Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

(PKBRS) DI RUMAH SAKIT HAWARI ESSA

RUMAH SAKIT HAWARI ESSA


JL. RAYA SLAWI PURWOKERTO RT 01 RW 05
KAJEN KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur kami ucapakan berkat limpahan kasih sayang
dan karunia dari Allah SWT, maka kami tim PKBRS dapat menyelesaikan laporan dan hasil analisis
pelayanan PKBRS bulan Mei 2020 s/d September 2022.
Pelaksanaan Pelayanan PKBRS tahun 2021 dapat berjalan tidak terlepas dari kerjasama
semua pihak yang terkait dalam mencapai suatu tujuan yang sama yaitu keberhasilan dalam semua
aspek pelayanan terhadap pasien di RS HAWARI ESSA, di samping itu juga semua ini dapat
terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak.
Demikian lah Laporan dan hasil Analisis pelayanan PKBRS ini kami buat.

Lebaksiu, 30 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesepakatan Internasional dalam International Conference of Population and


Development (ICPD) di Kairo 1994 dengan paradigma baru kesehatan reproduksi, telah
merubah orientasi yang semula menempatkan manusia sebagai obyek menjadi subyek
dalam pengendalian kependudukan. Hak reproduksi memberikan kebebasan kepada
perempuan untuk mengatur kehidupan reproduksinya termasuk dalam menjalankan
Keluarga Berencana (KB)
Sejak tahun 1995, beberapa program yang menyangkut pelayanan kesehatan
reproduksi telah dilaksanakan di Rumah Sakit termasuk pelayanan KB. Rumah Sakit sebagai
tingkat rujukan primer, sekunder dan tersier mempunyai kewajiban menyediakan pelayan
KIE dan konseling KB yang diarahkan pada terciptanya akseptor mantap (MOW/MOP),
penangan efek samping dan komplikasi serta kegagalan KB, penanganan rujukan KB yang
meliputi pelimpahan kasus, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, penelitian dan
pengembangan KB serta pembinaan medis pelayanan KB untuk fasilitas pelayanan dasar.
Dari hasil data Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, terlihat pencapaian
program KB belum menggembirakan, hal ini dapat diketahui dengan penggunaan
kontrasepsi yang hanya mencapai 61,4%, sedangkan angka unmet need meningkat menjadi
9,1%. Selain itu Total Fertility Rate (TFR) masih sama dengan hasil SDKI 2002/2003 yaitu
2,6. Angka kematian ibu (AKI) menurun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup namun angka
ini masih jauh dari sasaran Millenium Development Goal (MDGS) yaitu 125/100.000 kelahiran
hidup.
Dengan terjadinya perubahan tatanan pemerintah di tingkat pusat yaitu
desentralisasi urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah, salah satu program yang
dialihkan ke pemerintah daerah adalah program KB. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.
38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang antara lain menetapkan urusan
pemerintahan bidang KB dan Keluarga Sejahtera sebagai salah satu urusan wajib dan juga
PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang mengamanatkan rumpun
kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana maka Pemerintah Daerah
wajib memberikan dukungan terhadap program KB termasuk dalam pelayanan KB di Rumah
Sakit.
Dalam kenyataannya terjadi perubahan pelayanan KB ditingkat lini lapangan yang
antara lain disebabkan oleh kurangnya jumlah serta ketrampilan sumber daya manusia yang
mendukung pelaksanaan program KB. Disamping itu, menurunnya komitmen politis penentu
kebijakan juga turut menyebabkan menurunnya kemampuan dalam pengelolaan program
KB. Beberapa daerah yang tidak memprioritaskan program KB, dikhawatirkan membuat
terputusnya kendali program KB, hal ini juga terjadi dalam program KB di RS (PKBRS) yang
saat ini. Meski penting, namun belum menjadi program prioritas maupun unggulan sehingga
berdampak pada rendahnya cakupan pelayanan KB di RS.
Departemen Kesehatan juga telah mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan RS
2008 yang memuat persyaratan/hal-hal yang harus dipenuhi dan difasilitasi pada tahapan
pendirian dan penyelangaraan pelayanan RS dan layanan KB termasuk didalamnya.
Disamping itu, telah terbit Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit Nomor 129 tahun 2008 yang memasukkan layanan KB mantap,
sehingga hal ini menjadi tolok ukur bagi daerah mengenai pelayanan minimal yang harus
diberikan kepada masyarakat.
Buku Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit ini merupakan
panduan untuk menjabarkan kebijakan pelayanan KB di Rumah Sakit bagi Pemerintah
Daerah, RS, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota. Tenaga Kesehatan, Lintas
Program/Sektor, Organsisasi Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sehingga
peran dan tanggung jawab Pemerintah Pusat, dan Daerah dalam pelayanan KB dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan di RS Hawari Essa khususnya dalam Pelayanan
Keluarga Berencana di Rumah Sakit (PKBRS)
2. Tujuan Khusus
1) Tercapainya tertib administrasi pelayanan PKBRS secara berkesinambungan.
2) Tercapainya kinerja yang tinggi dari staf pelayanan PKBRS
3) Tercapainya profesionalisme dokter dan perawat dalam melakukan tindakan
pelayanan PKBRS
4) Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana yang cukup untuk PKBRS
5) Meningkatkan SDM baik kuantitas dan kualitasnya
6) Menurunkan Angka kejadian Stunting dengan menjarangkan jarak kelahiran

C. RUANG LINGKUP
1. Sumber data yang digunakan merupakan data primer yang berasal dari laporan ruang poli
dan nifas
2. Periode data yang dikumpulkan merupakan data bulan Mei 2020 sampai dengan September
2022
BAB II
GAMBARAN SITUASI

A. SUMBER DAYA MANUSIA

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH


1 DOKTER SPESIALIS OBSGYN 2
2 DOKTER SPESIALIS ANASTESI 1
3 DOKTER UMUM 10
4 ANALIS 3
5 D4 KEBIDANAN 2
6 D3 KEBIDANAN 14
7 D3 KEPERAWATAN 3
JUMLAH 35
BAB III
KEGIATAN TIM PKBRS

RAPAT RUTIN TIM PKBRS


NO HARI/ TANGGAL PESERTA TOPIK
1 KAMIS, 20 MEI 2021 DIREKTUR, KELOMPOK PERSIAPAN PEMBUATAN
MANAJEMEN, KETUA PKBRS DAN TIM PKBRS
ANGGOTA
2 SENIN, 21 JUNI 2021 TIM PKBRS EVALUASI TRIWULAN

3 SELASA, 21 TIM PKBRS EVALUASI TRIWULAN


SEPTEMBER 2021
4 SELASA, 21 TIM PKBRS EVALUASI TRIWULAN
DESEMBER 2021
5 SELASA, 22 MARET TIM PKBRS EVALUASI TRIWULAN
2022
6 SELASA, 21 JUNI TIM PKBRS EVALUASI TRIWULAN
2022
7 RABU, 21 TIM PKBRS EVALUASI TRIWULAN
SEPTEMBER 2022

PELATIHAN
NO PELATIHAN NARASUMBER PESERTA
1 IHT KB IMPLAN dr. Munaryo, Sp.OG BIDAN

BAB IV
EVALUASI KINERJA PELAYANAN PKBRS DAN ANALISIS KEGIATAN

Program PKBRS
Program PKBRS adalah Program pelayanan keluarga berencana dirumah sakit yang pelayanan
dapat dilakukan di unit Poliklinik ,VK ,IBS , dan bangsal Nifas. Pelayanan juga dapat dilakukan dari
jejaring internal maupun eksternal Rumah Sakit. Untuk tim PKBRS RS Hawari Essa yaitu :
1. Penasehat /pelindung : Direktur RS HAWARI ESSA
2. Konsulen Teknis : dr. Sulistiawan Joko S, Sp.OG
dr. Guntur Muhammad Taqwin, Sp.An
3. Ketua : dr. Muhammad Rifqi Aziz
4. Sekretaris : Irma Nuryaningtias, Amd.Keb
5. Anggota
a) Koordinator IGD : Seluruh Dokter umum IGD
b) Koordinator Poli : Novi Puspita Herfiana,Amd.Keb
c) Koordinator Kamar Bersalin: Seluruh Bidan Kamar Bersalin
d) Koordinator Nifas : Seluruh Petugas Kebidanan Ranap
e) Koordinator Penunjang : Sri Mulyani, AMAK
f) Koordinator Kamar Operasi : Rifki, Amd.Kep

Pada Program Kerja 2022 telah dilakukan IHT KB Implan yang telah diikuti oleh Tim PKBRS dengan
jumlah peserta 18 orang yang terdiri dari dokter umum 3 orang, bidan 15 orang.

BAB V
LAPORAN ANALISA

1. Jumlah Akseptor tahun 2020

Jenis Alkon
No Bulan
IUD MOW
1 Mei - 1
2 Juni 1 -
3 Juli - 1
4 Agustus 1 -
5 September - 2
6 Oktober 2 -
7 November 1 1
8 Desember - 1

Chart Title
2.5

1.5

0.5

0
Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

IUD MOW

Berdasarkan table dan grafik diatas diketahui bahwa pada bulan Oktober akseptor IUD terbanyak
didapatkan 2 orang pasien, dan pada akseptor MOW terbanyak pada bulan September 2022
didapatkan 2 pasien

2. Jumlah akseptor tahun 2021


Jenis Alkon
No Bulan
IUD MOW
1 Januari 1 2
2 Februari - 1
3 Maret 1 2
4 April 1 1
5 Mei 3 4
6 Juni 1 3
7 Juli - 2
8 Agustus 1 7
9 September 2 3
10 Oktober - 3
11 November - 1
12 Desember 2 2

Chart Title
8

0
ar
i
ar
i et ril ei ni li us r r r r
ar Ap M Ju Ju st be be be be
a nu bru M g u em kto m em
J F e A pt O ve s
Se No De

IUD MOW

Berdasarkan table dan grafik diatas diketahui bahwa pada bulan mei akseptor IUD terbanyak
didapatkan 3 orang pasien, dan pada akseptor MOW terbanyak pada bulan agustus sebanyak 7
pasien

3. Jumlah akseptor tahun 2022


Jenis Alkon
No Bulan
PIL Kondom IUD MOW
1 Januari - - 1 3
2 Februari - - 2 1
3 Maret 2 - 1 -
4 April - - 1 1
5 Mei 17 4 1 4
6 Juni 2 46 1 -
7 Juli - 36 1 1
8 Agustus - 45 2 2
9 September - - 2 3

Chart Title
50

45

40

35

30

25

20

15

10

0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

PIL Kondom IUD MOW

Berdasarkan table dan grafik diatas diketahui bahwa pada bulan juni akseptor kondom terbanyak
didapatkan 46 orang pasien, dan pada akseptor MOW terbanyak pada bulan mei sebanyak 4 pasien,
pada akseptor
Kab.Tegal, 30 September 2022

Menyetujui, Mengetahui,
Ketua TIM PKBRS Direktur RS. HawariEssa

dr. Sulistiawan JS, SpOG dr. Yudia Mahardika


NIP. 20.12.0043 NIP. 21.12.0051

Anda mungkin juga menyukai