PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
Pembangunan kesehatan suatu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan Puskesmas
sebagai unit organisasi fungsional dibidang kesehatan dasar yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, membina peran serta masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu.Untuk mewujudkan pelaksanaan
fungsi dan program kegiatan puskesmas, maka telah dilengkapi dengan sistem
menejemen seperti , Mini lokakarya, SP2TP, Monitoring bulanan,laporan bulanan,
laporan triwulan, laporan tahunan dan hal yang menunjang pelaksaanannya.
Profil UPT Puskesmas waborobo adalah gambaran situasi kesehatan di UPT
Puskesmas Waborobo yang diterbitkan setiap tahun sekali.Dalam Profil ini memuat
berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya
kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data
pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data
sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis
sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penerbitan profil UPT Puskesmas Waborobo tahun 2016 ini adalah agar diperoleh
gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Waborobo khususnya tahun 2016
dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.Profil UPT Puskesmas Waborobo tahun 2016
diharapkan dapat memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan
berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan
informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT
Puskesmas Waborobo tahun 2014 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2016 .
A. Geografi
Luas Wilayah kerja Puskesmas Waborobo adalah 17,28 km2 dengan batas-batas
adminsistrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Baadia
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Wolio
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Lawela
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Sulaa
B. Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Waborobo berpenduduk 2382 jiwa dimana 1304
jiwa Kel Waborobo dan 1078 jiwa Kel Labalawa, serta jumlah KK sebanyak 609.
F. Sarana Kesehatan
Puskesmas Waborobo berlokasi di Jl. Padat Karya, Kel Waborobo dengan jarak
tempuh 1km dari pemukiman warga dan terdiri dari beberapa ruangan yaitu :
1 Unit Pustu :
o Pustu Waborobo berada di Kelurahan Waborobo
1 Unit Polindes :
o Polindes Labalawa berlokasi di Kelurahan Labalawa
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M
(K) telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah
tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu (1) peningkatan pembiayaan
kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat, (2) peningkatan
kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDGs, (3) pengendalian
penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, serta peningkatan
ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama di daerah
terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK).
Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Waborobo, telah ditetapkan Visi dan Misi
untuk mendukung Rencana Strategis Depkes.
1.1. Visi
Mewujudkan masyarakat Waborobo yang Sehat, sejahtera, mandiri dan berkeadilan.
1.2. Misi
1.3. Tujuan
1.4. Strategi
2. BENTUK KEGIATAN
A. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif) di Puskesmas induk
Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas
dankemampuan yang tersedia
1. Pelayanan registrasi
2. Pelayanan Umum
3. Pelayanan KIA KB
4. Pelayanan gigi
5. Pelayanan imunisasi
7. Pelayanan farmasi
10
9
8
7
6
5
4 K1
3 K4
2
1
0
DITOLONG NAKES
DITOLONG NAKES
8
7
4
3 3 3 3 3
2 2 2
1
B. Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran
dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan
berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Ruang lingkup kegiatan :
1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat
(pada saat kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK,
dasa wisma dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini
adalah konseling untuk PUS.
2. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.Dari hasil pendataan yang dilakukan,
menunjukkan bahwa Jumlah Pus tahun 2016 sebanyak 405, Peserta KB
Suntik 111 akseptor (41,6%), menyusul akseptor yang menggunakan Pil 107
akseptor (40,1 %), Implant 26 akseptor (9,7 %), IUD 1 akseptor (0,4 %),
MOP/MOW 2 akseptor (0,7 %), Kondom 20 akseptor ( 7,5 % ).
120 111
100
80
60
40
26
20 20
0 2
1
Sales
Tabel 4.1
Distribusi Penderita Malaria menurut Kelurahan
di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo
tahun 2016
d). Filariasis
Filariasis atau penyakit kaki gajah yang penularannya melalui
nyamuk sebagai vektor. Endemik pada sebagian besar daerah panas
lembab di dunia.Tingginya prevalensi tergantung kepada besarnya
infeksi dari reservoir dan vector yang berlebihan.
Untuk periode tahun 2016, Puskesmas Waborobo dinyatakan
bebas dari kasus penyakit filariasis
c). Tifoid
Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang system
pencernaan manusia .Penyakit ini dapat ditularkan melalui air dengan
lingkungan yang tercemar.Oleh karena itu sering mewabah pada
daerah yang sulit mendapatkan air bersih untuk dikomsumsi
masyarakat.
Berdasarkan data, bahwa jumlah penderita Tifoid di wilayah
kerja Puskesmas Waborobo sebanyak 0 penderita.
Tabel 4.3
Distribusi Penderita Tifoid Yang di Tangani Menurut Desa
di Wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016
Tabel 4.4
Hasil Pencapaian Program P2 TB Paru
Periode Januari-Desemember 2016
di Wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
NO BULAN SUSPEK BTA (+) KATEGORI I,II,III
1 TW I 0 0
2 TW II 0 0
3 TW III 0 0
4 TW IV 0 0
JUMLAH 25 0 0
c). Diftheri
Ialah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman
Corynebacterium Diftheriae.Sangat mudah menular terutama mengenai anak-
anak umur 2 bulan – 5 tahun.
d).Pertusis
Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis.
Nama lain penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk
seratus hari.
e). Tetanus
Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
mengeluarkan eksotoksin.Seperti halnya penyakit Rabies, Penyakit tetanus juga
memiliki kasus yang jarang namun mempunyai CFR yang tinggi.
f). TBC
Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di
Negara yang sedang berkembang.Morbiditas tuberculosis anak merupakan
parameter daripada berhasil atau tidaknya pemberantasan tuberculosis di suatu
daerah atau suatu Negara.
g). Hepatitis-B
Grafik 4.3
Distribusi Cakupan Imunisasi
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2016
66% DPT + HB 1,
66%
65%
63%
69% 73%
108%
62%
47%
Sales
TT1 TT2 TT3
9%
42%
34%
Grafik 4.5
Cakupan Pemberian Vit. A
Di wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016
80
80 76
60
40
18 26
20
0
WABOROBO
LABALAWA
2) Cakupan Tablet Fe
Target pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada Bumil 79, sedangkan
pencapaian Puskesmas Waborobo Tahun 2016 adalah 70,9% ( Fe1) dan 55,7%
Grafik 4.6
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe 3
Di wilayah Kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016
60
40 16 28
20 26
30
0
Waborobo
Labalawa
Fe 1 Fe 3
a) Status Gizi
Berdasarkan data petugas gizi, akhir Juni 2016 status gizi balita
paling banyak adalah Baik dengan persentase 89% Untuk lebih jelas dapat
di lihat pada grafik di bawah ini.
GRAFIK 4.9
Distribusi status gizi balita
Wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016
100% 61%
31%
50%
1% 5%
0%
b) Anemia
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah
anemia yang disebabkan kekurangan zat besi (Fe).Dari data KIA
diperoleh informasi bahwa tahun 2016 angka kematian ibu menurun.
d) GAKI
Dalam rangka penanganan kasus Gizi Kurang khususnya Ibu Hamil
Puskesmas telah melakukan beberapa hal antara lain :
a. Memberikan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok
pada puskesmas dan posyandu mengenai hal-hal yang akan terjadi
apabila kondisi gizi buruk tidak ditangani atau diatasi dengan tepat.
b. Mengadakan pemantauan melalui kunjungan rumah.
c. Mengadakan pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan
terjadinya kasus-kasus penyakit sehubungan dengan kondisi kurang
gizi.
1.Bayi dan Balita
a. Ditingkat Puskesmas
o Pada tahap awal kami melakukan registrasi akan adanya kasus gizi
buruk yang terjadi disetiap desa pada Wilayah Puskesmas melalui
pendataan dan pemantauan status gizi pada anak
o Melakuakan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok
yang dilaksanakan diposyandu, puskesmas maupun kelompok
masyarakat, dengan materi khusus mengenai pemenuhan gizi pada
anak melalui pemberian makanan seimbang serta mengadakan
demonstrasi makanan seimbang.
Gambar 4.4
Jumlah akses sarana air bersih
Di wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016
7
7 6 6
6
5
4
3
2 1
1 0 0 0 0 0 0
0
terminal air sumur bor mata air sumur gali air hujan
labalawa waborobo
Sumber : p2 kesling
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap sarana air bersih di
wilayah kerja Puskesmas Waborobo, yang memenuhi syarat fisik adalah sebagai
berikut : air ledeng 659 Jiwa, Sumur gali 0 Jiwa Sumur Bor (labalawa 985,
waborobo 645) Jiwa, Mata Air 93 Jiwa Penampungan Air Hujan 0 Jiwa.
b. Jamban keluarga
GRAFIK 4.10
Distribusi akses jamban keluarga
di wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016
400
316
300
200
100 1
0 0
3
KOMUNAL
LEHER ANGSA
PLENGSENGAN
CEMPLUNG
Sales
Menurut Anwar (2001) yang dimaksud degan air limbah atau air kotor
adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan lasimnya muncul karena
hasil perbuatan manusia dan industrialisasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka secara umum dapat dikatakan
bahwa limbah cair adalah air bekas pakai yang dihasilkan akibat aktivitas
manusia baik yang berasal dari rumah tangga, pertanian, perdagangan, dan
Grafik 4.11
Distribusi pemanfaatan SPAL menurut jenisnya
Di wilayah kerja puskesmas Waborobo
Tahun 2016.
Waborobo Labalawa
44,1%
46,52%
GRAFIK 5.12
Distribusi sarana penanganan sampah yang digunakan
Di wilayah kerja puskesmas Waboroboahun 2016
80.00%
70.00% 65.00% 70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
30.00%
20.00% 21.00%
10.00% 5%
0 0 9.00%
0.00%
0 0
Waborobo
Labalawa
F. Pengobatan
Program pengobatan di Puskesmas Waborobo merupakan bentuk pelayanan
kesehatan dasar yang bersifat kuratif.Masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan
Puskesmas hanya untuk mendapat pelayanan pengobatan.
TABEL 4.5
JUMLAH KUNJUNGAN PENDERITA BEROBAT
DI PUSKESMAS WABORO
JANUARI S/d DESEMBER TAHUN 2016
Chart Title
Umum BPJS BTM
271
238 233
204 204
187
149
129 133
120 120 118
81 89
69 73
56 53
44 43 35 41 35
12 21
10 10 10 6 8 7 8 8 6
0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Grafik 4.13
10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Waborobo
Tahun 2016
251
226
206
194
166
155
103
69
51
15
JOO M79.1 L30.9 K25 J06.9 J11.1 I10 A09 k08 J03.9
GRAFIK 4.14
Cakupan pelayanan kesehatan siswa sd
Wilayah kerja puskesmas Waborobotahun 2016
25 25
25
24
23 23
22
22
21
20
SD 1 LABALAWA
SD 2 LABALAWA
J. Kesehatan Gigi
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi adalah untuk menghilangkan dan mengurangi
gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi kesadaran kelompok-kelompok
masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.
Ruang lingkup kegiatan ;
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan perawatan gigi secara rutin untuk anak-
anak sekolah dan ibu hamil.
b. Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi ;
1). Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2). Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih
mampu
3). Memberikan penyuluhan secara individu dan kelompok
4). Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
5). Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan.
A. MASALAH
1. Pencatatan :
Sejalan dengan perkembangan teknologi masa kini, sistem pencatatan
semua unit kegiatan masing program harusnya sudah dilakukan dengan sistem
koputerisasi, namum dalam pengoperasiannya dibutuhkan latihan untuk bisa
melakukan pencatatan dengan baik. Hal inilah yang menjadi kendala di Puksemas
Waborobobahwa tidak semua penanggung jawab program mampu mengoperasikan
komputer dengan baik, sehingga pencatan masih dilakukan secara manual.
2. Pelaporan :
Pelaksanaan pelaporan masih sangat bersifat rutinitas ( tergantung
permintaan data sesuai format ) sehingga petugas tidak dapat mengoreksi hasil
kerjanya, sama halnya dengan pencatatan seperti diatas perlu juga adanya
pelaporan dengan komputerisasi untuk menjaga dan memberikan kualitas dan
faliditas dari perlaporan.
3. Hasil :
Hasil kegiatan setiap program, baik di dalam gedung maupun di luar gedung
seharusnya di catat sebagai bahan pembuatan laporan yang kemudian akan
dilakukan sebagai bahan evaluasi, namun tidak jarang kegiatan yang dilakukan
tidak di dokumentasikan dalam bentuk catatan, sehingga pada saat dilakukan
pemeriksaan, petugas tidak bisa memberikan penjelasan yang disertai bukti
pencatatan. pencatatan dan pelaporan program pada tiap-tiap unit sangat
bervariasi bahkan banyak terjadi penurunan sehigga hal-hal ini perlu dievaluasi
secara seksama factor penyebabnya.
4. Pembinaan dan Pelatihan staf :
Perlu adanya peningkatan pembinaan staf puskesmas baik dalam bentuk
bimbingan maupun dalam bentuk pelatihan pada semua program. Walaupun sudah
ada pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten dan dinas
kesehatan Propinsi, tapi tidak semua program sehingga hanya beberapa staf
yangdapat mengikuti pelaksanaannya. Atau pengadaan instruktur computer untuk
tiap puskesmas bila akan diprogramkan system pencatatan dan pelaporan secara
komputerisasi dipuskesmas ( on line )
A. HAMBATAN
1. Lintas Sektor : kerja sama lintas sector belum terpadu dengan sempurnah antara
instansi terkait seperti Pertanian, Depag, Diknas, serta PKK sehingga kegiatan belum
berjalan sebagai mana yang diharapkan. Selain institusi terkait yang dimaksud di
atas, kerjasama dengan pemerintah setempat juga perlu lebih di tingkatkan untuk
mendukung setiap program kesehatan di lapangan.
2. Tokoh Masyarakat : organisasi yang ada dimasyarakat seperti LKMD adalah tempat
tokoh masyarakat, tapi karena belum berfungsinya peranan LKMD dengan baik
dimana masih banyak tokoh masyarakat yang kurang berperan dalam kegiatan
kesehatan. Masih kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjadi kader serta
banyaknya kader yang drop out sehingga ada beberapa posyandu yang kurang
maju dalam perkembangan kegiatan kesehatan.
3. Data Penduduk : Pencatatan jumlah penduduk menurut golongan umur baik
ditingkat kecamatan maupun ditingkat desa tidak sesuai dengan data yang ada di
Puskesmas, hal ini disebabkan oleh karena kerjasama dalam melakukan validasi
data sasaran setiap tahun antara data Puskesmas dengan pemerintah setempat
belum berjalan dengan baik.
A. KESIMPULAN
1. Pada tahun 2015 Puskesmas Waborobo telah melaksanakan 6 program pokok (Basic
Six Program) ditambah 2 Muatan local kegiatan puskesmas.
2. Pengukuran pencapaian hasil kegiatan untuk beberapa program seperti KIA, GIZI,
Imunisasi, telah dapat dievaluasi karena adanya target yang telah ditetapkan oleh
Dinas kesehatan tetapi untuk program-program lainnya yang belum punya target
agak sulit dievaluasi sehingga pelaksanaan evaluasi hanya dengan menggunakan
perbandingan hasil kegiatan tahun lalu untuk mengukur keberhasilan program
tersebut.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi laporan tahunan, digunakan taget dengan mengacu
pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) agar lebih mudah dalam meningkatkan
hasil kerja program tersebut, walaupun beberapa program dapat diukur melalui
stratifikasi.
4. Untuk program-program baru seperti Program Lansia dan Kesehatan Kerja, perlu
adannya penataan pelaksanaan program khususnya bagi petugas pelakasana
program yang bersangkutan perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat
terampil dalam mengelolah program tersebut
B. SARAN-SARAN
1. Perlu adanya motivasi atau pembinaan bagi setiap petugas program dalam bentuk
pelatihan baik dipuskesmas maupun di Dinas Kesehatan pada masing-masing
penanggung jawab program.
2. Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sekiranya dilakukan pelatihan
komputer untuk penanggungjawab tiap-tiap program dalam rangka pencapaian
faliditas data.
3. peningkatan supervisi dan bimbinngan dari setiap seksi dari dinas kesehatan dalam
upaya peningkatan kualitas dan cakupan program.
4. Perlu adanya Umpan balik serta tanggapan dari tingkat dinas atas laporan rutin
yang dibuat puskesmas baik laporan bulanan dan triwulan juga teguran tertulis bila
Evaluasi bidang kesehatan dengan menilai derajat kesehatan dari beberapa aspek
diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh
upaya kesehatan yang dilakukan melalui upaya peningkatan, pemerataan pelayanan
kesehatan
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber
daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana dan sumber dana.
Di era Desentralisasi, data dan Informasi kesehatan sangat penting artinya baik
dalam menunjang perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Untuk menjawab kepentingan diatas, maka profil ini disusun
setiap tahunnya yang memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Waborobo dalam bentuk persentase pencapaian Upaya Program Puskesmas.
Profil ini disajikan dalam bentuk teks, table, gambar ( grafik ) untuk mempermudah
menganalisis masalah kesehatan.
Progam kesehatan diera Desentralisasi terjadi beberapa perubahan terutama
dalam hal perencanaan kesehatan yang semakin dibutuhkan.Sementara dalam hal
pendanaan kondisinya masih jauh dari anggaran yang layak untuk bidang kesehatan.
Demikian hasil sajian kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.