Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia
dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya keadaan sehat
merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya
apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik
maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan. Hal ini merugikan
penderita karena akan menurunkan produktifitas terhadap kehidupan pribadi
dan negaranya. Dengan demikian, perlu adanya suatu usaha-usaha untuk
meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai
Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik beratkan
pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan. Penyembuhan ini
dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah perkembangan
zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak cukup berhasil
dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat. Setelah itu muncullah
metode preventif yang mengedepankan upaya-upaya pencegahan penyakit. Hal
ini dilakukan berdasarkan ilmu Epidemiologi atau ilmu mengenai distribusi,
frekuensi dan determinan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakt serta
aplikasinya dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian
penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada dalam
ilmu pengobatan tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Epidemiologi
A. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti
”permukaan, diatas, menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ”orang,
populasi, penduduk, manusia ” serta ologi berarti “ilmu”. Secara etimologis,
epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. 
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat
dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta
mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk
tujuan pencegahan maupun penanggulangannya.
Epidemiologi merupakan disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran,
yakni suatu proses yang logis antara proses fisik, biologis dan fenomena social yang
berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan
kesehatan lainnya.
Epidemilogi merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa berkembang.
Oleh karena itu, tidak mudah untuk menentukan suatu batasan yang baku. Hal ini
tampak dengan berbagai batasan yang dinyatakan oleh para ahli epidemiologi sebagai
berikut:
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan
determinan yang mempengaruhi frekuensi penyakit pada kelompok
manusia (Mac Mahon, B & Pugh, T.F., 1970)
2. Epidemilogi adalah suatu studi tentang factor yang menentukan frekuensi
dan distribusi penyakit pada populasi manusia (Lowe C.R& Koestrzewski.
J, 1973)
3. Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan
penyakit dan
ruda paksa pada populasi manusia (Mausner J. S & Bahn, 1974)

4. Epidemiologi adalah ilmu yng mempelajri distribusi penyakit atau keadaan


fisiologis
pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi distribusi tersebut
(Lilienfeld A.M & D. E Lilienfeld, 1980).
4. Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit
pada populasi manusia (Barker, D. J.P, 1982)

Pengertian epidemiologi ditinjau dari berbagai aspek adalah:

1. Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti analisis dta kesehatan, social
ekonomi, dan kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan
interpretasi perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan
terjdi dimasyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.

2. Aspek Klinis
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini
perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories
pada awal kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit baru seperti, karsinoma
vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya ditemukan secara klinisi.

3. Aspek Praktis
Epidemiologi dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada
upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok
atau masyarakat umum.
Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi
diutamakan pada cara penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang diduga
sebagai penyebab, toksin atau lingkungan dan membentuk kekebalan untuk
menjamin kesehatan manusia.

B. Batasan Epidemiologi
Batasan –batasan dalam epidemiologi diantaranya
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun
penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi),
kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya.
Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan
pelayanan kesehatan.
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari
penyakitpenyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya
pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah
yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang
dikaji dari manusia dan total lingkungannya (Notoatmodjo,2011).
4. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan ini dimaksudkan untuk menunjuk kepada
besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk
dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal
pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang
dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas
masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
5. Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk
kepada pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu.
Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam
epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia
(man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time)
6. Faktor-faktor yang memepengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah
menunujuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang
menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab
munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu ada tiga langkah pokok
yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang
dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah
disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan
diketahuinya penybab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-
langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.

C.  Ruang Lingkup Epidemiologi


Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai
ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara
sederhana dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah
penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat
luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana,
masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan
sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
2.  Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia,
apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan
lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-
upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang
masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara
menganalisis data  tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang
terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan
perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan
penyebab timbulnya masalah kesehatan.

D. Manfaat Epidemiologi
Dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi
sebagai kumpulan metoda pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu
juga mempunyai manfaat yang cukup luas, terutama dalam ilmu kesehatan
masyarakat maupun ilmu kedokteran pada umumnya. Meskipun demikian
manfaat utama epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat
epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Sesuai dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat
menguraikan dan memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit
dan masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’.
Suatu pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya
‘penelitian’ yang hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat
alamiah penyakit’ yang sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari
penyakit atau masalah kesehatan yang bersangkutan.
3. Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan
penyakit atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi
pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya
adalah agar kita dapat menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi
masalah penyakit tadi.

E. Peranannya dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat


Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang
lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran
penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam
kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1.      Mencari  / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya
gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam
usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2.      Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan
dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan
gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam.
3.      Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4.      Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara
mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam
kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam
masyarakat.
Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan
masalah kesehatan masyarakat yaitu memberikan gambaran (deskripsi)
tentang penyebaran (distribusi), besar dan luasnya masalah kesehatan dan
lainnya ,menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host and
environment ,menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko
tinggi terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai
Risiko ,mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan ,
membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning
(perencanaan) ,monitoring (pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi) ,
menerangkan penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-
langkah penanggulangannya, Dapat menerangkan perkembangan alamiah
suatu penyakit, Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu:
Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik.
2.2 Ruang Lingkup Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Setiap aktivitas epidemiologi merupakan penerapan metode untuk
mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dapat disajikan suatu informasi
yang memperkaya ilmu pengetahuan mengenai fenomena kesehatan tertentu
dan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan dalam pelayanan kesehatan.
(Amiruddin Ridwan, 2006. Epidemiologi perencanaan dan pelayanan
kesehatan. : Makassar).
Sebagai suatu disiplin ilmu, epidemiologi dapat dianggap sebagai ilmu
dasar menyangkut mekanisme terjadinya penyakit dan fenomena kesehatan
pada umumnya. Disamping itu, epidemiologi dapat juga dianggap sebagai ilmu
terapan, yang memadukan ilmu-ilmu biomedik, biostatistika, dan bioteknohlogi
untuk memecahkan persoalan-persoalan kesehatan, khususnya mencegah
penyakit, disabilitas dan kematian. Dalam lingkungan rumah sakit, ilmu
epidemiologi dapat menjembatani kenginan klinis untuk menerapkan ilmu
biomedik dan bioteknohlogi dalam pengambilan keputusan klinik dan kenginan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan
terjangkau pada saat dibutuhkan. (Amiruddin Ridwan,2006. Epidemiologi
perencanaan dan pelayanan kesehatan. : Makassar)
Bagi manajer rumah sakit, epidemiologi dapat digunakan sebagai
pedang bermata dua, yaitu :
1.     Epidemiologi dapat dimanfaatkan untuk melandasi pengambilan keputusan
dalam  pelayanan pasien oleh staf rumah sakit.
2.     Epidemiologi digunakan untuk memantau pola penyakit dimasyarakat yang
mencerminkan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan jenis-jenis
pelayanan yang dapat diberikan oleh rumah sakit.( Amiruddin Ridwan,
2006. Epidemiologi Perencanaan Dan Pelayanan Kesehatan, :
Makassar)
Perencanaan kesehatan perlu untuk dipikirkan ketepatan strateginya.
baik dalam pelayanan promosi, preventif dan dari segi kuratif dan
rehabilitatifnya. Semua orang yang terlibat dalam perencanaan kesehatan
seharusnya tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung oleh rakyat yang
sebenarnya.Agar Teori dan kenyataan dilapangan dapat berjalan sebagaimana
seharusnya. Proses Perencanaan kesehatan tidak terlepas pada isu
strategis.Dimana terdapat beberapa komponen penting dalam mendukung
terlaksananya program perencanaan kesehatan. Maka epidemiologi memiliki
peran strategis untuk menetapakan sebuah kebijakan kesehatan yang termaktub
dalam program-program kesehatan. (Epidemiologi
Perencanaan http://www.depkes.go.id )
Sebagaimana kita ketahui data dan informasi sebagai produk kegiatan
Surveilans epidemiologi, merupakan instrumen pendukung untuk menentukan
kebijakan, perencanaan dan penganggaran termasuk untuk pelaksanaan
pengendalian faktor risiko. Berdasarkan pengamatan kita sehari-hari,
pencatatan dan pelaporan yang mempunyai nilai strategis relatif belum optimal
yang diakibatkan dari under recorded & reported, tidak tepat waktu, tidak
adekuat, termasuk umpan balik secara berjenjang dari Pusat – Propinsi –
Kab/Kota – Puskesmas tidak dilakukan secara baik dan tidak mempunyai
mekanismereward dan punishment. (Epidemiologi
Perencanaan http://www.depkes.go.id ).
Surveilans adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data epidemiologis
(untuk masalah kesehatan tertentu secara teratur dan terus menerus dari
kegiatan rutin), dilakukan pengolahan data (koreksi/pemeriksaan, kompilasi,
analisis dan interpretasi) sehingga menghasilkan informasi epidemiologis yang
dapat dipakai maupun oleh pihak lain yang membutuhkannya sebagai bahan
untuk perencanaan atau tindakan maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono,
2002)
Epidemiologi mempunyai peranan yang penting dalam proses
pengambilan keputusan, hal ini karena epidemiologi sebagai penyedia data base
untuk mengetahui besaran masalah kesehatan. analisis-analisis data tersebut
dapat dijadikan dasar pertimbangan.Hal ini tidak terlepas pada salah satu
komponen epidemiologi, yakni surveilans.Surveilans adalah rangkaian kegiatan
pengumpulan data epidemiologis (untuk masalah kesehatan tertentu secara
teratur dan terus menerus dari kegiatan rutin), dilakukan pengolahan data
(koreksi/pemeriksaan, kompilasi, analisis dan interpretasi) sehingga
menghasilkan informasi epidemiologis yang dapat dipakai maupun oleh pihak
lain yang membutuhkannya sebagai bahan untuk perencanaan atau tindakan
maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono, 2002)
Epidemiologi dalam tataran pengatur kebijakan untuk melakukan suatu
proses perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan , yakni :
1.    Tersedianya dokumen sebagai penguat data bagi semua stake holder yang
terlibat dalam dunia kesehatan. Serta adanya telaah kebijakan, sosialisasi,
monitoring, dan evaluasi bagi kebijakan yang telah ditetapakan dalam bentuk
perundang-undangan agar komitmen terhadap peningkatan kesehatan dapat
terwujud.
2.     Mampu mempertajam analisis perencanaan kesehatan salah satunya dalam
bentuk proses tanya jawab pada stake holder yang terlibat dalam kesehatan.
3.    Berpikirlah general atau makro untuk mendapatkan gambaran yang jelas
terhadap permasalahan yang kita hadapi, namun berpikir mikro dan detail tetap
kita butuhkan. Kapasitas dan kompetensi kita sebagai para profesional di
bidangnya menuntut kita harus mampu menangkap dan mendeteksi sekecil
apapun potensi masalah dan mencarikan solusi pemecahannya. Walaupun di
dalam implementasinya kita harus bertindak strategis sesuai dengan skala
prioritas dan sumber daya yang dimiliki.

Tabel 1.
Kontribusi Epidemiologi Terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan

KONTRIBU
PROSES
SI
Manajement PERENCAN
EPIDEMIOL
AAN
OGI
PENDEKAT
PENDEKAT
AN
AN
FUNGSION
PROSES
AL
Planning tekhnik Identifikasi 1.      Epidemiolog
kebutuhan dan i Deskriptif
masalah 2.       deskriptif
masalah kesehatan
dalam istilah
mortalitas,
morbiditas dan
faktor risiko.
3.      Demografi
4.      analisis
etiologi (risk
factors)
Administrasi Penentuan Estimasi terhadap:
dan politik prioritas 1.      magnitude
og lose
2.      a menability
untuk pencegahan
atau reduksi
3.      ukuran-
ukuran
epidemiologi
Penyusunan 1.      kuantifikasi
tujuan tujuan
2.      kelayakan
Implementasi 1.      alternatif-
aktifasi untuk alternatif
mencapai 2.      analisis cost
tujuan benefit
Organizing Mobilisasi dan 1. monitoring
koordinasi program
sumber daya 2. pemasaran
Directing
Coordinating
controling teknik Evaluasi 1.      uji klinik
2.      penilaian out
come

Sehingga dapat disimpulkan ruang lingkup epidemiologi pelayanan


kesehatan meliputi
1. Kontribusi metode epidemiologi untuk pengambilan keputusan atau kebijakan
dalam pelayanan kesehatan
2. epidemiologi menjembatani keinginan klinis untuk menerapkan ilmu
biomedik dan bioteknologi dalam pengambilan keputusan klinik dan kenginan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan
terjangkau pada saat dibutuhkan.
3. epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah
kesehatan.
4. instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan kesehatan
dan penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor risiko.

2.3 Pendekatan Epidemiologi sebagai Masukan Mutu Pelayanan Kesehatan


A. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran
yang diharapkan, dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan
profesional terkini (consist with current professional knowledge). Untuk itu
mutu harus diukur dengan derajat pencapaian tujuan. Berpikir tentang mutu
berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus memenuhi berbagai standar /
spesifikasi.
Beberapa definisi mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

 Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat


memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart
dan kode etik profesi (Azrul Azwar, 1996).
 Mutu pelayanan kesehatan adalah memenuhi dan melebihi kebutuhan
serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh
proses. Pelanggan meliputu, pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk
pelayanan dokter, karyawan (Mary R. Zimmerman).
Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah
sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara
aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat
konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan
tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. Sekalipun pengertian
mutu yang terkait dengan kepusan ini telah diterima secara luas, namun
penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok yang
ditemukan ialah karena kepuasan tersebut bersifat subyektif. Tiap orang,
tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat saja memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang sama. Di
samping itu, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun
dinilai telah memuaskan pasien, namun ketika ditinjau dari kode etik serta
standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.

B. Komponen Mutu Pelayanan Kesehatan


Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika
Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menetukan
keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu: masukan (input), proses (process),
keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact).
1. INPUT
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang
dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan
stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas
dimana pelayanan diberikan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat,
input ada 3 macam, yaitu:
a. Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1). Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
2). Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
3). Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di
alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
b.Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang dimiliki dan yang diterapkan.
c.Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga
pelaksana.

2. PROSES
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen.
Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab
pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana
pelayanan dilakukan.
Macam fungsi manajemen:
1. Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat
ada 6: Planning, Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation
(PODCCE).
2. Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating,
Guidance, Freedom, Responsibility (PACGFR).
3. Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating,
Controlling (POAC).
4. Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting,
Implementing, Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE).
5. Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCoRB).
6. Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controling (POCCC).
Sedangkan fungsi manajemen yang utama adalah:
1. Planning: termasuk penyusunan anggaran belanja
2. Organizing: termasuk penyusunan staff
3. Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan,
penggerakan dan pengawasan
4. Penilaian: termasuk penyusunan laporan

3. OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk
manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan
(health services). Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, misalnya akhir
darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi
setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah
3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

4. SASARAN
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan,
yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan:
1. UKP untuk perseorangan
2. UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)

 Macam sasaran:
1. Sasaran langsung (direct target group)
2. Sasaran tidak langsung (indirect target group)

5. IMPACT
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk
manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika
kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat
dipenuhi.
1. Kebutuhan Kesehatan (health needs)
Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu
pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh
masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan perorangan/keluarga
yang terpenting adalah penyakit yang diderita. Masalah kesehatan masyarakat
adalah status kesehatan masyarakat. Menurut Gordon dan Le Right (1950)
penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan
Environment. Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian
harus ditujukan pada ketiga faktor tsb. Apabila penyebab penyakit diketahui
baru dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi).
2. Tuntutan Kesehatan (health demands)
Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif,
karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif
dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb).
Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.

C. Kebijakan dalam Menjamin Mutu Pelayanan Kesehatan


1. Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan kesehatan
Upaya ini melalui pengembangan dan pemantapan jejaring pelayanan
kesehatan dan rujukannya serta penetapan pusat-pusat unggulan sebagai
pusat rujukan (top referral).
2. Penetapan dan penerapan berbagai standar dan pedoman
Yaitu dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini dan standar internasional.
3. Peningkatan mutu sumber daya manusia
Upaya ini diarahkan pada peningkatan profesionalisme mencakup
kompetensi, moral dan etika.
4. Penyelenggaraan Quality Assurance
Untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
disertai dengan Evidence-based Parcipitatory Continuous Quality
Improvement.

5. Percepatan pelaksanaan aktreditasi


Yang diarahkan pada pencapaian akreditasi untuk berbagai aspek
pelayanan kesehatan.
6. Peningkatan public
Peningkatan public-private mix dalam mengatasi berbagai problem
pelayanan kesehatan
7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
Yang dilakukan antar berbagai pihak yang berkepentingan dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
8. Peningkatan peran serta masyarakat
Termasuk swasta dan organisasi profesi dalam penyelenggaraan dan
pengawasan pelayanan kesehatan.

D. Pendekatan Epidemiologi Sebagai Masukan Mutu Pelayanan


Penggunaan prinsip dan metoda epidemiologi secara sistematis untuk
perencanaan dan evaluasi program pelayanan kesehatan merupakan
perkembangan yang relative baru. Dimulai dengan analisi terhadap nilai
pengobatan tertentu penerapan prinsip dan metoda ini merupakan satu langkah
awal kearah analisis aspek pelayanan kesehatan yang lebih menyeluruh. Tujuan
akhir adalah mengembangkan suatu proses yang rasional untuk menetapkan
prioritas dan mengakolasi sumber daya kesehatan yang sangat terbatas. Karena
terbatasnya sumberdaya yang tersedia untuk pelayanan kesehatan di semua
Negara, harus dibuat pilihan antara berbagai alternative strategi untuk
meningkatkan kesehatan.
Perencanaan kesehatan adalah suatu proses identifikasi tujuan-tujuan
pokok dan memilih diantara alternative cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Evaluasi adalah proses penetapan, secara sistematik dan subjektif
mungkin, relevansi, efektifitas, efesiensi dan dampak dari kegiatan dengan
memperhatikantujuan yang telah disepakati.
proses perencanaan dan evaluasi intervensi pelayanan kesehatan yang
diarahkan kepada suatu penyakit tertentu. Proses ini bias diangkat untuk
intervensi yang lebih luas, seperti pengembangan program pelayanan
secaranasional manula atau pendekatan baru dalam penyediaan pelayanan
kesehatan dasar di daerah pedesaan.
Pada semua kegiatan-kegiatan ini, epidemiologi perlu bekerjasama
dengan sejumlah ahli lain untuk menyediakan informasi baik kepada
masyarakat maupun pengambil keputusan sehingga keputusan politis dapat
dibuat berdasarkan pengetahuan yang rasional tentang outcome dan biaya.
Siklus Perencanaan
Gambar dibawah ini menunjukkan langkah-langkah yang perlu diambil
dalam proses perencanaan program pelayanan kesehatan dan memberikan suatu
kerangkayang bermanfaat untuk menjamin bahwa informasi yang diperlukan
oleh pembuat kebijaksanan dapat diindentifikasi dengan baik. Biasanya, hanya
sedikit informasi yang diperlukan untuk pembuatan keputusan tersedia dan
informasi itu masih harus dianalisis secara cermat. Bila informasi tidak
memadai, data baru harus dikumpulkan untuk menjamin bahwa kebijaksanaan
yang dipilih dilakukan secara rasional.
Proses itu berbentuk melingkar dan berulang-ulang serta terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pengukuran atau analisis beban penyakit
2) Identifikasi penyebab penyakit
3) Pengukuran efektifitas berbagai intervensi di masyarakat
4) Analisis efesiensi dalam kerangka penggunaan sumber daya
5) Implementasi intervensi
6) Pemantauan kegiatan
7) Analisis ulang beban penyakit untuk menentukan apakah masalah yang
dihadapi itu telah berubah

Epidemiologi terlibat pada setiap tahap perencanaan. Sifat siklus dari


proses menunjukkan betapa pentingnya pemantauan dan evaluasi untuk
menentukan apakah intervensi telah memperoleh hasil yang dinginkan. Proses
itu beulang karenan siklus intervensi biasanya hanya mempunyai dampak kecil
pada beban penyakit, dan diperlukan intervensi berulang-ulang

Gambar 1 Siklus perencanaan pelayanan kesehatan

1. BEBAN
SAKIT

6. 2.
PEMANTAU INTERV PENYEB
ENSI
PELAY
INTERV
ENSI
PELAY
5. 3.
IMPLEMENT EFEKTIFI

4.
Sumber : Tugwell dkk.. 1935
Perkembangkan metode epidemiologi ditujukan untuk semakin
meningkatnya validitas hasil penelitian, yakni bahwa kesimpulan yang diambil
dari hasil penelitian tersebut sesuai dengan kenyataan. Disamping itu, validitas
kajian  epidemiologi yang tinggi memungkinkan generalisasi suatu mekanisme
biomedis maupun biosasial, dan  informasi tentang variasi dari mekanisme
tersebut menjadi lebih akurat. (Amiruddin
Ridwan,2006.Epidemiologi Perencanaan Dan Pelayanan
Kesehatan,:Makassar.)  
Epidemiologi memiliki kontribusi yang banyak bagi pelayanan
kesehatan yaitu pada proses perencanaan dalam mengidentifikasi kebutuhan
masalah kesehatan. Dalam hal ini,  kontribusi epidemiologi yang berperan
disini adalah epidemiologi deskriptif (person, place, time), deskripsi masalah
kesehatan, demografi, dan analisis etiologi.Menunjuk dalam Healthy
people (Alan Dever 1984) : secara umum dijelaskan bahwa untuk memperbaiki
kesehatan penduduk, hal itu harus disusun kembali dalam prioritas perawatan
kesehatan dengan penekanan lebih besar pada pencegahan penyakit dan
promosi kesehatan ( Amiruddin,Ridwan, 2006. Epidemiologi Perencanaan dan
Pelayanan Kesehatan. Makassar). Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa
pembangunan sarana fisik telah berhasil memperbaiki ketersediaan pelayanan
kesehatan dasar maupun pelayanan kesehatan rujukan, dan diimbangi dengan
semakin canggihnya peralatan medis terutama di rumah sakit. Walaupun
demikian pemerataan ketersediaan sarana ini belum disertai dengan kinerja
pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif karena sifatnya yang sangat
sentralistikDalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan telah
dikembangkan dan diaplikasikan standar-standar pelayanan kesehatan di
Puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan tenaga kesehatan dan institusi
pelatihan kesehatan. Kemudian untuk pembinaan mutu pelayanan disemua
sarana pelayanan kesehatan telah dilaksanankan melalui akreditasi rumah sakit,
institusi pendidikan dan pengembangan quality assurance di Puskesmas serta
dilakukan legislasi tenaga kesehatanUpaya peningkatan manajemen telah
dilaksanakan perencanaan terpadu secara berjenjang mulai dari tingkat
Puskesmas berupa minilokakarya, perencanaan Terpadu Kabupaten dan
Propinsi, pembinaan pelaksanaan program secara terpadu serta dilakukan
evaluasi program secara terpadu dan monitoring secara berkala untuk perbaikan
kinerja program dalam rangka akuntabilitas penggunaan anggaran.
Dalam proses pembangunan kesehatan saat ini di butuhkan epidemiologi
sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah kesehatan..
Analisis-analisis data kesehatan tersebut menjadi dasar pertimbangan dalam
membuat perencanaan kesehatan. Namun, ada sebuah pertanyaan yang menjadi
penting dalam proses perencanaan kesehatan.
Data hasil penelitian epidemiologi yang bisa membantu meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan adalah data yang valid dan reliabel. Valid
adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data yang
dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan reliabel adalah sesuatu yang merujuk pada
konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat
butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi
pengujian yang berbeda.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi dan
determinan
penyakit pada suatu populasi.
2. Ruang lingkup epidemiologi pelayanan kesehatan
a. Kontribusi metode epidemiologi untuk pengambilan keputusan atau
kebijakan dalam pelayanan kesehatan
b. epidemiologi menjembatani keinginan klinis untuk menerapkan ilmu
biomedik dan bioteknologi dalam pengambilan keputusan klinik dan
kenginan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
efektif, efisien , dan terjangkau pada saat dibutuhkan.
c. epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran
masalah kesehatan.
d. instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan
kesehatan dan penganggaran termasuk untuk pelaksanaan
pengendalian faktor risiko.
e. Epidemiologi ikut berperan dalam setiap fungsi manajemen pelayanan
kesehatan (perencanaan,pelaksanaan,evaluasi)
3. Data hasil penelitian epidemiologi yang valid dan reliabel dapat menjadi
faktor
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, soekidjo.2011. Kesehatan Masyarakat.Rineka Cipta:Jakarta.


Amiruddin Ridwan,2006. Epidemiologi perencanaan dan pelayanan
kesehatan.  Makassar . 
Anonim, 2003. Analisis Situasi dan
Kecendrungan http://www.jawatengah.go.id Anonim, 2004. Perencanaan
Kesehatan  http://www.health.lrc.com  
Anonim, 2004. Epidemiologi Perencanaan http://www.depkes.go.id  Anonim,
2004. Perkembangan Epidemiologi Perencanaan  http://adln.lib.unair.ac.id 
Anonim, 2004. Bagian Epidemiologi   www.kompas.com  Anonim,
2006. Sistem Pelayanan Kesehatan www.dinkes.co.id  
Anonim, 2006. Perencanaan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan              www.jawatengah.com  Anonim, 2006.Dinas
Kesehatan  www.kompas.com  
Anonim, 2004. Pelayanan Dokter  Keluarga www.tempo.com Anonim,
2004. Derajat Kesehatan Masyarakat www.dinkesjambi.com

Anda mungkin juga menyukai