Anda di halaman 1dari 22

Book Chapter

Aplikasi Perencanaan dan


Evaluasi Program
Kesehatan : Program KIA

Haniffa, Muthia., Nurimawati, Elika., Shifa, Naili., Rahmawati, Sri., Email :


elika.nurimawati@ui.ac.id
Depok, Universitas Indonesia 2020
Introduction
1. Abstrak
2. Pendahuluan
3. Analisis SItuasi
4. Identifikasi Masalah
5. Prioritas Masalah
6. Tujuan
7. Alternatif Pemecahan Masalah
8. Rencana Operasional
9. Pelaksanaan dan Penggerakan
10. Pemantauan
11. Pengawasan & Pengendalian
12. Evaluasi
13. Kesimpulan
14. Referensi

1
Abstrak
Program KIA merupakan prioritas utama program kesehatan di Indonesia yang berfokus pada
kesehatan ibu dan anak. Pemantapan pelayanan KIA saat ini difokuskan pada peningkatan
pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kompeten, pelayanan bagi seluruh ibu
nifas, neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan ataupun melalui kunjungan rumah.
Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun
masyarakat , penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan
secara terus menerus , pelayanan kesehatan bayi, balita dan pelayanan KB sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.

Kata Kunci: KIA, AKI, AKB.

Pendahuluan faktor lain yang dapat mempengaruhi


kesakitan dan kematian tersebut. Oleh
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
karena itu, perlunya dukungan dan
Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
kerjasama dari berbagai sektor untuk
utama derajat kesehatan masyarakat suatu
menurunkan angka kesakitan dan kematian
negara. Hal ini pula sudah ditetapkan dalam
baik pada ibu, neonatus, bayi maupun balita.
SDGs poin ke 3. Dalam SDGs ini dituliskan
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
bahwa target penurunan AKI di Indonesia
dalam menurunkan AKI dan AKB adalah
pada tahun 2030 menjadi kurang dari 70 per
dengan membentuk suatu program, yaitu
100.000 kelahiran hidup, 12 per 1.000
program Kesehatan Ibu dan Anak. Program
kelahiran untuk neonatus, dan 25 per 1.000
KIA merupakan prioritas utama program
kelahiran untuk balita. Target lain yang juga
kesehatan di Indonesia yang berfokus pada
dituliskan dalam SDGs poin ke 3 yaitu
kesehatan ibu dan anak.
tercapainya cakupan layanan kesehatan
universal, termasuk lindungan risiko
finansial, akses terhadap pelayanan Apa itu Program KIA?
kesehatan dasar yang berkualitas dan akses
terhadap obat-obatan dan vaksin yang Program KIA merupakan upaya di bidang
aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
bagi semua. pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi, dan anak balita serta anak
Kesakitan dan kematian ibu, neonatus, bayi,
pra sekolah.
dan balita tidak hanya menjadi persoalan
kesehatan saja, dikarenakan banyaknya

2
Apa Saja Kegiatan Pokok Analisis Situasi Program
Program KIA? KIA
Pemantapan pelayanan KIA saat ini Berdasarkan Survey Penduduk Antar Sensus
difokuskan pada: (SUPAS) tahun 2015 Angka Kematian Ibu di
Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran
1. Peningkatan pelayanan antenatal
hidup, angka ini masih jauh dari target MDGs
sesuai standar bagi seluruh ibu hamil
pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
di semua fasilitas kesehatan
kelahiran hidup.
2. Peningkatan pertolongan persalinan
oleh tenaga kompeten diarahkan ke
fasilitas tenaga kesehatan
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh
ibu nifas sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh
neonatus sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan ataupun melalui
kunjungan rumah Sementara itu, berdasarkan hasil Survey
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
dan komplikasi kebidanan dan tahun 2017 menunjukkan Angka Kematian
neonatus oleh tenaga kesehatan Neonatal (AKN) 15 per 1.000 kelahiran
maupun masyarakat hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per
6. Peningkatan penanganan komplikasi 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian
kebidanan dan neonatus secara Anak Balita (AKABA) 32 per 1.000 kelahiran
adekuat dan pengamatan secara hidup.
terus menerus oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan
7. Peningkatan pelayanan kesehatan
bagi seluruh bayi sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan
8. Peningkatan pelayanan kesehatan
bagi seluruh anak balita sesuai
standar di semua fasilitas kesehatan
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai
standar
Dilakukan pendekatan analisis melalui 3
variabel:

3
1. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
(SDM)

Sebagian besar SDM Kesehatan


tersebar di Pulau Jawa, secara
khusus di Provinsi Jawa Timur
171.763 tenaga (14.52%), Jawa
Tengah 149.740 tenaga (12,66%),
Sedangkan rasio puskesmas
dan DKI Jakarta sebanyak 125.690
terhadap kecamatan dapat
tenaga (10,63%). Provinsi dengan
menggambarkan kondisi aksesibilitas
jumlah SDM Kesehatan paling sedikit
masyarakat terhadap pelayanan
yaitu Kalimantan Utara sebanyak
kesehatan primer. Selain
5.424 tenaga (0,46%), Sulawesi
ketersediaan minimal 1 puskesmas di
Barat 5.586 tenaga (0,47%), dan
setiap kecamatan, aksesibilitas
Papua Barat 6.491 tenaga (0,55%).
masyarakat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya kondisi
geografis, luas wilayah, ketersediaan
sarana dan prasarana dasar, sosial
ekonomi, dan kemajuan suatu
daerah.

2. Ketersediaan sarana, prasarana, dan


akses ke pelayanan berkualitas

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,


peningkatan jumlah puskesmas rata-
rata 50 puskesmas per tahun, yang
menggambarkan upaya pemerintah
dalam pemenuhan akses terhadap
pelayanan kesehatan primer.

Terkait cakupan persalinan di fasilitas


pelayanan kesehatan, pada tahun
2018 terdapat 90,32% persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan.

4
Sementara ibu bersalin yang ditolong 3. Cakupan pelayanan pertama dan
oleh tenaga kesehatan hanya pelayanan lengkap (kontinuitas)
86,28%. Dengan demikian, masih
Penilaian terhadap pelaksanaan ibu
terdapat sekitar 16% persalinan yang
hamil dapat dilakukan dengan
ditolong oleh tenaga kesehatan
melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan
namun tidak di fasilitas pelayanan
K1 adalah jumlah ibu hamil yang
kesehatan. Secara nasional, indikator
telah memperoleh pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
antenatal pertama kali oleh tenaga
sudah memenuhi target renstra
kesehatan, sedangkan cakupan K4
sebesar 82%. Akan tetapi terdapat
adalah jumlah ibu hamil yang telah
kesenjangan yang cukup jauh antara
memperoleh pelayanan antenatal
provinsi dengan capaian tertinggi dan
sesuai dengan pelayanan standar
terendah, yaitu DKI Jakarta (102%)
paling sedikit empat kali sesuai
dan Maluku (45,18%). Analisis
jadwal yang dianjurkan dalam setiap
kematian ibu pada tahun 2010
trimester.
membuktikan bahwa kematian ibu
terkait erat dengan penolong
persalinan dan tempat/fasilitas
persalinan. Persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan terbukti
berkontribusi terhadap penurunan
risiko kematian ibu. demikian pula
jika persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan, akan semakin menekan
risiko kematian ibu.
Cakupan K4 ini sudah sesuai dan
bahkan melebihi target Rencana
Strategis (Renstra) tahun 2018 yaitu
sebesar 78% dengan capaian
88,03%.

Penilaian terhadap ibu nifas juga


dapat dilakukan dengan melihat
cakupan KF3. KF3 adalah periode 8
hari sampai dengan 28 hari pasca
persalinan.

5
2. Belum tercapainya target Angka
Kematian Neonatal (AKN)
3. Belum meratanya SDM Kesehatan
4. Sulitnya aksesibilitas ke pelayanan
kesehatan
5. Kesenjangan antara daerah dengan
cakupan penanggulangan fokus (PF)
tertinggi dan terendah
Penilaian terhadap neonatal dapat 6. Belum tercapainya target imunisasi
dilakukan dengan melihat cakupan dasar lengkap pada imunisasi
KN3, yaitu cakupan pelayanan
kunjungan neonatal minimal 3 kali Prioritas Masalah
sesuai standar sebesar 91,39%.
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan
Dalam 5 tahun terakhir, cakupan
dalam mengatasi masalah, ketidaktersediaan
imunisasi lengkap di Indonesia selalu
teknologi yang memadai atau adanya
di atas 85%, namun masih belum
keterkaitan satu masalah dengan masalah
mencapai target Renstra yang
lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas
ditentukan. Pada tahun 2018, target
dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak
Renstra sebesar 92,5%, sedangkan
dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
capaiannya hanya 90,61%.
menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan
urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode
seperti metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth).

Tabel 1. Matriks pemecahan masalah


dengan metode USG
No Masalah U S G Tota
l

1 Masih tingginya Angka 5 4 3


12
Identifikasi Masalah Kematian Ibu (AKI)

Dari analisis di atas, dapat kita identifikasi


beberapa masalah dalam program KIA: 2 Angka Kematian Bayi 3 2 3 8
(AKB)
1. Belum tercapainya target Angka
Kematian Ibu (AKI) sesuai SDGs

6
3 Belum meratanya SDM. 3 3 3 9 dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan
pelayanan rujukan primer.
4 Sulitnya aksesibilitas ke 2 4 4 10
pelayanan kesehatan Tujuan khusus :

5 Kesenjangan antara 2 5 4 11 1. Menurunkan AKI sesuai target SDGs


daerah dengan cakupan pada tahun 2030 yaitu 70 per
KF tertinggi dan 100.000 kelahiran hidup.
terendah
2. Menurunkan AKB sesuai target SDGs
6 Belum tercapainya 4 4 5 13 pada tahun 2030 yaitu sebesar
target imunisasi dasar 12/1000 KH
lengkap pada imunisasi
3. Meratanya SDM Kesehatan sesuai
indikator sasaran strategis 2019
dengan target 3000 puskesmas,
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 memiliki minimal memiliki 5 jenis
(5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, tenaga kesehatan pada tiap
2=kecil, 1=sangat kecil). puskesmas

Atas dasar contoh tersebut maka isu yang 4. Meningkatkan akses pelayanan
merupakan prioritas yaitu : kesehatan kesehatan yaitu dengan
1. Belum tercapainya target imunisasi tersedianya minimal 1 Puskesmas
dasar lengkap pada imunisasi terakreditasi pada tiap kecamatan,
2. Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan minimal 1 RSUD pada tiap
(AKI) Kabupaten/ kota, sesuai dengan
3. Kesenjangan antara daerah dengan indikator Ditjen Yankes.
cakupan PF tertinggi dan terendah 5. Menurunnya angka kesenjangan PF
4. Sulitnya aksesibilitas ke pelayanan
antar daerah yaitu sesuai target
kesehatan
RPJMN tahun 2024 yaitu sebesar
5. Belum meratanya SDM.
95%.
6. Angka Kematian Bayi (AKB)
6. Meningkatnya capaian cakupan
imunisasi dasar lengkap sesuai target
Tujuan RPJMN sebesar 90% pada tahun
2024.
Tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak
adalah menurunkan kematian dan kejadian
sakit pada ibu dan anak melalui peningkatan
mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu

7
Alternatif Pemecahan secara individu dapat dilaksanakan pada
waktu kegiatan imunisasi, sedangkan
Masalah penyuluhan kelompok dapat dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan
Alternatif pemecahan masalah kesehatan
jadwal yang telah ditentukan. Penyuluhan
bisa berupa fisik maupun non-fisik. Poin
juga dapat dilakuan dengan cara penyebaran
alternatif pemecahan masalah untuk setiap
leaflet, pemasangan poster maupun melalui
masalah kesehatan di masyarakat sebaiknya
media sosial. Materi penyuluhan yang dapat
di rapatkan/didiskusikan dengan masyarakat
diberikan diantaranya adalah tentang arti
baik di tingkat kelurahan maupun lanjutan.
pentingnya imunisasi, efek samping dari
Pemilihan alternatif pemecahan masalah imunisasi serta kandungan dari imunisasi
mengacu pada : kemampuan (ketersediaan yang diberikan kepada bayi sehingga dapat
sumber daya : tenaga, dana, sarana, mengubah anggapan negatif dari
metode), waktu, faktor politik ekonomi sosial masyarakat tentang imunisasi. Selain itu
budaya. Dalam kondisi tertentu seringkali tenaga kesehatan juga dapat melakukan
alternatif pemecahan masalah tidak perlu pelatihan kader posyandu sehingga kader
dipilih, karena kegiatan untuk memecahkan juga dapat melakukan penyuluhan kepada
masalah sudah ditentukan. Prioritas masyarakat.
pemecahan masalah yang dipilih diharapkan 2. Masih tingginya Angka Kematian Ibu
dapat mengungkit pemecahan masalah yang (AKI)
lain. Meningkatkan standar kualitas pelayanan
kesehatan dasar yang mendukung
Berdasarkan hasil dari penetapan prioritas
kesehatan ibu dan anak. Contohnya
masalah maka dapat ditetapkan beberapa
puskesmas PONED harus memiliki tenaga
alternatif pemecahan masalahnya.
terlatih dan dilengkapi dengan peralatan dan
1. Belum tercapainya target imunisasi obat-obatan yang memadai. The Safe
dasar lengkap pada imunisasi Motherhood Initiative digunakan sebagai
Tenaga kesehatan khususnya pemegang basis Program Gerakan Sayang Ibu, atau
program imunisasi agar meningkatkan yang biasa disebut sebagai Program GSI.
penyuluhan rutin kepada masyarakat Program GSI adalah peningkatan kesadaran
terutama ibu yang memiliki bayi baik secara masyarakat, yang kemudian berdampak
individu ataupun kelompok. Penyuluhan pada keterlibatan ibu secara aktif dalam

8
program-program penurunan AKI; seperti penerima manfaat. Kelembagaan yang kuat
menghimpun dana bantuan persalinan di tingkat masyarakat dapat meningkatkan
melalui Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), efektifitas pendistribusian berbagai program
pemetaan ibu hamil dan penugasan donor tersebut agar saling komplementer dan tidak
darah pendamping, serta penyediaan saling tumpang tindih. Selain itu,
ambulan desa (Syafrudin dalam Priyadi dkk, kelembagaan yang baik di tingkat
2011). Berbeda dengan The Safe masyarakat juga dapat menjamin
Motherhood Initiative yang terkesan sangat kemandirian dan keberlanjutan program di
struktural, program GSI justru menekankan masa datang. Pada akhirnya, dalam hampir
keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya- semua program inovasi, kebutuhan tenaga
upaya untuk menurunkan AKI. pendamping (fasilitator) memegang peranan
Konsep safe motherhood sendiri mencakup yang signifikan dalam menjamin efektifitas
serangkaian upaya, praktik, protokol, dan pencapaian tujuan. Adapun fungsi utama
panduan pemberian pelayanan yang pendamping adalah memfasilitasi proses
didesain untuk memastikan perempuan belajar atau refleksi dan menjadi mediator
menerima layanan ginekologis, pelayanan untuk penguatan kemitraan masyarakat
keluarga berencana, serta layanan prenatal, dengan pihak lain. Oleh karenanya, untuk
delivery, dan post partum yang berkualitas, menjamin keberlanjutan proses
dengan tujuan untuk menjamin kondisi pendampingan, sudah saatnya
kesehatan sang ibu, janin, dan anak agar dipertimbangkan pengembangan
tetap optimal pada saat kehamilan, pendamping yang memiliki kemampuan dan
persalinan, dan pasca-melahirkan (USAID, pemahaman yang lebih baik terhadap
2005). persoalan yang dihadapi masyarakat sebagai
sasaran program inovasi di daerah.
3. Kesenjangan antara daerah dengan
Dalam Upaya Pengurangan Kesenjangan
cakupan kunjungan nifas (KF) tertinggi
dan terendah Wilayah dan Pembangunan Daerah 62 dan
Untuk memastikan efektivitas kelembagaan memenuhi standar, maka diharapkan angka
di tingkat penerima manfaat tersebut, pihak kematian dapat berkurang dan angka
pemerintah dan pemerintah daerah sebagai harapan hidup dapat meningkat. Contoh
inisiator program perlu menyiapkan inovasi yang menggunakan pendekatan ini
kebijakan berupa penetapan mekanisme dan adalah Program Brigade Kupang Sehat (Kota
prasyarat bagi pembentukan kelembagaan Kupang), program Puskesmas Ramah Anak,

9
dan lain sebagainya. Advokasi Pendekatan Bentuk inovasi yang umum dilakukan
ini dilakukan melalui pemberian diantaranya adalah pemberian akses layanan
pelatihan/bimbingan teknis/dsb dalam kesehatan melalui jamkesda maupun
rangka meningkatkan kemampuan asuransi kesehatan lainnya, peningkatan
masyarakat maupun upaya advokasi prasarana dan sarana kesehatan, serta
masyarakat di bidang kesehatan. Tujuannya advokasi untuk meningkatkan kesadaran
adalah meningkatkan kesadaran masyarakat masyarakat. Contoh inovasi yang dilakukan
terhadap kesehatan serta meningkatkan diantaranya adalah bantuan Jamkesda atau
kemampuan masyarakat untuk mengelola asuransi kesehatan lainnya yang dilakukan
lingkungan yang sehat. Peningkatan Upaya oleh berbagai daerah, layanan rawat inap
Pemulihan Kesehatan Pendekatan ini tanpa kelas bagi keluarga miskin \
dilakukan melalui program untuk Pendekatan inovasi yang dilakukan
memberikan tindakan kuratif yang inovatif diantaranya berupa penyediaan prasarana
bagi pasien. Tujuannya adalah dan sarana kesehatan serta advokasi untuk
meningkatkan kemampuan untuk pemulihan meningkatkan kesadaran masyarakat
kesehatan pasien sehingga angka kematian terhadap upaya preventif. Beberapa contoh
berkurang dan angka harapan hidup inovasi pada tahap ini diantaranya adalah
bertambah. Contoh inovasi yang Program Kesehatan Reproduksi (Kespro),
menggunakan pendekatan ini adalah program pemberdayaan kelompok
program PONED (pelayanan Obstetri pendukung ASI (KP-ASI), program Brigade
Neonatal Emergency dasar), program Unit Kupang Sehat, dan lain sebagainya.
perinatologi, program layanan kesehatan Pendekatan ini dilakukan melalui pemberian
komprehensif, dan lain sebagainya. program peningkatan pelayanan kesehatan
Meningkatkan ketersediaan, mutu dan tata yang diberikan dalam bentuk uang/tindakan
kelola sumber daya kesehatan serta kualitas untuk mencapai atau meningkatkan akses
pelayanan kesehatan kepada seluruh pada pelayanan kesehatan ataupun
masyarakat. Pengelolaan sarana, prasarana peningkatan kapasitas yang diberikan para
dan administrasi perkantoran dan tenaga medis dan penunjangnya. Tujuan
meningkatnya kualitas sumberdaya Manusia pendekatan ini adalah
Kesehatan memberikan/meningkatkan akses
4. Sulitnya aksesibilitas ke pelayanan masyarakat terutama keluarga miskin
kesehatan terhadap pelayanan kesehatan. Dengan

10
meningkatkan akses masyarakat terhadap Salah satunya yang dapat dilakukan terkait
pelayanan kesehatan, diharapkan angka permasalahan sosial yang ada di masyarakat
kematian akan menurun dan angka harapan yakni Pembangunan Ketahanan Keluarga.
hidup dapat meningkat. Beberapa kajian menunjukkan bahwa bahwa
Contoh inovasi yang menggunakan ketahanan keluarga adalah satu faktor
pendekatan ini adalah Program Jamkesda penting yang mempengaruhi permasalahan
yang dikembangkan di sejumlah daerah, sosial. Ketahanan keluarga adalah
Program Rawat Inap Tanpa Kelas (Kab. kemampuan keluarga dalam mengelola
Kulonprogo), Program Insentif ibu bersalin sumberdaya keluarga dan menanggulangi
(Kabupaten Buton), dan lain sebagainya. masalah yang dihadapi keluarga untuk
Peningkatan Sarana dan Prasarana mencapai tujuan keluarga (Sunarti, 2008).
Kesehatan Pendekatan ini dilakukan melalui Hal ini sesuai dengan pendekatan Sistem
pemberian bantuan langsung, baik berupa tentang keluarga yang menyatakan sistem
uang maupun barang berupa sarana keluarga perlu berfungsi dengan baik agar
prasarana kesehatan untuk meningkatkan anggota keluarga mencapai kebahagiaan
kualitas pelayanan. Tujuan pendekatan ini dan dapat berkembang menjadi diri yang
adalah menyediakan prasarana dan sarana optimal. Keluarga sebagai suatu sistem akan
kesehatan sesuai standar untuk didukung oleh peran masing-masing anggota
meningkatkan akses masyarakat terhadap keluarga, sehingga ketika salah satu anggota
layanan kesehatan. Dengan tersedianya keluarga bermasalah maka semua anggota
prasarana dan sarana kesehatan yang keluarga yang lain juga akan terkena
memadai Prakarsa Pemerintah Daerah dampaknya dan ikut bermasalah (Day, 2010;
5. Belum Meratanya SDM Goldenberg & Goldenberg 1987; Rothbaum,
Perencanaan dan pengadaan SDM Rosen, Ujiie, & Uchida, 2000).
kesehatan, baik jumlah maupun Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan
jenisnya, sebaiknya berbasis kebutuhan Tinggi (ADik) merupakan salah satu upaya
di masyarakat dengan memperhatikan pemerintah untuk meningkatkan akses dan
peraturan/kebijakan yang telah ditetapkan, kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi
sehingga penyedia layanan dapat lulusan Sekolah Menengah Atas atau
memberikan layanan secara optimal sesuai sederajat yang memiliki potensi akademik
dengan tugas pokok dan fungsinya baik tetapi memiliki keterbatasan akses
6. Angka Kematian Bayi (AKB) pendidikan tinggi.

11
:1) Pelayanan Malaria Ibu Hamil 2)
Pelayanan PPIA (Pencegahan Penularan

Rencana Operasional HIV dari Ibu ke Anak)

c. Program Kelas Ibu Hamil


Setelah menemukan prioritas masalah maka
langkah selanjutnya adalah merumuskan d. Pertolongan Persalinan di Fasilitas

rencana operasional. Berdasarkan kegiatan Pelayanan Kesehatan

yang disusun sebelumnya serta e. Pelayanan Nifas Lengkap


memanfaatkan sumber daya serta potensi
f. Pelayanan KB (Pasca Persalinan)
yang ada dapat dimasukkan dalam
g. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
penyusunan Plan of Action (POA) atau
Emergensi Dasar (PONED)
Rencana Operasional. Bentuk dari POA
merupakan dokumen penyusunan rencana h. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
program kesehatan. (Lampiran 1) Emergensi Komprehensif (PONEK)

i. P4K (Program Perencanaan Persalinan


dan Pencegahan Komplikasi)
Pelaksanaan dan
j. Program ASI Eksklusif
Penggerakkan
Program KIA

Program Utama terpilih merupakan program 2. Strategi/Program Nasional KIA, dengan


yang dianggap akan mempunyai daya ungkit sasaran Bayi Baru Lahir, meliputi :
yang besar dalam upaya percepatan
a. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
penurunan AKI oleh karena menjamin
Emergensi Dasar (PONED)
tersedianya pelayanan berkualitas yang
dapat diakses setiap saat, yang meliputi: b. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK)
1. Strategi/Program Nasional KIA, dengan
c. Imunisasi Bayi Lengkap
sasaran Ibu, meliputi :
d. Pelayanan Kunjungan Bayi/Kunjungan
a. Pelayanan Antenatal Berkualitas
Neonatal (KN) Pedoman PT KIA 12
(7T/10T)
e. Perawatan Metode Kanguru
b. Pelayanan Antenatal Terpadu, meliputi

12
membuka diri terhadap pentingnya
f. Penanganan Asfiksia Bayi Baru Lahir
membangun kolaborasi dalam pemecahan
masalah KIA. Selain itu, fasilitator juga
diharapkan dapat membantu pengelola
3. Strategi/Program Nasional KIA, dengan program menyiapkan pelaksanaannya.
sasaran Bayi dan Balita, meliputi : Anggota fasilitator tersebut sebaiknya dipilih

a. Pelayanan Malaria Balita dari pengelola program, perguruan tinggi,


organisasi profesi dan LSM di tingkat
b. Penanganan Pneumonia Balita
kabupaten/kota yang harus ditetapkan dan
c. Penanganan Diare Balita
dilakukan sebelum kegiatan dimulai. Dalam
d. Penanganan Balita Gizi Buruk pelaksanaanya, kegiatan ini dibagi menjadi
kegiatan advokasi awal dan pertemuan
e. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
teknis. Kegiatan advokasi awal bertujuan
f. Imunisasi Dasar Balita
untuk mengundang pemangku kepentingan
utama seperti Bappeda, Dinkes, Rumah
Sakit, Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Alur Pelaksanaan Program KIA KB, akademisi dan Organisasi Profesi untuk
membahas KIA dan membuat kesepakatan
Pelaksana utama pada program KIA adalah
draft susunan Tim Perencanaan Terpadu
yang terkait langsung dengan kesehatan,
KIA, serta menyepakati data yang
yaitu Bappeda, Dinkes, Rumah Sakit, Badan
dibutuhkan untuk pertemuan teknis
Pemberdayaan Perempuan dan KB,
berikutnya. Sedangkan, pertemuan teknis
Akademisi dan Organisasi Profesi.
bertujuan untuk melakukan kajian
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014),
tahap pelaksanaan KIA terbagi atas : permasalah KIA dan penentuan prioritas
masalah, melakukan analisis penyebab
masalah KIA, menentukan analisis
- Tahap Pra-Kondisi
- Lokakarya Perencanaan permasalahan terhadap prioritas intervensi
KIA, menentukan solusi dan kegiatan yang

Tahap pra-kondisi akan dilakukan selanjutnya.

Pelaksanaan dari kegiatan ini memerlukan


fasilitator yang dapat memotivasi
stakeholder di kabupaten/kota untuk

13
Pemantauan kebijakan terbaik dari berbagai alternatif
yang ada; dan memastikan dokumen
Pemantauan adalah kegiatan mengamati perencanaan disusun secara terstruktur,
perkembangan pelaksanaan rencana koheren dan sistematis.
pembangunan, mengidentifikasi serta
● Evaluasi Pengukuran Kinerja
mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil Evaluasi pengukuran kinerja dilakukan
tindakan sedini mungkin. Data pemantauan menggunakan metode Gap Analysis.
bisa didapat dari Riset Kesehatan Dasar Metode ini membandingkan antara
ataupun riset yang lain karena mengukur capaian kinerja (apa yang sudah dicapai)
dari 3-6 tahun berjalannya program. dengan target kinerja (apa yang harus
dicapai).

Pengawasan dan ● Evaluasi proses pelaksanaan rencana


pembangunan umumnya dilaksanakan
Pengendalian selama fase implementasi untuk
mendeskripsikan proses pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 kebijakan/program/kegiatan.
tentang Rencana Pembangunan Jangka Mengidentifikasi fungsi-fungsi mana
Panjang Nasional 2025, bahwa pengendalian yang telah berjalan dengan baik dan
dan evaluasi pelaksanaan RPJPN dilakukan mana yang tidak, menilai apakah
oleh masing-masing pimpinan pelaksanaannya telah sesuai dengan
Kementerian/Lembaga. Sedangkan, Menteri rencana, dan melihat permasalahan
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala dalam pelaksanaan untuk mencegah
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional kegagalan pelaksanaan.
(Bappenas) menghimpun dan menganalisis ● Evaluasi proses akan selesai dilakukan di
hasil pemantauan pelaksanaan RPJPN dari akhir pelaksanaan
masing-masing pimpinan kebijakan/program/kegiatan dengan
Kementerian/Lembaga. melihat pelaksanaan dari awal hingga
akhir. Dan ini belum dilakukan karena
belum sampai ke tahap akhir yaitu
Evaluasi RPJMN 2020 - 2024.

● Evaluasi Ex-ante merupakan evaluasi


yang dilaksanakan pada tahap
Kesimpulan
perencanaan.
Aplikasi program perencanaan dan evaluasi
Saat melakukan rencana operasional
dari program Nasional KIA memiliki beberapa
program KIA, tetap melaksanakan
aspek dalam prioritas masalah yaitu angka
evaluasi, yaitu seperti memilih alternatif

14
kematian ibu, angka kematian bayi, target 15/2154/6604/Laporan_Akhir_Bappe
imunisasi dasar lengkap, cakupan kunjungan nas_2017_v.25_Jan_2018.pdf
nifas, dan persebaran SDM serta akses ke
Mujiati, Mujiati, and Yuyun Yuniar.
pelayanan kesehatan. Sebagian besar
"Ketersediaan Sumber Daya Manusia
perencanaan program yaitu difokuskan pada
upaya promotif seperti penyuluhan, Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan
peningkatan health literacy dan juga Tingkat Pertama dalam Era Jaminan
peningkatan pada sarana dan prasarana Kesehatan Nasional di Delapan
pelayanan kesehatan. Tidak hanya itu upaya Kabupaten-Kota di Indonesia." Media
untuk terus meningkatkan kualitas pemberi Penelitian dan Pengembangan
pelayanan juga dilibatkan dalam
Kesehatan, vol. 26, no. 4, 2016, pp.
perencanaan program KIA. Dalam target
201-210.
indikator telah disebutkan bahwa program
KIA termasuk didalamnya sejalan dengan Kementerian Kesehatan RI. (2014).
REnstra dan RPJMN 2024. Perencanaan Terpadu Kesehatan Ibu
Anak 2014. Diakses 05 Oktober 2020
http://kesga.kemkes.go.id
Kesehatan Ibu Anak. 2019. Upaya

Daftar Referensi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi


Arief, R. 2019. Kematian Ibu dan Upaya - Melalui Ketahanan Keluarga .
Upaya Penanggulangannya. Dalam https://kesehatan-
artikel Persatuan Keluarga Berencana ibuanak.net/index.php/component/k

Indonesia diakses 11 Oktober 2020 2/item/191-term-of-reference-


https://pkbi.or.id/kematian-ibu-dan- upaya-penurunan-kematian-ibu-dan-
upaya-upaya-penanggulangannya/ bayi-melalui-ketahanan-keluarga

Bapennas. 2019. Modul Sinkronisasi RPJMD Kemenkes. 2019. POKOK - POKOK RENSTRA

RPJMN Sub Bidang Kesehatan. KEMENKES

Diakses 11 Oktober 2020 https://www.kemkes.go.id/resources


https://www.bappenas.go.id/files/ /download/info-terkini/Rakerkesnas-

Bapennas. 2018. PRAKARSA PEMERINTAH 2020/Pleno%204/Rencana%20Strat

DAERAH DALAM UPAYA egis%20Kementerian%20Kesehatan

PENGURANGAN KESENJANGAN %20Tahun%202020-

WILAYAH DAN PEMBANGUNAN 2024%20(Litbanges).pdf

DAERAH diakses 11 Oktober 2020 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

https://www.bappenas.go.id/files/45 2018. Profil Kesehatan Indonesia.

15
Diakses 06 Oktober 2020 Lengkap pada Bayi Tahun 2015.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resour Jurnal Kesehatan Masyarakat
ces/download/pusdatin/profil- Andalas, 10(2), pp. 123-134. Diakses
kesehatan- 11 Oktober 2020
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_201 http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.p
8_1.pdf hp/jkma/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2014. Perencanaan Terpadu
Kesehatan Ibu dan Anak. Diakses
pada 06 Oktober 2020.
http://kesga.kemkes.go.id/images/p
edoman/PTKIA%20Buku%20Pedom
an.pdf
Triana, V. (2016) Faktor yang Berhubungan
dengan Pemberian Imunisasi Dasar

16
Lampiran 1 Plan Of Action Program KIA

Prioritas Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Pelaksana

Belum Perluasan Meningkatnya Kelompok Ibu Target RPJMN Tenaga


tercapainya imunisasi dasar cakupan yang memiliki sebesar 90% kesehatan
target imunisasi lengkap imunisasi dasar bayi pada tahun 2024 terlatih dalam
dasar lengkap terutama pada lengkap. upaya promotif
daerah dengan SDM pelayanan dan preventif.
cakupan rendah maternal.
dan FKTP
pengembangan (Puskesmas) dan
imunisasi untuk FKTRL (RS
menurunkan Kabupaten/Kota)
kematian bayi; , puskesmas
PONED dan RS
Melakukan PONEK
penyuluhan rutin
kepada
masyarakat.
Pelaksanaan
(secara individu
saat dilakukan
imunisasi, atau
secara kelompok
pada waktu
tertentu sesuai
jadwal)

Penyebaran
leaflet,
pemasangan
poster, media
sosial tentang
pentingnya
imunisasi, efek
samping
imunisasi.

Pelatihan kader
posyandu

Angka Kematian Peningkatan Menurunnya Keluarga, Ibu Target SDGs Tenaga


Ibu (AKI) pelayanan Angka Kematian Hamil. sebesar 70 per Kesehatan
ginekologis, Ibu (AKI) 100.000 PONEK
pelayanan Dan menjamin kelahiran hidup
keluarga kondisi pada tahun 2030 FKTP
berencana, serta kesehatan sang (Puskesmas) dan
layanan ibu, janin, dan FKTRL (RS

17
prenatal, anak agar tetap Kabupaten/Kota)
delivery, dan optimal pada , puskesmas
post partum saat kehamilan, PONED dan RS
yang berkualitas, persalinan, dan PONEK
pasca-
Peningkatan gizi melahirkan
remaja putri dan
ibu hamil

Peningkatan
literasi
kesehatan pada
ibu dan keluarga
khususnya
terkait tumbuh
kembang anak
dan gizi

Menghimpun
dana bantuan
persalinan
melalui
Tabungan Ibu
Bersalin
(Tabulin)

Pemetaan ibu
hamil dan
penugasan
donor darah
pendamping

Kesenjangan Menyediakan Menurunnya Ibu Hamil Target RPJMN Tenaga


antara daerah posbindu di angka sebesar 95% kesehatan
cakupan KF setiap desa kesenjangan pada tahun 2024 masyarakat,
tertinggi dan cakupan KF Bidan
terendah antar daerah

Sulitnya akses a) Peningkatan Meningkatnya Masyarakat, 1) Rasio Puskesmas,


ke pelayanan ketersediaan akses pelayanan UKM dan UKP, Fasyankes Lembaga
kesehatan fasyankes dasar kesehatan Pengelola BPJS primer dengan akreditasi,
dan rujukan Tersedianya Kesehatan jumlah tenaga
(FKTP dan minimal 1 penduduk di administrasi
FKTRL) Puskesmas tingkat kesehatan.
terakreditasi kecamatan
b) pada tiap
Pengembangan kecamatan dan 2) Rasio tempat
dan pelaksanaan minimal 1 RSUD tidur RS dengan
rencana induk pada tiap jumlah
nasional Kabupaten/Kota, penduduk di
penyediaan sesuai dengan tingkat
fasilitas indikator Ditjen kabupaten/kota
pelayanan Yankes
kesehatan; 3) Persentase
FKTP

18
c) terakreditasi
Penyempurnaan
sistem akreditasi 4) Persentase RS
pelayanan terakreditasi
kesehatan baik
FKTP dan 5) Persentase
FKTRL, dengan pasien yang
catatan bahwa dirujuk dari
akreditasi FKTP ke FKRTL
< 10%
d) Pemanfaatan
inovasi teknologi
dalam pelayanan
kesehatan
meliputi
perluasan sistem
rujukan online
termasuk
integrasi fasilitas
kesehatan
swasta dalam
sistem rujukan,
sistem rujukan
khusus untuk
daerah dengan
karakteristik
geografis
tertentu
(kepulauan dan
pegunungan).

e) Perluasan
cakupan dan
pengembangan
jenis layanan
telemedicine,
digitalisasi
rekam medis
dan rekam
medis online;
perluasan
pelayanan
kesehatan
bergerak (flying
health care) dan
gugus pulau;

f) Penguatan
pelayanan
kesehatan
primer sebagai
sebuah sistem,
melalui
penguatan
sistem
koordinasi dan
jejaring FKTP
oleh Puskesmas,

19
penguatan
promotif,
preventif dan
penemuan dini
kasus melalui
penguatan
UKBM,
penguatan aksi
multisektoral
melalui pelibatan
seluruh
stakeholder, dan
penguatan
konsep wilayah
kerja.

g) Penguatan
kepemimpinan
dan manajemen
di Dinas
Kabupaten/Kota
dan Puskesmas
dalam rangka
penguatan
pelayanan
kesehatan
primer sebagai
sebuah sistem h)

Belum Pemenuhan Meratanya SDM Masyarakat, 1) Persentase Puskesmas,


meratanya SDM tenaga Kesehatan 3000 institusi puskesmas Dinas
kesehatan di puskesmas kesehatan, dengan jenis Kesehatan,
Puskesmas memiliki minimal tenaga nakes sesuai pemerintah
sesuai standar 5 jenis tenaga kesehatan standar sebesar daerah
kesehatan pada 83%
b) Pemenuhan tiap puskesmas
tenaga dokter kesehatan 2) Persentase
spesialis di lingkungan, RSUD kab/kota
rumah sakit klas tenaga kelas C dengan
C sesuai standar kefarmasian, 7 jenis dokter
tenaga gizi, spesialis sebesar
c) Peningkatan tenaga 90% (minimal 4
kompetensi kesehatan spesialis dasar
tenaga masyarakat, dan wajib ada).
kesehatan tenaga analis
terkait program kesehatan. 3) Jumlah SDM
prioritas nasional Kesehatan yang
(penurunan ditingkatkan
kematian kompetensinya
maternal, sebanyak 37.785
kematian bayi) orang

d) Afirmasi 4) Persentase
pendidikan puskesmas
tenaga tanpa dokter
kesehatan sebesar 0% 5)
strategis untuk Tersedianya
wilayah DTPK minimal satu

20
perawat
e) Pembuatan kesehatan
skema masyarakat/kom
penempatan unitas di setiap
tenaga puskesmas di
kesehatan untuk daerah urban/
pemenuhan sub-urban
standar jumlah
nakes (sistem
kontrak) dengan
pendekatan
insentif yang
memadai

f) Meningkatkan
kompetensi
tenaga kader
kesehatan di
UKBM
(Posyandu,
Posbindu) dan
memberikan
reward yang
memadai sesuai
kinerja yang
ditetapkan

Angka Kematian Cakupan Menurunnya Ibu yang Target SDGs FKTP , FKTRL
Bayi (AKB) pelayanan harus angka kematian memiliki bayi pada tahun 2030
dibarengi bayi (AKB) yaitu sebesar 12
dengan mutu SDM pelayanan per 1000
pelayanan yang neonatal dan kelahiran hidup
adekuat, bayi

Menciptakan
sistem rujukan
yang optimal
antara FKTP dan
FKTRL,

Peningkatan
kompetensi SDM
terkait
pelayanan
neonatal dan
bayi

21

Anda mungkin juga menyukai