Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
Pembangunan kesehatan suatu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan Puskesmas
sebagai unit organisasi fungsional dibidang kesehatan dasar yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, membina peran serta masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu.Untuk mewujudkan pelaksanaan
fungsi dan program kegiatan puskesmas, maka telah dilengkapi dengan sistem
menejemen seperti , Mini lokakarya, SP2TP, Monitoring bulanan,laporan bulanan,
laporan triwulan, laporan tahunan dan hal yang menunjang pelaksaanannya.
Profil UPT Puskesmas waborobo adalah gambaran situasi kesehatan di UPT
Puskesmas Waborobo yang diterbitkan setiap tahun sekali.Dalam Profil ini memuat
berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya
kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data
pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data
sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis
sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Penerbitan profil UPT Puskesmas Waborobo tahun 2016 ini adalah agar diperoleh
gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Waborobo khususnya tahun 2016
dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.Profil UPT Puskesmas Waborobo tahun 2016
diharapkan dapat memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan
berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan
informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT
Puskesmas Waborobo tahun 2014 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2016 .

B. Tujuan Penyusunan Profil


1. Tujuan Umum
Tujuan dari penyusunan Profil UPT Puskesmas Waborobo ini adalah untuk
memperoleh dan menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan
lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target
kegiatan, yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk
menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page1


2. Tujuan Khusus

Diperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Waborobo


yang menyangkut data-data sebagai berikut :

1. data/informasi derajat kesehatan masyarakat

2. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan

3. data/informasi kesehatan lingkungan

4. data/informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page2


BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Geografi
Luas Wilayah kerja Puskesmas Waborobo adalah 17,28 km2 dengan batas-batas
adminsistrasi sebagai berikut :
 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Baadia
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Wolio
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Lawela
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Sulaa

Wilayah kerja Puskesmas Waborobo terdiri atas 2 kelurahan Yaitu :


o Kelurahan Waborobo
o Kelurahan Labalawa

B. Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Waborobo berpenduduk 2382 jiwa dimana 1304
jiwa Kel Waborobo dan 1078 jiwa Kel Labalawa, serta jumlah KK sebanyak 609.

C. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi


Penduduk wilayah kerja Puskesmas Waborobo kebanyakan berlatar belakang
suku Buton yang merupakan penduduk asli daerah setempat.Perilaku masyarakat
Sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, seperti persatuan yang diwujudkan
dalam sikap kegotong royongan yang kokoh.Ini terlihat pada acara-acara seperti
selamatan, pernikahan, kematian, dan masih banyak lagi acara-acara lain yang sangat
mencerminkan budaya atau adat istiadat setempat.Mata pencaharian penduduk pada
umumnya adalah 73% Petani, 14% Nelayan, 5% Pedagang.Sarana transportasi yang
digunakan adalah angkutan umum (pete-pete) dan ojek.

D. Keadaan Fasilitas Pendidikan


Tingkat pendidikan/Sumber Daya Manusia sangat berpengaruh terhadap
kesehatan, baik kesehatan secara personal maupun kesehatan lingkungan.Untuk
menunjang sumber daya manusia maka diperlukan sarana pendidikan sebagai sarana
pengembangan sumber daya manusia secara formal.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page3


Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Waborobo
Tabel 2.1
DISTRIBUSI SARANA PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WABOROBO
TAHUN 2016

NO. KELURAHAN TK SD SMP SMA


1 WABOROBO 1 1 1 1
2 LABALAWA 1 1 - -
TOTAL 2 2 1 1

Sumber Data : BPS


Sebagai faktor predisposisi terhadap perubahan perilaku khususnya bagi
pengetahuan tentang kesehatan, maka diharapkan kepada masyarakat yang
berpendidikan memiliki kesadaran yang tinggi dalam perilaku hidup sehat. Kondisi
wilayah kerja puskesmas Waborobo pada umumnya tingkat pendidikan masih rendah
sehingga menjadi tantangan bagi petugas kesehatan dalam penyampaian informasi-
informasi ataupun inovasi-inovasi kesehatan.

E. Keadaan Fasilitas Kesehatan


Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Waborobo terdiri atas.

F. Sarana Kesehatan
Puskesmas Waborobo berlokasi di Jl. Padat Karya, Kel Waborobo dengan jarak
tempuh 1km dari pemukiman warga dan terdiri dari beberapa ruangan yaitu :

 Ruang rawat jalan, terdiri dari :


 Ruang Ka. UPT.
 Ruang Tata Usaha
 Ruang Loket / Kartu
 Ruang Periksa
 Ruang UGD
 Ruang Apotik
 Ruang P2M / Imunisasi

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page4


 Ruang KIA/KB
 Ruang Gudang Obat
 Ruang Pemeriksaan Gigi
 Ruang Kesling,Promkes dan Gizi
 Kamar mandi/ WC 1 buah

 1 Unit Pustu :
o Pustu Waborobo berada di Kelurahan Waborobo

 1 Unit Polindes :
o Polindes Labalawa berlokasi di Kelurahan Labalawa

 2 Unit Poskesdes masing-masing :


o Poskesdes Waborobo berlokasi di Kelurahan Waborobo
o Poskesdes Labalawa berlokasi di Kelurahan Labalawa

 8 Buah Posyandu masing-masing :


o Posyandu Nangka 1 dan Nangka 2,di Kel Labalawa
o Posyandu Sukun 1 dan Sukun 2, di Kel Waborobo
o 2 Posyandu Lansia
o 2 buah P0s Bindu
 1 Unit kendaraan roda empat sebagai Puskesmas Keliling.
 12 Unit kendaraan roda dua ( motor dinas )
 Tenaga Kesehatan
Tabel 2.2
DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN
PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2014
NO JENIS TENAGA JUMLAH
1 Dokter umum 1
2 Dokter gigi 0
3 Apoteker 0
4 S. Kep 0
5 SKM 1
6 D3 bidan 3
7 D3 perawat 4

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page5


8 D3 Kesling 1
9 D3 Gizi 2
10 D1 Gizi 2
11 SPK 1
12 DOKTER UMUM PTT 1
13 DOKTER GIGI PTT 1
14 BIDAN PTT 2
Jumlah 22
 6 Dukun Terlatih.
 20 Kader Kesehatan Posyandu status aktif

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page6


BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. VISI, MISI DAN STRATEGI UPT PUSKESMAS WABOROBO

Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M
(K) telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah
tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu (1) peningkatan pembiayaan
kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat, (2) peningkatan
kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDGs, (3) pengendalian
penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, serta peningkatan
ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama di daerah
terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK).
Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Waborobo, telah ditetapkan Visi dan Misi
untuk mendukung Rencana Strategis Depkes.

1.1. Visi
Mewujudkan masyarakat Waborobo yang Sehat, sejahtera, mandiri dan berkeadilan.

1.2. Misi

1. Mendorong pembangunan berwawasan kesehatan


2. Mendorong kemandirian masyarakat Waborobo untuk hidup sehat dengan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan baik promotif,
preventif maupun kuratif
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan bermutu, efektif, efisien, adil dan
merata serta terjangkau bagi masyarakat Waborobo dan sekitarnya

1.3. Tujuan

Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat serta


memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat Waborobo.

1.4. Strategi

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas


induk

2. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page7


3. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.

4. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder

5. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan

1.5. Budaya Puskesmas

Bekerja Dengan ikhlas, Efisien, Profesional dan Mempunyai Komitmen


Yang Kuat Demi Kepuasan Pasien.

2. BENTUK KEGIATAN
A. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif) di Puskesmas induk
Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas
dankemampuan yang tersedia

1. Pelayanan registrasi

2. Pelayanan Umum

3. Pelayanan KIA KB

4. Pelayanan gigi

5. Pelayanan imunisasi

6. Pelayanan laboratorium / rujukan

7. Pelayanan farmasi

B. Mengoptimalkan pelayanan UGD 24 Jam


C. Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
D. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
E. Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien
dan dengan keramah tamahan
F. Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horisontal (antar
lini pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong optimaliasi
pelayanan dengan tetap mengoptimalkan pelayanan rujukan vertikal.
G. Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas.
H. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page8


I. Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :
1. Konsultasi gizi
2. Konsultasi sanitasi
3. Konsultasi PHBS
4. Konsultasi medis
5. Konsultasi gigi
6. Konsultasi KIA dan KB dll.
J. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
 Mengoptimalkan peranan SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
 Mengoptimalkan pelayanan di Pustu secara tepat waktu, peningkatan mutu,
efisien dan dengan keramah tamahan
 Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas keliling terutama pada dusun yang
kesulitan mengakses pelayanan kesehatan ke Puskesmas induk/Pustu.
K. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder
 Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara aktif
maupun pasif
 Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam
rangka memperoleh dukungan untuk implementasi program kesehatan di
tingkat desa.
 Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas
pada masyarakat melalui tokoh masyarakat.
L. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
 Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan
program dan layanan kesehatan pada masyarakat.
 Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
 Mengoptimalkan peran petugas penanggunjawab wilayah desa
 Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan
masyarakat
 Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan
kesehatan pada institusi pendidikan.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page9


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam upaya pelaksanaan program kesehatan Puskesmas, ada dua upaya
kesehatan Puskesmas yaitu :
A. Upaya Kesehatan wajib ( Basic six ) puskesmas meliputi :
 Kesehatan Ibu, Anak dan KB
 Peningkatan Gizi
 Promasi Kesehatan
 Pemberantasan Penyakit Menular
 Kesehatan Lingkungan
 Pengobatan

B. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dilaksanakan sesuai dengan
masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampun puskesmas.Upaya
labratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan Perkesmas, pencatatan dan
pelaporan merupakan kegiatan penunjang dari tiap upaya wajib atau
pengembangan. Untuk dapat melihat gambaran keadaan Puskesmas Wab0robo
,maka puskesmas memaparkan hasil cakupan upaya program kesehatan Puskesmas
Waborobo mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2016 sebagai berikut

A. Hasil Cakupan KIA


Kegiatan KIA terdiri dari kegiatan pokok dan integratif. Kegiatan integratif
adalah kegiatan program lain (misalnya kegiatan imunisasi merupakan kegiatan
pokok P2M) yang dilaksanakan pada program KIA karena sasaran penduduk
program P2M (ibu hamil dan anak-anak) juga menjadi sasaran program KIA.
Ruang lingkup kegiatan
1. Pemeriksaan Kesehatan Bumil (ANC).
Pemeriksaan kehamilan diukur berdasarkan jumlah pemeriksaan
kehamilan ibu di tempat pelayanan kesehatan. Untuk pertama ( kontak
pertama ) disingkat dengan K1 sedangkan yang lengkap K 4. Berdasarkan
data tahun 2016 dari Program KIA diperoleh K1 dengan persentase cakupan
89,9 % dan K4 dengan persentase cakupan 62,3 %.. Berikut adalah grafik
pencapaian program KIA tahun 2016.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page10


Grafik 4.1
Jumlah Kunjungan K1 dan K4
Di Wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Semester II Tahun 2016

10
9
8
7
6
5
4 K1
3 K4
2
1
0

Sumber Data : Programer KIA

2. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak-anak balita, integrasi


dengan program gizi.
3. Memberikan nasihat tentang makanan, mencegah timbulnya masalah gizi
karena kekurangan protein dan kalori dan memperkenalkan jenis makanan
tambahan (vitamin dan garam beryodium). Integrasi program PKM
(konseling) dan Gizi.
4. Memberikan pelayanan KB kepada pasangan usia subur. (Integrasi program
KB).
5. Merujuk ibu-ibu atau anak-anak yang memerlukan pengobatan. Integrasi
program pengobatan.
6. Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan selama masa nifas.
Integrasi dengan program perawatan kesehatan masyarakat.

Angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sepanjang tahun


2016 mulai Januari s/d Desember cenderung mengalami peningkatan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu masyarakat sedikit lebih mengerti
akan pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page11


GRAFIK 4.2
Jumlah Pertolongan Persalinan Oleh Nakes
Di Wilayah Kerja Puskesmas WaboroboBln Jan s/d Des Tahun 2016

DITOLONG NAKES
DITOLONG NAKES

8
7

4
3 3 3 3 3
2 2 2
1

Sumber : DataProgram KIA

B. Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran
dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan
berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Ruang lingkup kegiatan :
1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat
(pada saat kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK,
dasa wisma dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini
adalah konseling untuk PUS.
2. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.Dari hasil pendataan yang dilakukan,
menunjukkan bahwa Jumlah Pus tahun 2016 sebanyak 405, Peserta KB
Suntik 111 akseptor (41,6%), menyusul akseptor yang menggunakan Pil 107
akseptor (40,1 %), Implant 26 akseptor (9,7 %), IUD 1 akseptor (0,4 %),
MOP/MOW 2 akseptor (0,7 %), Kondom 20 akseptor ( 7,5 % ).

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page12


Gambar 4.1
Persentase Peserta kb
Di wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016

120 111

100

80

60

40
26
20 20

0 2
1

Sales

2. Mengadakan pembinaan keluarga berencana untuk para


dukun bersalin. Dukun diharapkan dapat bekerja sama
dengan petugas kesehatan dan bersedia menjadi
motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan
pelayanan dukun. (Kegiatan KB di puskesmas
diintegrasikan ke dalam program KIA).

C. Hasil Cakupan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)


Tujuan P2M adalah menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin,
dan mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang
memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular di suatu wilayah,
memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat tertentu agar
terhindar dari penularan penyakit.
Secara umum penyakit menular yang masih endemis di Indonesia adalah TBC,
kolera, thypus abdominalis, demam berdarah, malaria, frambusia, filariasis,

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page13


poliomyelitis, batuk rejan dan cacingan. Pembahasan tentang beberapa macam
penyakit menular bersumber binatang adalah ;
1. Penyakit Menular bersumber pada binatang / Zonosis Disease
a). Rabies
Penyakit ini menular melalui gigitan hewan penular rabies ( anjing,
kucing, kera dan hewan lainnya). Penyakit Rabies ini adalah penyakit
yang memiliki IR yang rendah tetapi memiliki CFR ( Case Fatality Rate )
yang tinggi sehingga penyakit ini sangat berbahaya bila tidak segera
diatasi.Dari Surveylans Puskesmas Waborobo pada tahun 2016 tidak
ditemukan adanya penderita rabies.
b). Malaria
Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua
golongan umur yaitu bayi, anak-anak dan orang dewasa.yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk. Setiap tahun terdapat 300-500 juta
kasus malaria di dunia dan penyebab 1 juta kematian anak. Di daerah
yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab utama kematian dan
penghambat pertumbuhan anak.
Di Indonesia , angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70
juta atau 35 % dari penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang ,
penderita malaria akan meningkat akibat mobilitas penduduk yang
relative cepat, perubahan lingkungan antara lain karena pembagunan
wilayah yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan.
Berdasarkan data dari program P2M tahun 2016 , kasus malaria
klinis di wilayah kerja Puskesmas Waborobo selama tahun 2016 tidak di
temukan.

Tabel 4.1
Distribusi Penderita Malaria menurut Kelurahan
di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo
tahun 2016

No Kelurahan Jml Malaria klinis


1 Waborobo 0
2 Labalawa 0
Smber : Data P2 Malaria

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page14


c). Demam Berdarah Dengue ( Dengue fever )
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan
penyakit memiliki kasus yang rendah namun memiliki CFR yang tinggi.
Lokasi yang paling sering mewabah adalah daerah yang berpenduduk
padat dengan sanitasi yang buruk.
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang
menular yang sifatnya akut dan disebabkan oleh virus dengue, yang
ditularkan melalui perantaraan vector nyamuk Aedes Aegypti.
Angka CFR yang tinggi dari penyakit ini sehingga dengan 1
penderita saja dinyatakan KLB.Sepanjang tahun 2016, tidak ada
ditemukan kasus demam berdarah (DBD) di wilayah kerja
Puskesmas Waborobo.

d). Filariasis
Filariasis atau penyakit kaki gajah yang penularannya melalui
nyamuk sebagai vektor. Endemik pada sebagian besar daerah panas
lembab di dunia.Tingginya prevalensi tergantung kepada besarnya
infeksi dari reservoir dan vector yang berlebihan.
Untuk periode tahun 2016, Puskesmas Waborobo dinyatakan
bebas dari kasus penyakit filariasis

2. Penyakit Menular langsung ( Direct Communicable Disease )


a). Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain
vibrio, “E.Choli”, klostridia dan intoksikasi / keracunan
makanan.Merupakan penyakit yang mudah menular dan sering
menimbulkan wabah penyakit terutama pada awal musim
penghujan.Lingkungan yang terkendali, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.
Untuk tahun 2016, kasus diare pada BALITA yang ditangani
sebanyak 69 yaitu waborobo 20 dan labalawa 49, namun semuanya
dapat diatasi dengan baik tanpa menimbulkan korban jiwa.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page15


Tabel 4.2
Distribusi Kasus Diare Pada Balita Yang Tangani
di Wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016
No Kelurahan Jml ditangani
1 Waborobo 20
2 Labalawa 49
JUMLAH 69
Sumber : P2 Diare

b). Kusta ( Lepra )


Penyakit Kusta adalah penyakit menular cronis dan disebabkan
oleh kuman kusta mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi,
kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Jumlah kasus penyakit kusta di wilayah kerja Puskesmas
Waborobo selama tahun 2016 tidak di temukan.

c). Tifoid
Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang system
pencernaan manusia .Penyakit ini dapat ditularkan melalui air dengan
lingkungan yang tercemar.Oleh karena itu sering mewabah pada
daerah yang sulit mendapatkan air bersih untuk dikomsumsi
masyarakat.
Berdasarkan data, bahwa jumlah penderita Tifoid di wilayah
kerja Puskesmas Waborobo sebanyak 0 penderita.

Tabel 4.3
Distribusi Penderita Tifoid Yang di Tangani Menurut Desa
di Wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016

No Kelurahan Jml Penderita


1 Waborobo 0
2 Labalwa 0
JUMLAH 0
Sumber : data P2 Tipoid

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page16


d). ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut )
Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau yang lebih dikenal dengan
ISPA lebih banyak mengenai kelompok usia muda yang rawan,
khususnya Bayi dan Anak Balita. Dalam program ISPA Penyakit ini
digolongkan menjadi tiga, Bukan Pneumonia, Pneumonia dan
Pneumonia berat.
Di dunia, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) jadi penyebab
kematian dari 2 Juta Anak Balita pada tahun 2000. Di Indonesia ,
ISPA merupakan penyebab 36,4% kematian bayi tahun 1992 dan 32,1
% kematian bayi pada tahun 1995, serta penyebab 18,2 % kematian
pada balita tahun 1992 dan 38,8% tahun 1995.
Berdasarkan data dari program ISPA Puskesmas
Waborobo sampai dengan bulan Desember tahun 2016, Jumlah
penderita ISPA bukan pneumoni 455, pneumoni dan pneumoni berat
tidak ditemukan di wilayah puskesmas baik di luar gedung maupun di
dalam gedung.

Penyakit ini ditimbulkan terutama perumahan yang tidak


layak, polusi udara sehingga memungkinkan penularan penyakit ini.
Dan faktor resiko lainnya seperti; Gizi kurang, Status Imunisasi yang
tidak lengkap, Menbedung Anak, Pemberian ASI tidak/kurang
Memadai, Riwayat penyakit cronis, dan Orang tua perokok.

e). Tubercolusis (TB)


Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman tuberculosis
dengan gejala khas. Pada umumnya diderita oleh masyarakat yang
berpenghasilan rendah dan menyerang kelompok usia produktif 15
tahun keatas.
Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk
mengetahuinya, dideteksi melalui pemeriksaan dahak di laboratorium
terhadap kuman BTA positif.
Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya ;
Proporsi Suspek yang diperiksa dahaknya, Angka konversi (Conversion
Rate), Angka Kesembuhan (Cure Rate) dan Angka Kesalahan Baca
(Error Rate).

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page17


Fenomena yang terjadi pada penyakit TBC ini dikenal dengan
istilah IceBerg Phenomena ,dimana jumlah penderita yang tidak
terlaporkan (muncul) lebih banyak dari pada yang
terlaporkan,sehingga memerlukan perhatian khusus dalam upaya
penemuan kasus.
Di Puskesmas Waborobo, pada bulan Jan s/d Desember 2016
Angka temuan suspek sebanyak 25 orang dan 3 orang diantaranya
Ronsen Positif.

Tabel 4.4
Hasil Pencapaian Program P2 TB Paru
Periode Januari-Desemember 2016
di Wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
NO BULAN SUSPEK BTA (+) KATEGORI I,II,III
1 TW I 0 0
2 TW II 0 0
3 TW III 0 0
4 TW IV 0 0
JUMLAH 25 0 0

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi


Ada tujuh penyakit infeksi pada anak-anak yang dapat menyebabkan
kematian atau cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal.
Ketujuh penyakit tersebut adalah Poliomyelitis (kelumpuhan), Measles( Campak ),
Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan ; batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC),
Hepatitis –B.
a). Poliomyelitis
Penyakit ini adalah merupakan suatu infeksi menular yang terutama
mengenai dan merusak sel-sel motorik dikurno anterior medulla spinalis dan inti
motorik batang otak sehingga menimbulkan kelumpuhandan atrofi otot.
Pada tanggal 21 April 2005 Indonesia mengalami importasi virus dari
Afrika Barat.Menteri Kesehatan melakukan upaya penanggulangan KLB
Poliomyelitis di Indonesia dengan :
1. Memutuskan mata rantai penularan polio (1) dengan
a. Outbreak Response Immunizattion (ORI) :
b. Mopping Up

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page18


2. Memutuskan mata Rantai Penularan (2) yaitu dengan PIN ( Pekan Imunisasi
Nasional
b).Campak
Campak Ialah infeksi akut menular yang disebabkan oleh virus.Terutama
mengenai anak umur 6 bulan – 5 tahun.

c). Diftheri
Ialah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman
Corynebacterium Diftheriae.Sangat mudah menular terutama mengenai anak-
anak umur 2 bulan – 5 tahun.
d).Pertusis
Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis.
Nama lain penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk
seratus hari.
e). Tetanus
Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
mengeluarkan eksotoksin.Seperti halnya penyakit Rabies, Penyakit tetanus juga
memiliki kasus yang jarang namun mempunyai CFR yang tinggi.
f). TBC
Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di
Negara yang sedang berkembang.Morbiditas tuberculosis anak merupakan
parameter daripada berhasil atau tidaknya pemberantasan tuberculosis di suatu
daerah atau suatu Negara.
g). Hepatitis-B
Grafik 4.3
Distribusi Cakupan Imunisasi
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2016

66% DPT + HB 1,
66%
65%
63%

69% 73%

108%
62%
47%

Sumber : Data Program Imunisasi


PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page19
Grafik 4.4
Cakupan imunisasi tt1, tt2 dan tt3 Bumil
Di wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016

Sales
TT1 TT2 TT3
9%

42%
34%

Sumber Data : Programer Imunisasi

D. Hasil Cakupan Peningkatan Gizi


Masalah gizi masih cukup rawan di beberapa wilayah Indonesia, tidak terkecuali
wilayah kerja Puskesmas Waborobo. Penyebab langsung adalah komsumsi zat gizi
kurang dan infeksi penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan
pangan ditingkat rumah tangga, asuhan Ibu dan anak . Disisi lain yang menjadi
penyebab utama yakni, kemiskinan , pendidikan, ketersediaan pangan. Puskesmas
harus mengatasi masalah gizi, khususnya pada kelompok ibu hamil dan balita.
Tujuan Upaya Peningkatan Gizi di Puskesmas yaitu meningkatkan status gizi
masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok-kelompok masyarakat
yang mempunyai risiko tinggi (ibu hamil dan balita), pemberian makanan tambahan
(PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan.
Ruang lingkup kegiatan program gizi:
1. Menimbang berat badan Balita untuk memantau pertumbuhan anak. Dilakukan
secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Pos timbang/Posyandu.
2. Pemeriksaan HB (dan BB) pada ibu hamil secara rutin. Kunjungan ibu hamil ke
Puskesmas untuk ANC dilakukan minimal 4 kali sepanjang kehamilannya.
3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. PMT
penyuluhan (pemberian makanan tambahan) dilakukan melalui demonstrasi
pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara memasaknya. PMT pemulihan
dilakukan melalui pemberian makanan yang sifatnya suplementasi (Vitamin A,
Sulfas Ferrosus, Susu dan sebagainya).

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page20


4. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat. Kegiatan gizi diintegrasikan ke
dalam program KIA baik di gedung Puskesmas maupun di Posyandu.
5. Pembagian vitamin A untuk Balita 2 x setahun, suplemen tablet besi (sulfas ferrosus)
untuk ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk ANC dan pemberian obat cacing
untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing.
Target program perbaikan gizi telah ditetapkan meliputi, Cakupan distribusi
Vitamin A, cakupan Fe, Kapsul Yodium.
1) Cakupan distribusi Vitamin A
a) Ibu Nifas
Target Cakupan Distribusi Vitamin A tahun 2016 pada Bufas adalah 100
%, sedangkan cakupan distribusi Vitamin A pada ibu nifas pada tahun
2016 adalah 59% artinya belum mencapai target.
b) Balita
Cakupan pemberian Vitamin A kepada anak Balita di Puskesmas
Waborobo pada tahun 2016 adalah 94,55 %. Artinya cakupan pemberian
Vit. A belum mencapai target 100 %. Berikut adalah grafik cakupan
pemberian Vitamin A pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Waborobo

Grafik 4.5
Cakupan Pemberian Vit. A
Di wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016
80
80 76

60
40
18 26
20
0

WABOROBO
LABALAWA

Vit. A Balita Vit.A Bufas

Sumber Data : Programer Gizi

2) Cakupan Tablet Fe
Target pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada Bumil 79, sedangkan
pencapaian Puskesmas Waborobo Tahun 2016 adalah 70,9% ( Fe1) dan 55,7%

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page21


(Fe3). Artinya pencapaian pemberian tablet Fe pada bumil hampir mencapai
target. Berikut adalah grafik cakupan tablet Fe pada Bumil tahun 2016.

Grafik 4.6
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe 3
Di wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016

60
40 16 28
20 26
30
0

Waborobo
Labalawa

Fe 1 Fe 3

Sumber Data : Programer Gizi

a) Status Gizi
Berdasarkan data petugas gizi, akhir Juni 2016 status gizi balita
paling banyak adalah Baik dengan persentase 89% Untuk lebih jelas dapat
di lihat pada grafik di bawah ini.
GRAFIK 4.9
Distribusi status gizi balita
Wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016

100% 61%
31%
50%
1% 5%

0%

Naik Tdk Naik tdk naik 2 kali berturut2 BGM


Sumber Data : Programer Gizi

b) Anemia
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah
anemia yang disebabkan kekurangan zat besi (Fe).Dari data KIA
diperoleh informasi bahwa tahun 2016 angka kematian ibu menurun.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page22


Upaya penanggulangan tersebut dilakukan dengan pemberian tablet Fe
selama hamil sebanyak 90 tablet. Hasil cakupan pemberian tablet Fe
pada Bumil, dapat di lihat pada grafik 4.6

c) Bumil KEK dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


Bayi yang dilahirkan dibawah 2500 gram disebut dengan
BBLR.Berbagai faktor penyebab terjadinya BBLR, namun faktor utama
adalah gizi ibu selama hamil kurang (Bumil KEK). Pada masa kehamilan
ibu perlu mendapat perhatian khusus oleh karena dampak yang
ditimbulkan bukan saja pada berat yang tidak cukup, tetapi dengan bayi
BBLR memiliki kemungkinan kecil untuk tumbuh dengan baik, dan akan
lebih mudah terserang penyakit.

d) GAKI
Dalam rangka penanganan kasus Gizi Kurang khususnya Ibu Hamil
Puskesmas telah melakukan beberapa hal antara lain :
a. Memberikan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok
pada puskesmas dan posyandu mengenai hal-hal yang akan terjadi
apabila kondisi gizi buruk tidak ditangani atau diatasi dengan tepat.
b. Mengadakan pemantauan melalui kunjungan rumah.
c. Mengadakan pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan
terjadinya kasus-kasus penyakit sehubungan dengan kondisi kurang
gizi.
1.Bayi dan Balita
a. Ditingkat Puskesmas
o Pada tahap awal kami melakukan registrasi akan adanya kasus gizi
buruk yang terjadi disetiap desa pada Wilayah Puskesmas melalui
pendataan dan pemantauan status gizi pada anak
o Melakuakan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok
yang dilaksanakan diposyandu, puskesmas maupun kelompok
masyarakat, dengan materi khusus mengenai pemenuhan gizi pada
anak melalui pemberian makanan seimbang serta mengadakan
demonstrasi makanan seimbang.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page23


o Mengadakan pendampingan pada kasus gizi buruk anak balita oleh
TPG, Puskesmas yang bertujuan memberikan bimbingan kepadaa
keluarganya cara hidup dengan pola makan yang seimbang.
o Pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan adanya kasus penyakit
sehubungan dengan kondisi gizi agar mendeteksi secara cepat.
o Pemberian bantuan paket makanan pendamping kepada Anak Gizi
Buruk yang ada diwilayah kerja Puskesmas Waborobo berupa
Biskuit,Susu Formula
 Paket ini diberikan selama 3 (tiga) bulan.

E. Hasil Kegiatan Kesehatan Lingkungan


Environment atau Lingkungan adalah situasi atau kondisi diluar host dan agent
yang memudahkan interaksi antara keduanya. Faktor ini juga dapat menjadi risiko
timbulnya gangguan penyakit pada host karena lingkungan memberikan peluang
agent untuk berkembang (breeding).
Tujuan Upaya Kesehatan Lingkungan adalah menanggulangi dan
menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang
kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit menular di masyarakat.
Ruang lingkup kegiatan ;

a. Inspeksi Sarana Air Bersih


b. Pemeriksaan dan Pengawasan system pembuangan kotoran manusia.
c. Inspeksi Sanitasi Rumah
d. Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana pengolahan sampah yang baik
e. Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah
f. Pemeriksaan dan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum.
g. Melakukan pemberantasan jentik dan pengendalian vektor.

a. Sarana Air Bersih


Air adalah benda berbentk cair dan sangat dibutuhkan oleh manusia
untuk minum, mandi dan mencuci serta berbagai kebutuhan lainnyauntuk
dapat bertahan hidup.
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi pemeliharaan berbagai
bentuk kehidupan semua mahluk termasuk manusia.Hampir semua organisme
hidup hanya dapat bertahan hidup dalam perioda yang pendek tanpa air.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page24


Pemenuhan kebutuhan akan air haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas
dan kualitas.
Kuantitas air yang diperlukan untuk berbagai penggunaan oleh
masyarakat adalah berbeda-beda, tergantung pada tingkat sosial budaya, suhu
atau iklim, dan ketersediaanya yang ditentukan oleh berbagai faktor. Syarat
kualitas meliputi persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologik. Pemakaian air
yang tidak memenuhim baku kualitas air tersebut dapat menimbulkan
berbagai gangguan antara lain kesadaran, estetika dan ekonomis.

Gambar 4.4
Jumlah akses sarana air bersih
Di wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016

7
7 6 6
6
5
4
3
2 1
1 0 0 0 0 0 0
0
terminal air sumur bor mata air sumur gali air hujan

labalawa waborobo

Sumber : p2 kesling
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap sarana air bersih di
wilayah kerja Puskesmas Waborobo, yang memenuhi syarat fisik adalah sebagai
berikut : air ledeng 659 Jiwa, Sumur gali 0 Jiwa Sumur Bor (labalawa 985,
waborobo 645) Jiwa, Mata Air 93 Jiwa Penampungan Air Hujan 0 Jiwa.

b. Jamban keluarga

Jamban penting dalam kehidupan kita, seperti pentingnya makan dan


minum, karena kita setiap hari makan dan minum, maka kitapun harus
mengeluarkannya setiap hari.Untuk mengeluarkannya harus mempunyai
tempat khusus, tempat itulah yang disebut jamban.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page25


Membuang tinja di sembarang tempat dapat menularkan penyakit ,
seperti Diare, Disentri dan Kolera. Penyakit tersebut dapat terjadi karena
binatang/ serangga yang kontak dengan tinja yang di buang ke sembarang
tempat akan membawa kuman yang diperolehnya dari kotoran tinja,
kemudian serangga/ binatang tersebut hinggap pada makanan kita, bila kita
makan makanan tersebut, akan mendatangkan penyakit seperti yang
disebutkan di atas.
Berikut adalah grafik distribusi akses jamban keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Waborotahun 2015.

GRAFIK 4.10
Distribusi akses jamban keluarga
di wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016

400
316
300
200
100 1
0 0
3
KOMUNAL
LEHER ANGSA
PLENGSENGAN
CEMPLUNG

Sales

Sumber : Dataprogram Sanitasi

c. Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL )

Menurut Anwar (2001) yang dimaksud degan air limbah atau air kotor
adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan lasimnya muncul karena
hasil perbuatan manusia dan industrialisasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka secara umum dapat dikatakan
bahwa limbah cair adalah air bekas pakai yang dihasilkan akibat aktivitas
manusia baik yang berasal dari rumah tangga, pertanian, perdagangan, dan

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page26


industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang harus di buang yang
dapat mebahayakan manusia atau kelestarian lingkungan.
Untuk mencegah penyakit serta pencemaran akibat air limbah, maka
perlu dibuatkan Saluran Pembuangan Air Limbah dari rumah-rumah/ sumber-
sumber air limbah sebelum di lakukan pengolahan lebih lanjut. Air limbah yang
dibiarkan tergenang, akan menimbulkan pencemaran tanah serta menjadi
tempat berkembang biaknya bibit penyakit.
Berikut adalah grafik distribusi pemanfaatan SPAL menurut jenisnya di
wilayah kerja Puskesmas Waborobo tahun 2015.

Grafik 4.11
Distribusi pemanfaatan SPAL menurut jenisnya
Di wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016.

Waborobo Labalawa

44,1%

46,52%

Sumber: dataprogram sanitasi

d. Sarana Pengolahan Sampah


Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak akan bagi lingkungan
hidup.

Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung dari jenis


sampah itu sendiri.
Cara-cara Pengelolaan Sampah

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page27


1. Daur-ulang
2. Pengkomposan
3. Pengurugan sampah

Manfaat Pengelolaan Sampah

1. Penghematan sumber daya alam


2. Penghematan energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

Bencana Sampah Yang Tidak Dikelola Dengan baik

1. Longsor tumpukan sampah


2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan

Berikut adalah grafik distribusi sarana penanganan sampah di


wilayah kerja Puskesmas Waborobo Tahun 2015

GRAFIK 5.12
Distribusi sarana penanganan sampah yang digunakan
Di wilayah kerja puskesmas Waboroboahun 2016

80.00%
70.00% 65.00% 70.00%

60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
30.00%
20.00% 21.00%
10.00% 5%
0 0 9.00%
0.00%
0 0
Waborobo
Labalawa

Dibakar DiBuang Di hanyutkan DiKubur Dijadikan Pupuk

Sumber: dataprogram sanitasi

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page28


e. Pemeriksaan dan Pengawasan TTU

Tempat-tempat umum merupakan lingkungan dimana banyak dilakukan


interaksi/ aktifitas oleh banyak orang, sehingga perlu dilakukan pembinaan dan
pengawasan untuk menjaga agar tempat-tempat umum tersebut tetap terpelihara
kebersihan lingkungannya. Lingkungan yang tidak saniter akan memudahkan
penularan penyakit yang membahayakan keselamatan banyak orang.

F. Pengobatan
Program pengobatan di Puskesmas Waborobo merupakan bentuk pelayanan
kesehatan dasar yang bersifat kuratif.Masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan
Puskesmas hanya untuk mendapat pelayanan pengobatan.

Ruang lingkup kegiatan :


A. Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat
jalan.
a) Rawat Jalan

TABEL 4.5
JUMLAH KUNJUNGAN PENDERITA BEROBAT
DI PUSKESMAS WABORO
JANUARI S/d DESEMBER TAHUN 2016

Chart Title
Umum BPJS BTM

271
238 233
204 204
187
149
129 133
120 120 118
81 89
69 73
56 53
44 43 35 41 35
12 21
10 10 10 6 8 7 8 8 6
0 0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Sumber: data kunjungan pengobatan

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page29


B. Mengirim (merujuk) penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai denga jenis
penyakit yang tidak mampu ditangani oleh Puskesmas.
C. Menyelenggarakan Puskesmas keliling untuk menjangkau kerja Puskesmas yang
belum mempunyai Puskesmas Pembantu atau wilayahpemukiman penduduk
yang masih sulit sarana transportasinya.

Grafik 4.13
10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016

251
226
206
194
166
155

103

69
51

15

JOO M79.1 L30.9 K25 J06.9 J11.1 I10 A09 k08 J03.9

Sumberdata :registrasi pasien

G. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Tujuan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah untuk meningkatkan
kesadaran , melalui upaya promosi kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau
mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada
setiap kesempatan oleh petugas , apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok
masyarakat.
Di tingkat Puskesmas Waborobo, semua kegiatan penyuluhan kesehatan
dikoordinir oleh petugas Promkes..Koordinator membantu para petugas puskesmas
dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page30


H. Usaha Kesehatan Sekolah
Tujuan UKS adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
Ruang lingkup kegiatan :
 Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan giziberupa
kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
 Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif
dalampelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil.
 Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
 Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan
guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana.
 Immunisasi peserta didik kelas I dan VI
 Pengawasan terhadap keadaan air
 Pengobatan ringan pertolongan pertama
 Rujukan medik
 Penanganan kasus anemia gizi
 Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
 Pencatatan dan pelaporan

Pelayanan dan pemeriksaan kesehatan siswa SD di wilayah kerja Puskesmas


Waborobo Tahun 2015 dapat di lihat pada grafik berikut:

GRAFIK 4.14
Cakupan pelayanan kesehatan siswa sd
Wilayah kerja puskesmas Waborobotahun 2016
25 25
25
24
23 23
22
22
21
20

SD 1 LABALAWA
SD 2 LABALAWA

MURID YANG DI JARING SASARAN

Sumber: Data Program UKS

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page31


I. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Tujuan :

o Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh (comprehensive health care)


kepada pasien dan keluarganya di rumah pasien.
o Memberikan konseling kepada anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-
batas kemampuan mereka.
o Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.

Ruang lingkup kegiatan ;


Melaksanakan perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan kelompok-kelompok
masyarakat lainnya.Semua kegiatannya dilakukan di luar gedung puskesmas yaitu di
tingkat rumah tangga.Misalnya pertolongan persalinan, perawatan penyakit kronis,
peningkatan sanitasi lingkungan yang dilakukan di rumah-rumah penduduk sasaran.

J. Kesehatan Gigi
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi adalah untuk menghilangkan dan mengurangi
gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi kesadaran kelompok-kelompok
masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.
Ruang lingkup kegiatan ;

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan perawatan gigi secara rutin untuk anak-
anak sekolah dan ibu hamil.
b. Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi ;

1). Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2). Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih
mampu
3). Memberikan penyuluhan secara individu dan kelompok
4). Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
5). Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan.

d. Pencatatan dan Pelaporan.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page32


BAB V

MASALAH DAN HAMBATAN

A. MASALAH

1. Pencatatan :
Sejalan dengan perkembangan teknologi masa kini, sistem pencatatan
semua unit kegiatan masing program harusnya sudah dilakukan dengan sistem
koputerisasi, namum dalam pengoperasiannya dibutuhkan latihan untuk bisa
melakukan pencatatan dengan baik. Hal inilah yang menjadi kendala di Puksemas
Waborobobahwa tidak semua penanggung jawab program mampu mengoperasikan
komputer dengan baik, sehingga pencatan masih dilakukan secara manual.
2. Pelaporan :
Pelaksanaan pelaporan masih sangat bersifat rutinitas ( tergantung
permintaan data sesuai format ) sehingga petugas tidak dapat mengoreksi hasil
kerjanya, sama halnya dengan pencatatan seperti diatas perlu juga adanya
pelaporan dengan komputerisasi untuk menjaga dan memberikan kualitas dan
faliditas dari perlaporan.
3. Hasil :
Hasil kegiatan setiap program, baik di dalam gedung maupun di luar gedung
seharusnya di catat sebagai bahan pembuatan laporan yang kemudian akan
dilakukan sebagai bahan evaluasi, namun tidak jarang kegiatan yang dilakukan
tidak di dokumentasikan dalam bentuk catatan, sehingga pada saat dilakukan
pemeriksaan, petugas tidak bisa memberikan penjelasan yang disertai bukti
pencatatan. pencatatan dan pelaporan program pada tiap-tiap unit sangat
bervariasi bahkan banyak terjadi penurunan sehigga hal-hal ini perlu dievaluasi
secara seksama factor penyebabnya.
4. Pembinaan dan Pelatihan staf :
Perlu adanya peningkatan pembinaan staf puskesmas baik dalam bentuk
bimbingan maupun dalam bentuk pelatihan pada semua program. Walaupun sudah
ada pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten dan dinas
kesehatan Propinsi, tapi tidak semua program sehingga hanya beberapa staf
yangdapat mengikuti pelaksanaannya. Atau pengadaan instruktur computer untuk
tiap puskesmas bila akan diprogramkan system pencatatan dan pelaporan secara
komputerisasi dipuskesmas ( on line )

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page33


5. Peralatan Medis :
Peralatan dan perlengkapan medis puskesmas yang masih minim
sehinggapelayanan keperawantan misalnya tindakan medis yang berat dan
laboratonamun lebih banyak dlakukan dengan rujukan. Masalah kedisiplinan dan
kesadaran dari petugas kesehatan dalam menggunakan dan memelihara perlatan
tersebut, sehingga banyak peralatan yang tidak bisa lagi difungsikan.
6. Sarana sanitasi Puskesmas :
Sarana sanitasi puskesmas seperti Jamban, Saluran Pemubangan Air Limbah
sebagian besar tidak berfungsi.
7. Kendaraan Roda Empat :
Mobil Ambulance sebagai sarana Puskesmas Keliling untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang susah menjangkau sarana
kesehatan, mash bisa beroperasi dengan maksimal namun terkendala sopir yang ahli
dalam menggunakan kendaraan roda empat di Puskesmas Waborobo tidak tersedia.
Sehingga tidak dapat dpergunakan sebagaimana mestinya.

A. HAMBATAN
1. Lintas Sektor : kerja sama lintas sector belum terpadu dengan sempurnah antara
instansi terkait seperti Pertanian, Depag, Diknas, serta PKK sehingga kegiatan belum
berjalan sebagai mana yang diharapkan. Selain institusi terkait yang dimaksud di
atas, kerjasama dengan pemerintah setempat juga perlu lebih di tingkatkan untuk
mendukung setiap program kesehatan di lapangan.
2. Tokoh Masyarakat : organisasi yang ada dimasyarakat seperti LKMD adalah tempat
tokoh masyarakat, tapi karena belum berfungsinya peranan LKMD dengan baik
dimana masih banyak tokoh masyarakat yang kurang berperan dalam kegiatan
kesehatan. Masih kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjadi kader serta
banyaknya kader yang drop out sehingga ada beberapa posyandu yang kurang
maju dalam perkembangan kegiatan kesehatan.
3. Data Penduduk : Pencatatan jumlah penduduk menurut golongan umur baik
ditingkat kecamatan maupun ditingkat desa tidak sesuai dengan data yang ada di
Puskesmas, hal ini disebabkan oleh karena kerjasama dalam melakukan validasi
data sasaran setiap tahun antara data Puskesmas dengan pemerintah setempat
belum berjalan dengan baik.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page34


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pada tahun 2015 Puskesmas Waborobo telah melaksanakan 6 program pokok (Basic
Six Program) ditambah 2 Muatan local kegiatan puskesmas.
2. Pengukuran pencapaian hasil kegiatan untuk beberapa program seperti KIA, GIZI,
Imunisasi, telah dapat dievaluasi karena adanya target yang telah ditetapkan oleh
Dinas kesehatan tetapi untuk program-program lainnya yang belum punya target
agak sulit dievaluasi sehingga pelaksanaan evaluasi hanya dengan menggunakan
perbandingan hasil kegiatan tahun lalu untuk mengukur keberhasilan program
tersebut.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi laporan tahunan, digunakan taget dengan mengacu
pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) agar lebih mudah dalam meningkatkan
hasil kerja program tersebut, walaupun beberapa program dapat diukur melalui
stratifikasi.
4. Untuk program-program baru seperti Program Lansia dan Kesehatan Kerja, perlu
adannya penataan pelaksanaan program khususnya bagi petugas pelakasana
program yang bersangkutan perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat
terampil dalam mengelolah program tersebut

B. SARAN-SARAN
1. Perlu adanya motivasi atau pembinaan bagi setiap petugas program dalam bentuk
pelatihan baik dipuskesmas maupun di Dinas Kesehatan pada masing-masing
penanggung jawab program.
2. Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sekiranya dilakukan pelatihan
komputer untuk penanggungjawab tiap-tiap program dalam rangka pencapaian
faliditas data.
3. peningkatan supervisi dan bimbinngan dari setiap seksi dari dinas kesehatan dalam
upaya peningkatan kualitas dan cakupan program.
4. Perlu adanya Umpan balik serta tanggapan dari tingkat dinas atas laporan rutin
yang dibuat puskesmas baik laporan bulanan dan triwulan juga teguran tertulis bila

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page35


terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam pencatatan serta pelaporan, sehingga
petugas dapat memperbaiki dalam rangka peningkatan program selanjutnya.
5. Penambahan petugas tehnisi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap program
yang ada sehingga tidak terjadi banyaknya tugas rangkap.
6. Dalam pelaksanaan program-program baru perlu dibentuk Tim perumus agar
dapat memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program tersebut.
7. Diharapakan kepada pemerintah setempat ( Camat dan kepala desa ) serta institusi
lintas sektor untuk senantisa mendukung dan menjalin kerjasama yang baik dalam
melaksanakan program kesehatan di masyarakat.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page36


BAB VII
PENUTUP

Evaluasi bidang kesehatan dengan menilai derajat kesehatan dari beberapa aspek
diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh
upaya kesehatan yang dilakukan melalui upaya peningkatan, pemerataan pelayanan
kesehatan
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber
daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana dan sumber dana.
Di era Desentralisasi, data dan Informasi kesehatan sangat penting artinya baik
dalam menunjang perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Untuk menjawab kepentingan diatas, maka profil ini disusun
setiap tahunnya yang memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Waborobo dalam bentuk persentase pencapaian Upaya Program Puskesmas.
Profil ini disajikan dalam bentuk teks, table, gambar ( grafik ) untuk mempermudah
menganalisis masalah kesehatan.
Progam kesehatan diera Desentralisasi terjadi beberapa perubahan terutama
dalam hal perencanaan kesehatan yang semakin dibutuhkan.Sementara dalam hal
pendanaan kondisinya masih jauh dari anggaran yang layak untuk bidang kesehatan.
Demikian hasil sajian kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS WABOROBO TAHUN 2016 Page37

Anda mungkin juga menyukai