Anda di halaman 1dari 8

Menurut asal katanya epidemiologi terdiri dari kata Epi = pada; Demos = penduduk /

rakyat; logos = ilmu, jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal - hal yang terjadi
pada populasi / penduduk (rakyat). Definisi ini merupakan definisi yang sangat luas serta
dapat diterapkan pada keadaan apapun yang terjadi pada penduduk. Umumnya definisi ini
mencakup hal yang berkaitan erat dengan studi epidemi.

Definisi lainnya menyebutkan epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari


penyebaran, perkembangan atau perluasan suatu penularan penyakit di dalam suatu kelompok
penduduk atau masyarakat. Berkembangnya suatu keadaan masalah yang dialami oleh
penduduk tidak hanya penyakit menular, namun juga penyakit tidak menular, penyakit yang
terkait dengan gizi, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, bencana alam peledakan penduduk,
dan lain - lain.

Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam
perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit
pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola
penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-
determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.

Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman
dahulu kala dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua
disiplin ilmu ini berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia,
patologi, mikrobiologi dan genetika.

Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara
penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi
kasus sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain
membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain
seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan
statiska.

Dalam perkembangan ilmu epidemiologi dengan hambatan-hambatan karena belum


semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemiologi. Hal ini
disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli
pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa
penyakit disebabkan oleh roh jahat. Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat
perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu.

Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM
muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya
Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14
dan 15 terjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan
Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan
mencatata kematian PES & data metriologi.

Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam
epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan
penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak,
dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan
untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan
informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr
sebagai the founder of modern epidemiology.

Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam
menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis
wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker.
Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan
epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu
melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur
mengembangkan teori kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih
berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia
Hasil dari penemuan john snow ini mengingatkan bahwa penelitian-penelitian
Epidemiologi mampu menunjukan upaya-upaya penanggulangan penyakit yang tepat.
Sampai saat ini, Epidemiologi telah banyak mengalami perkembangan. Perkembangan itu
diantaranya yaitu dalam hal perkembangan pengertian. Berbagai batasan dan definisi tentang
epidemiologi telah dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:
1. Hirsh (1883)
Epidemilogi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis penyakit pada
manusi, pada saat tertentu dibumi dan kaitannya dengan kondisi eksternal.
2. Frost (1927)
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang fenomena masalah penyakit infeksi atau
sebagai riwayat alamiah penyakit menural.
3. Greenwood (1934)
Epodemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang
mengenai kelompok penduduk.
4. Moris dan Tailor (1967)
Epidemiologi adalah studi atau pengetahuan tentang sehat dan penyakit dari suatu populasi
penduduk.
5. MacMahon (1970)
Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada
manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.
6. Omran (1974)
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan,
penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat yang
terjadi pada kelompok penduduk.
7. Last (1988)
Epidemiologi adalah studi dari distibusi dan faktor determinan dari keadaan atau peristiwa
yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi penduduk yang spesifik, serta
aplikasinya untuk mengendalikan masalah kesehatan.
Dari beberapa batasan atau definisi yang telah disebutkan diatas, definisi yang paling
cocok dan masih digunakan hingga saat ini adalah definisi dari Last yang juga digunakan
oleh WHO.
Pada Zaman kerajaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses
penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor
lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 S.M) dalam
mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam
masyarakat. Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
telah memberikan dasar pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan
kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep
Epidemiologi yang pertama. Dengan runtuhnya Kebudayaan klasik Yunani dan Romawi
serta dengan kembalinya keyakinan masyarakat Eropa akan penyebab spirutual suatu
penyakit, hanya sedikit kemajuan yang berhasil diraih di bidang Epidemiologi. Akibatnya,
epidemi terus berlanjut. Bahkan terdapat tiga gelombang penyakit pes-pertama pada tahun
542-543, kemudian tahun 1348-1349, dan selanjutnya tahun 1664-1665. Selain itu, juga
terjadi epidemi penyakit lepra, cacar, malaria dan yang belakangan, sifilis serta demam
kuning.
Di inggris pada tahun 1842 telah di terbitkan laporan Edwin Chadwick yang disertai
dengan sejumlah gambaran dalam bentuk tabel mengenai peranan lingkungan terhadap
kejadian penyakit. Didalam laporan ini diuraikan bahwa faktor kemiskinin dan ketidak
tahuan memang peranan penting sebagai sebab terjadinya kematian yang tinggi. Dalam hal
ini, Chadwick dengan konsep kejadian penyakit yang didasarkan pada teori miasma, dan
dianggap sangat berhasil dalam menggunakan model pengumpulan, pengolahan, dan
interpretasi data itu, Chadwick juga telah melakukan suatu pengamatan logitudinal yang
khusus). Beliau mengamati serta membandingkan keadaan angka mortalitas dengan
berdasarkan pada penduduk yang terpapar terhahadap keadaan lingkungan pemukiman
sebelum dan sesudah dilakukan sistem pembangunan air limbah ( Before and After
Drained Area ).
Bentuk pengamatan tersebut merupakan penelitian terhadap pengaruh lingkungan
hidup yang selanjutnya mulai dikembangkan oleh beberapa ahli Epidemiologi pada abad
itu, dan termasuk diantaranya kelompok William Farr, John Snow dan John Simon sebagai
kelompok peneliti yang sukses. dengan demikian mulailah berkembang konsep
lingkungan dan sistem pendekatan Numerik dalam memahami masalah ksehatan
masyarakat dan hubungannya dengan lingkungan yang dikembangkan melalui dasar
pemikiran Epidemiologis.
Dengan perkembangan Mikrobiologi secara pesat serta didapatkannya
Mikroorganisme penyebab penyakit, disusul dengan pemunculan konsep pejamu dan
imunitas membawa perkembangan baru dalam dunia epidemiologi. Selama periode
tersebut, selain usaha menemukan jenis mikroorganisme tertentu sebagai penyebab
penyakit, juga mendorong dikembangkannya konsep hubungan kausal yang berperan
dalam proses kejadian penyakit. Namun demikian, sebagai mana halnya dengan konsep
niasma sebelumnya, konsep germ ini juga belum mampu menjawab berbagai kejadian
penyakit dan gangguan kesehatan masyarakat. Dari sudut pandang Epidemiologi, peranan
pejamu dalam proses kejadian penyakit mampu memberikan dorongan yang cukup berarti
dalam perkembangan konsep imunitas sehingga pusat perhatian para ilmuan lebih diarahkan
pada unsur pejamu dan agen termasuk interaksi unsur tersebut dalam proses
kejadian penyakit.
Perkembangan selanjutnya mengarah kepada pemahaman proses hubungan sebab
akibat terhadap berbagai peristiwa penyakit dan gangguan kesehatan ( The Evolution of
causal model ) dengan melalui pendekatan metode Epidemiologi.
Dari berbagai perkembangan, tersebut maka para ahli epidemiologi mulai
mengembangkan apa yang sekarang dikenal dengan epidemiologi, yakni suatu sistem
pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisi faktor penyebab serta hubungan sebab
akibat di samping dikemabangkannya epidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan
masyarakat.
Dalam hal ini, sifat dasar Epidemiologi lebih mengarahkan diri pada kelompok
penduduk atau masyarakat tertentu dan menilai peristiwa dalam masyarakat secara
kuantitatif. ( Menggunakan nilai rate, ratio, proporsi dan semacamnya).
Metode Epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mncari faktor
penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa pada suatu kelompok
penduduk tertentu. Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek
tertentu, baik bersifat organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan, maupun
yang bersifat benda/material seperti hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan
demikian, tidak mengherankan bila metode Epidemiologi tidak terbatas pada bidang
kesehatan saja, tetapi juga pada bidang lainnya termaksud bidang manajemen. Oleh sebab
itu, dalam penggunaannya Epidemiologi sangat erat hubungannya dengan berbagai
disiplin ilmu diluar kesehatan, baik disiplin ilmu eksakta maupun ilmu sosial.
Metode Epidemiologi yang telah berkembang dari masa lampau dengan pengamatan
dan analisis masalah kesehatan pada penduduk tertentu, telah mengembangkan suatu
konsep yang dikenal dengan “Epidemiologi Deskriptif”. Bentuk ini mencoba
mengembangkan berbagai nilai atau variabel yang dapat diukur berdasarkan berbagai
kejadian yang ada dalam masyarakat dengan berbagai ukuran standar yang telah
disepakati, seperti insiden, prevalensi serta nilai rate dan ratio.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3
elemen, yakni :
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju,
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.

Adapun bidang kajian epidemiologi antara lain:


1. Epidemiologi Penyakit Menural
Epidemiologi penyakit menural merupakan epidemiologi yang berusaha untuk
mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi penyakit menural
dimasyarakat.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menural
Epidemiologi penyakit tidak menural berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit tidak menural pada masyarakat.
3. Epidemiologi Klinis
Epidemiologi klinis berkembang oleh para klinis. Dalam penggunaan epidemiologi
klinis, para klinisi atau dokter menggunakan prinsip epidemiologi dalam menangani
kasus secara individual, lebih berorientasi pada penyebab penyakit serta cara
menangani kasus.
4. Epidemiologi Sosial
Epidemiologi sosial mempelajari pengaruh distribusi sosial dan determianan-
determinan sosial terhadapterjadinya penyakit pada populasi.
5. Epidemiologi Perilaku
Epidemiologi perilaku mempelajari perilaku-perilaku yang mempunyai hubungan
kausal dengan penyakit, seperti hubungan kebiasaan merokok dengan kanker paru,
perilaku seksual da infeksi harpes, diet rendah dan kanker kolorektal, dan sebagiannya.

Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini dilatar belakangi
oleh beberapa hal, diantaranya :
a. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit
Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular dan
epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal yang
berkaitan langsung atau pun tidak langsung dengan penyakit serta masalah kesehatan
secara umum. Hal ini berbeda pada zaman John Snow epidemiologi diarahkan untuk
masalah penyakit tidak infeksi dan wabah saja.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya
Perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain seperti biostatistik, administrasi dan
ilmu perilaku yang berkembang pesat meniupkan angin kesegaran untuk perkembangan
epidemiologi.
Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap,
yakni :
1. Tahap Pengamatan
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan
serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi ).
Hasil pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau
tidaknya penyakit dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan
pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan
oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang merupakan landasan perkembangan epidemiologi.
Tahap perkembangan epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan
lingkungan.
2. Tahap Perhitungan
Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap
perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu
masalah kesehatan dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan
bahwa frekuensi dan penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta
berbeda antara penduduk pria dan penduduk wanita.
3. Tahap Pengkajian
Teknik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839
yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil
dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan
kesehatan masyarakat, adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan
serta adanya hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian penduduk.
Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil membuktikan adanya
hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk.
Tekhnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan
pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari hasil
percobaan, sehingga dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.

4. Tahap Uji coba


Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun 1774 Lind
melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk. Jenner pada tahun
1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia.

Dalam sejarah manusia, telah terjadi banyak wabah besar atau pandemi yang cukup
signifikan. Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya merupakan penyakit yang
ditularkan hewan (zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewan-seperti
influensa dan tuberkulosa. Berikut ini adalah beberapa contoh wabah besar yang
pernah tercatat dalam sejarah:
bubonik yang pertama tercatat dalam sejarah. Wabah ini dimulai di Mesir dan
merebak sampai Konstantinopelpada musim semi tahun berikutnya, serta
(menurut catatan Procopius dari Bizantium) pada puncaknya menewaskan 10.000
orang setiap hari dan mungkin 40 persen dari penduduk kota tersebut. Wabah
tersebut terus berlanjut dan memakan korban sampai seperempat populasi
manusia di Mediterania timur.
pes bubonik merebak kembali di Eropa. Setelah mulai berjangkit di Asia, wabah
tersebut mencapai Mediterania dan Eropa barat pada tahun 1348 (mungkin oleh
para pedagang Italia yang mengungsi dari perang di Crimea), dan menewaskan
dua puluh juta orang Eropa dalam waktu enam tahun, yaitu seperempat dari
seluruh populasi atau bahkan sampai separuh populasi di daerah perkotaan yang
paling parah dijangkiti.
benua India, dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar India pada tahun 1820.
Penyebarannya sampai keRepublik Rakyat Cina dan Laut Kaspia sebelum
akhirnya berkurang.
Kanada dan New York pada tahun yang sama, dan pesisirAA Pasifik Amerika
Utara pada tahun 1834.
dari sejuta jiwa.
kesehatan masyarakat, namun Rusia kembali terserang secara parah.
(atau "Eltor") sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya, dan mencapai
Bangladesh pada tahun 1963, Indiapada tahun 1964, dan Uni Soviet pada tahun
1966.
1. model klasik, seperti yang terjadi di eropa barat.
2. model dipercepat, seperti yang terjadi dijepang.
3. model lambat, seperti yang terjadi di negara-negara berkambang.

B. Penggunaan dan Manfaat Epidemiologi


a. Penggunaan Epidemiologi
1. menemukan faktor- faktor yang mempengaruhi ksehatan (agent, host, dan lingkungan)
sebagai dasar (ilmiah) untuk tindakan penyakit, kecelakaan (injury) dan promosi
kesehatan.
2. menentukan penyebab utama kesakitan, kecacatan, dan kematian untuk menetapkan
prioritas tindakan dan riset.
3. mengidentifikasi kelompok penduduk risiko tinggi dari suatu penyakit, sehingga
tindakan dapat segera diprioritaskan.
4. mengevaluasi efektifitas program-program kesehatan dan upaya pelayanan dalam
rangka peningkatan kesehatan penduduk.
Penerapan epidemiologi, khususya dalam konteks program kesehatan dan
keluarga berencana adalah sebagai alat dan sebagai metode atau pedekatan.
Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah, dimana dan
bagaimana penyebaran masalah, serta kapan peyebaran masalah tersebut terjadi?
Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan
masalah, dimana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta
bilamana masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam
program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti, prevalensi, point of
prevalence, dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan:
prevalensi, kasus baru, case fatality rate, dan sebagainya.
b. Manfaat Epidemiologi
1. Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Sesuai
dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan
memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan,
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’. Suatu
yang bersangkutan.
3. Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit
atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi pemahaman kita
menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah penyakit tadi.
1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan
kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari
data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai
status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang
kelompok penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara
mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok )
maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.
Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah
kesehatan masyarakat yaitu memberikan gambaran (deskripsi) tentang
penyebaran (distribusi), besar dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya
,menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host and environment, menguraikan
kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi terhadap kelompok
Penduduk yang tidak mempunyai Risiko ,mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
serta keberhasilan kegiatan, membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu
planning (perencanaan), monitoring (pengamatan), dan evaluation (evaluasi),
menerangkan penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-
langkah penanggulangannya, Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu
penyakit, Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi,
Pandemi, Endemi, dan Sporadik.

DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bustan,MN. 2002 . Pengantar Epidemiologi. Jakarta, Rineka Cipta.
Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku
Kedokteran . Jakarta.
Fidaus, J. 2013. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. CV. Trans Info Media. Jakarta.
Hikmawati, Isna. 2010. Buku Ajar Epidemiologi. Muha Djaya: Jakarta.
Noor, Nasri. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta . Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. CV. Trans Info Media. Jakarta.
Slome, C. R.B Donna. J.E. Sandra & W. Leader. 1982. Basic Epidemiological Methods and
Biostatistics: A Workbook. Baston: Jones and Bartlett Publishers.
U.S. Department of health and human services. 2006. Principles Of Epidemiology In Public
Health Practive: An Introduction To Applied Epidemiology And Biostatistics. 3rd
Edition. Georgia: U.S Department of health and human services, centers of disease
control and prevention (CDC).

Anda mungkin juga menyukai