trauma kelahiran
• Hipoglikemia
• Kejang
d) Sepsis Neonatal
• Gangguan perdarahan
• Renjatan (shock)
• Aspirasi mekonium
• Koma
• Metode kanguru
• Kelainan bawaan
b. Pelayanan Ginekologis
• Kehamilan Ektopik
• Perdarahan menoragia
• Abses pelvik
• Dokter
• Paramedis
• Tenaga administrator
• Karyawan lainnya
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
Tanggal pelaksanaan :
Tempat :
Penanggung jawab:
No Sasaran Target
1. Program Penyuluhan (Maternal dan Neonatal) 100 %
2. Pelatihan Ponek 50 %
3. Pelatihan Sub Ponek 100 %
4. Seminar eksternal 100 %
G. EVALUASI
Pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi apakah terlaksana sesuai jadwal atau tidak.
Jika program tidak terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan maka dilakukan
evaluasi penyebab ketidak sesuaian pelaksanaan program atau kegiatan pada periode
berikutnya
Program yang tidak terlaksana sesuai jadwal dan analisa penyebabnya serta tindak
lanjut yang akan dilakukan kepada yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program.
Pelaksanaan kegiatan / program dan ketidaksesuaian pelaksanaan tersebut kemudian
dilaporkan oleh Ketua Tim PONEK.
H. PENCATATAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI
a. Pencatatan
Dalam pelaksanaan PONEK ini, diperlukan pencatatan yang akurat dan baik.
Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin / nifas dan bayi baru lahir yang
masuk ke RS. Pengisiannya dapat dilakukan oleh bidan atau perawat
• Formulir Medical Audit
Formulir ini dipakai untuk menulis hasil / kesimpulan dari audit maternal dan audit
neonatal. Yang mengisi ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan
kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus neonatal).
b. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang
terdapat pada buku pedoman AMP yaitu Laporan dari RS ke Dikes (Form RS). Laporan
bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu
dan bayi baru lahir
c. Pemantauan
Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat diatasnya
secara berjenjang dalam satu kesatuan sistem. Hasil pemantauan harus dimanfaatkan
oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar untuk melakukan perbaikan serta
perencanaan ulang manajemen pelayanan melalui :
Pemanfaatan laporan
Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan.
Umpan balik
Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari
Dinas Kesehatan ke RS PONEK atau disampaikan melalui pertemuan Review Program
Kesehatan Ibu dan Bayi secara berkala. Umpan balik dikirimkan kembali dengan tujuan untuk
melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan
PONEK.
d. Evaluasi
I. PENUTUP
AKI dan AKB semakin meningkat dan tidak mengalami perubahan berarti pada 5
tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan
berbagai terobosan yang optimal. Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal
akan menurunkan kondisi kesehatan ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan
mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu program PONEK dijadikan
prioritas, yag terlihata pada target Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Pada saat ini sesuai
dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh Manajemen RSKIA
ANNISA sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan Departemen Kesehatan RI Pusat
yang menghasilkan satu visi yang saling memperkuat dalam penurunan AKI dan AKB.
Disamping itu pelayanan PONEK hendaknya disesuaikan dengan kondisi spesifik
rumah sakit dan keterbatasan sumber daya, sehingga dapat mencapai target yang optimal.
Karakteristik kasus keidanan yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi
kesehatan iu hamil dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja
generasi mendatang. Manajemen RSKIA ANNISA ikut serta dalam mendukung program
PONEK yang akan dilaksanakan di rumah sakit.
Payakumuh, 27 Desember 2019
Mengetahui Menyetujui
Ketua Tim PONEK Direktur RSKIA ANNISA