Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di
bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat
untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 16.
Disamping pengobatan bagi pasien perlu pula
meningkatkan perannya dalam bidang preventif dan promotif.
Dewasa ini setiap kehamilan dan persalinan dikatakan berisiko,
untuk itu dalam menghadapi terjadinya risiko terhadap morbiditas
dan mortalitas ibu dan bayi diperlukan suatu program yang dapat
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Berdasarkan hasil
observasi dalam pelayanan angka kematian dapat disebabkan
karena adanya keterlambatan keluarga pasien meminta bantuan
petugas kesehatan atau keterlambatan merujuk dari rumah bersalin,
bidan, puskesmas, rumah sakit perujuk atau dari dokter atau
keterlambatan dan akomodasi karena jauhnya tempat merujuk.
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Neonatal (AKN). Indonesia masih tertinggi
diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. Pada
Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada
tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua
diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang
terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampaknya
target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila
dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi
penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan
sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul
selama ini. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari
penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia daninfeksi
. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan
pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan
kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan,infeksi, pre-
eklampsia / eklampsia, persalinan macet dan abortus. Mengingat
kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan
ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan
dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan
upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara
terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem
rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal,
yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan
bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan
tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan
manajemen yang handal.
Sebagai Rumah Sakit Rujukan, RSKIA Annisa
Payakumbuh banyak menerima rujukan dari berbagai daerah, yang
pada akhirnya bisa mengalami masalah dalam pelayanan,
diantaranya pasien yang datang sudah dalam keadaan kritis dan
tidak tertolong. Untuk mengurangi masalah tersebut, maka RSKIA
Annisa Payakumbuh harus berbenah dan berupaya untuk
menngkatkan pelayanan maternal dan neonatal sesuai dengan
standar ponek 24 jam.
Angka kematian tersebut diupayakan dapat menurun
dengan pelaksanaan berbagai program kesehatan, yang diukur
melalui beberapa indikator. Sesuai dengan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, dengan fokus pada
upaya kesehatan ibu dan anak serta gizi masyarakat.
Salah satu kendala lambatnya penurunan kasus kematian
adalah kurangnya manajemen dari fasilitas pelayanan baik di
tingkat pelayanan dasar maupun di tingkat rujukan di
kabupaten/kota yang mengakibatkan lambatnya penanganan kasus
yang hingga berujung pada kematian. Dalam peningkatan
pelayanan rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir
diperlukan untuk mengatasi masalah manajemen pelayanan yang
mencakup rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir di
wilayahnya kerja baik puskesmas, puskesmas pembantu maupun
RS yang juga diperluas jangkauan pelayanan dengan adanya bidan
di desa. Peningkatan sistem rujukan kegawatdaruratan merupakan
unsur esensial yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan dapat
secara signifikan memengaruhi penurunan kematian ibu dan bayi
baru lahir.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya tujuan pelayanan maternal dan neonatal yang
optimal melalui program rumah sakit PONEK 24 jam dan
kolaborasi dengan PONED untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi di RSKIA Annisa Payakumbuh.
2. Tujuan Khusus
a. Memperkuat fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus
maternal
b. Menjadikan rumahsakit sebagai pendamping klinis
dan manajemen
c. Mengembangkan kedudukan rumah sakit untuk pemantauan
dan evaluasi
BAB II

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBINAAN JARINGAN DAN JEJARING

Anda mungkin juga menyukai