Anda di halaman 1dari 6

EPIDEMIOLOGI KLASIK

Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi


terutama mempelajari tentang penyakit menular serta terjadinya penyakit menurut
konsep epidemiologi klasik. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya
mempelajari penyakit-penyakit menular saja (Harlan, 2008). Sejak zaman dahulu,
proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan
faktor lingkungan. Seorang ilmuan bernama Hippocrates (abad ke-5 S.M) pernah
mengemukakan di dalam tulisannya berjudul Epidemics dan catatannya mengenai
“Airs, Water, and Places” tentang adanya hubungan factor lingkungan dengan
terjadinya penyakit dalam masyarakat. Beliau telah mempelajari masalah penyakit
di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan
sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Meskipun pada akhirnya teori
tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi teori ini telah memberikan dasar
pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit
sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep Epidemiologi
yang pertama (Rau, 2018).
Pada era ini terjadi penelitian lebih menekankan pada penelusuran
penyakit yang sering timbul di tengah masyarakat luas dan penyebabnya yaitu
perilaku yang kurang baik dalam hal menjaga kesehatan (Rajab, 2009). Tokoh
yang terkenal di era ini adalah John Snow (1813-1858), yang dikenal sebagai
bapak epidemiologi lapangan, melalui hasil penelusurannya tentang wabah kolera
dapat ditularkan melalui air yang tercemar. P.L. Panum juga merupakan tokoh di
era epidemiologi klasik yang berhasil melakukan penelitian tentang campak
(Rajab, 2009).

EPIDEMIOLOGI MODERN

Perkemabangan era epidemiologi modern mengarah pada pemahaman


hubungan sebab-akibat terhadap peristiwa penyakit serta gangguan kesehatan
lainnya (Rajab, 2009). Seiring dengan perkembangan waktu, epidemiologi juga
mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi
dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit yang mencakup studi
tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit.
Epidemiologi modern merupakan epidemiologi terutama bersifat analitik, dimana
selain untuk wabah penyakit menular dapat diterapkan juga pada penyakit tidak
menular, penyakit yang terkait dengan gizi, kejiwaan, dan kelainan metebolisme
(Lapau, 2017). Dalam hal ini para ahli lebih sering menggunakan penelitian
dengan pendekatan system melalui analisis pada sekelompok faktor yang saling
berkaitan erat (Rajab, 2009). Menurut bidang penerapannya, epidemiologi modern
dibagi atas Epidemiologi lapangan, Epidemiologi komunitas, Epidemiologi
klinik (Harlan, 2008).
Epidemiologi modern dimulai pada Abad ke-19, ciri kajian ini ditandai
dengan adanya pengamatan klinik lebih yang cermat, perhitungan kasus-kasus
dengan tepat dan jelas, dan terdapat hubungan antara kasus dan sifat populasi
yang merupakan tempat terjadinya kasus tersebut. Era epidemiologi modern
ditandai terutama setelah penelitian John Snow, yang dianggap sebagai bapak
epidemiologi lapangan, melakukan studi terkait wabah kolera di Golden Square
London untuk menemukan penyebab penyakit dan upaya pencegahan terhadap
wabah. John Snow memulai penyelidikannya dengan menemukan tempat tinggal
penderita. Saat ini, model pemetaan tersebut dikenal sebagai distribusi geografis
kasus yang digunakan untuk menentukan pola penyebaran penyakit. Studi ini
mengungkap hubungan kejadian penyakit kolera dengan sumber air minum
penduduk suatu kota, Hasil temuan John Snow menggambarkan urutan klasik dari
epidemiologi deskriptif menuju ke kajian analitik (Pitriani, dkk, 2018)
Menurut Rajab (2009), menyatakan bahwa tokoh yang terkenal di era
epidemiologi modern adalah Doll Hill (1950), melalui studinya terkait dengan
adanya hubungan merokok dan kanker paru. Ilmuan lainnya bernama Salk juga
melakukan studi uji komunitas vasksin polio dan Framinghart heart study, atau
yang dikenal dengan studi Kohort penyakit kardiovaskuler.
Dalam epidemiologi modern, penyakit dihasilkan dari beberapa
penyebab (multicausal), walaupun penyakit infeksi, namun tetap tidak dapat
menjadi faktor yang berdiri sendiri. Kejadian timbulnya penyakit menurut
pandangan epidemiologi modern dianggap karena adanya pengaruh sejumlah
faktor risiko dan faktor preventif beserta interaksi antara kedua faktor tersebut.
(Harlan, 2008)

Contoh penyebab multikausal pada penyakit tuberkulosis paru. Faktor


penyebab dari penyakit ini dapat dibedakan menjadi faktor risiko distal (jauh dari
kejadian tuberkulosis paru) yaitu adanya crowding, malnutrisi, vaksinasi, dan
genetik, serta faktor risiko proksimal (dekat dengan kejadian tuberkulosis paru)
yaitu berasal dari bakteri Mikobakterium tuberkulosis sendiri. Dalam
Epidemiologi modern, faktor risiko distal penyebab penyakit inilah yang lebih
mendapat perhatian untuk dipelajari. (Horlan, 2008)
Berdasarkan scenario tersebut jenis penelitian epidemiologi yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah penelitian epidemiologi
analitik. Penelitian Epidemiologi analitik mempelajari determinan yaitu factor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian dan distribusi penyakit atau masalah
yang berkaitan dengan kesehatan (Lapau, 2017). Epidemiologi analitik lebih
menekankan pada dasar hubungan antara paparan yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang menyebabkan suatu masalah bisa terjadi dengan penyakit yang
ditimbulkan. Studi ini menjelaskan mengapa penyakit/masalah kesehatan timbul
(determinan), besarnya masalah atau kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta
munculnya masalah kesehatan (distribusi) dengan mencari sebab dan akibat dalam
suatu masalah (Rajab, 2009). Pencarian jawaban didapatkan melalui pertanyaan
why/how dengan menguji hipotesis dan menaksir (mengestimasi) besarnya
hubungan atau pengaruh paparan terhadap penyakit. Dalam scenario didapaatkan
bahwa :
o Sejak Bulan Mei 2020, pemerintah telah menggandeng pihak terkait dalam
merumuskan protokol/SOP kesehatan.
o Akan tetapi, meskipun sudah direalisasikan protokol tersebut, kasus covid 19
masih terus meningkat sampai saat ini.
o Peneliti sekaligus ahli kesehatan masyarakat harus segera bertindak untuk
meneliti dan mengakaji lebih jauh tentang determinan tingginya kasus covid 19
di Indonesia
Desain penelitian ini adalah studi case control yang merupakan penelitian
epidemiologis analitik observasional yang bersifat retrospektif. Studi ini menelaah
hubungan antara penyakit (efek) tertentu dan faktor risiko tertentu. Rancangan
studi ini mempelajari hubungan antara penyebab terjadinya suatu penyakit dan
penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok kasus dan kelompok
control berdasarkan status penyebab penyakit. Dengan menggunakan rancangan
studi case control peneliti dapat mengetahui variabel bebas (penyebab-penyebab)
yang mungkin dapat berpengaruh terhadap tingginya kasus Covid-19.
DAFPUS

Lapau, Bukhari. 2017. Prinsip & Metode Epidemiologi. Jakarta: Prenada Media.
Pitriani, 2019. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Makassar: Nas Media
Pustaka.
Rajab, Wahyudin. 2008. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Rau, Muh Jusman. 2018. Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi. Universitas
Tadulako Fakultas Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai