Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, khususnya untuk jurusan Sanitasi Lingkungan. Mata kuliah
Epidemiologi sangat diperlukan, karena untuk mengajarkan kepada para mahasiswa
sanitasi lingkungan bagaimana mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan
peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang
diakibatkannya.

B. Identifikasi Masalah
1. Apakah definisi dari Epidemiologi?
2. Apakah fungsi dari Epidemiologi?
3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Epidemiologi deskriptif?
4. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Epidemiologi analitik?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Epidemiologi
2. Mengetahui fungsi dari Epidemiologi
3. Mengetahui penjelasan tentang Epidemiologi deskriptif
4. Mengetahui penjelasan tentang Epidemiologi analitik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Epidemiologi
Secara etimologis epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang
berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan
kematian yang diakibatkannya yang disebut epidemi. Epidemilogi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.

Pengertian epidemiologi menurut pendapat para ahli


Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami
perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam
batasan/definisinya.
Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi,beberapa diantaranya
adalah :

1. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah
kepada Distribusi suatu penyakit.
2. Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in
man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit
pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai
menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu
penyakit.
3. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal
( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History )
penyakit menular.
4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi
manusia.

5. Abdel R. Omran ( 1974 )


2
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan,
penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat –
akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

B. Sejarah Epidemiologi
Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad kesembilanbelas (1802)
oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam tulisannya bertajuk Epidemiología
Española (Buck et al., 1998). Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi untuk mencegah
epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak Kedokteran” Hippocrates sekitar
2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates mengemukakan bahwa faktor
lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit. Dengan menggunakan Teori Miasma
Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang
berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit
dilakukan dengan cara mengosongkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan
melakukan upaya sanitasi (kebersihan). Teori Miasma terus digunakan sampai
dimulainya era epidemiologi modern pada paroh pertama abad kesembilanbelas (Susser
dan Susser, 1996a).

Sesuai dengan sejarah kelahirannya, epidemiologi memberikan perhatian terhadap


penyakit yang menimpa penduduk. Penyakit yang banyak menimpa penduduk pada saat
itu hingga akhir abad 19 adalah penyakit wabah atau epidemi (penyakit yang mengenai
penduduk secara luas). Epidemiologi memberikan perhatian tentang epidemi yang
banyak menelan korban kematian.

Pada awal perkembangannya, epidemiologi mempunyai pengertian sempit.


Epidemiologi dianggap sebagai ilmu tentang epidemi. Pada perkembangan selanjutnya
hingga dewasa ini Epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang distribusi
(penyebaran) dan determinan (faktor-faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat
yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian, epidemiolgi tidak hanya
mempelajari penyakit epidemi saja, tetapi menyangkut masalah kesehatan secara
keseluruhan.

Tujuan Epidemiologi
Terdapat 4 tujuan pokok epidemiologi (Risser, 2002)
a. Mendeskripsikan distribusi, kecenderungan, dan riwayat alamiah penyakit atau
keadaan kesehatan populasi.
b. Menjelaskan etiologi penyakit
c. Meramalkan kejadian penyakit
d. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan polulasi.

C. Fungsi Epidemiologi

3
Fungsi Utama Epidemiologi:
1. Menerangkan besarnya masalah serta penyebarannya.
2. Menyiapkan data dan informasi untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi
program kesehatan.
3. Mengidentifikasi faktor yang menjadi penyebab masalah dan faktor yang
berhubungan
terjadinya masalah tersebut.

D. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau
frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan
waktu.Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi
yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan
dengan penyakit.
Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan :
Siapa yang terkena?
Bilamana hal tersebut terjadi?
Bagaimana terjadinya?
Dimana kejadian tersebut?
Berapa jumlah orang yang terkena?
Bagaimana penyebarannya?
Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?

Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :


i. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat
diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
ii. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
iii. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan
terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

Berdasarkan unit pengamatan/analisis epidemiologi deskriptif dibagi 2 kategori :

1. Populasi : Studi Korelasi Populasi, Rangkaian Berkala (time series).


 Studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis yang bertujuan
mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor penelitian.
Faktor-faktor yang digunakan : umur, bulan, penggunaan pelayanan kesehatan,
konsumsi jenis makanan, obat-obatan, sigaret dll.
Unit observasi/unit analisis adalah kelompok individu, komunitas, atau populasi
yang lebih besar.
 Prinsip-prinsip studi Korelasi populasi :
2 VARIABEL (x : Paparan, Y : penyakit) diukur pada tiap-tiap unit observasi

4
Kemudian sejumlah n pasangan (X,Y) dipertemukan untuk dicari hubungannya.
Kekuatan hubungan linear antara X dan Y dihitung dalam koefisien korelatif r,
mengukur berapa besar perubahan tiap unit frekuensi penyakit diikuti perubahan
setiap unit paparan
Contoh : Studi korelasi populasi untuk mempelajari hubungan korelatif antara
kematian karena kanker paru pada pria tahun 1950 dan konsumsi sigaret pada tahun
1930 di berbagai negara.
 Manfaat studi rangkaian berkala adalah:
1) Meramalkan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman lampau
2) Mengevaluasi efektifitas intervensi kesehatan masyarakat

Rangkaian berkala merupakan salah satu rancangan eksperimen semu untuk


mengevaluasi efektivitas intervensi. Evaluasi dilakukan dengan cara : mempelajari
perubahan gerakan kurva frekuensi penyakit pada populasi selama beberapa
interval waktu, baik sebelum maupun sesudah implementasi intervensi pada
populasi.

Contoh : rangkaian berkala untuk mengevaluasi efektifitas peraturan senjata api di


Detroit.

2. Individu : Laporan Kasus (case report), Rangkaian Kasus (case series), Studi Potong
Lintang (Cross-sectional).

Manfaat Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat

1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.


2. Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan
kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu upaya
kesehatan.
3. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk
melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak
(Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak
(Penilaian).
4. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
5. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun
langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan
ataupun yang bersifat pengobatan.
6. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
7. Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.
Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat
Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ).
Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam
menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat
dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian
rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan

5
Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah
melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit
terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu
muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan
perkembangan penyakit tersebut.
8. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.
9. Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah
kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan
tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan
menurut cirri – cirri Manusia, tempat dan Waktu.
10. Perpaduan cirri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah
Kesehatan yaitu :
a. Epidemi: Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit )
yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada
dalam frekuensi yang meningkat.
b. Pandemi: Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya
penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang
singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya
telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c. Endemi: Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya
penyakit ) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama.
d. Sporadik: Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya
penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah
menurut perubahan waktu.

E. Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban
terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah
kesehatan.Studi analitik digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan
berpegangan pada pengembangan data baru. Kunci dari studi analitik ini adalah untuk
menjamin bahwa studi di desain tepat sehingga temuannya dapat dipercaya (reliabel) dan
valid (Thomas C. Timmreck, 2004:217).Epidemiologi analitik menguji hipotesis dan
menaksir (mengestimasi) besarnya hubungan / pengaruh paparan terhadap penyakit.
Studi analitik merupakan studi epidemiologi yang menitikberatkan pada pencarian
hubungan sebab (faktor-faktor resiko) – akibat (kejadian penyakit). Studi epidemiologi
analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban tentang
penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinal), besarnya masalah/ kejadian
(frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah kesehatan (distribusi) dengan
tujuan menentukan hubungan sebab akibat anatara faktor resiko dan penyakit.

Tujuan Epidemiologi Analitik


1) Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit
2) Memprediksikan kejadian penyakit

6
3) Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian penyakit.

Berdasarkan peran epidemiologi analitik dibagi 2 :

1) Studi Observasional : Studi Kasus Control (case control), studi potong lintang
(cross sectional) dan studi Kohort.
I. Rancangan cross sectional adalah suatu rancanganepidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan faktor penyebab yang mempengaruhi
penyakit tersebut dengan mengamati status faktor yang mempengaruhi penyakit
tersebut secara serentak pada individu atau kelompok pada satu waktu.Penelitian
cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk
faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada
waktu yang sama.

Langkah – langkah penelitian cross sectional :

a. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor


resiko dan faktor efek
b. Menetapkan subjek penelitian
c. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan
faktor resiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada
saat itu (pengumpulan data)
d. Melakukan analisi korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar
kelompok-kelompok hasil observasi (pengukuran)
Contoh : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil
dengan Berat Badab Bayi Lahir (BBL) denagn menggunakan rancanagn
atau pendekatan cross sectional.

Ciri khas rancangan cross sectional :

a. Peneliti melakukan observasi / pengukuran variabel pada suatu saat


tertentu
b. Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua faktor baik
pemajanan (exposure) maupun penyakit yang dinilai pada waktu yang
sama
c. Hanya menggambarkan hubungan aosiasi bukan sebab akibat
d. Apabila penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak melakukan
tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.
e. Rancangan Kasus Kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang
diteliti dengan membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status penyebab penyakitnya.
II. Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik yang
menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospektif.

7
Tahap-tahap penelitian case control :

a. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek)


b. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
c. Identifikasi kasus
d. Pemilihan subjek sebagai control
e. Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat
faktor resiko
f. Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi antara variabel-
variabel objek penelitian dengan variabel-variabel control
Contoh : Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi
(kekurangan gizi) pada balita dengan prilaku pemberian makanan oleh
ibu.

Ciri rancangan kasus kontrol :

a. Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak
(kontrol) suatu kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan
dari kedua kelompok tersebut dibandingkan
b. Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui variabel
bebas (penyebab)
c. Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama
d. Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek
(kasus) yang terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya dicari
secara retrospektif
e. Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik
yang sama dengan kasus
f. Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti

III. Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari


hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti
dengan membandingkan kelompok terpajan dan kelompok yang tidak
terpajan berdasar status penyakitnya. Penelitian kohort adalah suatu
penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor resiko dengan faktor efek melalui pendekatan longitudinal kedepan
atau prospektif.

Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :

a. Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek


b. Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
c. Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek
negative
d. Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok control

8
e. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang
ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada
kedua kelompok
f. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat
efek positif dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada
kelompok risiko positif maupun kelompok control
Contoh : Penelitian ingin membuktikan adanya hubungan antara cancer
(Ca) paru (efek) dengan merokok (risiko) dengan menggunakan
pendekatan atau rancangan prospektif.

Ciri khas dari rancangan kohort :

a. Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang
berbaris maju ke depan
b. Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentu dan
kemudian diikuti dalam periode waktu tertentu untuk menentukan
munculnya penyakit pada tiap kelompok
c. Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan
efek
d. Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efek diikuti
secara prospektif
e. Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui variabel
terikat (akibat)
f. Dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif

2) Studi Eksperimental : Eksperimen dengan kontrol random (Randomized Controlled


Trial /RCT) dan Eksperimen Semu (kuasi).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
masyarakat. Yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi
pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang disebut epidemi.

B. Daftar Pustaka
https://search.yahoo.com/search?fr=mcafee&type=E211US885G0&p=pengertian+epidemiologi
http://www.kumpulanpengertian.com/2015/04/pengertian-epidemiologi-menurut-para.html
http://menurutparaahli.com/tag/definisi-studi-epidemiologi-analitik/

10

Anda mungkin juga menyukai