Anda di halaman 1dari 10

A.

Pendahuluan
Perkembangan penyakit yang ada menimbulkan rasa ingin tahu masyarakat akan faktor
penyebab dan bagaimana cara menyembuhkan suatu penyakit. Masalah kesehatan itu bagi tenaga
kesehatan dilihat dari pola penyebaran penyakit serta meneliti penyebab dari penyakit tersebut.
Masalah kesehatan itu menjadi masalah yang sering menjadi pusat perhatian semua orang, terutama
penyakit-penyakit yang sering terjadi di masyarakat luas, bahkan menjadi perhatian oleh suatu
negara jika suatu wabah menyebar. Dalam hal ini yaitu tentang perkembangan epidemiologi, yang
mencakup studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit.
B. Pembahasan
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
menekankan perhatiannya terhadap masalah kesehatan baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi yang terjadi dalam masyarakat. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai
kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, dimana Epi = upon
(pada/tentang), demos = people (penduduk/masyarakat), logia = knowledge (ilmu pengetahuan).
Dengan berkembangnya ilmu, epidemiologi mengalami perkembangan pengertian dan
mengalami perubahan dalam definisinya, yaitu :
1. Greenwood (1934)
Epidemiologi adalah ilmu tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai
kelompok penduduk. Epidemiologi menurut Greenwood memiliki penekanan pada kelompok
penduduk yang memberikan arahan pada distribusi dan metodologi terkait.
2. Gilliam (1963)
Menurut Gilliam, epidemiologi adalah apa yang dilakukan oleh ahli epidemiologi. Dari definisi ini,
Gilliam menekankan pada semua kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh ahli epidemiologi.
3. Morris (1964)
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk. Dari definisi
ini, Morris lebih menekankan pada pengetahuan penduduk tentang status sehat-sakit.

4. Barbara Valanis (1999)


Epidemiology is term derived from the Greek language (Epidemiology = upon; Demos = people;
logos = science). Jadi, epidemiologi adalah imu tentang penduduk.
5. Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989)
1

Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.
6. Gary D. Friedman (1974)
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations. Epidemiologi adalah ilmu
tentang terjadinya penyakit dalam populasi manusia.1
KESEHATAN MASYARAKAT
Menurut Winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang sampai
sekarang masih relevan, yakni : kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usaha-usaha
Pengorganisasian Masyarakat untuk :
a. Pemberantasan penyakit-penyakit menular;
b. Pendikan untuk kebersihan perorangan;
c. Perbaikan sanitasi lingkungan;
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan;
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang
layak dalam memelihara kesehatannya.
Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah tentu saling
berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut,
Winslow mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui Upayaupaya Pengorganisasian Masyarakat.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh
sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu,
kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup dua disiplin keilmuan, yakni ilmu biomedis
(medikal biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social sciences). Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan
ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga
sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup
: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi,
psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, ilmu kesehatan masyarakat merupakan
ilmu yang multidisiplin.2
KESEHATAN
1 Linda dan Rizki Muliani Maryani, Epidemiologi Kesehatan, (Yogyakarta: Graha Ilmu), c
I, h 1-5
2

Sehat (WHO, 1948) adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Definisi sehat ditambahkan pengertian pengaturan produktifitas sosial dan ekonomi yang
memungkinkan setiap orang di dunia untuk mencapai target sehingga dapat menjalani
kehidupannya yang produktif secara sosial dan ekonomi. (Deklarasi Alma Atta, 1978)
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU No 36 tahun
2009 tentang Kesehatan)
Sehat menurut MUI adalah kesehatan jasmaniah, ruhaniyah dan sosial yang dimiliki manusia
sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntutan-Nya, dan memelihara
serta mengembangkannya.3
KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI
1. Untuk mempelajari riwayat penyakit atau perkembangan alamiah suatu penyakit.

Epidemiologi mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang


mungkinakan terjadi.
Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan
kesehatan masyarakat.

2. Diagnosis masyarakat

Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah yang


menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan atau kematian di dalam komunitas atau
wilayah?

3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok
maupun populasi

Faktor risiko, masalah dan perilaku apa sajakah yang dapat mempengaruhi kelompok atau
populasi?
Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko dan
menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan. Misalnya: risiko kesehatan, pemeriksaan,
skrinning kesehatan, tes kesehatan, pengkajian penyakit dan sebagainya.

4. Pengkajian, evaluasi dan penelitian


2 Prof.Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta), c II, h
15-17
3 Catatan kuliah ibu Fajar Ariyanti, S.KM,Ph.D semester 1 mata kuliah Pengantar
Kesehatan Masyarakat
3

Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok.
Untuk mengkaji kefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan layanan untuk
mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cedera, ketidakmampuan atau
kematian.

5. Melengkapi gambaran klinis

Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada
ataubahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu.
Menentukan hubungan sebab akibat. Misalnya: radang tenggorokan dapat menyebabkan
demam dan rematik.

6. Identifikasi sindrom

Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom. Misalnya:


sindrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi, dan seterusnya.

7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan dan


pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau kematian.4

8. Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan dan sumber penyakit dengan diketahuinya
penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya, baik
yang bersifat pencegahan maupun pengobatan.
9. Mengkaji risiko dan menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan karena epidemiologi
mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, maka akan diperoleh
keterangan tentang keadaan masalah kesehatan dan resikonya. Keadaan yang dimaksud merupakan
perpaduan dari keterangan ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan dari ketiga cirri ini
menghasilkan 4 keadaan masalah kesehatan, yaitu:
a) Epidemi keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada suatu
daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
b) Pandemi suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada
suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat
tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yangsangat luas.5
4 Thomas C. Timmreck, Epidemiologi Suatu Pengantar (An Introduction to
Epidemiology), (Jakarta: EGC), c II, h 5-6
5 I. Seminar, Definisi Sejarah dan Jangkauan Epidemiologi Bahan 1,
http://www.academia.edu/9561156/DEFINISI_SEJARAH_DAN_JANGKAUAN_EPIDEMIOLOGI_BAHAN
_1 (diakses 3 Maret 2016)

TRANSISI EPIDEMIOLOGI
Dengan adanya berbagai transisi tersebut mendorong terjadinya perbuhan pola penyakit dalam
masyarakat yang ditandai dengan transisi epidemiologi di mana akan terjadi pergesaran pola
penyakit dan pola sebab kematian dalam masyarakat dengan menurunnya angka penyakit menular
tertentu dan meningkatnya angka berbagai penyakit tidak menular. Meningkatnya penyakit tidak
menular dalam masyarakat sangat erat hubungannya dengan perubahan gaya hidup serta tingkah
laku masyarakat, berkaitan pula dengan peningkatan sosial-ekonomi yang disertai dengan
perubahan pola hidup yang lebih konsumtif dan perubahan pola makanan, disamping adanya
perubahan lingkungan hidup serta struktur umur penduduk. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
perbedaan umur harapan hidup antara berbagai Negara berkembang. Di tahun 1998 masih terdapat
12 Negara Afrika bagaian Sub-Sahara yang memilki umur harapan hidup dibawah 50 tahun,
sedangkan di lain pihak, jumlah Negara yang sama di Amerika Latin dan Asia (termasuk Cina) telah
memiliki umur harapan hidup 70 tahun atau lebih. Omran mengemukakan bahwa dengan
perkembangan keadaan sosial ekonomi serta kemajuan teknologi kedokteran tidak hanya
menimbulkan transisi angka kematian yang menurun, tetapi disertai juga dengan pergeseran sebab
kematian dan pola penyakit dalam masyarakat.
Pergeseran ini terjadi melalui tahap-tahap tertentu. Tahap pertama (the era of festilence and
famine) dengan angka harapan hidup yang sangat rendah, disebabkan oleh kelaparan serta wabah
penyakit infeksi yang berhubungan dengan proses reproduksi dan dapat menyebabkan kematian.
Tahap kedua (the era of receding pandemics) ditandai dengan menurunnya peristiwa pandemic
disertai angka kematian yang terus menerus, peristiwa epidemic semakin jarang dan tidak bersifat
fatal, didominasi oleh penyakit kurang gizi dan infeksi. Tahap ketiga (the era of degenerative and
manmade) ditandai dengan semakin meningkatnya penyakit dan gangguan kardiovaskular, kanker,
diabetes serta berbagai penyakit degenaratif lainnya. Kecenderungan bidang kesehatan, pola
penyakit berubah dari penyakit menular yang lebih mudah disembuhkan ke penyakit tidak menular
yang bersifat menahun bahkan dapat seumur hidup sehingga akan menambah bebab biaya
pengobatan. Dalam hal ini Foege dan Henderson telah menyimpulkan pada negara berkembang
tidak aka nada pilihan lain dalam masa transisi epidemiologi., mereka harus menangani dua
macam masalah penyakit secara bersamaan pada permulaan abad ini.
EPIDEMIOLOGI MASA DEPAN
1. Epidemiologi dewasa ini
Epidemiologi telah digunakan untuk menegakkan system survallence yang hampir selalu
dapat mendeteksi kejadian luar biasa maupun mewabah, sehingga sistem pengawasan dapat
diaktifkan sedini mungkin, terutama terhadap beberapa jenis penyakit menular tertentu. Hampir di
kebanyakan Negara, tingkat morbiditas dan terutama data kematian sangat bermanfaat sebagai dasar
untuk penentuan prioritas secara nasional. Analisis tentang data ini telah memungkinkan
mengidentifikasi risiko atau kategori risiko dengan berbagai penyebab tertentu yang menentukan
insidens tinggi, prevalensi, tingkat kematian dan menghubungkannya dengan umur, jenis kelamin,
tempat tinggal dan berbagai keterangan deskriptif lainnya.
5

2. Prospek masa depan epidemiologi


a. Pelayanan kesehatan
Praktik epidemiologi harus diarahkan kembali untuk merealisasikan berbagai cabang yang
potensial dalam usaha meningkatkan pengetahuan, penilaian dan pengawasan maupun
penanggulangan masalah kesehatan serta usaha peningkatan pelayanan kesehatan. Metode terbaru
untuk analisis seharusnya sudah ditetapkan. Hal itu untuk menilai ukuran-ukuran pencegahan dari
pengobatan serta menghadapi kondisi yang terus berkembang. Penilaian terhadap kondisi kesehatan
harus diperluas termasuk indikator-indikator tambahan, seperti jumlah tahun kehilangan hidup,
asumsi tertentu dari tingkat pengawasan penyakit-penyakit secara efektif. Demikian pula analisis
demografi harus mempertimbangkan karakteristik tertentu dari suatu daerah, misalnya kota yang
terlalu padat, variasi tingkat kesuburan dan bentuk komposisi penduduk.
b. Penelitian epidemiologi
Penentuan masalah kesehatan harus mendapatkan perhatian, bila keadaan kesehatan dari
suat kelompok tertu disimpulkan berdasarkan keadaan kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan
dan memastikan hubungan tersebut dibutuhkan penelitian untuk mengghubungkan kejadian
kematian dan kesakitan, seperti tempat tinggal, pekerjaan dan tingkat pendapatan. Penelitian
pelayanan kesehatan harus dipergiat termasuk berbagai aspek yang berhubungan dengan cakupan
pelayanan dan cara masyarakat memanfaatkan pelayanan tersebut.
c. Pendidikan dan Latihan Epidemiologi
Semua petugas kesehatan harus menerima latihan dan memilki pengetahuan di bidang
epidemiologi. Karakteristik dari dari latihan tersebut akan tergantung dari beberapa factor termasuk
derajat kesehatan, kebijakan latihan/pendidikan, bentuk dan mekanisme organisasi kesehatan serta
tanggung jawab fungsional dari petugas kesehatan. Program latihan petugas harus sejalan dengan
keperluan dari sistem pelayanan kepada masyarakat untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang
terlatih dan siap pakai secara umum, khususnya dalam bidang epidemiologi. 6
SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan sejarahnya, Epidemiologi berkembang dari penelitian-penelitian mengenai
penyakit-penyakit infeksi yang terdapat pada populasi manusia dan hewan. Model-model studi
epidemiologi pada awal perkembangannya didasarkan pada model studi penyakit-penyakit
menular/infeksi dan Kejadian Luar Biasa (KLB/outbreake) penyakit-penyakit infeksi.
Epidemiologi merupakan kunci penting untuk menentukan kausa dan kontrol bagi kematian,
disabilitas, penyakit-penyakit, kecacatan, sindrom-sindrom, trauma, dan hampir semua kondisi yang
ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Studi epidemiologi mulai merambah ke luar penyakit

6 Prof. DR. Nur Nasry Noor, M.PH, Epidemiologi, (Jakarta:Rineka Cipta), h 287-292

menular, antara lain studi-studi mengenai masalah-masalah perilaku dan life style dalam kaitannya
dengan kejadian penyakit.
Sejarah dan konsep metodologi pada epidemiologi secara garis besar merupakan
perkembangan dari 4 wawasan/pandangan7 :
1. Penyakit pada manusia ada hubungannya dengan lingkungan manusia tersebut (disease and
environment)

Dicetuskan oleh Hipocrates


Hipocrates mengamati masalah-masalah lingkungan dan perilaku yang dapat mengakibatkan
penyakit pada manusia
Konsep ini berkembang seterusnya sampai sekarang ini, disebut konsep ekologi

2. Kuantifikasi (penghitungan dan pengukuran) dari kejadian penyakit (counting and measurement)

Dicetuskan oleh John Graunt


Graunt mencatat dan menganalisa besar perbedaan kelahiran dan kematian antara pria dan
perempuan
Kematian yang tinggi pada bayi didasarkan menurut musimnya
Graunt menciptakan dua prosedur dasar statistik, yaitu : estimasi populasi dan konstruksi
life table
3. Percobaan-percobaan alamiah (natural experiments)
Dicetuskan oleh William Farr dan John Snow
Farr mengumpulkan data rutin kematian dan penyebabnya
Farr adalah orang pertama yang menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi
masalah kesehatan
Snow melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara kejadian kolera dengan suplai
air minum oleh PAM tertentu
Snow menyusun postulat : kolera ditularkan oleh air yang tercemar
4. Penelitian-penelitian intervensi (intervention studies)
Penelitian epidemiologi secara dominan bersifat non-eksperimental, yakni hanya
berdasarkan observasi
Namun pada abad-17 penelitian epidemiologi bersifat eksperimental
Contoh : pemberian buah segar pada penderita sariawan (Linds trial)
Perkembangan ilmu epidemiologi tidak terlepas dari pengaruh demografi. Perkembangan ilmu
epidemiologi melalui tahap transisi epidemiologi. Transisi epidemiologi adalah suatu perkembangan
atau fase peralihan zaman yang mencermati tentang penyebab, cara penanggulangan, dan dampak
masalah kesehatan/penyakit.
Selama tahap transisi epidemiologi ini, terjadi pergeseran pola penyakit dalam jangka lama.
Penyakit infeksi diganti oleh penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia. Transisi
7 Dr. Nuning KM, Modul Dasar-dasar Epidemiologi, (Jakarta: UIN Jakarta Press), h 8-12
7

epidemiologi sangat dipengaruhi oleh transisi demografi. Seorang ahli kesehatan masyarakat Omran
(1974) menyimpulkan tahap transisi epidemiologi sebagai berikut8 :
1. Masa wabah dan kelaparan
a)
b)
c)
d)
e)

Nutrisi buruk dan kelaparan tinggi


Penyakit endemik meningkat
Penyakit infeksi meningkat
Mortalitas tinggi
Angka harapan hidup rendah sekitar 20-40 tahun

2. Masa menurunnya penyakit menular


a) Penyakit infeksi dan kelparan menurun
b) Kelahiran meningkat
c) Angka harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi 55 tahun
3. Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Sosial-ekonomi dan lingkungan membaik


Penyakit infeksi meningkat
Tingkat fertilitas rendah
Kelahiran dan kematian rendah
Penyakit kronis penyebab utama kematian
Emansipasi wanita meningkat
Angka harapan hidup meningkat > 70 tahun

C. Penutup
Epidemiologi menekankan perhatiannya terhadap masalah kesehatan baik
penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi. Epidemiologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang frekuensi, distribusi, dan determinant yang
berhubungan dengan masalah penyakit di masyarakat. Epidemiologi
merupakan salah satu bagian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat. Menurut
Winslow (1920) kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usahausaha pengorganisasian masyarakat.
Epidemiologi memiliki beberapa kegunaan dalam kehidupan sehari-hari,
yakni untuk mempelajari riwayat penyakit atau perkembangan alamiah suatu
penyakit, diagnosis masyarakat, mengkaji risiko yang ada pada setiap individu,
pengkajian, evaluasi dan penelitian, melengkapi gambaran klinis, identifikasi
sindrom, menentukan penyebab dan sumber penyakit, menerangkan penyebab

8 Wahyudin Rajab, Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC), h 11
8

suatu masalah kesehatan dan sumber penyakit,


menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.

mengkaji

risiko

dan

Perkembangan ilmu epidemiologi terjadi melalui tahap transisi


epidemiologi. Transisi epidemiologi adalah suatu perkembangan atau fase
peralihan zaman yang mencermati tentang penyebab, cara penanggulangan,
dan dampak masalah kesehatan/penyakit. Selama tahap transisi epidemiologi
ini, terjadi pergeseran pola penyakit dalam jangka lama. Penyakit infeksi
diganti oleh penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia.

Daftar Pustaka
1. Maryani, Lidya dan Rizki Muliani. 2010. Epidemiologi Kesehatan, Edisi 1. Yogyakarta: Graha
Ilmu, c I, h 1-5
2. Prof.Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta), c II, h 15-17
3. Catatan kuliah ibu Fajar Ariyanti, S.KM,Ph.D semester 1 mata kuliah Pengantar Kesehatan
Masyarakat
4. Timmreck, Thomas. C. 1998, Epidemiologi Suatu Pengantar (An Introduction To Epidemiology.
Boston, MA: Jones and Bartlett Publishers Inc.
5.

Seminar,

I,

Definisi,

Sejarah,

dan

Jangkauan

Epidemiologi,

http://www.academia.edu/9561156/DEFINISI_SEJARAH_DAN_JANGKAUAN_EPIDEMIOLOG
I_BAHAN_1, (diakses 3 Maret 2016).
6. Prof. DR. Nur Nasry Noor, M.PH, Epidemiologi, (Jakarta:Rineka Cipta), hlm 287-292
7. Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
8. Dr. Nuning KM. 2006. Modul Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta: UIN Jakarta
Press.

10

Anda mungkin juga menyukai