MASYARAKAT
1. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Jika ditinjau dari asal kata ( Bahasa Yunani ) Epidemiologi berarti Ilmu yang
mempelajari tentang penduduk { EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk ;
LOGOS = ilmu }. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini
EPIDEMIOLOGI adalah :
Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi
terdapat 3 hal Pokok yaitu :
c. Menarik kesimpulan.
Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000
menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari
Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta
penerapannya untuk pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari
pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah
Riset. Kemudian apakah Riset itu…..?? Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a
systematic quest for undiscovered truth”. ( Artinya : Pencarian sistematis
terhadap kebenaran yang belum terungkap ).
4 ( Empat ) Tujuan Epidemiologi ( Risser dan Risser 2002, Gordis 2000, Gerstman
1998, Kleinbaum et.al. 1982 adalah :
2. Greenwood ( 1934 )
2. SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi sudah berkembang pesat sejak zaman Yunani kuno. Ilmu ini sangat
berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat guna mencapai tujuan sosial-
humanisme. Etape-etape epidemiologi adalah sebagai berikut:
Dari keseluruhan para ahli epidemiologi, John Snow lah yang dianggap sebagai
Bapak Epidemiologi Modern.
4. PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut :
1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong
lintang/studi prevalensi atau survei.
2. Epidemiologi analitik : terdiri dari :
a. Non eksperimental :
3) Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk
penyelidikan secara empiris faktor resiko atau karakteristik yang berada dalam
keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran
BBM yang terjadi di kota-kota besar.
b. Eksperimental.
a) Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk
mencegah terjadinya stroke.
b) Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus
Neonatorum.
2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum
5. PERANAN EPIDEMIOLOGI
Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk
melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak
(Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak
(Penilaian).
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.
Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat
Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ).
Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam
menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat
dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian
rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan
Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah
melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit
terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu
muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan
perkembangan penyakit tersebut.
a. EPIDEMI
adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang
ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam
frekwensi yang meningkat.
b. PANDEMI
c. ENDEMI
d. SPORADIK
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti PADA atau TENTANG, DEMOS yang
berati PENDUDUK dan kata terakhir adalalah LOGOS yang berarti ILMU
PENGETAHUAN. Jadi EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI
TENTANG PENDUDUK.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
“Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta
Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta
Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya). Suatu ilmu yang
awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi
menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi
penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak
menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan
sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi
dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-
penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai
studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-
determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu
yang mmepelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang
mempengaruhi penyakit tersebut.
1. Penyebaran Penyakit
Di dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu direnungkan yakni :
1. Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang
yang terkena penyakit.
2. Di mana (where), di mana penyebaran atau terjadinya penyakit.
3. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.
Jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan ini adalah merupakan faktor-faktor
yang menentukan terjadinya suatu penyakit. Dengan perkataan lain terjadinya atau
penyebaran suatu penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama yakni orang, tempat dan
waktu.
2. Kegunaan
Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga
Berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan.
Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes
selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana
penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.
Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan
masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta
bilaman masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya
dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi,
point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-
perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat
bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
1. Frekwensi masalah kesehatan
Frekeunsi yang dimaksudkan di sini menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan
yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu
masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni
menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan
dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini adalah menunjuk
pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Yakni
menurut ciri-ciri manusia ( man ), tempat ( place ), dan waktu ( time ).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang
menerangkan frekwensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab
munculnya masalah kesehatan itu sendiri.
C. KESIMPULAN
• Terjadinya atau penyebaran suatu penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama yakni
orang, tempat dan waktu.
• Dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
1. Frekwensi masalah kesehatan
Menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok
manusia.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Yakni menurut
ciri-ciri manusia ( man ), tempat ( place ), dan waktu( time ).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekwensi,
penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah
kesehatan itu sendiri.
1. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
1. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis sendiri, dapat mengetahui, menerapkan, dan
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
2. Bagi pembaca, dapat memperoleh pengetahuan tentang epidemiologi
dan keterampilan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada
di masyarakat, dan dapat bekerjasama dalam berbagai bidang profesi,
baik sesama masyarakat umum maupun instansi terkait baik lintas
program, maupun lintas sektoral dalam rangka menanggulangi
masalah kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Epidemiologi
Dari berbagai defenisi epidemiologi yang telah dibuat oleh para ahli, dapat
diketahui bahwa asal kata epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti
ilmu yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada masyarakat. (Epi = pada atau
tentang, Demos = penduduk, Logos = ilmu). Dan saat ini epidemiologi yaitu ilmu
yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada
kelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kita juga dapat
mengetahui defenisi lama tentang epidemiologi yang mengatakan bahwa
epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran atau perluasan suatu
penularan penyakit di dalam suatu kelompok penduduk masyarakat.
Dengan adanya masalah pada penduduk seperti adanya penyakit menular, penyakit
tidak menular, penyakit deganerasi, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas,
bencana alam, peledakan penduduk dan sebagainya. Maka Omran (ahli
epidemiologi : 1974) membuat defenisi tentang epidemiologi sebagai suatu studi
mengenai terjadinya dan distribusi keadaan, kesehatan, penyakit, dan perubahan
pada penduduk, begitu juga “determinan”nya akibat-akibat yang terjadi pada
kelompok penduduk.
Menurut Mac Mahon dan Pugh, epidemiologi dapat didefenisiskan sebagai cabang
ilumu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan
terjadinya penyakit pada manusia.
Untuk mempelajari dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penyebaran penyakit
dapat digunakan dengan kegiatan epidemiologi deskriptif dan epidemiologi
analitik. Untuk melakukan kegiatan epidemiologi sesuai dengan pendapat para ahli
diatas, maka dapat dilihat alur jangkauan dan kegiatan epidemiologi dibawah ini :
Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan kegunaan-kegunaan kita mempelajari
epidemiologi tersebut adalah :
1. Memperoleh pengertian mengenai cara timbulnya penyakit trauma.
2. Memperoleh pengertian mengenai riwayat alamiah penyakit.
3. Memperoleh pengertian mengenai penyebaran penyakit pada berbagai
kelompok masyarakat.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat
bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni :
1. Frekuensi masalah kesehatan
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan
serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan
(observasi). Dari hasil pengamatan tersebut, Hippocrates (ahli epidemiologi
pertama/460-377SM) lebih kurang 2400 tahun yang lalu berhasil menyimpulkan
adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan.
Pendapat ini dituliskannya dalam bukunya yang terkenal yakni : Udara, Air, dan
Tempat.
Sekalipun Hippocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya tersebut, karena
memang pengetahuan untuk itu belum berkembang, tetapi dari apa yang
dikemukakan oleh Bapak Ilmu Kedokteran ini dipandang telah merupakan
landasan perkembangan selanjutnya dari epidemiologi. Tahap perkembangan awal
epidemiologi yang seperti ini dikenal dengan nama “Tahap Penyakit dan
Lingkungan”.
1. Tahap perhitungan
Cara kerja uji coba tidak sekedar mengkaji data alamiah saja, tetapi mengkaji data
yang diperoleh dari suatu uji coba yang dengan sengaja dilakukan. Uji coba ini
telah lama dikenal di kalangan kedokteran, misalnya yang dilakukan oleh Lind
(1774) yang melakukan pengobatan kekurangan Vitamin C dengan pemberian
jeruk. Atau yang dilakukan oleh Jenner (1796) yang melakukan uji coba vaksin
cacar pada manusia.
Penggunaannya dalam epidemiologi memang baru menyusul, kemudian, yakni
setelah dilakukan penyempurnaan terhadap metoda yang digunakan berupa
menerapkan prinsip Double Blinf Controlled Trial serta pengembangan aspek etis
dari penelitian dengan objek manusia seperti misalnya yang tercantum dalam Kode
Etik Kedokteran, Deklarasi Helzinki, dan Deklarasi Hak Asasi Manusia.
Saat ini uji coba banyak dilakukan di klinik (clinical trial) dan di lapangan
(intervention study). Tahap ini dikenal dengan “Tahap Studi Intervensi”.
1. Macam-Macam Epidemiologi
Dengan epidemiologi akan diketahui banyak hal tentang suatu masalah kesehatan,
termasuk penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut. Dalam merumuskan
penyebab masalah kesehatan ini, cara yang ditempuh bukan dengan menganalisa
hasil pemeriksaan medis orang perorang, melainkan menganalisa data tentang
frekuensi dan peneybaran masalah kesehatan tersebut yang ada di masyarakat.
Para epidemiolog mencari jawaban atas penyebab penyakit dengan memanfaatkan
keterangan tentang adanya perbedaan frekuensi dan ataupun penyebaran suatu
masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat. Dengan memanfaatkan
perbedaan yang ditemukan tersebut dan kemudian dibantu oleh berbagai macam
uji statistik, dapat dirumuskan penyebab masalah kesehatan yang dimaksud.
1. Manfaat epidemiologi
Apabila epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, maka akan
diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan dapat dibedakan atas empat
macam, yaitu:
1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Uraian yang disampaikan dalam tiga butir ruang lingkup epidemiologi adalah
contoh dari manfaat epidemiologi dalam menerangkan penyebab suatu masalah
kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya, baik
yang bersifat pencegahan dan ataupun yang bersifat pengobatan.
1. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Salah satu dari masalah kesehatan yang amat penting ialah tentang penyakit.
Dengan menggunakan metode epidemiologi dapatlah diterangkan riwayat alamiah
perkembangan suatu penyakit (natural history of disease). Pengetahuan tentang
perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu
penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk
menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak
sampai berkelanjutan.
Bantuan epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
ialah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran penyakit,
terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul
dan berakhirnya suatu penyakit, dalaptlah diperkirakan perkembangan penyakit
tersebut.
1. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah (penyakit) yang ada disuatu
wilayah tetentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Saran
Lingkungan yang kita tempati saat ini telah mengalami kemunduran kualitas. Hal
ini disebabkan oleh berbagai kerusakan oleh keegoisan manusia dalam
memanfaatkan alam dan fasilitasnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Alam
yang telah diamanahkan oleh Allah SWT kepada manusia telah rusak oleh tangan-
tangan jahil manusia itu sendiri.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
Manusia harus menyadari bahwa lingkungan hidup terdiri dari unsur yang saling
terkait dan berinteraksi. Unsur – unsur lingkungan hidup tersebut dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1. Unsur hayati (biotik)
Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup seperti manusia, hewan,
tumbuhan dan jasad renik.
1. Unsur sosial budaya
Sistem nilai, gagasan dan keyakinan dalam perilaku manusia sebagai makhluk
sosial. Kehidupan sosial budaya ini berfungsi untuk menteraturkan kehidupan
manusia berdasarkan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
1. Unsur fisik (abiotik)
Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup seprti tanah,
air, udara, iklim dan lain-lain. Unsur ini juga sangat diperlukan peranannya bagi
kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Penyebab kerusakan lingkungan hidup, dibagi menjadi 2 faktor, yaitu :
1) Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam.
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia
telah banyak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Hal tersebut dapat dilihat
dari efek yang ditimbulkan oleh gempa yang baru-baru ini terjadi di berbagai
wilayah Indonesia sebagai contohnya di Sumatera Barat.
Akibat dari getaran gempa yang dahsyat telah mengakibatkan bukit-bukit
mengalami longsor sehingga satu desa ikut tertimbun termasuk manusia, hewan
dan pepohonan.
Peristiwa alam lainnya adalah letusan gunung berapi, peristiwa ini adalah
fenomena alam yang dapat merusak lingkungan hidup bagi daerah yang terjangkau
efek dari ledakannya. Letusan gunung berapi terjadi karena aktifitas magma perut
bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Adapun bahaya yang ditimbulkan letusan gunung berapi berupa :
1. Hujan abu vulkanik
Hal ini akan mengakibatkan gangguan pernapasan.
1. Lava panas
Hal ini akan mengakibatkan kerusakan apa pun yang di lalui.
1. Awan panas
Hal ini akan mengakibatkan kematian bagi makhuk hidup yang dilalui.
1. Gas beracun
Hal ini akan mengakibatkan kematian bagi makhuk hidup yang menghirupnya.
1. Gempa bumi
Hal ini akan mengakibatkan kerusakan berupa longsoran dan retakan tanah.
2) Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat faktor manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Segala aktifitas yang dilakukan oleh
manusia harus bisa membawa dampak yang baik bagi lingkungan. Apabila
diabaikan maka akan terjadi kerusakan lingkungan, seperti :
1. Pencemaran air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal salah satunya oleh kandungan
meningkatnya jumlah kandungan nutrient.yang dapat mengarah
pada eutrofikasi,yaitu peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang akan
mengganggu ekosistem.
Selain itu pula pencemaran dapat disebabkan oleh limbah industri yang
mengandung zat polutan seperti logam berat, toksin organik dan minyak.
Pencemaran air ini akan mengakibatkan matinya biota laut di air sebagai contoh
ikan, rumput laut dan terumbu karang,
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air
tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti
gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan
gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena
tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini
dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga,
industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri
antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat),
sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama
pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk
pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya
mengakibatkan pencemaran air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah
organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan
kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di
permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia,
pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur
kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan
pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang.
Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik,
suhu dan pertilisasi permukaan air.
Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan
dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.
Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam
tanah)
2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
1. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk ke
dalam tanah dan merusak tanah. Sehingga tanah tersebut tidak baik bahkan tidak
dapat digunakan bercocok tanam. Keadaan ini sangat merugikan bagi manusia
yang tinggal diatas tanah yang telah tercemar. Hal ini pernah terjadi di Jepang
sebagai akibat dari pengeboman yang dilakukan oleh Amerika Serikat
menggunakan bom atom. Tanah telah tercemar oleh kimia bom atom dan tidak bisa
ditanami. Sehingga Jepang mengembangkan cara bercocok tanam dengan media
air.
Pencemaran ini banyak diakibatkan oleh sampah, baik yang organik maupun
nonorganik. Sampah organik dapat di uraikan oleh mikroba tanah menjadi lapisan
atas tanah yang di sebut tanah humus. Akan tetapi, sampah anorganik/nonorganik
tidak bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang.
Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga tidak dapat hilang dalam jangka waktu
yang lama. Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh tanaman dan tetap
menetap di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat
menguraikannya. Limbah industri yang mengotori tanah biasanya adalah pupuk
yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta pestisida. Zat pencemar yang
menetap pada tumbuhan itu, terus berpindah melalui jalur rantai makanan dan
jaring-jaring makanan. Sehingga perpindahan itu menyebabkan adanya zat
pencemar dalam setiap tubuh organism yang melangsungkan proses rantai
makanan.
Hal ini akan menimbulkan menurunnya kualitas organisme, berupa kurangnya
ketahanan terhadap gangguan dari luar. Selain pencemaran, kerusakan lingkungan
juga disebabkan oleh pengambilan sumber daya alam dan pemanfaatannya, serta
pola pertanian. Kerusakan itu antara lain terjadinya erosi dan banjir. Kerusakan
lingkungan yang menimbulkan banyak bencana menimbulkan gagasan untuk
mengurangi dan mencegah terjadinya kerusakan itu. Manusia berusaha melakukan
penanggulangan kerusakan lingkungan dan mengadakan perbaikan terhadap
kerusakan itu. Pencegahan kerusakan lingkungan dan pengusahaan kelestarian
dilakukan baik oleh pemerintah maupun setiap individu.
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara kebanyakan disebabkan oleh polutant yang di hasilkan oleh
bahan bakar fosil yang menghasilkan asap buangan yang berasal dari pabrik,
mesin-mesin kendaraan bermotor. Pembakarannya menghasilkan residu berupa
CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), timbal (Pb). Residu tersebut
banyak dikandung oleh asap kendaraan bermotor. Pencemaran udara banyak
ditemui di kota-kota besar yang memiliki jumlah kendaraan bermotor yang banyak
yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan. Hal tersebut akan menimbulkkan
kemacetan sehingga memperparah tingkat pencemaran udara.
Apabila kadar CO2 di atmosfer berlebihan dan tidak dapat segera di ubah menjadi
oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan dunia yang di tebang setiap tahunnya,
maka CO2 beserta debu akan membentuk lapisan seperti kaca, sehingga sinar ultra
violet dari cahaya matahari yang masuk ke bumi yang mengenai tanah akan di
pantul kan kembali ke atmosfer dan di pantul kan kembali oleh lapisan CO2 yang
telah terbentuk di atmosfer kembali ke bumi dan demikian seterusnya peristiwa ini
di sebut sebagai efek rumah kaca (green house). Sehingga suhu bumi akan
meningkat atau terjadi global warming.
Global warming membawa dampak negatif yang besar bagi keseimbangan
ekosistem di bumi. Akibat dari pemanasan global maka akan terjadi pencairan es di
kutub sehingga bertambahnya naiknya permukaan air laut di seluruh dunia dan
dataran rendah akan terendam.
Gas CO dapat membahayakan orang yang mengisapnya. Jika proses pembakaran
tidak sempurna, maka akan menghasilkan karbon monoksida (CO). Gas CO jika
terhirup akan mengganggu pernapasan. Gas ini sangat reaktif sehingga
mengganggu pengingatan oksigen oleh hemoglobin dalam darah. Jika berlangsung
terus menerus, dapat mengakibatkan kematian. Gas CFC digunakan sebagai gas
pengembang, karena tidak bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya.
Banyak di gunakan untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin lemari
es dan penyemprot rambut. Tetapi, ternyata ada juga keburukan dari gas ini. Gas
CFC yang naik ke atas dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas
ozon (O3), yang merupakan pelindung bumi dari pengaruh radiasi ultra violet.
Radiasi ultra violet dapat mengakibatkan kematian organisme, tumbuhan menjadi
kerdil, menimbulkan mutasi genetik, menyebabkan kanker kulit dan kanker mata.
Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon,
sehingga lapisan ozon tersebut berlubang yang disebut lubang ozon. Gas SO dan
SO2 juga dihasilkan dari hasil pembakaran fosil. Gas ini dapat bereaksi dengan gas
NO2 dan air hujan dan menyebabkan terjadinya hujan asam. Hujan ini
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian
merosot, besi dan logam mudah berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat
rusak.
Faktor penyebab dalam PTM dipakai istilah Faktor Resiko (risk factor)untuk
membedakan dengan istilah etiologi pada penyakit menular atau diagnosis klinis.
RISK FACTORS are Characteristics, sign, symptoms ins disease-free individual
which are statistically associated with an increased incidence of subsequent disease
MACAM – MACAM FAKTOR RESIKO
1.Menurut Dapat – Tidaknya Resiko itu diubah :
a.Unchangeable Risk Factors
Faktor resiko yang tidak dapat diubah Misalnya : Umur, Genetik
b.Changeable Risk Factors
Faktor resiko yang dapat berubah. Misalnya : kebiasaan merokok, Olah raga.
2.Menurut Kestabilan Peranan Faktor Resiko :
a.Suspected Risk Factors = Faktor Resiko yg. Dicurigai Yaitu : Factor resiko yg
BELUM mendapat dukungan ilmiah / penelitian dalam peranannya sebagai factor
yang berperan dalam kejadian suatu penyakit. Misalnya : Merokok menyebabkan
terjadinya kanker leher rahim.
b.Established Risk Factors= FR yg. Telah Ditegakkan. Yaitu : Factor resiko yg
TELAH mendapat dukungan ilmiah / penelitian dalam peranannya sebagai factor
yang berperan dalam kejadian suatu penyakit. Misalnya : Rokok sebagai factor
resiko terjadinya kanker paru. Perlunya dikembangkan konsep Faktor Resiko ini
dalam Epidemiologi PTM berkaitan dengan beberapa alasan, antara lain :
1.Tidak Jelasnya Kausa PTM terutama dalam hal ada tidaknya mikro – organisme
dalam PTM.
2.Menonjolnya penerapan konsep Multikausal pada PTM.
3.Kemungkinan adanya Penambahan atau Interaksi antar resiko.
4.Perkembangan Metodologik telah memberi kemampuan untuk mengukur
besarnya factor resiko.