Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

Dosen Pengampuh : Lely Meriaya Sari, SKM., M.Kes,

KELOMPOK 1
KELAS B SEMESTER IV
NAMA ANGGOTA :

1. Endang Yulinda (2021083)


2. Keswanti (2021046)

PROGRAM STUDI D-III REKAM MEDIK DAN INFORMASI


KESEHATAN
STIKes DONA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

Pengertian Epidemiologi

Epidemiologi adalah sains inti kesehatan masyarakat.  Kesehatan masyarakat (public


health) adalah “sains dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan, melalui upaya-upaya yang terorganisasi dan pilihan yang
berpengetahuan, yang dilakukan oleh masyarakat, organisasi, baik pemerintah maupun swasta,
komunitas, dan individu-individu” (Winslow, 1920). Jadi kesehatan masyarakat tidak hanya
berarti sains, tetapi juga seni, dan upaya-upaya terorganisasi. Kesehatan masyarakat tidak hanya
bertujuan mencegah penyakit, tetapi juga memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan.

“Pilihan yang berpengetahuan” mengandung arti bahwa upaya kesehatan masyarakat


hendaknya berdasarkan bukti riset terbaik yang tersedia. Umumnya upaya kesehatan masyarakat
dirancang, direncanakan, diprogram, dan diimplementasikan pada level kelompok, komunitas,
atau populasi. Karena itu pembuatan kebijakan dan perencanaan program merupakan strategi
yang penting agar intervensi kesehatan masyarakat efektif. Tetapi sebagaimana didefinisikan
Winslow, kesehatan masyarakat bisa juga diimplementasikan pada level individu, sepanjang
upaya itu terorganisasi.

Definisi epidemiologi yang paling berguna dikemukakan oleh John M. Last.


Epidemiologi (epidemiology) adalah “ilmu tentang distribusi dan determinan keadaan dan
peristiwa yang terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan penerapan ilmu itu untuk
mengendalikan masalah kesehatan” (Last, 2000). Epidemiologi mempelajari distribusi kondisi
kesehatan (penyakit dan berbagai akibatnya) pada populasi dan meneliti risiko atau kausa yang
berhubungan dengan kondisi-kondisi itu. Hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk
pembuatan kebijakan dan mengembangkan intervensi kesehatan masyarakat yang berbasis bukti
ilmiah, dengan cara mengidentifikasi kausa dari penyakit, determinan status kesehatan populasi,
dan menentukan sasaran intervensi kesehatan masyarakat.

 Pengertian Epidemiologi Menurut Para Ahli

Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan


pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa
definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :

1. Greenwood ( 1934 ) : Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit


dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya
adalah adanya penekanan pada kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi
suatu penyakit. 
2. Brian Mac Mahon ( 1970 ) : Epidemiology is the study of the distribution and
determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang
penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi
distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan. Distribusi Penyakit dan
mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit. 
3. Wade Hampton Frost ( 1972 ) : Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu
pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai
riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada
waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi
yang terjadi/mengenai masyarakat/massa. 
4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 ) : Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan
mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia. 
5. Gary D. Friedman ( 1974 ) : Epidemiology is the study of disease occurance in human
populations. 
6. Abdel R. Omran ( 1974 ) : Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan
distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk. 
7. Barbara Valanis : Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid =
upon ; demos = people ; logos = science ). 
8. Last ( 1988 ) : Epidemiology is study of the distribution and determinants of health –
related states or events in specified population and the application of this study to
control of problems. 
9. Elizabeth Barrett : Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases. 
10. Hirsch ( 1883 ) : Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis –
jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan
mengkaitkan dengan kondisi eksternal 
11. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn : Epidemiology is concerned with the extend and
types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence
their distribution.
12. Robert H. Fletcher ( 1991 ) : Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi. 
13. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn : Epidemiology is the description and explanation
of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population,
where the population has been subdivided according to some characteristic believed to
influence of the event. 
14. Lilienfeld ( 1977 ) : Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit
yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat
kesehatan populasi. 
15. Moris ( 1964 ) : Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari
suatu penduduk. 
16. Prof Nasry Noor
 Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Berbagai Aspek

1. Aspek Akademik : Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan,


sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum
atau kelompok penduduk tertentu. 
2. Aspek Klinik : Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk
mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui
penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal
terjadinya epidemi.
3. Aspek praktis : Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya
pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau
masyarakat umum. 
4. Aspek Administrasi : Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha
mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat

 Pengertian Epidemiologi Menurut Center Disease Control (CDC) 2002

Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000
menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari Distribusi dan
Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk
pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari pengertian ini, jelas bahwa
Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah Riset. Kemudian apakah Riset
itu…..?? Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a systematic quest for undiscovered
truth”. ( Artinya : Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap ).

 Pengertian Epidemiologi Menurut WHO

“Studi ttg distribusi dan determinan kesehatan yg berkaitan dgn kejadian di


populasi dan aplikasi dari studi utk pemecahan masalah kesehatan.” 

Tokoh Epidemiologi

Beberapa Tokoh Penting Ilmu Epidemiologi antara lain:

1. John Graunt, 1662


Menganalisa laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dalam bukunya
“The Nature and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality”. Inilah untuk
pertama kalinya pola penyakit penduduk diukur. Ia mencatat besarnya perbedaan
kelahiran dan kematian antara laki-laki dan perempuan, besarnya kematian bayi menurut
musim, menekankan pentingnya pengumpulan data penyakit secara rutin, yang menjadi
dasar bentuk epidemiologi modern. Ia juga sebagai pencipta dua prosedur dasar
biostatistik, yaitu estimasi populasi dan konstruksi tabel kehidupan. John Graunt
merupakan orang yang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian kematian dan
kesakitan.

2. Antonio van Leeuwenhoek (1632-1723)


Leeuwenhoek adalah seorang warga negara Belanda, dilahirkan di Delft, 24 Oktober
1632 dan meninggal pada tanggal 24 Agustus 1723. Dia seorang ilmuwan amatir yang
menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674), penemu spermatozoa (1677).
Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang akan sangat berguna untuk
analisis epidemiologi selanjutnya.

3. Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis
pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin pada tahun 1890
yang dianggapnya sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes tuberkulin selanjutnya
dikembangkan oleh Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD diperkenalkan oleh siebart pada
tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi
tuberkulosis sebagai perangkat diagnosis TBC pada anak-anak. Selain itu Koch juga
terkenal dengan Postulat Koch, yang mengemukakan konsep tentang cara menentukan
kapan mikroorganisme dapat dianggap sebagai penyebab suatu penyakit.

4. Max van Patternkofer


Orang Jerman ini memberikan kesan tersendiri dalam sejarah epidemiologi
khususnya berkaitan dengan upaya mengidentifikasikan penyebab suatu penyakit. Untuk
membuktikan jalan pikirannya dia tidak segan-segan memakai dirinya sebagai kelinci
percobaan. Dan konon beberapa muridnya bersedia juga menuruti caranya. Dia
menelan1,00 cm3 kultur vibrio untuk menentang teori yang sedang berkembang saat itu
yang menyatakan vibrio adalah penyebab kolera. Dia ingin membuktikan bahwa vibrio
bukanlah penyebab kolera. Dia minum segelas air berisi baksil kolera, dan ternyata
memang (kebetulan) dia tidak jatuh sakit. Salah satu kemungkinannya karena dosis yang
diminumnya terlalu kecil mengingat dibutuhkan jumlah vibrio yang banyak untuk selamat
dari keasaman lambung.

5. William Fair, 1839


Mengembangkan pengumpulan data rutin kematian dan penyebabnya. Merupakan
orang pertama menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan

6. John Snow, 1854


Namanya sudah tidak asing dalam dunia kesmas dalam upaya yang sukses mengatasi
kolera yang melanda London. Yang perlu dicatat disini bahwa John Snow, dalam analisis
masalah penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis
faktor tempat, orang, dan waktu. Dia dianggap The Father of Epidemiology.

7. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam
menganalisis meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih
cerobong asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan
dengan kejadian kanker skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan analisis
epidemiologinya, dia berhasil menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap
itulah yang menjadi penyebabnya. Dia dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.

8. James Lind, 1747


Dia berhubungan dengan sejarah hubungan kekurangan vitamin C dengan scurvy
(kekurangan vitamin C). cerita penemuannya sederhana, dimana dia mengamati bahwa
ada kelompok tertentu dari mereka yang dalam pelayanan dengan kapal yang mereka
tumpangi dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami scurvy. Mereka menderita
kekurangan vitamin C karena mereka semuanya memakan makanan kaleng. Dia dikenal
sebagai bapak Trial Klinik.

9. Dool dan Hill, 1950


R. Doll dan A.B. Hill adalah dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan
merokok dan kanker paru. Keduanya adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian
yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah
pelopor penelitian di bidang Epidemiologi Klinik.

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Epidemilogi


Menurut asal katanya epidemiologi terdiri dari kata Epi = pada; Demos = penduduk /
rakyat; logos = ilmu, jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal - hal yang terjadi
pada populasi / penduduk (rakyat). Definisi ini merupakan definisi yang sangat luas serta dapat
diterapkan pada keadaan apapun yang terjadi pada penduduk. Umumnya definisi ini mencakup
hal yang berkaitan erat dengan studi epidemi.
Definisi lainnya menyebutkan epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran,
perkembangan atau perluasan suatu penularan penyakit di dalam suatu kelompok penduduk
atau masyarakat. Berkembangnya suatu keadaan masalah yang dialami oleh penduduk tidak
hanya penyakit menular, namun juga penyakit tidak menular, penyakit yang terkait dengan
gizi, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, bencana alam peledakan penduduk, dan lain - lain.
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa
epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan
selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini
epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam
konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian
determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinandeterminan yang
mempengaruhi penyakit tersebut.
Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu
kala dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu
ini berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan
pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi,
mikrobiologi dan genetika.
Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan
masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus sedangkan
epidemioogi menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain membutuhkan ilmu
kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain seperti demografi,
sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi dengan hambatan-hambatan karena belum semua
ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemiologi. Hal ini disebabkan
karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan
dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit
disebabkan oleh roh jahat. Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang
gigih para ilmuwan terkenal di kala itu.
Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM
muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya
Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14
dan 15 terjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan
Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan
mencatata kematian PES & data metriologi.
Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam
epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan
penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak,
dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan
untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan
informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr
sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam
menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah,
terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan
epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus.
hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang
masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori
kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih
berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia

Hasil dari penemuan john snow ini mengingatkan bahwa penelitian-penelitian


Epidemiologi mampu menunjukan upaya-upaya penanggulangan penyakit yang tepat. Sampai
saat ini, Epidemiologi telah banyak mengalami perkembangan. Perkembangan itu diantaranya
yaitu dalam hal perkembangan pengertian. Berbagai batasan dan definisi tentang epidemiologi
telah dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:
1. Hirsh (1883) Epidemilogi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusi, pada saat tertentu dibumi dan kaitannya dengan kondisi eksternal.
2. Frost (1927) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang fenomena masalah penyakit
infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit menural.
3. Greenwood (1934) Epodemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian penyakit yang mengenai kelompok penduduk.
4. Moris dan Tailor (1967) Epidemiologi adalah studi atau pengetahuan tentang sehat dan
penyakit dari suatu populasi penduduk.
5. MacMahon (1970) Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian
penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.
6. Omran (1974) Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi
keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7. Last (1988) Epidemiologi adalah studi dari distibusi dan faktor determinan dari keadaan
atau peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi penduduk yang
spesifik, serta aplikasinya untuk mengendalikan masalah kesehatan.

Dari beberapa batasan atau definisi yang telah disebutkan diatas, definisi yang paling
cocok dan masih digunakan hingga saat ini adalah definisi dari Last yang juga digunakan oleh
WHO. Pada Zaman kerajaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses penularan
penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini
telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 S.M) dalam tulisannya yang berjudul
Epidemisc serta dalam catatannya mengenai “Airs, Waters and Places”, beliau telah
mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori
tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada
akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran
tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga dapat
dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep Epidemiologi yang pertama. Dengan
runtuhnya Kebudayaan klasik Yunani dan Romawi serta dengan kembalinya keyakinan
masyarakat Eropa akan penyebab spirutual suatu penyakit, hanya sedikit kemajuan yang
berhasil diraih di bidang Epidemiologi. Akibatnya, epidemi terus berlanjut. Bahkan terdapat
tiga gelombang penyakit pes-pertama pada tahun 542-543, kemudian tahun 1348-1349, dan
selanjutnya tahun 1664-1665. Selain itu, juga terjadi epidemi penyakit lepra, cacar, malaria dan
yang belakangan, sifilis serta demam kuning.
Di inggris pada tahun 1842 telah di terbitkan laporan Edwin Chadwick yang disertai
dengan sejumlah gambaran dalam bentuk tabel mengenai peranan lingkungan terhadap
kejadian penyakit. Didalam laporan ini diuraikan bahwa faktor kemiskinin dan ketidak tahuan
memang peranan penting sebagai sebab terjadinya kematian yang tinggi. Dalam hal ini,
Chadwick dengan konsep kejadian penyakit yang didasarkan pada teori miasma, dan dianggap
sangat berhasil dalam menggunakan model pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data itu,
Chadwick juga telah melakukan suatu pengamatan logitudinal yang didasarkan pada “ Before
and After Experiment “ (sebelum dan sesudah perlakukan khusus). Beliau mengamati serta
membandingkan keadaan angka mortalitas dengan berdasarkan pada penduduk yang terpapar
terhahadap keadaan lingkungan pemukiman sebelum dan sesudah dilakukan sistem
pembangunan air limbah ( Before and After Drained Area ).
Bentuk pengamatan tersebut merupakan penelitian terhadap pengaruh lingkungan hidup
yang selanjutnya mulai dikembangkan oleh beberapa ahli Epidemiologi pada abad itu, dan
termasuk diantaranya kelompok William Farr, John Snow dan John Simon sebagai kelompok
peneliti yang sukses. dengan demikian mulailah berkembang konsep lingkungan dan sistem
pendekatan Numerik dalam memahami masalah ksehatan masyarakat dan hubungannya
dengan lingkungan yang dikembangkan melalui dasar pemikiran Epidemiologis.
Dengan perkembangan Mikrobiologi secara pesat serta didapatkannya Mikroorganisme
penyebab penyakit, disusul dengan pemunculan konsep pejamu dan imunitas membawa
perkembangan baru dalam dunia epidemiologi. Selama periode tersebut, selain usaha
menemukan jenis mikroorganisme tertentu sebagai penyebab penyakit, juga mendorong
dikembangkannya konsep hubungan kausal yang berperan dalam proses kejadian penyakit.
Namun demikian, sebagai mana halnya dengan konsep niasma sebelumnya, konsep germ ini
juga belum mampu menjawab berbagai kejadian penyakit dan gangguan kesehatan masyarakat.
Dari sudut pandang Epidemiologi, peranan pejamu dalam proses kejadian penyakit mampu
memberikan dorongan yang cukup berarti dalam perkembangan konsep imunitas sehingga
pusat perhatian para ilmuan lebih diarahkan pada unsur pejamu dan agen termasuk interaksi
unsur tersebut dalam proses kejadian penyakit.
Perkembangan selanjutnya mengarah kepada pemahaman proses hubungan sebab akibat
terhadap berbagai peristiwa penyakit dan gangguan kesehatan ( The Evolution of causal
model ) dengan melalui pendekatan metode Epidemiologi.
Dari berbagai perkembangan, tersebut maka para ahli epidemiologi mulai mengembangkan
apa yang sekarang dikenal dengan epidemiologi, yakni suatu sistem pendekatan ilmiah yang
diarahkan pada analisi faktor penyebab serta hubungan sebab akibat di samping
dikemabangkannya epidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Dalam hal ini, sifat dasar Epidemiologi lebih mengarahkan diri pada kelompok penduduk
atau masyarakat tertentu dan menilai peristiwa dalam masyarakat secara kuantitatif.
( Menggunakan nilai rate, ratio, proporsi dan semacamnya).
Metode Epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mncari faktor penyebab
serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek tertentu, baik bersifat
organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan, maupun yang bersifat
benda/material seperti hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan demikian, tidak
mengherankan bila metode Epidemiologi tidak terbatas pada bidang kesehatan saja, tetapi juga
pada bidang lainnya termaksud bidang manajemen. Oleh sebab itu, dalam penggunaannya
Epidemiologi sangat erat hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu diluar kesehatan, baik
disiplin ilmu eksakta maupun ilmu sosial. Metode Epidemiologi yang telah berkembang dari
masa lampau dengan pengamatan dan analisis masalah kesehatan pada penduduk tertentu, telah
mengembangkan suatu konsep yang dikenal dengan “Epidemiologi Deskriptif”. Bentuk ini
mencoba mengembangkan berbagai nilai atau variabel yang dapat diukur berdasarkan berbagai
kejadian yang ada dalam masyarakat dengan berbagai ukuran standar yang telah disepakati,
seperti insiden, prevalensi serta nilai rate dan ratio.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3
elemen, yakni :
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju,
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.

Adapun bidang kajian epidemiologi antara lain:


1. Epidemiologi Penyakit Menural
Epidemiologi penyakit menural merupakan epidemiologi yang berusaha untuk
mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi penyakit menural
dimasyarakat.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menural
Epidemiologi penyakit tidak menural berusaha untuk mempelajari distribusi dan
faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit tidak menural pada masyarakat.
3. Epidemiologi Klinis
Epidemiologi klinis berkembang oleh para klinis. Dalam penggunaan epidemiologi
klinis, para klinisi atau dokter menggunakan prinsip epidemiologi dalam menangani
kasus secara individual, lebih berorientasi pada penyebab penyakit serta cara menangani
kasus.
4. Epidemiologi Sosial
Epidemiologi sosial mempelajari pengaruh distribusi sosial dan
determianandeterminan sosial terhadapterjadinya penyakit pada populasi.

5. Epidemiologi Perilaku
Epidemiologi perilaku mempelajari perilaku-perilaku yang mempunyai hubungan
kausal dengan penyakit, seperti hubungan kebiasaan merokok dengan kanker paru,
perilaku seksual da infeksi harpes, diet rendah dan kanker kolorektal, dan sebagiannya.
Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini dilatar
belakangi oleh beberapa hal, diantaranya :
a. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit
Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular dan
epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal yang
berkaitan langsung atau pun tidak langsung dengan penyakit serta masalah kesehatan
secara umum. Hal ini berbeda pada zaman John Snow epidemiologi diarahkan untuk
masalah penyakit tidak infeksi dan wabah saja.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya Perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu-
ilmu lain seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku yang berkembang pesat
meniupkan angin kesegaran untuk perkembangan epidemiologi.
Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat
tahap, yakni :
1. Tahap Pengamatan
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi ). Hasil
pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau
tidaknya penyakit dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan
pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan
oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang merupakan landasan perkembangan
epidemiologi. Tahap perkembangan epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap
penyakit dan lingkungan.
2. Tahap Perhitungan
Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan.
Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan
dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan
penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara
penduduk pria dan penduduk wanita.
3. Tahap Pengkajian
Teknik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839
yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil
dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan
kesehatan masyarakat, adanya hubungan antara angka kematian dengan status
perkawinan serta adanya hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat
kematian penduduk. Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil
membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air
minum penduduk. Tekhnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya
melakukan pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan
dari hasil percobaan, sehingga dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.

4. Tahap Uji coba


Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun 1774 Lind
melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk. Jenner pada
tahun 1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia.

Manfaat Epidemiologi

 Manfaat epidemiologi (Bustan, 1977) antara lain:


1. Mengetahui tingkat masalah kesehatan dalam suatu masyarakat
2. Mempelajari secara mendalam etiology suatu penyakit dan cara penyebabnya
3. Mempelajari riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengembangkan dasar-dasar program pencegahan
5. Mengevaluasi alat-alat pencegahan dan pengobatan yang baru dan cara-cara baru
pelayanan kesehatan
6. Menyediakan informasi untuk pengembangan dan pengambilan keputusan

Ruang Lingkup Epidemiologi

Berikut ini terdapat beberapa ruang lingkup epidemiologi, terdiri atas:

 Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi

Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi


juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya
masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan,
pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi
berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

 Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari
hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,
keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya
dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

 Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam


merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan
penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan
memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan
penyebab timbulnya masalah kesehatan.

Peran Epidemiologi

 Peran Epidemiologi (Bustan, 1977) antara lain:


1. Investigasi etiologi penyakit
2. Identifikasi factor risiko
3. Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
4. Melakukan diagnosis banding dan perencanaan pengobatan
5. Surveilans status kesehatan penduduk
6. Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
7. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat

 Peran Epidemiologi menurut Beaglehole ( WHO, 1977 ) antara lain:


1. Mencari kausa; factor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan yang
menyebabkan terjadinya penyakit
2. Riwayat alamiah penyakit: perlangsungan penyakit, bias sangat mendadak
(emergency), akut dan kronik
3. Deskripsi status kesehatan masyarakat; menggambarkan proporsi menurut status
kesehatan, perubahan menurut waktu, perubahan menurut umur, dan lain-lain
4. Evaluasi hasil intervensi; menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi seperti
promosi kesehatan, upaya pencegahan dan pelayanann kesehatan

 Peran Epidemiologi Dalam Memahami Etiologi Penyakit


Didalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen yaitu:

1. Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun


penyakit noninfeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malmitrition), kecelakaan
lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa, diabetes dan malaria, dll. Bahkan di
negara-negara maju epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

2. Populasi

Apabila klinik dokter berorientasi pada gambaran penyakit individu-individu, maka


epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi
( masyarakat) atau kelompok.

3. Pendekatan ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini lah yang
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia
dan total lingkungannya.

Bentuk peran itu dapat dijabarkan dalam 7 peran utama (Valanis, 10), yaitu:

 Investigasi etiologi penyakit


 Identifikasi faktor risiko
 Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
 Melakukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan perencanaan pengobatan
 Surveilan status kesehatan penduduk
 Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
 Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat

Selain itu Beoglehole (WHO-1977) mengemukakan 4 peran utama epidemiologi, yakni;

1. Mencari kausa; faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan yang


menyebabkan terjadinya penyakit.
2. Riwayat alamiah penyakit; perlangsungan penyakit, bisa sangat mendadak
(emergency), akut dan kronik.
3. Deskripsi status kesehatan masyarakat; menggambarkan proporsi menurut status
kesehatan, perubahan menurut waktu, perubahan menurut umur, dan lain-lain.
4. Evaluasi hasil intervensi; menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi seperti
promosi kesehatan, upaya pencegahan dan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta

Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi

HIDAYANI, Wuri Ratna. Epidemiologi. Deepublish, 2020.


Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiolog.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran Egc.

Bustan. M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi ( edisi revisi ). Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba


Medika.

Entjang, Indan . 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti.

http://epiders.blogspot.com/2011/11/tokoh-tokoh-epidemiologi.html?m=1

Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bustan,MN.
2002 .

Pengantar Epidemiologi. Jakarta, Rineka Cipta. Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan


Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran . Jakarta. Fidaus, J. 2013.

Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. CV. Trans Info Media. Jakarta. Hikmawati, Isna. 2010. Buku
Ajar Epidemiologi. Muha Djaya: Jakarta. Noor, Nasri. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta .
Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.

Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. CV.
Trans Info Media. Jakarta. Slome, C. R.B Donna. J.E. Sandra & W. Leader. 1982.

Basic Epidemiological Methods and Biostatistics: A Workbook. Baston: Jones and Bartlett Publishers.
U.S. Department of health and human services. 2006.

Principles Of Epidemiology In Public Health Practive: An Introduction To Applied Epidemiology And


Biostatistics. 3rd Edition. Georgia: U.S Department of health and human services, centers of
disease control and prevention (CDC)

SOAL ESSAY

1. Bagaimana konsep terjadinya penyakit dalam epidemiologi?

Jawab : Konsep dasar timbulnya penyakit dalam epidemiologi adalah proses dimana penyakit
mulai terjadi dan berkembang dalam tubuh manusia. Proses timbulnya penyakit melibatkan
interaksi tiga jenis faktor yakni penyebab (agent), manusia (host), dan lingkungan (environment).
Pada kondisi seimbang antara agent, host, dan lingkungan maka kondisi kesehatan tetap terjaga.
Kerentanan manusia (host) terhadap paparan meningkat karena kurang tidur, kekurangan gizi,
stres, penuaan, atau berbagai jenis faktor yang juga dapat meningkatkan resiko penyakit.
Perubahan lingkungan memberikan kontribusi untuk mengubah kerentanan manusia atau pejamu
(host) serta kelangsungan hidup agen penyakit.

2. Sebutkan dan peranan epidemiologi dalam bidang kesehatan !

Jawab : Dalam bidang kesehatan epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena,
kemampuan epidemiologi adalah mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah
kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan
yang ada.

3. Apa yang dimaksud dengan nilai rate dalam epidemiologi..!

Jawab : Nilai rate dalam epidemiologi menunjukan besarnya pristiwa yang terjadi terhadap
jumblah keseluruhan penduduk dan pristiwa tersebut dalam kurun waktu tertentu.

4. Bagaimana peranan epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan?

Jawab : Epidemiologi mempunyai andil yang besar pada bidang kesehatan. Maka Epidemiologi
sebagai suatu displin ilmu mempunyai peran sebagai berikut:

a.Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi oleh


masyarakat.

b.Mengetahui factor-faktor yang berperanan dalam terjadinya masalah kesehatan atau


penyakit yang ada di masyarakat.

c.Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan


keputusan.

d.Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.

e.Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya


untuk mengatasi atau menanggulanginya.

f.Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu


dipecahkan.

5. Apa yang di maksud dengan Transisi epidemiologi ? Dan sebutkan akibat dari transisi
epidemiologi !

Jawab : Transisi epidemiologi adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab penyakit
terkait yng melahirkan masalah epidemiologi yang baru. Akibat dari transisi epidemiologi antara
lain: · Perubahan struktur dari masyarakat yang agraris

· Perubahan struktur penduduk (transisi demografi)


· Perbaikan dalam sanitasi lingkungan khususnya penyediaan air bersih

SOAL PILIHAN GANDA

1. Hepatitis sudah menyerang masyarakat indonesia sejak lama dan masih bertahansampai saat


ini, ini berdasarkan Data hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun2007 yang
menunjukkan prevalensi peyakit Hepatitis B sebesar 9,4%. Nilai itutidak pernah menurun
bahkan dominan meningkat dibandingkan tahun-tahunsebelumnya.kasus hepatitis B yang
menyerang indonesia merupakan contoh manfaatepidemiologi dalam menerangkan masalah
kesehatan yaitua.
A.Epidemi
B. Pandemi
C. Endemi
D. Sporadik
2. Pada epidemiologi deskriptif terdapat beberapa hal yang dapat di analisis yaitu
sebagai berikut, kecuali…
A. Sebab-akibat 
B. Waktu
C. Tempatd.
D. Orange.
E. Person
3. Epidemiologi memiliki 6 manfaat, salah satunya adalah…
A. Menyiapkan data dan informasi 
B. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan
C. Menerangkan besarnya masalah kesehatan (penyakit) dan penyebarannya
D. Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan
4. Suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risikodebgan
efek atau akibat, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulandata yang berfokus pada
satu waktu, merupakan pengertian dari
A. case control study 
B. cohort studyc.
C. cross sectional studyd
D. case control dan cohort study
5. Dibawah ini yang merupakan bagian dari peran utama epidemiologi adalah…
A. Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan
B. Menentukan identifikasi dan gambaran tentang penyebaran besar dan luasnya masalah
kesehatan
C. Mengetahui studi observasi dan studi experimentd.
D. Menerangkan besarnya masalah kesehatan(penyakit) dan penyebarannya 
6. Di bawah ini yang merupakan analisis epidemiologi adalah..
A. Kasus Kontrol dan Kohort
B. Krosektional dan analitik 
C. Deskriptif dan analitik
D. Kohort dan Krosektional
E. Deskriptif dan kontrol

7. Berikut ini yang merupakan bentuk penelitian experimental study ialah…


A. Penelitian deskriptif 
B. Penelitian analitik dan observational
C. Penelitian dengan randomisasi dan analitik
D. Penelitian randomisasi dan tanpa randomisasie.
E. Penelitian deskriptif dan analitik
8. Penyakit diklasifikasi menjadi penyakit menular dan tidak menular,dibawah iniyang termasuk
dalam klasifikasi penyakit menular yaitu…
A. Penyakit jantung
B. Penyakit tuberkulosis(TBC)
C. Penyakit kanker
D. Penyakit metabolikS
9. Unsur penyebab terjadinya penyakit dalam epidemiologi adalah seperti dibawah ini, kecuali…
A. Agent
B. Host
C. Environment
D. Fisiologi
10. Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri thdp lingkungan host untukmampu
tinggal & berkembang biak dlm jaringan/ host,merupakan definisi dari
A. virulensi 
B. pathogenesis
C. infektifitas
D. toksisitas

Anda mungkin juga menyukai