1
Abstrak
Program KIA merupakan prioritas utama program kesehatan di Indonesia yang berfokus pada
kesehatan ibu dan anak. Pemantapan pelayanan KIA saat ini difokuskan pada peningkatan
pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kompeten, pelayanan bagi seluruh ibu
nifas, neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan ataupun melalui kunjungan rumah.
Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun
masyarakat , penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan
secara terus menerus , pelayanan kesehatan bayi, balita dan pelayanan KB sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.
2
Apa Saja Kegiatan Pokok Analisis Situasi Program
Program KIA? KIA
Pemantapan pelayanan KIA saat ini Berdasarkan Survey Penduduk Antar Sensus
difokuskan pada: (SUPAS) tahun 2015 Angka Kematian Ibu di
Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran
1. Peningkatan pelayanan antenatal
hidup, angka ini masih jauh dari target MDGs
sesuai standar bagi seluruh ibu hamil
pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
di semua fasilitas kesehatan
kelahiran hidup.
2. Peningkatan pertolongan persalinan
oleh tenaga kompeten diarahkan ke
fasilitas tenaga kesehatan
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh
ibu nifas sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh
neonatus sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan ataupun melalui
kunjungan rumah Sementara itu, berdasarkan hasil Survey
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
dan komplikasi kebidanan dan tahun 2017 menunjukkan Angka Kematian
neonatus oleh tenaga kesehatan Neonatal (AKN) 15 per 1.000 kelahiran
maupun masyarakat hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per
6. Peningkatan penanganan komplikasi 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian
kebidanan dan neonatus secara Anak Balita (AKABA) 32 per 1.000 kelahiran
adekuat dan pengamatan secara hidup.
terus menerus oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan
7. Peningkatan pelayanan kesehatan
bagi seluruh bayi sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan
8. Peningkatan pelayanan kesehatan
bagi seluruh anak balita sesuai
standar di semua fasilitas kesehatan
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai
standar
Dilakukan pendekatan analisis melalui 3
variabel:
3
1. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
(SDM)
4
Sementara ibu bersalin yang ditolong 3. Cakupan pelayanan pertama dan
oleh tenaga kesehatan hanya pelayanan lengkap (kontinuitas)
86,28%. Dengan demikian, masih
Penilaian terhadap pelaksanaan ibu
terdapat sekitar 16% persalinan yang
hamil dapat dilakukan dengan
ditolong oleh tenaga kesehatan
melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan
namun tidak di fasilitas pelayanan
K1 adalah jumlah ibu hamil yang
kesehatan. Secara nasional, indikator
telah memperoleh pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
antenatal pertama kali oleh tenaga
sudah memenuhi target renstra
kesehatan, sedangkan cakupan K4
sebesar 82%. Akan tetapi terdapat
adalah jumlah ibu hamil yang telah
kesenjangan yang cukup jauh antara
memperoleh pelayanan antenatal
provinsi dengan capaian tertinggi dan
sesuai dengan pelayanan standar
terendah, yaitu DKI Jakarta (102%)
paling sedikit empat kali sesuai
dan Maluku (45,18%). Analisis
jadwal yang dianjurkan dalam setiap
kematian ibu pada tahun 2010
trimester.
membuktikan bahwa kematian ibu
terkait erat dengan penolong
persalinan dan tempat/fasilitas
persalinan. Persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan terbukti
berkontribusi terhadap penurunan
risiko kematian ibu. demikian pula
jika persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan, akan semakin menekan
risiko kematian ibu.
Cakupan K4 ini sudah sesuai dan
bahkan melebihi target Rencana
Strategis (Renstra) tahun 2018 yaitu
sebesar 78% dengan capaian
88,03%.
5
2. Belum tercapainya target Angka
Kematian Neonatal (AKN)
3. Belum meratanya SDM Kesehatan
4. Sulitnya aksesibilitas ke pelayanan
kesehatan
5. Kesenjangan antara daerah dengan
cakupan penanggulangan fokus (PF)
tertinggi dan terendah
Penilaian terhadap neonatal dapat 6. Belum tercapainya target imunisasi
dilakukan dengan melihat cakupan dasar lengkap pada imunisasi
KN3, yaitu cakupan pelayanan
kunjungan neonatal minimal 3 kali Prioritas Masalah
sesuai standar sebesar 91,39%.
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan
Dalam 5 tahun terakhir, cakupan
dalam mengatasi masalah, ketidaktersediaan
imunisasi lengkap di Indonesia selalu
teknologi yang memadai atau adanya
di atas 85%, namun masih belum
keterkaitan satu masalah dengan masalah
mencapai target Renstra yang
lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas
ditentukan. Pada tahun 2018, target
dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak
Renstra sebesar 92,5%, sedangkan
dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
capaiannya hanya 90,61%.
menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan
urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode
seperti metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth).
6
3 Belum meratanya SDM. 3 3 3 9 dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan
pelayanan rujukan primer.
4 Sulitnya aksesibilitas ke 2 4 4 10
pelayanan kesehatan Tujuan khusus :
Atas dasar contoh tersebut maka isu yang 4. Meningkatkan akses pelayanan
merupakan prioritas yaitu : kesehatan kesehatan yaitu dengan
1. Belum tercapainya target imunisasi tersedianya minimal 1 Puskesmas
dasar lengkap pada imunisasi terakreditasi pada tiap kecamatan,
2. Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan minimal 1 RSUD pada tiap
(AKI) Kabupaten/ kota, sesuai dengan
3. Kesenjangan antara daerah dengan indikator Ditjen Yankes.
cakupan PF tertinggi dan terendah 5. Menurunnya angka kesenjangan PF
4. Sulitnya aksesibilitas ke pelayanan
antar daerah yaitu sesuai target
kesehatan
RPJMN tahun 2024 yaitu sebesar
5. Belum meratanya SDM.
95%.
6. Angka Kematian Bayi (AKB)
6. Meningkatnya capaian cakupan
imunisasi dasar lengkap sesuai target
Tujuan RPJMN sebesar 90% pada tahun
2024.
Tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak
adalah menurunkan kematian dan kejadian
sakit pada ibu dan anak melalui peningkatan
mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu
7
Alternatif Pemecahan secara individu dapat dilaksanakan pada
waktu kegiatan imunisasi, sedangkan
Masalah penyuluhan kelompok dapat dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan
Alternatif pemecahan masalah kesehatan
jadwal yang telah ditentukan. Penyuluhan
bisa berupa fisik maupun non-fisik. Poin
juga dapat dilakuan dengan cara penyebaran
alternatif pemecahan masalah untuk setiap
leaflet, pemasangan poster maupun melalui
masalah kesehatan di masyarakat sebaiknya
media sosial. Materi penyuluhan yang dapat
di rapatkan/didiskusikan dengan masyarakat
diberikan diantaranya adalah tentang arti
baik di tingkat kelurahan maupun lanjutan.
pentingnya imunisasi, efek samping dari
Pemilihan alternatif pemecahan masalah imunisasi serta kandungan dari imunisasi
mengacu pada : kemampuan (ketersediaan yang diberikan kepada bayi sehingga dapat
sumber daya : tenaga, dana, sarana, mengubah anggapan negatif dari
metode), waktu, faktor politik ekonomi sosial masyarakat tentang imunisasi. Selain itu
budaya. Dalam kondisi tertentu seringkali tenaga kesehatan juga dapat melakukan
alternatif pemecahan masalah tidak perlu pelatihan kader posyandu sehingga kader
dipilih, karena kegiatan untuk memecahkan juga dapat melakukan penyuluhan kepada
masalah sudah ditentukan. Prioritas masyarakat.
pemecahan masalah yang dipilih diharapkan 2. Masih tingginya Angka Kematian Ibu
dapat mengungkit pemecahan masalah yang (AKI)
lain. Meningkatkan standar kualitas pelayanan
kesehatan dasar yang mendukung
Berdasarkan hasil dari penetapan prioritas
kesehatan ibu dan anak. Contohnya
masalah maka dapat ditetapkan beberapa
puskesmas PONED harus memiliki tenaga
alternatif pemecahan masalahnya.
terlatih dan dilengkapi dengan peralatan dan
1. Belum tercapainya target imunisasi obat-obatan yang memadai. The Safe
dasar lengkap pada imunisasi Motherhood Initiative digunakan sebagai
Tenaga kesehatan khususnya pemegang basis Program Gerakan Sayang Ibu, atau
program imunisasi agar meningkatkan yang biasa disebut sebagai Program GSI.
penyuluhan rutin kepada masyarakat Program GSI adalah peningkatan kesadaran
terutama ibu yang memiliki bayi baik secara masyarakat, yang kemudian berdampak
individu ataupun kelompok. Penyuluhan pada keterlibatan ibu secara aktif dalam
8
program-program penurunan AKI; seperti penerima manfaat. Kelembagaan yang kuat
menghimpun dana bantuan persalinan di tingkat masyarakat dapat meningkatkan
melalui Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), efektifitas pendistribusian berbagai program
pemetaan ibu hamil dan penugasan donor tersebut agar saling komplementer dan tidak
darah pendamping, serta penyediaan saling tumpang tindih. Selain itu,
ambulan desa (Syafrudin dalam Priyadi dkk, kelembagaan yang baik di tingkat
2011). Berbeda dengan The Safe masyarakat juga dapat menjamin
Motherhood Initiative yang terkesan sangat kemandirian dan keberlanjutan program di
struktural, program GSI justru menekankan masa datang. Pada akhirnya, dalam hampir
keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya- semua program inovasi, kebutuhan tenaga
upaya untuk menurunkan AKI. pendamping (fasilitator) memegang peranan
Konsep safe motherhood sendiri mencakup yang signifikan dalam menjamin efektifitas
serangkaian upaya, praktik, protokol, dan pencapaian tujuan. Adapun fungsi utama
panduan pemberian pelayanan yang pendamping adalah memfasilitasi proses
didesain untuk memastikan perempuan belajar atau refleksi dan menjadi mediator
menerima layanan ginekologis, pelayanan untuk penguatan kemitraan masyarakat
keluarga berencana, serta layanan prenatal, dengan pihak lain. Oleh karenanya, untuk
delivery, dan post partum yang berkualitas, menjamin keberlanjutan proses
dengan tujuan untuk menjamin kondisi pendampingan, sudah saatnya
kesehatan sang ibu, janin, dan anak agar dipertimbangkan pengembangan
tetap optimal pada saat kehamilan, pendamping yang memiliki kemampuan dan
persalinan, dan pasca-melahirkan (USAID, pemahaman yang lebih baik terhadap
2005). persoalan yang dihadapi masyarakat sebagai
sasaran program inovasi di daerah.
3. Kesenjangan antara daerah dengan
Dalam Upaya Pengurangan Kesenjangan
cakupan kunjungan nifas (KF) tertinggi
dan terendah Wilayah dan Pembangunan Daerah 62 dan
Untuk memastikan efektivitas kelembagaan memenuhi standar, maka diharapkan angka
di tingkat penerima manfaat tersebut, pihak kematian dapat berkurang dan angka
pemerintah dan pemerintah daerah sebagai harapan hidup dapat meningkat. Contoh
inisiator program perlu menyiapkan inovasi yang menggunakan pendekatan ini
kebijakan berupa penetapan mekanisme dan adalah Program Brigade Kupang Sehat (Kota
prasyarat bagi pembentukan kelembagaan Kupang), program Puskesmas Ramah Anak,
9
dan lain sebagainya. Advokasi Pendekatan Bentuk inovasi yang umum dilakukan
ini dilakukan melalui pemberian diantaranya adalah pemberian akses layanan
pelatihan/bimbingan teknis/dsb dalam kesehatan melalui jamkesda maupun
rangka meningkatkan kemampuan asuransi kesehatan lainnya, peningkatan
masyarakat maupun upaya advokasi prasarana dan sarana kesehatan, serta
masyarakat di bidang kesehatan. Tujuannya advokasi untuk meningkatkan kesadaran
adalah meningkatkan kesadaran masyarakat masyarakat. Contoh inovasi yang dilakukan
terhadap kesehatan serta meningkatkan diantaranya adalah bantuan Jamkesda atau
kemampuan masyarakat untuk mengelola asuransi kesehatan lainnya yang dilakukan
lingkungan yang sehat. Peningkatan Upaya oleh berbagai daerah, layanan rawat inap
Pemulihan Kesehatan Pendekatan ini tanpa kelas bagi keluarga miskin \
dilakukan melalui program untuk Pendekatan inovasi yang dilakukan
memberikan tindakan kuratif yang inovatif diantaranya berupa penyediaan prasarana
bagi pasien. Tujuannya adalah dan sarana kesehatan serta advokasi untuk
meningkatkan kemampuan untuk pemulihan meningkatkan kesadaran masyarakat
kesehatan pasien sehingga angka kematian terhadap upaya preventif. Beberapa contoh
berkurang dan angka harapan hidup inovasi pada tahap ini diantaranya adalah
bertambah. Contoh inovasi yang Program Kesehatan Reproduksi (Kespro),
menggunakan pendekatan ini adalah program pemberdayaan kelompok
program PONED (pelayanan Obstetri pendukung ASI (KP-ASI), program Brigade
Neonatal Emergency dasar), program Unit Kupang Sehat, dan lain sebagainya.
perinatologi, program layanan kesehatan Pendekatan ini dilakukan melalui pemberian
komprehensif, dan lain sebagainya. program peningkatan pelayanan kesehatan
Meningkatkan ketersediaan, mutu dan tata yang diberikan dalam bentuk uang/tindakan
kelola sumber daya kesehatan serta kualitas untuk mencapai atau meningkatkan akses
pelayanan kesehatan kepada seluruh pada pelayanan kesehatan ataupun
masyarakat. Pengelolaan sarana, prasarana peningkatan kapasitas yang diberikan para
dan administrasi perkantoran dan tenaga medis dan penunjangnya. Tujuan
meningkatnya kualitas sumberdaya Manusia pendekatan ini adalah
Kesehatan memberikan/meningkatkan akses
4. Sulitnya aksesibilitas ke pelayanan masyarakat terutama keluarga miskin
kesehatan terhadap pelayanan kesehatan. Dengan
10
meningkatkan akses masyarakat terhadap Salah satunya yang dapat dilakukan terkait
pelayanan kesehatan, diharapkan angka permasalahan sosial yang ada di masyarakat
kematian akan menurun dan angka harapan yakni Pembangunan Ketahanan Keluarga.
hidup dapat meningkat. Beberapa kajian menunjukkan bahwa bahwa
Contoh inovasi yang menggunakan ketahanan keluarga adalah satu faktor
pendekatan ini adalah Program Jamkesda penting yang mempengaruhi permasalahan
yang dikembangkan di sejumlah daerah, sosial. Ketahanan keluarga adalah
Program Rawat Inap Tanpa Kelas (Kab. kemampuan keluarga dalam mengelola
Kulonprogo), Program Insentif ibu bersalin sumberdaya keluarga dan menanggulangi
(Kabupaten Buton), dan lain sebagainya. masalah yang dihadapi keluarga untuk
Peningkatan Sarana dan Prasarana mencapai tujuan keluarga (Sunarti, 2008).
Kesehatan Pendekatan ini dilakukan melalui Hal ini sesuai dengan pendekatan Sistem
pemberian bantuan langsung, baik berupa tentang keluarga yang menyatakan sistem
uang maupun barang berupa sarana keluarga perlu berfungsi dengan baik agar
prasarana kesehatan untuk meningkatkan anggota keluarga mencapai kebahagiaan
kualitas pelayanan. Tujuan pendekatan ini dan dapat berkembang menjadi diri yang
adalah menyediakan prasarana dan sarana optimal. Keluarga sebagai suatu sistem akan
kesehatan sesuai standar untuk didukung oleh peran masing-masing anggota
meningkatkan akses masyarakat terhadap keluarga, sehingga ketika salah satu anggota
layanan kesehatan. Dengan tersedianya keluarga bermasalah maka semua anggota
prasarana dan sarana kesehatan yang keluarga yang lain juga akan terkena
memadai Prakarsa Pemerintah Daerah dampaknya dan ikut bermasalah (Day, 2010;
5. Belum Meratanya SDM Goldenberg & Goldenberg 1987; Rothbaum,
Perencanaan dan pengadaan SDM Rosen, Ujiie, & Uchida, 2000).
kesehatan, baik jumlah maupun Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan
jenisnya, sebaiknya berbasis kebutuhan Tinggi (ADik) merupakan salah satu upaya
di masyarakat dengan memperhatikan pemerintah untuk meningkatkan akses dan
peraturan/kebijakan yang telah ditetapkan, kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi
sehingga penyedia layanan dapat lulusan Sekolah Menengah Atas atau
memberikan layanan secara optimal sesuai sederajat yang memiliki potensi akademik
dengan tugas pokok dan fungsinya baik tetapi memiliki keterbatasan akses
6. Angka Kematian Bayi (AKB) pendidikan tinggi.
11
:1) Pelayanan Malaria Ibu Hamil 2)
Pelayanan PPIA (Pencegahan Penularan
12
membuka diri terhadap pentingnya
f. Penanganan Asfiksia Bayi Baru Lahir
membangun kolaborasi dalam pemecahan
masalah KIA. Selain itu, fasilitator juga
diharapkan dapat membantu pengelola
3. Strategi/Program Nasional KIA, dengan program menyiapkan pelaksanaannya.
sasaran Bayi dan Balita, meliputi : Anggota fasilitator tersebut sebaiknya dipilih
Alur Pelaksanaan Program KIA KB, akademisi dan Organisasi Profesi untuk
membahas KIA dan membuat kesepakatan
Pelaksana utama pada program KIA adalah
draft susunan Tim Perencanaan Terpadu
yang terkait langsung dengan kesehatan,
KIA, serta menyepakati data yang
yaitu Bappeda, Dinkes, Rumah Sakit, Badan
dibutuhkan untuk pertemuan teknis
Pemberdayaan Perempuan dan KB,
berikutnya. Sedangkan, pertemuan teknis
Akademisi dan Organisasi Profesi.
bertujuan untuk melakukan kajian
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014),
tahap pelaksanaan KIA terbagi atas : permasalah KIA dan penentuan prioritas
masalah, melakukan analisis penyebab
masalah KIA, menentukan analisis
- Tahap Pra-Kondisi
- Lokakarya Perencanaan permasalahan terhadap prioritas intervensi
KIA, menentukan solusi dan kegiatan yang
13
Pemantauan kebijakan terbaik dari berbagai alternatif
yang ada; dan memastikan dokumen
Pemantauan adalah kegiatan mengamati perencanaan disusun secara terstruktur,
perkembangan pelaksanaan rencana koheren dan sistematis.
pembangunan, mengidentifikasi serta
● Evaluasi Pengukuran Kinerja
mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil Evaluasi pengukuran kinerja dilakukan
tindakan sedini mungkin. Data pemantauan menggunakan metode Gap Analysis.
bisa didapat dari Riset Kesehatan Dasar Metode ini membandingkan antara
ataupun riset yang lain karena mengukur capaian kinerja (apa yang sudah dicapai)
dari 3-6 tahun berjalannya program. dengan target kinerja (apa yang harus
dicapai).
14
kematian ibu, angka kematian bayi, target 15/2154/6604/Laporan_Akhir_Bappe
imunisasi dasar lengkap, cakupan kunjungan nas_2017_v.25_Jan_2018.pdf
nifas, dan persebaran SDM serta akses ke
Mujiati, Mujiati, and Yuyun Yuniar.
pelayanan kesehatan. Sebagian besar
"Ketersediaan Sumber Daya Manusia
perencanaan program yaitu difokuskan pada
upaya promotif seperti penyuluhan, Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan
peningkatan health literacy dan juga Tingkat Pertama dalam Era Jaminan
peningkatan pada sarana dan prasarana Kesehatan Nasional di Delapan
pelayanan kesehatan. Tidak hanya itu upaya Kabupaten-Kota di Indonesia." Media
untuk terus meningkatkan kualitas pemberi Penelitian dan Pengembangan
pelayanan juga dilibatkan dalam
Kesehatan, vol. 26, no. 4, 2016, pp.
perencanaan program KIA. Dalam target
201-210.
indikator telah disebutkan bahwa program
KIA termasuk didalamnya sejalan dengan Kementerian Kesehatan RI. (2014).
REnstra dan RPJMN 2024. Perencanaan Terpadu Kesehatan Ibu
Anak 2014. Diakses 05 Oktober 2020
http://kesga.kemkes.go.id
Kesehatan Ibu Anak. 2019. Upaya
Bapennas. 2019. Modul Sinkronisasi RPJMD Kemenkes. 2019. POKOK - POKOK RENSTRA
15
Diakses 06 Oktober 2020 Lengkap pada Bayi Tahun 2015.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resour Jurnal Kesehatan Masyarakat
ces/download/pusdatin/profil- Andalas, 10(2), pp. 123-134. Diakses
kesehatan- 11 Oktober 2020
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_201 http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.p
8_1.pdf hp/jkma/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2014. Perencanaan Terpadu
Kesehatan Ibu dan Anak. Diakses
pada 06 Oktober 2020.
http://kesga.kemkes.go.id/images/p
edoman/PTKIA%20Buku%20Pedom
an.pdf
Triana, V. (2016) Faktor yang Berhubungan
dengan Pemberian Imunisasi Dasar
16
Lampiran 1 Plan Of Action Program KIA
Penyebaran
leaflet,
pemasangan
poster, media
sosial tentang
pentingnya
imunisasi, efek
samping
imunisasi.
Pelatihan kader
posyandu
17
prenatal, anak agar tetap Kabupaten/Kota)
delivery, dan optimal pada , puskesmas
post partum saat kehamilan, PONED dan RS
yang berkualitas, persalinan, dan PONEK
pasca-
Peningkatan gizi melahirkan
remaja putri dan
ibu hamil
Peningkatan
literasi
kesehatan pada
ibu dan keluarga
khususnya
terkait tumbuh
kembang anak
dan gizi
Menghimpun
dana bantuan
persalinan
melalui
Tabungan Ibu
Bersalin
(Tabulin)
Pemetaan ibu
hamil dan
penugasan
donor darah
pendamping
18
c) terakreditasi
Penyempurnaan
sistem akreditasi 4) Persentase RS
pelayanan terakreditasi
kesehatan baik
FKTP dan 5) Persentase
FKTRL, dengan pasien yang
catatan bahwa dirujuk dari
akreditasi FKTP ke FKRTL
< 10%
d) Pemanfaatan
inovasi teknologi
dalam pelayanan
kesehatan
meliputi
perluasan sistem
rujukan online
termasuk
integrasi fasilitas
kesehatan
swasta dalam
sistem rujukan,
sistem rujukan
khusus untuk
daerah dengan
karakteristik
geografis
tertentu
(kepulauan dan
pegunungan).
e) Perluasan
cakupan dan
pengembangan
jenis layanan
telemedicine,
digitalisasi
rekam medis
dan rekam
medis online;
perluasan
pelayanan
kesehatan
bergerak (flying
health care) dan
gugus pulau;
f) Penguatan
pelayanan
kesehatan
primer sebagai
sebuah sistem,
melalui
penguatan
sistem
koordinasi dan
jejaring FKTP
oleh Puskesmas,
19
penguatan
promotif,
preventif dan
penemuan dini
kasus melalui
penguatan
UKBM,
penguatan aksi
multisektoral
melalui pelibatan
seluruh
stakeholder, dan
penguatan
konsep wilayah
kerja.
g) Penguatan
kepemimpinan
dan manajemen
di Dinas
Kabupaten/Kota
dan Puskesmas
dalam rangka
penguatan
pelayanan
kesehatan
primer sebagai
sebuah sistem h)
d) Afirmasi 4) Persentase
pendidikan puskesmas
tenaga tanpa dokter
kesehatan sebesar 0% 5)
strategis untuk Tersedianya
wilayah DTPK minimal satu
20
perawat
e) Pembuatan kesehatan
skema masyarakat/kom
penempatan unitas di setiap
tenaga puskesmas di
kesehatan untuk daerah urban/
pemenuhan sub-urban
standar jumlah
nakes (sistem
kontrak) dengan
pendekatan
insentif yang
memadai
f) Meningkatkan
kompetensi
tenaga kader
kesehatan di
UKBM
(Posyandu,
Posbindu) dan
memberikan
reward yang
memadai sesuai
kinerja yang
ditetapkan
Angka Kematian Cakupan Menurunnya Ibu yang Target SDGs FKTP , FKTRL
Bayi (AKB) pelayanan harus angka kematian memiliki bayi pada tahun 2030
dibarengi bayi (AKB) yaitu sebesar 12
dengan mutu SDM pelayanan per 1000
pelayanan yang neonatal dan kelahiran hidup
adekuat, bayi
Menciptakan
sistem rujukan
yang optimal
antara FKTP dan
FKTRL,
Peningkatan
kompetensi SDM
terkait
pelayanan
neonatal dan
bayi
21