Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia kini adalah status kesehatan
masyarakat yang rendah, antara lain ditandai dengan angka kematian ibu dan
bayi yang tinggi serta masih banyak indikator pelayanan kesehatan ibu dan
anak (KIA) yang belum ideal. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah
satu upaya pelayanan dasar yang ada di puskesmas. Tujuan umum program
KIA ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan
angka kematian ibu dan bayi, untuk itu diperlukan pengelolaan program
kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
anak setinggi-tingginya ( Peraturan Presiden RI, 2012).

Program kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas


Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi salah satu
indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005 - 2025. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program
prioritas dalam pembangunan kesehatan (Renstra Tahun 2015-2019).
Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan
derajat kesehatan suatu wilayah.

Pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk


akselerasi menurunkan AKI. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
dan menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya
sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup

LAPORAN TAHUNAN KIA/KB 2021 1


berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus ( SUPAS) 2015. (Depkes,
2016).
Untuk menunjang keberhasilan upaya-upaya kesehatan maka pemerintah
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Pusekesmas)
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sumber
daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan
mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk
dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah
kerja dan pembagian waktu kerjanya. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
selalu menjadi fokus utama dalam pelayanan kesehatan terutama bagi
Puskesmas. Kesehatan ibu, bayi, dan balita menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan karena ibu, bayi dan balita termasuk dalam penduduk yang rentan
terhadap penyakit. Selain itu, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita ( AKABA) merupakan indikator
derajat kesehatan suatu Negara. Banyak program yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam pelayanan KIA.

Sesuai Permenkes No.741/Menkes/Per/VII/2008 tentang standar

pelayanan minimal bidang pelayanan kesehatan di Kabupaten/Kota yaitu

cakupan kunjungan ibu hamil K4 (96%), cakupan pertolongan persalinan oleh

bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (100%),

cakupan pelayanan nifas (93%) , cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi yang

dirujuk (85%),cakupan kunjungan neonatus (98%), cakupan kunjungan bayi

(97%), cakupan neonatus komplikasi tertangani ditangani (84%). Salah satu

LAPORAN TAHUNAN KIA/KB 2021 2


pemecahan masalah penurunan AKI dan AKB dilakukan melalui intervensi

yang terbukti efektif di Srilangka yaitu semua persalinan harus di fasilitas

kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Persalinan di fasilitas kesehatan

harus didukung oleh tenaga kesehatan yang kompeten, fasilitas kesehatan yang

memenuhi standart operasional, manajemen program yang efektif dan

dukungan penuh dari semua pengampu (Stakeholder) terkait (Permenkes No

71 Tahun 2013). Sementara itu, akses terhadap pelayanan kesehatan

meningkat selama tahun 2021 meskipun pandemi covid-19 yang ditunjukkan

jumlah persalinan di fasilitas (111,3%) dan cakupan pemeriksaan kehamilan

pertama (K1) 103%. Cakupan pemeriksaan kehamilan 4 kali (K4) naik dari

105,7% pelayanan Ante Natal Care (ANC) di Indonesia mengacu pada

rekomendasi WHO tahun 2001 untuk melakukan minimal 4 kali kunjungan

yang disebut sebagai Focused Antenatal Care (FANC) Model. Pelayanan

antenatal termasuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tingkat

Kabupaten/Kota di bidang kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 4 Tahun 2019 yang pencapaiannya diwajibkan 100%. tentang

Administrasi Kependudukan. Diharapkan setiap ibu hamil sudah memiliki

jaminan kesehatan sejak awal.

LAPORAN TAHUNAN KIA/KB 2021 3


B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi
setiap orang yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mangkubumi agar
terwujud derajat kesehatan, mengurangi tingkat kesakitan dan kematian
Ibu dan anak dan untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan
b. Tujuan Khusus
a. Sebagai evaluasi pelaksanaan kegiatan program KIA-KB.
b. Sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan program KIA-KB.
c. Sebagai bahan penyusunan perencanaan selanjutnya.

LAPORAN TAHUNAN KIA/KB 2021 4

Anda mungkin juga menyukai