Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan KB merupakan salah satu intervensi penurunan Angka Kematian Ibu


melalui pencegahan kehamilan berisiko (kehamilan dengan 4 terlalu) dan kehamilan
yang tidak diinginkan. Dasar kebijakan pelayanan KB di Indonesia adalah UU RI No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan yang tercantum dalam pasal 78, dimana tujuan
pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan
kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat
dan cerdas dan Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana
yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat. Intervensi dilakukan melalui
pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, alat dan obat perbekalan
kesehatan, infrastruktur dan sarana pelayanan, regulasi manajemen dan informasi
kesehatan, pemberdayaan dan kemitraan serta penelitian dan pengembangan.
Dasar kebijakan dalam pelayanan KB di Indonesia adalah UU RI No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan pasal 78, dimana tujuan pelayanan kesehatan dalam keluarga
berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk
membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan Pemerintah bertanggung jawab
serta menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam
memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat. Undang-Undang RI No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pasal 20 disebutkan bahwa untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, pemerintah
menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan program keluarga
berencana.
Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Setelah melahirkan, diupayakan
agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan. Apabila
terjadi komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan
mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes dasar (Puskesmas PONED)
maupun fasyankes lanjutan (RS PKBRS).
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Nasional di Indonesia,
menganut sistem “cafetaria” dengan menawarkan berbagai jenis kontrasepsi yang relatif
aman dan efektif, dimana salah satunya adalah AKDR. Sesuai dengan HTA (Health
Technology Assesment) Indonesia yang telah dikeluarkan oleh Kemenkes tentang KB
pada periode menyusui, salah satu upaya dalam meningkatkan penggunaan
kontrasespsi jangka panjang adalah ditujukan pada ibu pasca bersalin dengan
menggunakan AKDR pasca persalinan dalam mengatur jarak kehamilan tanpa
mempengaruhi produksi air susu ibu (ASI).
RSUD Daerah Melawi merupkan salah satu rumah sakit umum yang berada di Kota
Nanga Pinoh, dimana menerima rujukan dari FKTP dan FKTRL untuk kasus kasus
kegawatan obstetri dan ginekologi, di rumah sakit ini juga melayani KB yang di kelola
oleh Tim PKBRS yang secara kontinyu dan sinergis menjalankan aktivitas pelayanan di
bidangnya sesuai budaya kerja AMANAH.
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MELAWI


Kabupaten Melawi sebagai salah satu dari kabupaten baru yang merupakan
pemekaran dari Kabupaten Sintang dibentuk berdasarkan UU Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten
Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat. Sesuai dengan surat Menteri Dalam Negeri
Nomor 135/1213/SJ Tanggal 21 Mei 2004 perihal Pedoman Teknis Pelaksanaan 13
(tiga belas) Undang-Undang tentang Pembentukan 24 (dua puluh empat) Kabupaten,
dimana Kabupaten Melawi merupakan salah satu dari 24 Kabupaten baru yang
dibentuk oleh Pemerintah Pusat.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi berada dibawah pengawasan
Pemerintah Kabupaten Melawi, dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Landasan hukum yang menjadi considerant sehubungan dengan keberadaan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi, maka pemerintah Kabupaten Melawi
membuat beberapa persyaratan administratif sebagai berikut :
a. Keputusan Pejabat Bupati Melawi No. 59 Tahun 2004 Tentang Penunjukan Instalasi
Rawat Inap Puskesmas Nanga Pinoh menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Melawi dengan kelas/tipe D.
b. Peraturan Pejabat Bupati Melawi No. 53 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi,
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi.
Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 620/MENKES/SK/IV/2005 Tentang Rumah Sakit Umum Daerah
Melawi Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat, dengan nomor registrasi:
6110012
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi di Jl. Kelakik Km 4
Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat, Kode Pos
78672, Email : rsud.melawi@gmail.com Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi
sejak Juli 2009 telah menempati gedung baru yang sebagian sudah selesai dibangun
yaitu perkantoran, poli klinik, apotik, rekam medis, laboratorium, IGD, ICU, OK,
gedung perawatan, fisioterapi, UTDRS, Radiologi, CSSD, perawatan kelas III untuk
penduduk miskin, Mushola, kantin, loundry, kamar Jenazah, ruang genset dan dapur
sedangkan sebagian lagi dalam proses pembangunan adalah pagar rumah sakit diatas
tanah dengan luas areal 12.9 Ha dan luas bangunan 127.161 M2.
BAB III

VISI, MISI, FALSAFAH NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI
Visi RSUD Kabupaten Melawi adalah ”Sebagai Rumah Sakit Daerah Yang Memberikan
Pelayanan Paling Bermutu dan Adil di Kabupaten Melawi dan Sekitarnya”.

B. MISI
Pernyataan Misi RSUD Kabupaten Melawi:
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan bermutu sesuai
standar dan berorientasi kepada pelanggan.
b. Meningkatkan sumber daya manusia rumah sakit yang memiliki kompetensi
meliputi pengetahuan, keterampilan disertai moral dan perilaku yang benar dan
baik.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang efektif dan efisien sesuai
Standarisasi Rumah Sakit.
d. Menciptakan manajemen yang sehat.

C. TUGAS
Membantu Bupati dalam pelaksanaan kesehatan masyarakat secara berdaya guna
dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan serta
pencegahan dan melaksanakan upaya sistem rujukan.

D. FUNGSI
Fungsi RSUD Kabupaten Melawi ;
a. Penyelenggara Pelayanan Medis
b. Penyelenggara Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
c. Penyelenggara Pelayanan Keperawatan dan Asuhan Keperawatan
d. Penyelenggara Pelayanan Rujukan
e. Penyelenggara Pelayanan Administrasi Umum dan Keuangan
f. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan
g. Penyelenggara Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

STRUKTUR ORGANISASI UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MELAWI


PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MELAWI
Dewan
pengawas
Direktur
Komite dan
satuan
Kelompok pengawas
Bagian intern
jabatan
tata usaha
fungsional

subbag Tu Subbag
dan perencanaan
Kepegawaia dan keuangan
n

Kabid Kabid
pelayanan dan keperawatan,
penunjang pengendalian
medik dan
pengembanga
n
Kasi Kasi Kasi Kasi
Penunjang Pelayanan Keperawat Pengendalian
Medik dan
Medik Instalasi an Pengembanga
n
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI TIM PKBRS

DIREKTUR

BIDANG PELAYANAN MEDIK,


KEPERAWATAN DAN
PENUNJANG

SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN SEKSI


MEDIK RAWAT INAP PELAYANAN
PENUNJANG

KSM INSTALASI PENUNJANG JABATAN


FUNGSIONAL

KETUA TIM PKBRS

SEKRETARIS PKBRS

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


KOORDINATOR IGD POLI KEBIDANAN RUANG BERSALIN DAN NIFAS RUANG OPERASI

DAN KANDUNGAN

Anggota Anggota Anggota Anggota


BAB VI

URAIAN JABATAN

1. KETUA TIM PKBRS

Hasil Kerja :

Terselenggaranya visi, misi, dan program PKBRS secara menyeluruh dan terpadu

Uraian Tugas :

1. Melaksanakan pembinaan kualitas atau mutu profesi pelayanan


2. Melaksanakan koordinasi dengan kepala bidang keperawatan maupun
kepala instalasi terkait dalam membina kualitas profesi pelayanan
3. membuat perencanaan kebutuhan alokon
4. melaksanakan pelayanan konseling, tindakan medis di poli KB dan
tindakan operatif
5. Mengendalikan dan mengevaluasi kualitas pelayanan profesi

Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visi dan misi PKBRS.

2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan evaluasi.

3. Bertanggung jawab terhadap Direktur

Wewenang :

1. Mendelagasikan tugas apabila berhalangan hadir


2. Berhak mengajukan permintaan kebutuhan alat kontrasepsi yang emergency
3. Memeriksa hasil kegiatan PKBRS

Syarat Jabatan :

1. Pendidikan dasar dokter atau dokter spesialis kandungan dan kebidanan

2. Pernah mengikuti pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidangnya.

3. Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi.

4. Memiliki kemampuan kepemimpinan.

2. SEKRETARIS TIM PKBRS.

Hasil Kerja :

1. Terkelola dan terdokumentasinya seluruh data PKBRS.

2. Terkoordinasinya seluruh program kegiatan PKBRS


Uraian Tugas :

1. Membuat undangan rapat dan membuat notulen.

2. Mengelola administrasi surat-surat PKBRS.

3. Mencatat data-data yang berjhubungan dengan PKBRS.

4. Mencatat data-data yang berhubungan dengan PKBRS.

5. Memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan oleh penanggung jawab dan


penanggung jawab sosialisasi dari suksesnya program PKBRS.

6. Melakukan tugas-tugas lain dari atasan yang berhubungan dengan PKBRS.

3. KOORDINATOR IGD

Hasil kerja :

Terselenggaranya semua program PKBRS di Instalasi Gawat Darurat

Uraian Tugas :

1. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan KB dan efek sampingnya

2. Melakukan koordinasi dengan ketua tim PKBRS dan tim medis lain.

3. Melaksanakan evaluasi terhadap kasus-kasus kegawatdaruratan

KB dan efek sampingnya.

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program

2. Bertanggung jawab kepada ketua tim PKBRS

Syarat Jabatan :

1. Pendidikan dokter

2. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang PKBRS.

4. KOORDINATOR POLI OBSGYN DAN KB

Hasil Kerja : Terselenggaranya semua program PKBRS di Poli

Obsgyn dan KB

Uraian Tugas :

1. Melaksanakan pelayanan KB

2. Pemantauan pelaporan pelayanan KB


3. Melakukan koordinasi dengan ketua tim PKBRS terkait dengan pelayanan KB

Syarat Jabatan :

1. Pendidikan dasar DIII Kebidanan

2. Pernah mengikuti pelatihan KB.

5. KOORDINATOR RUANG BERSALIN & NIFAS

Hasil kerja : Terselenggaranya semua program PKBRS di ruang bersalin

Uraian Tugas :

1. Membuat perencanaan untuk pelayanan KB pascasalin dan pascakeguguran

2. Melakukan pengawasan kegiatan di ruang bersalin dan ruang nifas.

3. Melakukan pengawasan terhadap SPO yang telah ditetapkan.

4. Melakukan evaluasi kegiatan operasional dan mutu pelayanan termasuk


pencatatan dan pelaporan.

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab terhadap ketua tim PKBRS

2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program di masing-masing


unit kerjanya.

Syarat Jabatan :

1. DIII Kebidanan

2. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang KB

3. Pernah mengikuti pelatihan-pelatihan KB

4. Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi.

6. ANGGOTA
1. Anggota Tim IGD
a. Melaksanakan komunikasi dan koordinasi pra rujukan dengan calon perujuk
b. Melaksanakan timbang terima rujukan
c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan konsultan yang terkait dengan
rujukan dalam penetapan tindakan dan pemberian therapy
d. Melaksanakan tindakan stabilisasi pasien gawat bersama tim anasthesi
e. Mempersiapkan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan
diagnose
f. Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan
g. Mempersiapkan tindakan SC di OK emergency apabila perlu tindakan segera
h. Melaksanakan observasi post operasi emergancy
2. PELAYANAN RAWAT JALAN OBSTETRI
a. Memberikan pelayanan KB
b. Melaporkan kepada penanggung jawab PKBRS apabila ada pasien resiko tinggi

3. PELAYANAN RAWAT INAP KEBIDANAN


a. Memberikan pelayanan KB pasca salin dan pasca keguguran
b. Mendokumentasikan secara lengkap tindakan yang dilaksanakan
c. Memberikan pelayanan konseling pasca pemasangan KB
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Labora
IRJ
torium

Farma
BPS
si
TIM
PKBRS
Radiol
Gizi
ogi

Kamar
Rekam
Operas
medis
i Keuan
gan

1. Tata Laksana Hubungan kerja dengan IGD:

• Tim PKBRS bekerjasama dengan instalasi gawat darurat dalam hal pelayanan efek
samping KB yang emergency.

• Pasien yang memerlukan tindakan di instalasi gawat darurat oleh dokter


IGD/bidan yang memeriksa dijelaskan kepada pasien atau keluarga pasien
mengapa harus dilakukan tindakan

2. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Laboratorium:

• Tim PKBRS bekerjasama dengan Laboratorium untuk menunjang diagnosa


pemeriksaan dan untuk kelengkapannya.

3. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Farmasi :

• Tim PKBRS bekerjasama dengan Farmasi dalam hal penyimpanan dan


pendistribusian serta permintaan perbekalan farmasi untuk stock yang digunakan

4. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Rekam Medik :

• Tim PKBRS bekerjasama dengan bagian Rekam Medik dalam pendaftaran pasien
baik di rawat jalan maupun rawat inap.

• Setiap pasien rawat inap memerlukan nomor register dan nomor rekam medik
dari bagian pendaftaran rekam medik
5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan IRJ:

• Tim PKBRS bekerjasama dengan IRJ dalam pelayanan non kegawatdaruratan baik
pada kunjungan yang pertama kali maupun kunjungan ulang serta rujukan non
kegawatadaruratan.

6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Radiologi :

• TimPKBRS bekerjasama dengan Radiologi pada kasus-kasus tertentu untuk


menunjang diagnosa pemeriksaan dan untuk kelengkapan diagnostik .

7. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Laundry :

• Tim PKBRS bekerjasama dengan Laundry untuk kebutuhan linen pasien sehari-
hari.

8. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Gizi :

• Tim PKBRS bekerjasama dengan Gizi untuk kebutuhan nutrisi pasien selama
dalam perawatan di rumah sakit.
BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NAMA PENDIDIKAN NON JUMLAH TENAGA


JABATAN FORMAL FORMAL KEBUTUHAN YANG
ADA

Ketua Tim Dokter Pelatiha 1 1


PKBRS 1 Spesialis n PKBRS
Kebidanan
dan
Kandungan

Koordinator Pendidikan Pelatiha 1 2


IGD dokter n PKBRS

Koordinator D III Pelatiha 1 1


poli Kebidanan n PKBRS
kebidanan

Koordinator DIII Pelatiha 1 1


ruang Kebidanan n PKBRS
bersalin dan
nifas

Anggota tim DIII 4 4


Ponek IGD
Kebidanan

Anggota tim DIII 8 8


PKBRS rawat
Kebidanan
inap
kebidanan

Anggota tim DIII 1 1


PKBRS rawat
Kebidanan
jalan
kebidanan
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Kualifikasi Ketenagaan

1) Membentuk Tim

2) Distribusi Tenaga

2. Pendidikan dan Pelatihan

1) Pelatihan Eksternal
2) Pelatihan Internal
3. Pembentukan pedoman dan SPO

Menyusun pedoman dan standar prosedur operasional (SPO) PKBRS

2. FASILITAS/ PERALATAN

a. Pemenuhan Fasilitas/Peralatan

b. Inventasis Fasilitas/Peralatan

c. Peningkatan Pelayanan KB

3. PELAKSANAAN PELAYANAN KB
Pelayanan KB bisa di lakukan di unit rawat jalan, emergensi dan dilanjutkan ke
kamar bersalin dan bila memerlukan tindakan operatif ke instalasi bedah
sentral.

4. Peningkatan Mutu SDM dengan :


a. Penyegaran untuk petugas sekali setahun

b. Edukasi

Konseling atau edukasi dilakukan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat
Inap

Di rawat jalan tentang : Pelayanan KB

Rawat Inap tentang : Pelayanan KB RS Pasca salin dan pasca keguguran

5. Monitoring dan evaluasi


6. Pelaporan hasil kegiatan
B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Semua kegiatan pelayanan KB dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan.

1. SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi Ketenagaan
a. Membentuk Tim
Menentukan tim PKBRS
b. Distribusi Tenaga
Pembagian distribusi tenaga di ruang IGD, ruang bersalin, nifas dan perawatan
c. Pendidikan dan Pelatihan
1) Pelatihan Eksterna
Pengajuan pelatihan KB seperti CTU kepada bagian diklat
2) Pelatihan Internal
Pelatihan Pelayanan KB Rumah sakit bagi tim PKBRS dan pelaksaana in
house training bagi unit terkait
d. Pembentukan pedoman dan SPO
Menyusun pedoman dan standar prosedur operasional (SPO) Pelayanan KB per
metode konrasepsi

2. FASILITAS/ PERALATAN
a. Inventarisasi Fasilitas/Peralatan
Pengajuan alat untuk pelaksanaan Pelayanan KB Rumah sakit
b. Pemenuhan Fasilitas/Peralatan
Pemenuhan alat-alat yang terpenuhi untuk pelayanan Pelayanan KB Rumah
sakit
3. PELAKSANAAN PELAYANAN KB
Peningkatan Pelayanan KB

Pelayanan akseptor KB di unit rawat jalan, IGD dan kamar tindakan dan bila
memerlukan tindakan operatif ke instalasi bedah sentral

4. Peningkatan Mutu SDM dengan :


a. Refreshing ilmu tentang Pelayanan KB

b. Edukasi

KIE dilakukan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Di rawat
jalan tentang :

Di rawat jalan tentang : Pelayanan KB

Rawat Inap tentang : Pelayanan KB RS Pasca salin dan pasca keguguran

5. MONITORING DAN EVALUASI


1. Monitoring dan evaluasi

a. Melakukan rapat rutin dan evaluasi tim PKBRS setiap 3 bulan


b. Melakukan evaluasi program di akhir tahun

2. Pelaporan hasil kegiatan

Hasil kegiatan per triwulan dan evaluasi akhir tahun dilaporkan ke direktur

C. SASARAN

1. SUMBER DAYA MANUSIA

a. Dokter Spesialis Obstetri dan Gynekologi

b. Dokter Spesialis Bedah

c. Dokter Spesialis Urologi

d. Dokter Spesialis Anestesi

e. Dokter Umum

f. Bidan

g. Perawat

2. FASILITAS/ PERALATAN

a. Ruang Bersalin di IGD

b. Ruang Operasi

c. Ruang Bersalin

d. Ruang Nifas

e. Ruang tindakan di Rawat Jalan

3. KESELAMATAN PASIEN

Seluruh pasien yang mendapatkan pelayanan

4. SASARAN PELAYANAN

Upaya Pelayanan PKBRS

a. Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitf

b. Penanganan kasus gawat darurat oleh Rumah Sakit di ruang tindakan

c. Penanganan operatif cepat dan tepat

d. Perawatan intensif akseptor KB pasca salin dan pasca keguguran

PKBRS RUMAH SAKIT KELAS C


1. pelayanan konseling;

2. pelayanan kontrasepsi AKDR dan AKBK

3. Metode Operasi Wanita (MOW)

4. Metode Operasi Pria (MOP)

a. Pelayanan Penunjang Medik

1. Pelayanan Darah dan Unit Transfusi Darah

Bekerja sama dengan PMI

2. Penunjang meliputi

a) Radiologi

b) USG

b. Laboratorium

Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam penanganan
meng skrining akseptor KB

1) Pemeriksaan Laboraturim darah dan Urin

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahun/ Bulan

No Jenis Kegiatan 2022/2023

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

Membentuk tim PKBRS Dan


1
distribusi ketenagaan

Pelatihan KB bagi dokter


2 umum, bidan, dan perawat
eksternal

3. In house training PKBRS

Pembuatan pedoman
4 standart kerja /SPO
pelayanan PKBRS

Pemenuhan fasilitas dan


5
inventaris

6 Peningkatan mutu pelayanan

7 Monitoring dan evaluasi


8 Pelaporan hasil kegiatan

Didalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan KB di rumah sakit, biaya yang


muncul dalam pelaksanaan kegiatan dibebankan pada anggaran pendapatan RSUD
Daerah Melawi
BAB X

PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan dan Rapat

1. Rapat Rutin tim PKBRS


2. Koordinasi unit terkait

BAB XI
PELAPORAN

Bentuk laporan
1. Laporan bulanan
Laporan akseptor KB ke BKKBN Kota Nanga Pinoh di aplikasi Newsiga setiap bulan.
Laporan KB pasca salin dan pasca keguguran ke BKKBN
2. Laporan triwulan
Laporan setiap tiga bulan meliputi pelaksananaan program yang sudah di
rencanakan dan laporan mutu pelayanan PKBRS yang meliputi :
a. Ketersediaan semua jenis alat dan obat kontrasepsi sesuai dengan kapasitas
rumah sakit dan kebutuhan pelayanan KB.
b. Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB.
c. Ketersediaan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan KB.
d. Angka capaian pelayanan KB per metode kontrasepsi, baik Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan Non MKJP.
e. Angka capaian pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran

f. Kejadian tidak dilakukannya KB Pasca Persalinan pada ibu baru bersalin dan KB
Pasca Keguguran pada Ibu pasca keguguran

3. Laporan Tahunan
Melakukan evaluasi program di akhir tahun dan di laporkan kepada direktur
21

Anda mungkin juga menyukai