KELOMPOK 1
KELAS B SEMESTER IV
NAMA ANGGOTA :
Pengertian Epidemiologi
Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000
menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari Distribusi dan
Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk
pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari pengertian ini, jelas bahwa
Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah Riset. Kemudian apakah Riset
itu…..?? Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a systematic quest for undiscovered
truth”. ( Artinya : Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap ).
Tokoh Epidemiologi
3. Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis
pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin pada tahun 1890
yang dianggapnya sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes tuberkulin selanjutnya
dikembangkan oleh Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD diperkenalkan oleh siebart pada
tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi
tuberkulosis sebagai perangkat diagnosis TBC pada anak-anak. Selain itu Koch juga
terkenal dengan Postulat Koch, yang mengemukakan konsep tentang cara menentukan
kapan mikroorganisme dapat dianggap sebagai penyebab suatu penyakit.
7. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam
menganalisis meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih
cerobong asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan
dengan kejadian kanker skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan analisis
epidemiologinya, dia berhasil menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap
itulah yang menjadi penyebabnya. Dia dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.
Dari beberapa batasan atau definisi yang telah disebutkan diatas, definisi yang paling
cocok dan masih digunakan hingga saat ini adalah definisi dari Last yang juga digunakan oleh
WHO. Pada Zaman kerajaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses penularan
penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini
telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 S.M) dalam tulisannya yang berjudul
Epidemisc serta dalam catatannya mengenai “Airs, Waters and Places”, beliau telah
mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori
tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada
akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran
tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga dapat
dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep Epidemiologi yang pertama. Dengan
runtuhnya Kebudayaan klasik Yunani dan Romawi serta dengan kembalinya keyakinan
masyarakat Eropa akan penyebab spirutual suatu penyakit, hanya sedikit kemajuan yang
berhasil diraih di bidang Epidemiologi. Akibatnya, epidemi terus berlanjut. Bahkan terdapat
tiga gelombang penyakit pes-pertama pada tahun 542-543, kemudian tahun 1348-1349, dan
selanjutnya tahun 1664-1665. Selain itu, juga terjadi epidemi penyakit lepra, cacar, malaria dan
yang belakangan, sifilis serta demam kuning.
Di inggris pada tahun 1842 telah di terbitkan laporan Edwin Chadwick yang disertai
dengan sejumlah gambaran dalam bentuk tabel mengenai peranan lingkungan terhadap
kejadian penyakit. Didalam laporan ini diuraikan bahwa faktor kemiskinin dan ketidak tahuan
memang peranan penting sebagai sebab terjadinya kematian yang tinggi. Dalam hal ini,
Chadwick dengan konsep kejadian penyakit yang didasarkan pada teori miasma, dan dianggap
sangat berhasil dalam menggunakan model pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data itu,
Chadwick juga telah melakukan suatu pengamatan logitudinal yang didasarkan pada “ Before
and After Experiment “ (sebelum dan sesudah perlakukan khusus). Beliau mengamati serta
membandingkan keadaan angka mortalitas dengan berdasarkan pada penduduk yang terpapar
terhahadap keadaan lingkungan pemukiman sebelum dan sesudah dilakukan sistem
pembangunan air limbah ( Before and After Drained Area ).
Bentuk pengamatan tersebut merupakan penelitian terhadap pengaruh lingkungan hidup
yang selanjutnya mulai dikembangkan oleh beberapa ahli Epidemiologi pada abad itu, dan
termasuk diantaranya kelompok William Farr, John Snow dan John Simon sebagai kelompok
peneliti yang sukses. dengan demikian mulailah berkembang konsep lingkungan dan sistem
pendekatan Numerik dalam memahami masalah ksehatan masyarakat dan hubungannya
dengan lingkungan yang dikembangkan melalui dasar pemikiran Epidemiologis.
Dengan perkembangan Mikrobiologi secara pesat serta didapatkannya Mikroorganisme
penyebab penyakit, disusul dengan pemunculan konsep pejamu dan imunitas membawa
perkembangan baru dalam dunia epidemiologi. Selama periode tersebut, selain usaha
menemukan jenis mikroorganisme tertentu sebagai penyebab penyakit, juga mendorong
dikembangkannya konsep hubungan kausal yang berperan dalam proses kejadian penyakit.
Namun demikian, sebagai mana halnya dengan konsep niasma sebelumnya, konsep germ ini
juga belum mampu menjawab berbagai kejadian penyakit dan gangguan kesehatan masyarakat.
Dari sudut pandang Epidemiologi, peranan pejamu dalam proses kejadian penyakit mampu
memberikan dorongan yang cukup berarti dalam perkembangan konsep imunitas sehingga
pusat perhatian para ilmuan lebih diarahkan pada unsur pejamu dan agen termasuk interaksi
unsur tersebut dalam proses kejadian penyakit.
Perkembangan selanjutnya mengarah kepada pemahaman proses hubungan sebab akibat
terhadap berbagai peristiwa penyakit dan gangguan kesehatan ( The Evolution of causal
model ) dengan melalui pendekatan metode Epidemiologi.
Dari berbagai perkembangan, tersebut maka para ahli epidemiologi mulai mengembangkan
apa yang sekarang dikenal dengan epidemiologi, yakni suatu sistem pendekatan ilmiah yang
diarahkan pada analisi faktor penyebab serta hubungan sebab akibat di samping
dikemabangkannya epidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Dalam hal ini, sifat dasar Epidemiologi lebih mengarahkan diri pada kelompok penduduk
atau masyarakat tertentu dan menilai peristiwa dalam masyarakat secara kuantitatif.
( Menggunakan nilai rate, ratio, proporsi dan semacamnya).
Metode Epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mncari faktor penyebab
serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek tertentu, baik bersifat
organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan, maupun yang bersifat
benda/material seperti hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan demikian, tidak
mengherankan bila metode Epidemiologi tidak terbatas pada bidang kesehatan saja, tetapi juga
pada bidang lainnya termaksud bidang manajemen. Oleh sebab itu, dalam penggunaannya
Epidemiologi sangat erat hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu diluar kesehatan, baik
disiplin ilmu eksakta maupun ilmu sosial. Metode Epidemiologi yang telah berkembang dari
masa lampau dengan pengamatan dan analisis masalah kesehatan pada penduduk tertentu, telah
mengembangkan suatu konsep yang dikenal dengan “Epidemiologi Deskriptif”. Bentuk ini
mencoba mengembangkan berbagai nilai atau variabel yang dapat diukur berdasarkan berbagai
kejadian yang ada dalam masyarakat dengan berbagai ukuran standar yang telah disepakati,
seperti insiden, prevalensi serta nilai rate dan ratio.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3
elemen, yakni :
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju,
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.
5. Epidemiologi Perilaku
Epidemiologi perilaku mempelajari perilaku-perilaku yang mempunyai hubungan
kausal dengan penyakit, seperti hubungan kebiasaan merokok dengan kanker paru,
perilaku seksual da infeksi harpes, diet rendah dan kanker kolorektal, dan sebagiannya.
Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini dilatar
belakangi oleh beberapa hal, diantaranya :
a. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit
Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular dan
epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal yang
berkaitan langsung atau pun tidak langsung dengan penyakit serta masalah kesehatan
secara umum. Hal ini berbeda pada zaman John Snow epidemiologi diarahkan untuk
masalah penyakit tidak infeksi dan wabah saja.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya Perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu-
ilmu lain seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku yang berkembang pesat
meniupkan angin kesegaran untuk perkembangan epidemiologi.
Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat
tahap, yakni :
1. Tahap Pengamatan
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi ). Hasil
pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau
tidaknya penyakit dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan
pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan
oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang merupakan landasan perkembangan
epidemiologi. Tahap perkembangan epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap
penyakit dan lingkungan.
2. Tahap Perhitungan
Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan.
Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan
dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan
penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara
penduduk pria dan penduduk wanita.
3. Tahap Pengkajian
Teknik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839
yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil
dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan
kesehatan masyarakat, adanya hubungan antara angka kematian dengan status
perkawinan serta adanya hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat
kematian penduduk. Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil
membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air
minum penduduk. Tekhnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya
melakukan pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan
dari hasil percobaan, sehingga dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.
Manfaat Epidemiologi
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari
hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,
keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya
dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan
penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan
memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan
penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Peran Epidemiologi
2. Populasi
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini lah yang
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia
dan total lingkungannya.
Bentuk peran itu dapat dijabarkan dalam 7 peran utama (Valanis, 10), yaitu:
Bustan. M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi ( edisi revisi ). Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
Entjang, Indan . 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti.
http://epiders.blogspot.com/2011/11/tokoh-tokoh-epidemiologi.html?m=1
Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bustan,MN.
2002 .
Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. CV. Trans Info Media. Jakarta. Hikmawati, Isna. 2010. Buku
Ajar Epidemiologi. Muha Djaya: Jakarta. Noor, Nasri. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta .
Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. CV.
Trans Info Media. Jakarta. Slome, C. R.B Donna. J.E. Sandra & W. Leader. 1982.
Basic Epidemiological Methods and Biostatistics: A Workbook. Baston: Jones and Bartlett Publishers.
U.S. Department of health and human services. 2006.
SOAL ESSAY
Jawab : Konsep dasar timbulnya penyakit dalam epidemiologi adalah proses dimana penyakit
mulai terjadi dan berkembang dalam tubuh manusia. Proses timbulnya penyakit melibatkan
interaksi tiga jenis faktor yakni penyebab (agent), manusia (host), dan lingkungan (environment).
Pada kondisi seimbang antara agent, host, dan lingkungan maka kondisi kesehatan tetap terjaga.
Kerentanan manusia (host) terhadap paparan meningkat karena kurang tidur, kekurangan gizi,
stres, penuaan, atau berbagai jenis faktor yang juga dapat meningkatkan resiko penyakit.
Perubahan lingkungan memberikan kontribusi untuk mengubah kerentanan manusia atau pejamu
(host) serta kelangsungan hidup agen penyakit.
Jawab : Dalam bidang kesehatan epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena,
kemampuan epidemiologi adalah mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah
kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan
yang ada.
Jawab : Nilai rate dalam epidemiologi menunjukan besarnya pristiwa yang terjadi terhadap
jumblah keseluruhan penduduk dan pristiwa tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Jawab : Epidemiologi mempunyai andil yang besar pada bidang kesehatan. Maka Epidemiologi
sebagai suatu displin ilmu mempunyai peran sebagai berikut:
d.Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.
5. Apa yang di maksud dengan Transisi epidemiologi ? Dan sebutkan akibat dari transisi
epidemiologi !
Jawab : Transisi epidemiologi adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab penyakit
terkait yng melahirkan masalah epidemiologi yang baru. Akibat dari transisi epidemiologi antara
lain: · Perubahan struktur dari masyarakat yang agraris