Anda di halaman 1dari 9

MONITORING DAN EVALUASI

PROGRAM KERJA PKBRS


BULAN JULI – AGUSTUS 2022

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU


Jl. Murah Nara No. 07 Indramayu 45222
Telp. (0234) 272655 Faks. 275330
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan penduduk tumbuh kembang dan keluarga berkualitas,
Pemerintah menetapkan kebijakan KB melalui penyelenggaraan program KB sesuai
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga. Program KB dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan
suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara
bertanggung jawab tentang (a) usia ideal perkawinan; (b) usia ideal untuk melahirkan; (c)
jumlah ideal anak; (d) jarak ideal kelahiran anak; dan (e) penyuluhan kesehatan
reproduksi. Kebijakan KB bertujuan untuk mengatur kehamilan yang diinginkan;
menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak; meningkatkan
akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan Pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi; meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek KB; dan
mempromasikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan.
Untuk itu, pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas as
infomasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan kontasepsi.
Dalam perkembangannya, cakupan pelaksanaan penyalenggaraan KB mengalami
perluasan atas dukungan regulasi dengan adanya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah. Pada Iampiran disebutkan pembagian urusan pemerintahan
bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana sub urusan Kaluarga Berencana
di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Bahwa untuk meIaksanakan Undang-
Undang tersebut, telah ditetapkan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nomor 3 Tahun 202O tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Daerah dimana disebutkan bahwa
salah satu standar Pelayanan KB adalah tersedianya Fasyankes.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, memuat tentang 7
(tujuh) agenda pembangunan dimana Badan Kependudukan dan Berencana Nasional
(BKKBN) mendukung 2 (dua) aganda pembangunan/prioritas nasional yaitu
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing serta revolusi
mental den pembangunan kebudayaan. Salah satu program prioritas untuk mendukung
pencapaian SDM berkualitas dan berdaya saing adalah peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan yang salah satu kegiatannya dilakukan dengan meningkatkan
kesehatan ibu, anak, KB dan kesehatan reproduksi.
Salah satu arah kebijakan dan strategi BKKBN yang tercantum dalam Peraturan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2020-
2024, adalah °Meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang
komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran" melalui fokus
strategi peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya pengasuhan, tumbuh
kembang anak dan gizi; Perluasan cakupan KB dan kesehatan reproduksi berkualitas
sesuai karakteristik wilayah malalui penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah;
Peningkatan pengetahuan dan akses layanan kesehatan reproduksi bagi remaja dan
praremaja yang responsif gender, Peningkatan kompetensi Penyuluh KB/Petugas
Lapangan KB (PLKB), Penguatan jejaring dalam Pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi khususnya TPMB, dokter swasta dan organisasi profesi; dan penguatan
advokasi, komunikasi, informasi, edukasi (KIE) Program Bangga Kencana serta
konseling KB den Kesahatan Reproduki secara komprehensif.
Tersedienya Fasyankes merupakan salah satu standar dalam penyelenggaraan
Pelayanan KB. Kuantitas Fasyankes yang memberikan pelayanan KB, menjadi kunci
utama dalam perluasan akses Pelayanan KB bagi pasangan uaa subur (PUS) di seluruh
tingkatan wilayah. Bentasarkan laporan data potensi faskes KB 3 (tiga) tahun terakhir
yaitu tahun 2019-2021, terlihat fluktuasi jumlah Fasyankes yang memberikan pelayanan
KB yang teregistrasi di BKKBN yaitu tahun 2019 sebanyak 18.762 Fasyankes, tahun
2020 sebanyak 17.722 Fasyankes dan tahun 2021 sebanyak I8.243 Fasyankes. Banyak
kendala dan tantangan yang dihadapi oleh pengelala data dan program KB, baik di tingkat
pusat, provinsi maupun kabupaten dan atau kota.
Mulai tahun 2022 program Pelayanan Keluarga Berencana Rumeh Sakit (PKBRS)
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu mulai dibentuk dan disahkan oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


I. Tujuan Umum
Teselenggaranya Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit secara optimal
sesuai dengan Visi dan Misi Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit yang bermutu
b. Meningkalnya pengetahuan dan keterampilan SDM dalam pelayanan KB
c. Terpenuhinya sarana dan fasilitas sesuai standar
d. Meningkatkan cakupan kesertaan ber-KB melalui Pelayanan KB di Fasyankes
yang
teregistrasi.
e. Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pegawai, pasien, dan
pengunjung.
f. Terciptanya budaya keselamatan pasien rumah sakit

C. Sasaran
Sasaran dalam pelaksanaan evaluasi ini adalah tertuju pada Program Kerja Pelayanan
Keluarga Berencana Rumah Sakit yang ada di Rumah Sakit Umum Kabupaten Indramayu.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

A. Pelaksanaan Progam Kerja Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit

Dalam bab ini akan rnembahas tentang pelaksanaan Program Kerja Pelayanan
Keluarga Berencana Rumeh Sakit Tahun 2022 yang secara umum. Progam kerja PKBRS
rnencakup pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap ibu pasca persalnan operasi
SC atau kuret untuk segera berKB dengan metode MOW atau Pemasangan IUD.
Terlaksananya program kerja PKBRS ini di dukung deh beberapa faktor yaitu
dukungan dari managemen rumah sakit, sumber daya manusia yang memadai dan sarana
prasarana yang mencukupi serta bekerja sama dengan Dinas KB. Untuk unit yang
berkaitan langsung dengan pelayanan KB ini adalah Poli Kandungan dan OK.

B. Hasil Pelaksanaan Program


1. Hasil pelaksanaan program SDM
No Rencana Kegiatan Proses Evaluasi
1 Pembuatan program kerja Sedang dalam proses Mengevaluasi
tahunan kegiatan
2 Permintaan alat kontrasepsi Sudah berjalan Sudah berjalan
yang melibatkan Dinas KB
3 Evaluasi Kinerja Menyesuaikan aturan Sudah dilaksanakan
RS tiap bulan evaluasi

2. Hasil pelaksanaan program kerja fasilitas dan peralatan


No Kegiatan Rencana Evaluasi
1 Pemeliharaan alat Pengecekan alat setiap Tidak ditemukan alat rusak
hari
2 Maintenance secara Secara berkala Maintenance dilakukan
rutin dilakukan pengecekan
3 Kalibrasi Sesuai aturan RS tiap Kalibrasi dilakukan
tahun

3. Hasil dari pelaksanaan program kerja yang meliputi dari pelayanan di poliklinik dan
OK
Adapun sasaran dari program kerja PKBRS meliputi:
a. Pelayanan KB suntik, pil, kondom dilakukan di ruang nifas dan poliklinik
Kandungan
b. Pelayanan pemasangan KB IUD setiap hari di poliklinik
c. Jumlah kasus kegagalan pemasangan IUD
-Translokasi :0
-Perdarahan :0
-Hamil :0

4. Data Akseptor Bulan Juli - Agustus 2022

No PARAMETER BULAN
JULI AGUSTUS
1. Akseptor IUD 4 0
2. Akseptor Suntik 0 0
3. Akseptor Pil 0 0
4. Akseptor Kondom 0 0
5. Akseptor Implant 0 0

5. Data Pasien MOW saat op SC bulan Juli – Agustus 2022


No Bulan Jumlah Pasien
MOW
1 Juli 20
2 Agustus 7

C. Analisis Hasil Pelaksanaan Program


1. Data Akseptor Bulan Juli – Agustus 2022

Juli Agustus
4

0 0 0 0 0 0 0 0 0
Akseptor IUD Akseptor Akseptor Pil Akseptor Akseptor
Suntik Kondom Implant

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa pada bulan Juli-Agustus 2022 pasien akseptor
KB IUD sebanyak 4 orang dan tidak ada pengguna akseptor KB lainnya.
2. Data Pasien MOW saat op SC bulan Juli – Agustus 2022
20
20
18
16
14
12
10 Juli
7 Agustus
8
6
4
2
0
MOW

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa data pasien MOW saat operasi Sectio Caesaria
pada bulan Juli sebanyak 20 orang dan pada bulan Agustus sebanyak 7 orang, sehingga pada
bulan Juli – Agustus 2022 berjumlah 27 orang.

BAB III
EVALUASI MONITORING HASIL
PLAN :
1. Memberikan pelayanan KB di poliklinik
2. Mengidentifikasi ibu dengan resiko tinggi untuk sadar ber-KB
3. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan secara akurat
DO :
4.5
4
3.5
3
2.5
2 Juli
Agustus
1.5
1
0.5
0
Akseptor Akseptor Akseptor Akseptor Akseptor
IUD Suntik Pil Kondom Implant

STUDY:
Dari grafik diatas menunjukan bahwa pada bulan Juli-Agustus 2022 pasien akseptor KB IUD
sebanyak 4 orang dan tidak ada pengguna akseptor KB lainnya.
ACTION:
Tingkatkan pelayanan Keluarga Berencana jangka panjang

PLAN :
1. Menurunkan angka kematian ibu bersalin
2. Melakukan pengkajian pada ibu yang beresiko tinggi untuk hamil lagi
3. Mengedukasi pasien dengan resiko tinggi agar mau ber-KB
DO :
20 7

20
15
10
5
0
MOW

Juli Agustus

STUDY :
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa data pasien MOW saat operasi Sectio Caesaria
pada bulan Juli sebanyak 20 orang dan pada bulan Agustus sebanyak 7 orang.
ACTION :
Tingkatkan pelayanan Keluarga Berencana metode jangka panjang pasca operasi Sectio Caesaria
dan kuret.

Anda mungkin juga menyukai