Oleh:
Nama: Ni Kadek Urdiati
Kelas: B
Absen: 36
Prodi: D.IV Analis
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2021
EPIDEMIOLOGI KONSEP PENYAKIT DIARE
A. Definisi Diare
Diare berasal dari kata diarrola (bahasa yunani) yang berarti mengalir terus, merupakan suatu
keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. (Smeltzer& Barre,2002).
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( lebih dari 3 kali/hari
), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi atau feses cair
(Smeltezer&Bare, 2002).
Diare merupakan pengeluaran feses yang sering berupa cairan abnormal dan encer. Diare
dapat digolongkan menjadi ringan sedang atau berat, akut atau kronis, meradang atau tidak
meradang. Gangguan ini merupakan manifestasi dari transportasi cairan dan elektrolit yang
abnormal(Muscari, 2005)
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai :
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan
nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut,
serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit
kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah
atau demam tinggi.
C. Cara Penularan
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi
tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar
dipergunakan untuk menyuap makanan.
Diare dapat dikatakan sebagai maslah pedriatrik sosial karena diare merupakan salah satu
penyakit utama yang terdapat di negara berkembang dimana adanya faktor yang
mempengaruhi terjadinya diare pada balita itu sendiri yaitu diantaranya faktor penyebab
(agent), penjamu (host), dan faktor lingkungan (environment) (Suharyono, 2008).
E. Interaksi Host, Agent, dan Environment dalam Timbulnya Penyakit Diare
1. Host
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit pada penjamu adalah
a. Daya tahan tubuh terhadap penyakit
Apabila daya tubuh host baik maka virus tidak dapat masuk ke dalam tubuh,apabila daya
tahan tubuh jelek dan host tidak memelihara personal hygiene yang baik maka virus
dengan mudah masuk dalam tubuh host.
b. Umur
Kebanyakan host yang terkena diare lebih sering pada kelompok usia 21-40th (51,2%)
dan pada anak-anak (75%) jadi diare lebih sering menyerang pada anak-anak.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin laki-laki mendominasi angka kejadian diare sekitar 86,8% dan jumlamnya
lebih banyak dari pada perempuan sekitar 21% di karenakan laki-laki kurang bias
memelihara personal hygiene yang baik.
d. Adat kebiasaan
Bila host kurang bias memelihara personal hygiene maka sangat mudah virus masuk
dalam tubuh.
2. Agent
a. Golongan biologi
Virus: retovirus, E.coli, Shigella dan salmonella, virus colerae
b. Golongan fisik
Diare di sebabkan karena infeksi pada usus
3. Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Keadaan lingkungan yang stuktur cuaca kering lebih sering terkena diare .daerah dengan
stuktur keadaan geografis kurang baik lebih sering terkena diare di karenakan kurang
pengetahuan.
b. Lingkungan Non Fisik
Lingkungan dengan social ekonomi yang rendah serta adaptasi kebiasaan yang kurag
baik atau perilaku yang kurang baik dalam memelihara personal hygiene sangat
berpontensial terjadinya diare
c. Linkungan Biologis
Lingkungan yang dekat dengan hewan-hewan peliharaan yang kurang terjaga
kebersihannya seperti kotoran binatang maka dapat dengan mudah virus masuk dalam
tubuh apabila host tidak menjaga kebersihan. Virus dari diare dapat dibawa oleh human
reservoir.
Interaksi faktor host, agent, dan environment pada penyakit diare merupakan interaksi antara
ketiga variabel tersebut. Lingkungan yang tidak bersih dapat menyebabkan kuman penyebab
diare berkembang dengan pesat. Perilaku host juga dapat menjadi penyebab kuman penyebab
diare masuk ke dalam tubuh host sendiri melalui jalur fecal oral.
F. Faktor Resiko Diare
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk bayi 0-6 bulan pertama kehidupan bayi
b. Tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
c. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang
tidak baik.
1. Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit, maupun virus
diantaranya rotavirus, E.coli, dan shigella. Penyebaran mikroorganisme in dapat terjadi
melalui jalan fecal dan oral. Pada tahap ini belum di temukan tanda-tanda penyakit bila daya
tahan tubuh penjamu baik maka tubuh tidak terserang penyakit dan apabila daya tubuh
penjamu lemah maka sangat mudah bagi virus masuk dalam tubuh.
2. Tahap Patogenesis
a. Tahap Inkubasi
Virus (salmonella, shigella, E,coli , V.cholerae, ) masuk kedalam tubuh dengan
menginfeksi usus baik pada jeyenum,ileum dan colon. Setelah virus menginfeki usus
virus menembus sel dan mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan
memproduksi enterotoksin. Masa`inkubasi biasanya sekitar 2-4hari,pasien sudah buang
air bessar lebih dari 4x tetapi belum tanpa gejala-gejala lain.
3. Tahap Postpatogenesis
H. MODEL EPIDEMIOLOGI
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer penyakit diare dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan dan
faktor pejamu. Untuk faktor penyebab dilakukan berbagai upaya agar mikroorganisme
penyebab diare dihilangkan. Peningkatan air bersih dan sanitasi lingkungan, perbaikan
lingkungan biologis dilakukan untuk memodifikasi lingkungan. Untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dari pejamu maka dapat dilakukan peningkatan status gizi dan
pemberian imunisasi.
2. Pencegahan Skunder
a. Tahap inkubasi
Pada tahap ini pasien dapat di beri :
Diberi orallit
Makanan harus di teruskan bakan di tingkatkan selama diare untuk menhindari efek
buruk pada status gizi
Berikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi
3. Pencegahan Tertier
Pencegahan tingkat ketiga adalah penderita diare jangan sampai mengalami kecatatan
dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini penderita diare diusahakan
pengembalian fungsi fisik, psikologis semaksimal mungkin. Pada tingkat ini juga
dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyakit
diare. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan terus mengkonsumsi makanan bergizi
dan menjaga keseimbangan cairan.