Anda di halaman 1dari 10

Rangkuman Dasar Epidemiologi

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar Epidemiologi

Dosen Pengampu : Lintang Dian Saraswati, SKM, M.Epid

Disusun oleh :

Alvira Choirinnisa 25010116130263

Adis Fajrina Razak T 25010116140287

Ridwan Agustian 25010116140276

Kamila Nandita Zuriyanda 25010116140325

Shafira Azura Restiana 25010116140313

Syafira Risdanti 25010116130299

Kelas D.2016

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
2016
Rangkuman Dasar Epidemiologi

1. Pengertian Epidemiologi

Kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, Epi (pada/tentang), Demos


(Penduduk), Logos (Ilmu).Dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang penduduk. Selain itu juga terdapat definisi Epidemiologi berdasarkan
urutan waktu yaitu

1. Definisi lama (Sebelum tahun 1960)


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan penularan
penyakit dalam suatu masyarakat.
Definisi ini tercipta dikarenakan sebelum tahun 1960 banyak sekali terjadi penyakit
menular.
2. Definisi baru (Setelah tahun 1960)
a. Mag Mahon dan Pugh (1970)
Epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor
faktor yang menentukan terjadinya penyakit terhadap manusia.
b. Omran (1974)
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai kejadiandandistribusikesehatan,
penyakit, dan perubahan pada penduduk.
c. Mausner dan Kramer (1985)
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan penyakit dan
kecelakaan pada manusia.
d. Last (1988)
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan keadaan atau
kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasinya
untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa epidemiologi mempelajari


tentang penyebaran penyakit yang dimana penyebaran tersebut terjadi tidak secara acak
oleh karena itu dapat diukur dalam ilmu epidemiologi, karena pada dasar epidemiologi
merupakan ilmu empiric kuantitatif.

2. Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Berbagai Aspek

1. Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosial-ekonomi,
dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi perubahan-
perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau
kelompok penduduk tertentu.
2. Aspek Klinik
Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk mendeteksi
secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan
klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya
epidemi.
3. Aspek Praktis
Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan
penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau
masyarakat umum.
4. Aspek Administrasi
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan
masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat

3. Ruang Lingkup Epidemiologi

1. Subjek dan Objek Epidemiologi adalah Masalah Kesehatan

Tahap awal perkembangan epidemiologi, masalah kesehatan yang dimaksud


adalah penyakit infeksi dan menular saja. Selanjutnya berdasarkan penelitian, akhirnya
diketahui bahwa penyakit yang tidak bersifat infeksi dan menular dapat pula berada
dalam frekuensi tinggi serta menyebar secara meluas di masyarakat.

Pada tahap perkembangan yang mutakhir, ruang lingkup epidemiologi makin


lebih dikembangkan yakni telah mencakup semua masalah kesehatan yang ditemukan
di masyarakat termasuk masalah kesehatan yang bukan penyakit, seperti program KB,
program perbaikan lingkungan pemukiman, program pengadaan tenaga dan sarana
pelayanan kesehatan. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan
dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

2.Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan memanfaatkan data dari


kajian terhadap sekelompok manusia, untuk kemudian sesuai dengan penyebab yang
ditemukan dan disusun upaya untuk menanggulanginya.

3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam


merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan

Dengan epidemiologi akan diketahui tentang suatu masalah kesehatan termasuk


penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut. Cara yang ditempuh adalah dengan
menganalisa data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang ada di
masyarakat dengan memanfaatkan keterangan tentang perbedaan frekuensi yang
ditemukan di masyarakat kemudian dibantu berbagai macam uji statistic dapat
dirumuskan penyebab masalah kesehatan yang dimaksud.

4. Sejarah Epidemiologi

Epidemiologi sudah cukup lama dikenal atau diperkenalkan dalam dunia


kesehatan dan kedokteran. Dikenal beberapa orang yang telah mematok sejarah
penting dalam perkembangan epidemiologi.

1. Hippocrates (377-260 SM)


Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani pasca- Socrates, yang
dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Hippocrates telah membebaskan
hambatan filosofis cara berpikir orang-orang pada zaman itu yang bersifat spekulatif
dan superstitif (tahayul) dalam memandang kejadian penyakit.
Hippocrates memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit
yang dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi
antara = host-agent-environment (penjamu - agen- lingkungan). Dalam bukunya yang
"On Airs, Waters and Places" (Tentang Udara, Air, dan Tempat.) yang
diterjemahkan Francis Adam, Hipoccrates mengatakan, penyakit terjadi karena kontak
dengan jazad hidup, dan berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun internal
seseorang.
2. John Graunt (1662)
Merupakan orang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian kesakitan dan
kematian dengan menganalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di kota
London.
3. William Farr (1839)
Orang pertama yang menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi
masalah kesehatan. Ia juga yang mengembangkan beberapa metode penting dalam
epidemiologi seperti definisi populasi berisiko, populasi pembanding,dll.
4. Antonio Van Leeuwenhoek (1632-1732).
Dia seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri dan parasit,
penemu spermatozoa. Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang
berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.
5. Robert Koch
Dia memperkenalkan Tubekulin yang dipakai untuk mendeteksi adanya
riwayat infeksi Tuberkulosis sebagai perangkap diagnosis TBC pada anak-anak. Dia
juga terkenal dengan Postulac Koch yang mengemukakan tentang konsep untuk
menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap penyebab suatu penyakit.
6. Max Van Patternkofer
Dia mengidentifikasikan penyebab sebuah penyakit, dia ingin membuktikan
bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera.
7. Jhon Snow (1854)
Orang pertama yang mengembangkan metode investigas wabah yang dapat
mengantarkan penyelidikan kea rah penyebab.
8. Percival Pott
Dia menganalisis tentang meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan
pekerja pembersih cerobong asap dan dia menemukan bahwa tar yang terdapat pada
cerobong asap itulah yang menjadi biang keladinya. Dia dianggap sebagai bapak
epidemiologi modern.
9. James Lind, 1747
Dia mengamati bahwa ada kelompok tertentu dalam suatu pelayaran panjang
yang mengalami Scurvy (kurang vitamin c) hal ini dikarenakan mereka semuanya
memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.
10. Dool dan Hill,1950
Mereka adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan
bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor
penelitian di bidang epidemiologi klinik.

5. Eksperimen Epidemiologi pada Manusia

1. The Black Death


Pada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di
seluruh dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague).
Penyakit sampar atau pes disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia
(terutama tikus), lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea). Penyakit
sampar menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak
merah di kulit, sehingga wabah sampar disebut Bubonic Plague ( bubo artinya
inflamasi dan pembengkaan kelenjar limfe). The Black Death membunuh hampir 100
juta penduduk di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun. Hampir sepertiga populasi
Eropa (sekitar 34 juta) meninggal karena penyakit tersebut. Kematian dalam jumlah
serupa terjadi pada penduduk China dan India. Timur Tengah dan benua Afrika juga
mengalami epidemic tersebut. Meskipun jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348
- 1349 diperkirakan telah membunuh 400,000 orang di Suriah.
Secara tradisi The Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga
bentuk Yersinia pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik). Tetapi beberapa
ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus yang menyerupai
Ebola atau antraks. Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas Liverpool,
Profesor Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah Bubonic Plague
dan menerapkan biologi molekuler dengan modeling menggunakan komputer.
Berdasarkan analisis, Duncan dan Scott mengemukakan teori bahwa agen penyebab
wabah sampar bukan suatu bakteri melainkan filovirus yang ditularkan langsung dari
manusia ke manusia.
Menurut Profesor Duncan, gejala The Black Death ditandai oleh demam
mendadak, nyeri, perdarahan organ dalam, dan efusi darah ke kulit yang
menimbulkan bercak-bercak di kulit, khususnya sekitar dada. Karena itu Duncan dan
Scott menamai epidemi penyakit sampar wabah hemoragis (haemmorhagic plague),
bukan Bubonic Plague yang lebih menonjolkan aspek pembesaran kelenjar limfe.
2. Cacar dan Vaksinasi Edward Jenner (17491823)
Edward Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman,
disebut vaksinasi. Cacar merupakan sebuah penyakit menular yang menyebabkan
manifestasi klinis berat dan sangat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus Variola
major atau Variola minor. Cacar disebut Variola atau Variola vera, berasal dari kata
Latin varius yang berarti bercak, atau varius yang berarti gelembung kulit. Terma
smallpox dalam bahasa Inggris digunakan pertama kali di Eropa pada abad ke 15
untuk membedakan cacar dengan great pox (sifilis). Masa inkubasi sekitar 12 hari.
Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh darah kecil di bawah kulit,
mulut dan tenggorokan. Pada kulit penyakit ini menyebabkan keropeng (ruam)
berbentuk makulopapular, kemudian membentuk gelembung kulit berisi cairan.
Penderita cacar mengalami keropeng kulit, sehingga disebut speckled monster
(monster bernoda). Selain itu cacar menyebabkan kebutaan karena ulserasi kornea dan
infertilitas pada penderita pria. Variola major lebih sering dijumpai, menyebabkan
bentuk klinis yang berat, dengan lebih banyak keropeng kulit, panas yang lebih tinggi,
dengan case fatality rate 30-35%. Angka kematian karena Variola major pada anak
bisa mencapai 80%. Variola minor memberikan manifestasi klinis yang lebih ringan
disebut alastrim, lebih jarang terjadi, dengan angka kematian sekitar 1% dari korban.
3. Wabah Kolera
Pada 1816-1826 terjadi pandemi pertama kolera di berbagai bagian dunia.
Penyakit itu menyerang korban dengan diare berat, muntah, sering kali berakibat fatal.
Pandemi dimulai di Bengal (India), lalu menyebar melintasi India tahun 1820.
Sebanyak 10,000 tentara Inggris dan tak terhitung pada penduduk India meninggal
selama pandemi tersebut. Pandemi kolera meluas ke China, Indonesia (lebih dari
100,000 orang meninggal di pulau Jawa saja), dan Laut Kaspia, sebelum akhirnya
mereda. Kematian di India antara 1817-1860 diperkirakan mencapai lebih dari 15 juta
jiwa. Sebanyak 23 juta jiwa lainnya meninggal antara 1865-1917. Kematian penduduk
di Rusia pada periode yang sama mencapai lebih dari 2 juta jiwa. Pandemi kolera
kedua terjadi 1829-1851, mencapai Rusia, Hungaria (sekitar 100,000 orang
meninggal) dan Jerman pada 1831, London pada 1832 (lebih dari 55,000 orang
meninggal di Inggris), Perancis, Kanada (Ontario), dan Amerika Serikat (New York)
pada tahun yang sama, pantai Pasifik Amerika Utara pada 1834. Outbreak selama dua
tahun terjadi di Inggris dan Wales pada 1848 dan merenggut nyawa 52,000 jiwa.
4. Influenza Besar (1918 - 1919 )
Pada Maret 1918 hingga Juni 1920 terjadi pandemi luar biasa yang disebut
Influenza Besar (Flu Spanyol, The Great Influenza). Peristiwa itu dianggap pandemi
yang paling mematikan dalam sejarah kemanusiaan. Penderita flu meninggal dalam
tempo beberapa hari atau beberapa jam sejak gejala klinis. Virus influenza strain
subtipe H1N1 yang sangat virulen diperkirakan menyerang 500 juta orang di seluruh
dunia dan membunuh 50 hingga 100 juta orang hanya dalam waktu 6 bulan. Tidak
seperti outbreak influenza lainnya, wabah Flu Spanyol tidak hanya menyerang orang
dewasa tetapi juga anak-anak. Sebuah studi mengatakan, wabah itu menyerang 8-10
persen dari semua dewasa muda

6. Manfaat Epidemiologi

a. Pendekatan epidemiologi cara yang paling efektif untuk mengungkapkan penyebab


penyakit
b. Keberhasilan percobaan pengobatan atau pencegahan butuh pengujian
c. Frekuensi distribusi harus disesuaikan kondisi masyarakat
d. Sebagai informasi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
e. Penyaringan risiko terkena penyakit tertentu
f. Perencanaan dan pelayanan kesehatan
g. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.

7. Peran Epidemiologi dalam bidang Kesehatan Masyarakat :

a. Analisa perjalanan penyakit


b. Mendeskripsikan pola penyakit
c. Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit.
d. Menyediakan data yg diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan
keputusan.

8. Konsep Dasar Epidemiologi

A. Penyelidikan yang dilakukan Hippocrates pada 400 SM tentang penyakit


dihubungkan dengan Perubahan musim, angin, air, jenis tanah, panas dan dingin.
B. John Graunt melakukan penerapan prinsip-prinsip perbitimgan kuantitatif terhadap
terjadinya fenomena masa/penyakit dipertengahan Abad 17.
C. Dilakukannya pengkajian terhadap data oleh William Farr pada tahun 1839,
menerangkan adanya hubungan antara peristiwa kehidupan detigan keadaan
kesehatan masyarakat.
D. Penemuan John Snow pada tahun1850 mengatakan bahwa wabah penyakit kolera di
Inggris pada masyarakat yang menggunakan fasilitas air minum dan 2 perusahan air
(Southwark dan Lambeth). Penelitian ini mempengaruhi kebijakan pemerintah pada
saat itu tentang sanitasi.
E. James Lind menemukan scurvy pada pelaut dapat disembuhkan dengan memberi
mereka buah-buahan.
F. William Fletcher pada tahun 1905 di Kuala lumpur menemukan bahwa besar yang
tidak dikupas kulit arinya dapat mencegah penyakit beri-beri
Referensi

Budiarto, Eko.2002. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Bustan MN. 2002. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Murti, Bhisma.1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Jakarta:Rineka Cipta.
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soal

1. Cara atau tahap yang ditempuh dalam ilmu epidemiologi diantaranya ...
a. Analisa data frekuensi, uji statistik, deteksi resiko dan riwayat
b. Analisa data frekuensi, advokasi, uji statistik
c. Uji statistika, promotif, safety first
d. Uji statistik, analisa data, lobying
e. Analisa data, penelitian, pemberdayaan masyarakat,
2. Epidemiologi sangat mempengaruhi bidang kesehatan, kecuali ...
a. Analisa perjalanan penyakit
b. Deskripsi pola penyakit
c. Analisa pengobatan penyakit
d. Deskripsi dinamika penduduk dan penyebaran penyakit
e. Penyediaan data pengembangan rencana kesehatan
3. Yang dikenal sebagai Bapak Epidemiologi modern dan menganalisis tentang kejadian
kanker scrotum adalah ...
a. Edward Jenner
b. Percival Pott
c. John Snow
d. William Farr
e. Antonio Van Leeuwenhoek
4. Epidemiologi mempelajari tentang penyebaran penyakit yang dimana penyebaran
tersebut terjadi tidak secara acak. Oleh karena itu Ilmu Epidemiologi disebut juga
sebagai...
a. Ilmu empirik kualitatif
b. Ilmu empirik kuantitatif
c. Ilmu empirik Alam
d. Ilmu empirik kependudukan
e. Ilmu empirik distribusi penyakit
5. Dalam ilmu epidemiologi, identifikasi penyakit yang tidak tampak dengan
menggunakan pengujian (test) pemeriksaan, atau prosedur lain yang dapat dilakukan
secara cepat untuk memisahkan individu yang tampaknya sehat tetapi mungkin
menderita penyakit disebut.
a. Primary prevention
b. Interobserver variation
c. Intraobserver variation
d. Preventive trial
e. Screening

Anda mungkin juga menyukai