PEMBAHASAN
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit dan masalah
kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit masyarakat itu didekati oleh
epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu, epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai
suatu metode pendekatan banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah
kesehatan.
Menurut asal katanya, secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian
yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari perkataan Yunan, dimana epi = upon, pada
atau tentang, demos = people, penduduk, logia = knowledge, ilmu. Namun epidemiologi ini tentu
sesuai dengan sejarah kelahirannya dimana epidemiologi memberikan perhatian terhadap
penyakit yang mengenai penduduk. Penyakit yang banyak menimpa penduduk pada dewasa itu
hingga akhir abad 19 adalah penyakit wabah atau epidemic (penyakit yang mengenai penduduk
secara luas). Epidemiologi memberikan perhatian tentang epidemic yang banyak menelan korban
kematian, dan begitulah nama epidemiologi tidak bias dilepaskan dengan epidemiologi itu
sendiri.
Kemudian Brian Mac Mahon (1970), pakar epidemiologi di Amerika Serikat yang
bersama dengan Thomas F. Pugh menulis buku “Epidemiologi: Pricipals and Methods”
menyatakan bahwa epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease
frequency in man”.
Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit pada
manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Walaupun defenisinya cukup sederhana,
disini tampak bahwa MacMahon menekankan epidemiologi sebagai suatu pendekatan
metodologi dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab mengapa terjadi
distribusi sedemikian dari suatu penyakit.
Epidemiologi menurut bahasa Yunani yang berasal dari kata Epi, demos, dan Logos. Epi
= atas, demos = masyarakat, logos = ilmu, sehingga epidemiologi dapat diartikan ilmu yang
mempelajari tentang masyarakat.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi, dan determinan
penyakit pada populasi.
a. Distribusi : Orang, tempat, waktu
b. Frekuensi, ukuran frekuensi : Insiden dan atau prevalen
c. Determinan faktor risiko : faktor yang mempengaruhi atau faktor yang memberi risiko
atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
Epidemiologi mengukur suatu kejadian dan distribusi kejadian tersebut menurut variabel
orang, tempat, dan waktu, dan berupaya menentukan faktor yang menyebabkan terjadinya
kejadian itu di kelompok populasi. Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari
beberapa wabah penyakit pada waktu-waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi.
Tujuan Epidemiologi
Tujuan Epidemiologi antara lain :
1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menentukan “sebab” masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
6. Menggambarkan upaya tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan
7. Penelitian sejarah
8. Diagnosis komunitas
9. Kinerja pelayanan kesehatan
10. Risiko individu dan peluang
11. Melengkapi gambaran klinik dan pola penyebaran penyakit
12. Identifikasi sindrom
13. Mencari penyebab
14. Mengevaluasi gejala dan tanda-tanda
15. Analisa keputusan klinis
Manfaat Epidemiologi
Manfaat Epidemiologi antara lain:
1. Membantu pekerjaan Administrasi Kesehatan
2. Dapat menerangkan penyebab masalah kesehatan
3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah penyakit
4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
a. Epidemi (singkat dan tinggi)
b. Pandemi ( peningkatan yang sangat tinggi dan telah amat luas)
c. Endemi ( frekuansi tetap dalam waktu yang lama)
d. Sporadik (berubah-ubah menurut perubahan waktu)
Ruang Lingkup Epidemiologi
B. DEFINISI PENYAKIT
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap seseorang. Ilmu yang mempelajari tentang
penyakit disebut patologi.
Penyakit merupakan suatu keadaan tidak normal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidak nyamanan, disfungsi, atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.
Penyakit dibedakan menjadi penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penyakit kronis.
Jenis Penyakit
1. Penyakit Infeksi
Penyakit Infeksi terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang
tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri , amuba, atau jamur. Beberapa
jenis penyakit menular adalah antraks, beguk, batuk, rejan (pertusis), beri-beri,
cacingan, cacar air (varicella), campak, cikungunya, demam berdarah, demam
kelenjar, diare, disentri amuba, eritema, hipatitis A, hepatitis B, hepatitis C, influenza,
kolera, lepra, malaria, penyakit tangan, kaki, dan mulut, rabies, radang lambung dan
usus, rebula, tetanus, tuberkulosis, konjungtivitis, kurap, kudis, flu burung, HIV, dan
sebagainya.
Penyakit ini digolongkan kepada dua jenis yaitu communicable desease (penyakit
yang dapat dicegah) seperti dipteri. Dan non-Communicable desease (penyakit yang
tidak dapat dilakukan pencegahan seperti imunisasi)
Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi : Akut dan Kronis. Berdasarkan
sifat penularannya dapat dibagi menjadi : Menular dan Tidak Menular. Proses terjadinya penyakit
merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia (Host) dan lingkungan sekitarnya. Untuk
penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara : Agent penyakit
(mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan sedangkan untuk penyakit tidak menular
proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit (non living agent), manusia dan
lingkungan. Penyakit tidak menular dapat bersifat akut dapat juga bersifat kronis.
Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen atau faktor penyebab
penyakit, manusia sebagai pejamu atau host, dan faktor lingkungan yang mendukung. Proses
interaksi ini disebabkan adanya agen penyebab penyakit, melakukan kontak dengan manusia
sebagai pejamu yang rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan. Dalam buku Epidemiologi
(2001) karya Eko Budiarto, proses interaksi ini dapat terjadi secara individu atau kelompok.
Misalnya, proses terjadinya penyakit TBC karena ada mikrobakterium tuberkolosa yang kontak
dengan manusia sebagai penjamu rentan. Manusia tersebut memiliki daya tahan tubuh yang
rendah dan lingkungan rumah yang tidak sehat sebagai faktor lingkungan.
a) Faktor Agen
Faktor agen sebagai faktor penyebab penyakit. Berupa unsur hidup atau mati yang
terdapat dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan.
a. Agen dengan unsur hidup adalah:
1. Virus
2. Bakteri
3. Jamur
4. Parasit
5. Protozoa
6. Metazoa
b. Agen berupa unsur mati adalah:
1. Pencegahan primordial
Usaha yang dilakukan untuk menghindari terjadinya faktor resiko, serta
diperlukannya keterlibatan instansi-instansi terkait sehingga cepat terlaksana.
Contohnya pelarangan Ilegalloging.
2. Pencegahan primer
Usaha yang dilakukan pada tahap prepatogenesis sehingga derajat kesehatan
dapat ditingkatkan pada jenis penyakit tertentu. Usaha yang dilakukan berupa ;
Health promotion berupa peningkatan derajat kesehatan individu secara optimal,
mengurangi faktor resiko dan memodifikasi lingkungan dan Specific protection,
pencegahan ini ditujukan kepada host (manusia) dan penyebab untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Pencegahan sekunder
Usaha yang dilakukan pada saat sakit dengan diangosis dini serta pengobatan
yang cepat dan tepat.
4. Pencegahan tersier
Usaha yang dilakukan untuk mencegah kecacatan atau kematian, mencegah
terulangnya penyakit serta melakukan proses rehabilitasi fisik, sosial serta
psikologi.
Pencegahan penyakit secara umum juga dapat dilakukan melalui tiga tingkatan
pencegahan secara umum yakni:
1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi
kesehatan dan pencegahan khusus, sasaran pencegahan pertama dapat ditujukan
pada faktor penyebab, lingkungan penjamu. Pencegahan tahap ini dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut
a. Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab atau menurunkan pengaruh
penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi,
pasteurisasi, sterilisasi, yang bertujuan untuk menghilangkan mikro-
organisme penyebab penyakit, penyemprotan inteksida dalam rangka
menurunkan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai
penularan, di samping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka
memutuskan rantai penularannya.
b. Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti
peningkatan air bersih, sanitasilingkungan dan perubahan serta bentuk
pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti
pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan
sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar individu dan
kehidupan sosial masyarakat.
c. Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status
kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta
berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis,
persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunan,
dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olah
raga kesehatan.
Contoh :
Contoh :
Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai
NAPZA dan lain-lain.
Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Misalnya
dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia
tinggal.
6. PENANGGULANGAN PENYAKIT
Penanggulangan penyakit menular (kontrol) adalah upaya untuk menekan peristiwa
penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan
gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut. Seperti halnya pada upaya pencegahan
penyakit, maka upaya penanggulangan penyakit menular dapat pula dikelompokan pada
tiga kelompok sesuai dengan sasaran langsung melawan sumber penularan atau reservoir,
sasran ditujukan pada cara penularan penyakit, sasaran yang ditujukan terhadap penjamu
dengan menurunkan kepekaan penjamu. Konsep penanggulangan penyakit menular dapat
dilakukan dengan cara:
a) Sasaran langsung pada sumber penularan penjamu. Keberadaan suatu sumber
penularan (reservoir) dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting
dalam rantai penularan. Dengan demikian keberadaan sumbar penularan tersebut
memegang peranan yang cukup penting serta menentukan cara penanggulangan
yang paling tepat dan tingkat keberhasilannya yang cukup tinggi.
Sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (domestik) maka upaya
mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dilakukan
dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang
lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala)
Apabila sumber penularan adalah manusia, maka cara pendekatannya sangat
berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin dilakukan
pemusnahan sumber. Sasaran penanggulangan penyakit pada sumber
penularan dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam
berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-
organisme) atau menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber.
b) Sasaran ditujukan pada cara penularan
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang ditularkan melalui
udara, terutama infeksi saluran pernapasan dilakukan desinfeksi udara dengan
bahan kimia atau dengan sinar ultra violet, ternyata kurang berhasil. Sedangkan
usaha lain dengan perbaikan sistem ventilasi serta aliran udara dalam ruangan
tampaknya lebih bermanfaat.
c) Sasaran ditujukan pada penjamu potensial.
Sebagaimana diterangkan sebelumnya bahwa faktor yang berpengaruh pada
penjamu potensial terutama tingkat kekebalan (imunitas) serta tingkat
kerentanan/kepekaan yang pengaruhi oleh status gizi, keadaan umum serta faktor
genetika.
d) Berbagai penyakit dewasa ini dapat dicegah melalui usaha imunitas yakni
peningkatan kekebalan aktif pada penjamu dengan pemberian vaksinasi.
Pemberian imunisasi aktif untuk perlindungan penyakit (DPT) merupakan
pemberian imunisasi dasar kepada anak-anak sebagai bagian terpenting dalam
program kegiatan kesehatan masyarakat.
e) Peningkatan kekebalan umum.
Berbagai usaha lainnya dalam meningkatkan daya tahan penjamuterhadap
penyakit infeksi telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan keluarga,
peningkatan gizi balitamelalui program kartu menuju sehat (KMS), peningkatan
derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui
posyandu. Keseluruhan program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh secara umum dalam usaha menangkal berbagai ancaman penyakit infeks.
2. INFERENSI KAUSA
Dewasa ini perhatian utama para epidemiolog ditujukan kepada riset etiologi.Riset
etiologi adalah riset epidemiologi yang bertujuan mengetahui penyebab-penyebab
penyakit, hubungan satu penyebab penyakit dengan penyebab lainnya, sertabesarnya pengaruh
terhadap penyakit. Untuk membuat kesimpulan tentang penyebab penyakit, pertama-tama kita
perlu mengklasifikasikan arti “kausalitas” dalam epidemiologi.
A. Konsep Kausasi
Riset tentang hubungan kausal sangat penting perannya bagi kesehatan masyarakat dan
kedokteran. Anjuran untuk tidak merokok dibuat berdasarkan temuan ratusan riset
yang membuktikan bahwa merokok adalah penyebab Ca paru. Para dokter memberikan obat
berdasarkan hasil uji klinik yangmenemukan bahwa obat tersebut memang memperbaiki kondisi
pasien. Perencana kesehatan merencanakan penempatan fasilitas pelayanan kesehatan
pada suatu komunitas dengan asumsi, bahwa fasilitas tersebut akan menyebabkan
perbaikanstatus kesehatan komunitas yang dilayani.
Seorang Ibu yang mengganti bola lampu yang terbakar mungkin akan melihatbahwa
tindakannya adalah penyebab dari menyalanya lampu, bukan karena diamenolak fakta
bahwa hal tersebut adalah efek dari dipasangnya tombol lampupada posisi menyala, tetapi
karena fokus yang diamatinya berbeda
Seorang ahli kabel yang memperbaiki transformer yang menyebabkan lampumati
mungkin akan menyatakan bahwa penyebab dari menyalanya lampuadalah
karena dia membetulkan transformer tersebut
B. Model Kausalitas
a. Model determinisme murni.
Faktor X Penyakit Y
Model determinisme pertama kali diperagakan oleh Jacob Henle. Pada tahun1840,
atau kurang lebih 40 tahun sebelum para mikrobiolog berhasil mengisolasi
danmenumbuhkan bakteri dalam kultur untuk pertama kali, ia membuat model
kausasiyang melibatkan relasi antara sebuah agen sebagai penyebab dan sebuah hasil
sebagaiakibat. Model kausal itu dilanjutkan muridnya, Robert Koch pada tahun 1882,
untukmenjelaskan hubungan basil tuberkulosis dan penyakit tuberkulosis. Model
kausalitasitu dinyatakan dalam tiga postulat yang terkenal sebagai Postulat
Henle-Koch(Rivers, 1973). Suatu agen adalah penyebab penyakit apabila ketiga syarat
berikutdipenuhi:
Apakah model kausasi tunggal dapat diterapkan pada semua penyakit? Mari
kita kaji dengan beberapa contoh. Spesifisitas penyakit mudah dijumpai pada penyakit-
penyakit tumor yang langka. Angiosarkoma hati, misalnya, sebegitu jauh diketahui
terjadi hanya dan cukup bila terdapat paparan dengan vinil klorida. vagina pada anak
perempuan terjadinya hanya dan cukup bila ibunya terpaparhormon DES
(diethylstilbestrol) sewaktu hamil. Sekarang bagaimana dengan etiologipenyakit-penyakit
lain pada umumnya? Tampaknya syarat spesifisitas penyebab danspesifisitas efek terlalu
sulit untuk dipenuhi pada sebagian besar penyakit
c. Penyebab Majemuk.
Infeksi dengan
Mycobacterium
tuberculosa
GiziBuruk
FaktorGenetik?
KeadaanLingkungan
Faktor 1
Reaksi pada
Faktor2 Penyakit A
tingkatseluler
Faktor 3
Faktor 1
2) Segitiga epidemiologi;
Penjamu
Agen Lingkungan
Penjamu
Pada faktor ini yaitu semua yang melekat pada diri manusia yang dapat memepengaruhi
timbunya penyakit serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut terdiri dari :
2. Faktor penyebab (agent)
Agent adalah semua unsur organisme hidup yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit atau
masalah kesehatan lainnya. Faktor agent yaitu :
Golongan biologic, umumnya pada golongan ini yang banyak menimbulkan penyakit
adalah mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dll.
Golongan kimia, Beragam zat kimia yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada
seseorang baik yang bersumber dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh manusia.
Golongan fisik faktor fisik yang dapat mempengaruhi timbulnua penyakit dalam bentuk
fisik atau benda yang dilihat oleh mata. Seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah,
suara yang terlalu bising, kelembaban, kebisingan dll.
Golongan gizi/nutrient gizi, ialah zat yang diperlukan tubuh untuk melangsungkan
fungsi kehidupan manusia. Apabila seseorang kekurangan atau kelebihan zat gizi maka
akan berdampak pada timbulnya masalah kesehatan.
Golongan mekanik, golongan ini lebih banyak dikategorikan ke dalam golongan fisik
tetapi pada golongan ini lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia, seperti
pukulan, dalam pekerjaan, dan sebagainya.
3. Faktor lingkungan (environment)
Lingkungan fisik dapat meliputi air, tanah, keadaan geografis, keadaan geologi.
Lingkungan biologis misalnya human reservoir, animal reservoir, dan antrhopode
reservoir.
Lingkungan sosio-eknomi misalnya arus penduduk, kepadatan penduduk di suatu
negara atau daerah, status perekonomian, nilai-nilai social yang terdapat disuatu wilayah,
keadaan sosial masyarakat, urbanisasi, stratifikasi sosial.
3) Jala-jala kausasi;
Model ini dicetuskan oleh MacMahon dan Pugh (1970).Prinsipnya adalah, setiap
efek (yakni, penyakit) tak pernah tergantung kepada sebuahfaktor penyebab, tetapi
tergantung kepada sejumlah faktor dalam rangkaian kausalitas sebelumnya.
Faktor-faktor penyebab itu disebut promotor dan inhibitor. Gambar 5.menyajikan
model jala-jala kausasi
Promotor Keadaan biologic Inhibitor
awal
Promotor 1
Promotor 2
Promotor Inhibitor 1
Promotor
Promotor 3
Promotor Akibat 1
Promotor 4
Promotor 5
Promotor Inhibitor 2
Promotor
Promotor 6
Promotor Akibat2
Promotor 7
Promotor Inhibitor 3
Promotor 8
Promotor
Promotor 9
Promotor Akibat3
(manifestasiklinik)
4) Model roda.
LingkunganFisik