Disusun untuk memenuhi tugas individu yang diampu oleh I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, S.ST., M.Kes
Oleh :
Ni Putu Diah Ananda Saputri
NIM P07124018 017
KEMENTRIAN KESEHATAN R.I.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN PRODI D III KEBIDANAN 2020 TINJAUAN TEORI Dasar – Dasar Epidemiologi . lc6j5d4 A. Definisi Epidemiologi Epidemiologi berasal dari kata yunani yaitu (epi=pada, demos=penduduk, logos=ilmu) dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada rakyat. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan – determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia. Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. Epidemiologi merupakan disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses yang logis antara proses fisik, biologis dan fenomena social yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya. Epidemilogi merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa berkembang. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menentukan suatu batasan yang baku. Hal ini tampak dengan berbagai batasan yang dinyatakan oleh para ahli epidemiologi sebagai berikut: W.H. Welch Epidemiologi adalah Suatu ilmu yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakit terutama penyakit infeksi menular. Mac Mahon dan Pugh Ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Last, Beagehole et al, (1993) Studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian-kejadian pada kelompok penduduk tertentu. W.H. Frost Ilmu yang mempelajari timbulnya distribusi dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat. Azrul azwar Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Barker, D. J.P, 1982 Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada populasi manusia. WHO Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari epidemiologi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Pengertian epidemiologi ditinjau dari berbagai aspek adalah: 1. Aspek Akademik Secara akademik, epidemiologi berarti analisis data kesehatan, social ekonomi, dan kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjdi dimasyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu. 2. Aspek Klinis Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada awal kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit baru seperti, karsinoma vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya ditemukan secara klinisi. 3. Aspek Praktis Epidemiologi dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok atau masyarakat umum.Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan pada cara penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang diduga sebagai penyebab, toksin atau lingkungan dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan manusia.
Jadi dari pengertian epidemiologi diatas dapat disimpulkan yaitu
epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Definisi epidemiologi merupakan tahap awal kita untuk dapat menjelaskan ke tahap - tahap berikutnya, untuk itu perlu di pahami secara seksama, bahkan di ulang-ulang sehingga kita dapat melanjutkan ke ruang lingkup berikutnya.
B. Ruang Lingkup Epidemiologi
Dari pengertian epidemiologi dan metode epidemiologi, maka bentuk kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun diluar bidang kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu dengan lainny sehingga tidak jarang dijumpai bentuk kegiatan yang tumpang tindih. Bentuk kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering digunakan adalah bentuk epidemiologi deskriptif yakni bentuk kegiatan epidemiologii yang memberikan gambaran atau keterangan tentang keadaan serta sifat penyebaran status kesehatan dan gangguan kesehatan maupun penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu (terutama menurut sifat karakteristik orang, waktu, dan tempat). Bentuk kegiatan epidemiologi ang erat hubungannya dengan deskriptif epidemiologi adalah dalam menilai derajat kesehatan dan besar kecilnya masalah kesehatan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Bentuk kegiatan ini erat hubungannya dengan penyusunan perencanaan kesehatan masyarakat serta penilaian hasil kegiatan usaha pelayanan kesehatan pada penduduk tertentu. Adapun ruang lingkup epidemiologi seperti disebutkan diatas termasuk barbagai masalah yang timbul dalam masyarakat, baik yang berhubungan erat dengan bidang kesehatan maupun dengan berbagai kehidupan social, telah mendorong perkembangan epidemiologi dalam berbagai bidang sebagai berikut: 1. Epidemiologi penyakit menular Bentuk ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu hasil yang gemilang dari epidemiologi. Peranan epidemiologi surveilans pada mulanya hanya ditujukan pada pengamatan penyakit menular secara seksama, ternyata telah memberikan hasil yang cukup berarti dalam menangulangi berbagai masalah penyakit menular dan juga penyakit tidak menular. 2. Epidemiologi penyakit tidak menular Pada saat ini sedang berkembang pesat dalam usaha mencari berbagai factor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit sistemik serta berbagai penyakit menahun lainnya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalu lintas dan penyalahgunaan obat- obatan tertentu. Bidang ini banyak digunakan terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang bertalian erat dengan berbagai gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang industri yang banyak mempengaruhi keadaan lingkungan, termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan social budaya. 3. Epidemiologi klinik Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip - prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik unutk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng sanat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara khusus. 4. Epidemiologi kependudukan Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana kependudukan. 5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi, penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus. 6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang mempelajari serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawo biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja. 7. Epidemiologi kesehatan jiwa Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarah ke masalah kejiwaan disertai dengan perubahan social masyarakat menuntut suatu cara pendekatan melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara pendekatan melalui epidemiologi social yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat. 8. Epidemiologi gizi Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social masyarakat. Penanggulangan maslah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja. Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam maslaah kesehatan tersebut di atas dapat meliputi “6E” yakni: a. Etiologi, berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalammengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatanlainnya. Misalnya: etiologi dari malaria adalah parasit danplasmodium. b. Efikasi (efficacy), berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasidimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi,misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujarabanteoritis dari suatu obat yang dapat dilakukan denganmelakukan uji klinik (clinical trial). c. Efektivitas (effectiveness) adalah besarnya hasil yang dapatdiperoleh dari suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) danbesarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu denganlainnya. Efektivitas ini ditujukan untuk mengetahui efekintervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi lapanganyang sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untukpengobatan maka hal ini berkaitan dengan kemujarabanpraktis, kenyataan khasiat obat di klinik. d. Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomiyangmelihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnyabiaya yang diberikan. Efisiensi ini ditujukan untuk mengetahuikegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan besarnyapengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan. e. Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilansuatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat.Evaluasi melihat dan member nilai keberhasilan programseutuhnya. f. Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatanpengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagiandari upaya pencegahan penyakit. Edukasi merupakan salahsatu bentuk intervensi andalan kesehatan masyarakat yangperlu diarahkan secara tepat oleh epdemiologi.
C. Macam - Macam Epidemiologi
Epidemiologi dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Epidemiologi Deskriptif (Diskriptive Epidemiology) Adalah mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan tanpa memandang perlu mencari jawaban terhadap faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut. Pada epidemiologi deskriptif, informasi dikumpulkan untuk “menandai” atau merangkum kejadian atau masalah kesehatan. Epidemiologi deskriptif mengevaluasi semua keadaan yang berada di sekitar seseorang yang dapat mempengaruhi sebuah kejadian kesehatan. Yang menjadi fokus dalam epidemiologi deskriptif ini adalah frekuensi dan pola (Ellis Christensen, 2012), frekuensi digunakan untuk menilai tingkat kejadian, sedangkan pola dapat digunakan untuk membantu epidemiologi analitik menunjukkan faktor risiko. Penelitian deskriptif ini juga berfokus pada pertanyaan who (siapa saja yang terkena/terpengaruhi), when (kapan mereka terpengaruhi), dan where (di mana mereka terpengaruhi). a. Pada who (orang), epidemiologi deskriptif meneliti faktor-faktor antara lain: 1) Variabel Demografi, sebagai contoh: usia, jenis kelamin, ras, penghasilan, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, agama, dan lain-lain. 2) Variabel Keluarga, sebagai contoh: jumlah anggota keluarga, usia melahirkan, pendidikan ibu, pengaturan jarak kehamilan, dan lain-lain. 3) Perilaku, misalnya penyalahgunaan narkoba, shift kerja, makan dan pola olahraga. 4) Variabel lain, seperti: Golongan darah, paparan factor lingkungan tertentu, status kekebalan, status imunisasi, status gizi. Contoh: penelitian epidemiologi deskriptif yang menganalisis faktor orang antara lain tekanan darah tinggi pada orang yang bekerja shift malam, obesitas pada remaja siswi SMA, Diabetes Mellitus pada lansia Desa Z, dan lain-lain. b. Hal penting lain yang dapat diamati pada epidemiologi deskriptif adalah Where (tempat). Tempat disini dapat berupa: 1) Tempat tinggal 2) Tempat bekerja 3) Sekolah 4) Rumah Makan 5) Tempat Rekreasi Contoh penelitian: Peningkatan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Daerah yang berdekatan dengan stasiun atau kuburan, karena di tempat tersebut pengendalian jentik nyamuk relatif kurang diperhatikan daripada rumah tinggal. c. Hal ketiga yang penting dan sering dievaluasi dalam epidemiologi deskriptif adalah factor when (waktu). Yang dimaksud dengan waktu disini bias merupakan waktu tahun, atau hal yang terjadi pada waktu tertentu setiap hari atau setiap jam. Sebagai contoh, penyakit demam berdarah lebih sering muncul di musim hujan, demikian halnya dengan penyakit leptospirosis atau bahkan flu, dan kecelakaan lebih sering terjadi di masa liburan. Pengukuran prevalensi pada periode waktu tertentu akan dapat membantu upaya pencegahan. Berikut ini contoh-contoh lain penelitian epidemiologi deskriptif: 1) Penilaian aktifitas fisik dan pengeluaran energi pada lansia penderita penyakit kronis di Desa Sukamakmur. 2) Tren angka kejadian stroke di Kecamatan Kondang dari tahun 1990-2010 3) Perilaku merokok pada kelahiran preterm di Kecamatan Sanden 4) Perbedaan jenis kelamin pada gangguan lemak di Padang dan di Yogyakarta 5) Tren angka harapan hidup berdasarkan kelompok latar belakang pendidikan di Yogjakarta 2. Epidemiologi Analitik (Analytic Edemiology) Adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan. Dalam epidemiologi analitik diupayakan untuk mencari jawaban mengapa (why), kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. faktor penyebab diarahkan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi, sedangkan akibat menunjuk kepada frekuensi, penyebaran, serta adanya suatu masalah kesehatan. Oleh karena itu perlu dirumuskn hipotesa yang berkaitan dengan masalah yang timbul, lalu dilanjutkan dengan menguji hipotesa melalui suatu penelitian yang selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tentang sebab akibat dari timbulnya suatu penyakit. Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh melalui studi epidemiologi deskriptif. Ada dua studi tentang epidemiologi ini: a. Studi riwayat kasus (case history studies). Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit (kelompok kasus) dengan kelompok orang tidak terkena penyakit (kelompok kontorl). Contoh: kita berminat meneliti kemungkinan hubungan antara Ca payudara dan penggunaan kontrasepsi oral (OC). Untuk menguji hopotesa kita dapat. Jika kasus (Ca payudara) dan non kasus (non Ca payudara) menunjukan distribusi pemakaian OC yang sama, maka (untuk sementara) kita dapat menyimpulkan tidak terdapat pengaruh OC terhadap Ca payudara. Sebaliknya, jika kasus secara bermakna lebih banyak menggunakan OC yang lebih lama atau dengan dosis estrogen yang lebih tinggi ketimbang non kasus, maka kita dapat menyimpulkan pemakaian OC memperbesar kemungkinan untuk mengalami Ca payudara. Agar Anda lebih jelas perhatikan gambar berikut ini:
b. Studi Kohort (Kohort Studies)
Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exsposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak. Contoh: untuk membuktikan bahwa oral kontrasepsi kemungkinan merupakan faktor penyebab kanker payudara (Ca payudara), diambil dua kelompok ibu-ibu yang satu kelompok terdiri dari ibu-ibu yang menggunakan oral kontrasepsi dan satu kelompok lagi terdiri dari ibu-ibu yang tidak menggunakan oral kontrasepsi. Kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap, kanker payudara antara kelompok pengguna oral kontrasepsi dan yang tidak menggunakan oral kontrasepsi. 3. Epidemiologi Eksperimen Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan) . Analisis secara langsung tentang hubungan sebab akibat melalui percoban-percobaan, baik di laboratorium maupun di masyarakat. Contoh: untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol. D. Teori Terjadinya Penyakit 1. Konsep Dasar Epidemiologi Penyakit a. Segitiga UtamaEpidemiologi
Segitiga epidemiologi (Trial epidemiologi) merupakan
konsep dasar mengenai gambaran tentang hubungan antara 3 faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya yaitu host (tuan rumah/ penjamu), agent (faktor penyebab) dan environment (lingkungan). Hubungan antara host, agent, environment merupakan satu kesatuan dinamis yang berada dalam keseimbangan (disequilibrium) pada seseorang yang sehat. Hubungan keseimbangan tersebutadalah: 1) Manusia dalam keadaan sehat (penjamu, agen, dan lingkungan dalam keadaanseimbang). 2) Manusia menderita penyakit karena daya tahan tubuhberkurang. 3) Manusia menderita penyakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat. 4) Manusia menderita penyakit karena perubahanlingkungan Komponen pada segitiga epidemiologimeliputi: 1) FaktorPenjamu Pejamu ialah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit. Yang termasuk dalam faktor penjamu : a) Genetika Faktor keturunan yang dapat mempengaruhi kesehatan. Misalnya: hemofilia, asma, buta warna, sickle cell disease. b) Umur Faktor umur dapat mempengaruhi kesehatan karena kecenderungan penyakit menyerang pada umur tertentu. Misalnya: usia balita dan usia lanjut rentan terkena penyakit. Usia balita rentan terkena penyakit karena pada usia balita sistem pertahanan tubuhnya belum stabil, sedangkan pada usia lanjut sistem pertahanan tubuhnya sudahmenurun. c) Jenis Kelamin (gender) Jenis kelamin mempengaruhi kesehatan karena ada jenis penyakit yang lebih cenderung kesalah satu jenis kelamin (hanya ditemukan pada laki-laki atau hanya ditemukan pada wanita saja). Misalnya: kanker prostat pada laki-laki, kanker serviks pada wanita. d) Etnis/ Ras/ Warna kulit Etnis/ ras/ warna kulit mempengaruhi kesehatan karena terdapat jenis penyakit yang hanya menyerang ras kulit tertentu. Misalnya perbedaan status kesehatan pada ras kulit putih dan ras kulit hitam. Ras kulit putih memiliki resiko terkena penyakit kanker kulit dibandingkan ras kulit hitam. e) Keadaan Fisiologi Tubuh Keadaan fisiologi tubuh merupakan keadaan dimana tubuh dapat berfungsi secara normal. Keadaan fisiologi yang mempengaruhi status kesehatan misalnya: pubertas, kehamilan, stress, kelelahan, keadaangizi. f) Keadaan Imunologis Keadaan imunologis merupakan keadaan pertahanan tubuh atau kekebalan tubuh yang dapat berperan secara aktif maupun pasif. Misalnya: kekebalan karena adanya infeksi sebelumnya, memperoleh antibodi dari ibu atau dari pemberian vaksinasi. g) Perilaku/Kebiasaan Perilaku/ kebiasaan berdasarkan gaya hidup, hubungan antar pribadi, rekreasi, dan personal hygiene. h) Penyakit sebelumnya Penyakit sebelumnya dapat mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang sudah pernah terkena kemudian dapat semakin parah akibat dari serangan kedua atau ada juga penyakit yang sudah sembuh maka resiko kekambuhannya relatif lebih kecil bahkan tidak terjadilagi. 2) Faktor AGEN Agen (faktor penyebab) adalah suatu unsur, organisme atau kuman infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya.Yang termasuk faktor agen adalah: a) Faktor Nutrisi (gizi) Faktor nutrisi dapat menyebabkan timbulnya penyakit dalam bentuk keadaan kelebihan gizi atau kekurangan gizi. Bentuk kelebihan gizi diantaranya adalah tingginya kadar kolesterol dalam darah, tingginya kadar glukosa, dan kelebihan dalam mengkonsumsi vitamin tertentu. Bentuk kekurangan gizi adalah pada saat defisiensi lemak, protein, dan vitamin. b) Faktor Kimia c) Faktor kimia dapat menyebabkan timbulnya penyakit karena adanya zat-zat tertentu yang berbahaya bagi tubuh dan menyebabkan tubuh menjadi keracunan. Misalnya asbes, kaebon monoksida, kobalt atau zat alergen. d) Faktor Fisik Faktor fisik dapat menyebabkan timbulnya penyakit dalam bentuk fisik maupun benda yang dapat dilihat oleh mata dan terdefinisi oleh pikiran. Misalnya: suhu, trauma mekanik (pukulan, tabrakan, jatuh), debu, radiasi. e) Faktor Biologis Faktor biologis dapat menyebabkan timbulnya penyakit dimana faktor biologis ini terdiri dari berbagai jenis, yaitu: Bakteri, seperti mycobacterium tuberculosis, treponema pallidum, strptococuspneumoniae. Virus, seperti smallpox, mumps, polio,measels. Protozoa, seperti plasmodium malariae, disentriamoebae. Fungi (jamur), seperti Taenia pedis, Histoplasmacamsulatum. Metazoa, seperti cacing gelang, cacingtambang,Schistosomiasis. 3) Faktor Lingkungan Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang meliputi lingkungan fisik, biologis, sosial, dan ekonomi. Yang termasuk faktor lingkungan adalah: a) Lingkungan fisik, misalnya pada struktur bumi, tanah, iklim, air, dansebagainya. b) Lingkungan biologis, misalnya orang yang tinggal dilingkungan padat, fauna (sebagai sumber protein), dan flora (sebagai sumber bahanmakanan). c) Lingkungan sosial, misalnya a-sosial, lingkungan kerja, keadaan sosial masyarakat (kekacauan, bencana alam, perang, banjir), urbanisasi, keadaanperumahan. d) Lingkungan ekonomi, misalnya kemakmuran, statusekonomi. b. Karakteristik Segitiga Utama Epidemiologi Ketiga karakteristik pada segitiga utama epidemiologi, yaitu: 1) Karakteristik Penjamu Karakteristik penjamu diantaranya adalah: a) Resistensi Resistensi adalah kemampuan penjamu untuk bertahan dari infeksi dan mempunyai mekanisme pertahanan dalam menghadapinya. b) Imunitas Imunitas adalah kemampuan penjamu untuk mengembangkan respon imunologis yang didapatnya, baik secara alamiah maupun non alamiah sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. c) Infektifnes (Infectiouness) Infektifnes adalah kemampuan penjamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit pada orang lain karena kuman yang berada dalam tubuh dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya. 2) Karakteristik Agen Karakteristik agen diantaranya adalah: a) Infektivitas Infektivitas adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan penjamu untuk dapat tinggal dan memperbanyak diri dalam jaringan penjamu karena biasanya diperlukan organisme dalam jumlah tertentu untuk menimbulkan infeksi didalam penjamunya. b) Patogenesitas Patogenesitas adalah kemampuan organisme untuk menimbulkan reaksi patologis setelah terjadinya infeksi pada diri penjamu yang diserang. c) Virulensi Virulensi adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan reaksi patologi yang berat dan berkemungkinan menyebabkan kematian atau sering juga virulensi dikenal sebagai tingkat keganasan agen. d) Toksisitas Toksisitas adalah kemampuan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis sebagai upaya untuk merusak jaringan dan menyebabkan timbulnyapenyakit. e) Invasitas Invasitas adalah kemampuan organisme untuk masuk kedalam penjamu dan menyebar setelah memasuki jaringan. f) Antigenisitas Antigenisitas adalah kemampuan organisme untuk merangsang antibodi dalam penjamu. 3) Karakteristik Lingkungan Karakteristik lingkungan diantaranya adalah: a) Topografi Topografi berkaitan dengan situasi lokasi atau lingkungan tertentu, baik yang terbentuk secara natural maupun buatan manusia yang mungkin dapat mempengaruhi terjadinya penyebarann suatu penyakit. b) Geografis Geografis adalah keadaan yang berhubungan struktur geologi bumi yang berhubungan dengan timbulnyapenyakit. c. Segitiga Distribusi Epidemiologi Segitiga distribusi epidemiologi memiliki 3 faktor, yaitu faktor manusia (person), faktor tempat (place), dan faktor waktu (time) yang sering dikenal dengan PPT (person, place, time). Ketiga faktor tersebut berguna untuk menggambarkan adanya perbedaan dalam keterpaparan agen dan kepekaan penjamu. Perbedaan ini dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai sumber, agen yang bertanggung jawab, transmisi dan penyebaran suatu penyakit. 1) Faktor Manusia (Person) Faktor manusia adalah faktor individu yang mempengaruhi keterpaparan yang mereka dapatkan dan kepekaan terhadap penyakit. Manusia yang mudah terpapar dan peka terhadap penyakit dapat menyebabkan manusia tersebut mudah jatuhsakit. 2)Faktor Tempat (Place) Faktor tempat adalah faktor yang berkaitan dengan karakteristik geografis, misalnya: RT/RW, provinsi, negara, region, dan lain- lain. 3) Faktor Waktu (Time) Faktor waktu adalah waktu kejadian penyakit yang dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan maupun tahun. Informasi waktu dapat menjadi pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat. 2. Konsep Penyebab Penyakit Setelah mengetahui tentang pengantar epidemiologi ada baiknya kita mengetahui konsep penyebab penyakit. Agar lebih faham mengenai bagaimana penyakit masuk dalam tubuh berkembang lalu menimbulkan efek yang tidak nyaman bagi individu yang terpapar. Berikut akan dibahas mengenai teori terjadinya penyakit. Beberapa teori yang pernah di kemukakan antara lain : a. Teori contagion Sebuah teori yang berkembang karena pada masa nya terjadi penyakit menular akibat adanya kontak langsung.kesimpulan teori ini bahwa untuk terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak langsung antara satu orang dengan orang lain. b. Teori Hippocratic Berbeda dengan contagion teori hippocratic berpendapat bahwa penyakit yang timbul pada individu disebabkan oleh gaya hidup si individu dan didukung oleh lingkungan yang bermasalah. c. TeoriMiasmatic Teori ini menekankan bahwa penyebab timbulnya sakit dikarenakan uap dari sesuatu yang membusuk atau limbah yang mengenang yang dilambangkan ketika individu yang menghirup uap dari limbah tersebut maka akan terpapar . d. Teori Epidemic Dalam teori epidemic sesuai dengan namanya maka teori ini menekakan bahwa penyakit terjadi berhubungan dengan cuaca dan faktor geografi (tempat). e. Germ Theory Teori yang terkenal dengan sebutan teori kuman. Hal ini karena didukung dengan kemajuan tekhnologi yaitu mikroskop yang mampu mengidentifikasi mikroorganisme. Germ theorymenyimpulkan bahwa kuman atau mikroorganisme lah yang menyebabkan timbul penyakit. f. Multicausa Theory Teori multicaisa ini mengemukakan bahwa penyakit terjadi karena hasil interaksi dari berbagai faktor,misalnya faktor interaksi lingkungan yang berupa faktor biologis, kimiawi,ekonimi dan sosial yang memepengaruhi terjadinya penyakit. Kesimpulannya jika multicausa teori penyakit disebabkan oleh benerapa faktor pendukung. a. Konsep Penyebab Penyakit(Kausa) 1) Kausa Mutlak Yang dimaksud adalah suatu penyebab yang pasti akan menimbulkan suatu penyakit tertentu. contoh untuk terjadinya TBC pasti karena adanya Mycobacterium Tuberberculosis. 2) Kausa Esensial Suatu penyebab yang harus ada untuk memungkinkan terjadinya suatu penyakit. contohnya kausa esensial penyakit diare adalah lingkungan yang tidak bersih. 3) Kausa Sufisien Suatu penyebab yang terdiri dari beberapa penyebab yang saling mendukung sampai terjadi nya suatu penyakit. seperri contohnnya kausa sufisien penyakit tipes yaitu karena terlalu memforsir dalam bekerja, pola makan yang tidak teratur lalu karena adanya microbacterium salmonella typosa. jadi ada beberapa faktor yang saling dukung dalam terjadinya penyakit. E. Kesimpulan Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. Epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan meliputi 6E, yaitu: Etiologi, Efikasi, Efektivitas, Efisiensi, Evaluasi dan Edukasi. Berdasarkan pembahasan bahwa penyakit tidak muncul dengan sendirinya tetapi penyakit muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. DAFTAR PUSTAKA
Elina, Sumiai. 2016. Kesehatan Masyarakat. Jakarta Selatan. Kemenkes RI.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp- content/uploads/2017/08/Kesehatan-Masyarakat-Komprehensif.pdf. Diakses pada tanggal 12 Maret 2020. Putri Vinieka. 2015. Makalah Dasar- Dasar Epidemiologi. https://viniekaputri29.wordpress.com/2015/03/30/makalah-dasar-dasar- epidemiologi/. Diakses pada tanggal 12 Maret 2020.
Runjati. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24608/4/Chapter %20II.pdf. Diakses pada tanggal 12 Maret 2020. Feni Ryastuti. 2014. Konsep Epidemiologi. Tangerang https://www.academia.edu/12057283/konsep_dasar_epidemiologi. Diakses pada tanggal 13 Maret 2020. Notoadmojo.Seokidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Penerbit: Rineko Cipto