Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN Rentang ISPU

SESI I. PRINSIP DASAR AKL

Beberapa Istilah

 Parameter; kuantitas lingkungan yang di ukur.


 Variabel Polutan; kuantitas fisik, kimia atau biologi sebagai
ukuran polusi lingkungan.
Ex. konsentrasi SO2 di atmosfer, pH sungai.
 Kualitas Lingkungan; Variabel-variabel yang
menggambarkan bagian dari lingkungan.
 Indikator Lingkungan; Kuantitas tunggal yang berasal dari TAHAPAN ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN
satu variabel polutan dan digunakan untuk menggambarkan
beberapa atribut lingkungan 1. Tujuan Analisis
 Indek Lingkungan; Angka tunggal yang berasal dari dua atau  Tujuan disesuaikan dengan tujuan penelitian
lebih indikator dan hipotesis
 Profil Kualitas Lingkungan; Jumlah indikator yang ada pada  Tujuan harus jelas dan logis (dapat dicapai
saat yang sama untuk menghasilkan gambaran kondisi dengan biaya dan waktu yang direncanakan
lingkungan (tetapi tidak digabungkan).
 Data Monitoring Lingkungan; pengukuran-pengukuran rutin - Pemilihan Parameter
variabel-variabel fisik, kimia dan biologi yang dimaksudkan Jenis media lingkungan (tanah, air, udara)
untuk menggambarkan kondisi-kondisi lingkungan
Sumber pencemaran
Indeks Kualitas Lingkungan
Ketersediaan dana, waktu dan tenaga

PARAMETER 2. Sampling
Keseluruhan subjek
a. Partikulat (PM10) Penentuan penelitian:
kadar pencemar udara Populasi
b. Karbondioksida (CO)
diubah menjadi angka  Seluruh air sungai Kali
c. Sulfur dioksida (SO2). yang tidak mempunyai Banjir Kanal
satuan
d. Nitrogen dioksida (NO2). Sebagian atau wakil dari
Penentuan populasi yang diteliti:
e. Ozon (O3) Sampel
 10 botol air dari 10
titik air sungai Kali
Kemudahan dan Banjir Kanal
ISPU = Indeks Standar
keseragaman informasi
Pencemar Udara
kualitas udara ambien Teknik  Probability
kepada masyarakat di lokasi (KEP 45 / MENLH / 1997 ) Sampling Sampling
dan waktu tertentu serta  Non Probability
Sampling

Parameter-Parameter Dasar Untuk ISPU Dan Periode Waktu


Pengukuran.

3. Analisis Laboratorium
 Pilih laboratorium yang terakreditasi oleh
KAN,
 Pilih metode yang standar (SNI), PERANAN PENTING INDEKS LINGKUNGAN
 Pilih instrumen/peralatan yang telah
 Membantu dalam perumusan kebijakan
dikalibrasi,
 Dikerjakan oleh tenaga profesional.  Sarana untuk mengevaluasi efektifitas program
lingkungan
4. Quality Assurance & Quality Control
 Membantu dalam mendesain program
 Quality Assurance (QA) : prinsip‐prinsip
lingkungan
operasi yang harus diikuti secara
disiplin selama pengumpulan sampel  Mempermudah komunikasi dengan publik
sampai dengan analisis sehingga sehubungan dengan kondisi lingkungan
didapatkan data yang berkualitas
Jawablah Soal di Bawah ini....!!
(terjamin) atau data hasil analisis yang
diperoleh mempunyai akurasi pada
level kepercayaan yang tinggi
 Quality Control (QC) : untuk mendapat
data yang kredibel, harus dilakukan
oleh analis yang kompeten (sertifikasi
kemampuan operator), sehingga
mampu menghasilkan analisis yang
baik
5. Analisis dan Elaborasi Data
6. Pengambilan Keputusan
 Data Primer Vs Sekunder
 Data Kualitatif Vs Kuantitaif
 Data yang terkumpul dianalisis 
INFORMASI
 Content:

1. Analisis Statistik

2. Pemodelan Matematik

3. Optimasi

4. Baku Mutu Lingkungan

5. Interpretasi

 Metode Statistik : analisis data menggunakan


metode statistika sesuai dengan pendekatan
atau permasalahan penelitian

 Pemodelan Matematik : tiruan dari kondisi


nyata dalam bentuk persamaan matematis 
memprediksi dan estimasi

 Optimasi : instrumen pengambilan keputusan


dengan mempertimbangkan beberapa aspek

 Baku Mutu Lingkungan : acuan untuk menilai


kualitas lingkungan
DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK

SESI II. KINETIKA AGENT • Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan


suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab
Perbedaan DKL Vs AKL
penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam
DKL > Studi AKL > Tools “vehicle” transmisi hingga kontak dengan
manusia atau penduduk

• Pemahaman kinetika agent akan menentukan


teknik mengukur atau analisis pemajanan

• Contoh:

Pb  udara/air/tanah/makanan  tubuh
manusia

Parameter Kesehatan Lingkungan

• Pemahaman terhadap berbagai parameter


kesehatan lingkungan

• Bagaimana mengukur berbagai parameter


perubahan lingkungan
Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan  TEORI SIMPUL
• Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat DINAMIKA KESEHATAN LINGKUNGAN
dikelompokkan sbb: (TEORI SIMPUL)
– Golongan fisik: kebisingan, radiasi,
SUMBER AMBIENT MANUSIA
cuaca panas, dll
-Alamiah Melalui DAMPAK
Komponen
– Golongan kimia: pestisida, asap rokok, wahana
Sehat
-Penderita lingkungan
limbah pabrik Udara
penyakit Samar
Air berada dlm
– Golongan biologi: spora jamur, bakteri, Subklinik
infeksi
cacing, dll Makanan darah,
-Industri lemak, Akut
Tanah
– Golongan sosial: hubungan antar urine, dll
-Mobil
tetangga, antara bawahan atasan, dll Binatang

SIMPUL EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN


A B C D

Simpul A Simpul B Simpul C Simpul D


Sumber Lingkungan Manusia Dampak

SIMPUL E:

Agent/ Media VARIABEL LAIN BERPENGARUH :


Host/ Hazard/
Transmisi SOP , PERMENKES, UU, POLITIK
Reservoir/
Portal of Entry Penyakit/
Portal of Exit (Vektor/Vehicle)
Pencemaran
SIMPUL E

Variabel lain yang berpengaruh:

SOP , UU , PERMENKES
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan  Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat-
sakit dalam suatu wilayah
• Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya
(pengukuran emisi)  Diperlukan batasan yg jelas dalam kesehatan
lingkungan
• Pada simpul B: pengukuran komponen
penyebab sakit pada ambient Dinamika Perjalanan Faktor Penyebab Penyakit

• Pada simpul C: pengukuran pada spesimen • Mempelajari dinamika /kinetika perjalanan


tubuh manusia (biomarker atau bioindikator) suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab
penyakit yg menumpang atau berada dalam
• Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa
vehicle transmisi hingga kontak dengan
kejadian penyakit, misal jumlah penderita
manusia.
keracunan
• Contoh: Toksik Pb
Kemampuan mengidentifikasi population at risk
Campuran bahan bakar bensin yg diemisikan dari
• Mengidentifikasi:
knalpot kendaraan menjadi bahan pencemar udara.
– Populasi mana yang terkena dampak
1. Udara yg tercemar Pb terhirup oleh manusia
– Besar/dosis
2. Debu yg tercemar Pb dapat menempel pada
– Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent makanan

– Cara 3. Mencemari air

• Population at risk tidak selalu dalam satu kawasan 4. Mencemari tanah (produk pertanian)

• Contoh: Konsumsi ikan yg tercemar logam berat 3. Parameter Kesehatan Lingkungan

• Penetapan population at risk pada dasarnya: • Pemahaman terhadap berbagai parameter


kesehatan lingkungan
- Ditentukan oleh pola kinetika agent dalam
media transmisi • Bagaimana mengukur berbagai parameter
perubahan lingkungan
 Menentukan lokasi pengukuran analisis pemajanan
 TEORI SIMPUL

Kemampuan Mengidentifikasi
STANDAR NORMALITAS
• Populasi mana yg terkena dampak
• Setiap pengukuran baik pada simpul A, B, C
maupun D harus selalu dirujuk terhadap nilai- • Kemungkinan waktu kontak
nilai standar normal sebagai bahan referensi
• Cara kontak atau pemaparan
• Misal: Permenkes tentang air bersih, baku mutu
Standar Normalitas
lingkungan, nilai ambang batas, maximum
acceptable concentration, dll. Setiap hasil pengukuran yg dilakukan harus selalu
dibandingkan dengan nilai-nilai standar normal yang
Paradigma Kesehatan Lingkungan
berlaku:
 Menggambarkan hubungan interaktif antara
- PERMENKES NO.70 TAHUN 2016 tentang Standart dan
berbagai komponen lingkungan dengan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
dinamika perilaku penduduk.
Desain Studi
 Model hubungan berbagai variabel dengan
outcome penyakit 1. Observational

Case Control (retrospektif)


Cohort (prospektif)

2. Eksperimen

Laboratorium

Lapangan

Analisis Pajanan (Exposure Assessment)

• Mengamati setiap komponen lingkungan yang


berpotensi memberikan dampak pada manusia
(apabila terjadi kontak)

Hal-hal yg perlu diperhatikan terkait Kontak

1. Jenis Agent

2. Sifat pemberi potensi dampak (agent) penyakit

3. Jumlah (Pemajanan atau dosis)

4. Waktu paparan

5. Tempat

6. Interventing Variables dalam Exposure


Assessment

7. Impuriries

Contoh:

 pengukuran Udara

 pengukuran pemajanan pada air dan makanan

 Pemantauan vektor

Penilaian dampak Kesehatan

Pemantauan dan pengukuran simpul C dan D atau


dampaknya pada manusia.

Pengukuran dampak pada manusia:

1. Pengukuran behavioral Exposure

2. Pengukuran bio indikator/biomarker

3. Pengukuran/identifikasi kasus

Pemantauan Kesehatan Lingkungan (Surveilence Kesehatan


Lingkungan)

• Surveilence epidemiologi: fokus pada penemuan dan


pencatatan kasus
• Surveilence kesling: melakukan pengukuran dan pencatatan
kasus dan lingkungannya.
SESI IV. PENGAMBILAN SAMPEL AIR  Sampling point harus dipilih sehingga mewakili
sumber yang berbeda dari mana air itu
 Kunci dari praktik adalah pengambilan sampel
diperoleh
secara tepat, serta penanganan dan penyimpanan
sampel yang diambil  Sampling ini harus termasuk tempat yang
menghasilkan sampel serta mewakili kondisi di
 Prosedur sampling (khususnya air), harus
sumber yang paling kurang baik atau tempat-
memastikan :
tempat dalam sistem pasokan , khususnya
 Sampel yang diambil dapat mewakili sumber tempat titik kontaminasi, seperti sumber
daya air yang bersangkutan terlindungi, loop, reservoir, zona tekanan
rendah, dll.
 Terhindar dari kontaminasi skunder
Teknik sampling
 Sifat kimia dan fisik sampel air dapat
dipertahankan sampai pada proses Analisa  Langkah 1 : Persiapan wadah sampel untuk
pengambilan sampel
Pengujian sampel air
Wadah ini boleh mengandung senyawa yang sama
 Pengamatan umum : dengan sampel yang akan dianalisa. Bahan botol harus
 Suhu, sesuai untuk pengambilan sampel air tanpa
mempengaruhi senyawa tsb.
 pH,
Material : sampel botol air, cooler, labels, permanent
 Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) marker
 Biology Oxygen Demand, Yang paling cocok adalah PE atau gelas
 Karbondioksida,

 Fosfat,

 Nitrat,

 Kekeruhan,

 Bakteri coliform

Informasi yang harus dicatat

 Pada pengambilan sampel air, informasi ini


harus dicatat :

1. Nama dan lokasi, aliran sungai, danau atau kolam yang diuji

2. Lintang dan bujur dari lokasi sumber  Langkah 2 : Prosedur pengambilan sampel

3. Tanggal dan waktu pengambilan sumber Hal ini harus ketat, memastikan bhw sampel yg
dikumpulkan harus sampel yg representatif, tidak ada
4. Kondisi cuaca pada saat itu
kontaminasi botol oleh kolektor.
5. Kondisi aliran sungai, danau, atau kolam
Bukanlah hal sepele ketika mengumpulkan sampel dg
6. Warna dan bau air senyawa tkt rendah seperti fosfor.

7. Hal lain Pengawet yg mungkin diperlukan tergantung dari


senyawa yang akan dianalisis.
Lokasi pengambilan sampling
 Langkah 3. Pengangkutan ke laboratorium
untuk dianalisis
Hal ini perlu dilakukan dg kondisi yang sesuai, biasanya pengambilan sampel air sungai dapat dilakukan
botol ditaruh pada pendingin gelap dengan bungkus es di lokasi-lokasi sbb :

 Langkah 4. Pengolahan sampel air 1. sumber alamiah ; blm pernah atau sedikit mengalami
pencemaran
Sampel harus disaring sebelum pengujian. Dalam
beberapa kasus, langkah penyaringan harus segera 2. sumber air tercemar ; lokasi yg telah mengalami
dilakukan di lapangan setelah sampel dikumpulkan. perubahan atau di bgn hilir sumber pencemar
Analisis sampel perlu dilakukan sesuai protokol yg tidak
3. sumber air yg dimanfaatkan ; lokasi penyadapan atau
memasukkan kontaminan atau membahayakan sampel.
pemanfaatan sumber air
 Langkah 5. Analisis
Botol untuk pemeriksaan bakteri
Langkah ini juga dapat menimbulkan masalah.
 Selang waktu pemeriksaan 1 jam, atau
Laboratorium harus memiliki pengendalian
maksimal 30 jam jika botol disimpan dalam
mutu/prosedur jaminan di tempat sehingga nilai-nilai
lemari es
analisis tidk diragukan
 Botol disterilisasi (180o C selama 20 menit)
 Langkah 6. Interpretasi
 Mempunyai mulut lebar dan mempunyai tutup
Lembaga atau individu pengamat sampel tersebut perlu
yg masuk ke dalam leher dg diberi kertas
meninjau kembali angka hasil penelitian atau dapat
pelindung yg dikaitkan pada botol sebelum
mengira-ngira sebelumnya. Timbulnya kesalahan tetap
disterilkan.Volume 150 ml diisi air 100 mL, shg
ada baik satu atau dua langkah dalam urutan, dan angka
masih ada sisa ruangan diatas air untuk
akan memberikan keterangan
mencampur contoh sebelum diperiksa
Jenis-jenis sampel air
 Untuk pemeriksaan air yg telah diolah seperti
 Sampel grab (grab sample): sampel yang PDAM, harus dipakai botol kain yg diberi
diambil secara langsung dari badan air yang natrium thio sulfat untuk menetralisir sisa
sedang dipantau. Sampel ini hanya chlor. Tutup botol dan kertas pelindung dipakai
menggambarkan karakteristik air pada saat sbg satu kesatuan dan dipegang antara jari2
pengambilan sampel. tangan

 Sampel komposit (composite sample): sampel  Untuk pengambilan sampel, dipegang bagian
campuran dari beberapa waktu pengamatan. bawah botol, diisi contoh air dan secepatnya
Dapat dilakukan secara manual atau secara ditutup kembali
otomatis dg menggunakan peralatan yg dapat
 Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati
mengambil air pada waktu-waktu ttt dan
dan aseptis
sekaligus dpt mengukur debit air.
Prosedur pengambilan sampel air keran
 Pengambilan sampel secara otomatis hanya
dilakukan jika ingin mengetahui gambaran  Sebelum pengambilan sampel air, tangan
tentang karakteristik kualitas air secara terus diaseptik terlebih dahulu dengan menggunakan
menerus alkohol 70 %, hal ini mencegah pengambilan
sampel air dari tangan yang terkontaminasi
3. Sampel gabungan tempat (integrated sampel).
Sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari  Lalu keran dibuka penuh, alirkan 2-3 menit,
beberapa tempat dengan volume yang sama atau dianggap cukup untuk membersihkan
mulut kran, kemudian tutup kembali.
Pengambilan sampel air permukaan
 Nyalakan bunsen dg korek api dan kapas, diberi
 Pengambilan sampel di sungai yg dekat dg
cairan spiritus menggunakan krustang/pinset
muara atau laut yg dipengaruhi oleh air pasang
harus dilakukan agak jauh dari muara. Adapun
 Mulut kran dipanaskan sampai timbul uap air  Pelan-pelan agar tidak menyentuh dinding
keluar sumur, mulut botol masuk minimal 10 cm ke
dalam air (bila tinggi memungkinkan)
 Buka botol sampel dari kertas pelindung
(dibuka sampai setengah saja untuk  Botol diisi air ¾ nya
menghindari kontaminasi). Tutup botol dan
 Botol ditarik ke atas pelan-pelan dan dipanasi
kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan
bibir botol sampelnya dengan api lalu ditutup
dan dipegang antara jari-jari tangan (tutup
secepatnya
botol jgn ditaruh sembarangan untuk
menghindari kontaminasi). Pengambilan harus  Kemudian diberi label
diambil secara aseptis
 Dan dibawa ke laboratorium secepatnya
 Panasi bibir botol sampai hingga cukup panas

 Botol diisi sampel sampai ¾ , diharapkan


sisanya adalah untuk udara untuk
mikroorganisme

 Matikan api di bunsen dengan penutup bunsen

 Kemudian diberi label

 Kerjakan secara aseptis dan hati-hati

Pengambilan sampel air sumur gali

 Bawalah box penyimpanan alat-alat


pengambilan sampel air seperti bunsen, alkohol
70 %, cairan spiritus, korek api, kapas, botol
sampel dilengkapi tali untuk mengambil sampel
air dengan panjang ±10 m , label dan alat tulis

 Contoh bisa diambil dg botol timba atau botol


gelas secara langsung, dilengkapi dg tali dan
seluruhnya dibungkus dg kertas yg baru
disterilkan

 Pengambilan sampel dilakukan dua orang, satu


mengambil sampel air dan satu memegang
krustang untuk memanaskan bibir botol sampel

 Tangan diaseptik terlebih dahulu dg alkohol 70


%

 Kertas pembungkus botol dibuka, diusahakan


jangan menyentuh langsung bagian botol

 Buka botol sampel dan tutup botol dibungkus


dengan kertas pelindung dan masukkan ke
kantong untuk menghindari kontaminasi

 Panasi bibir botol sampel hingga cukup panas

 Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan ke


dalam sumur
SESI V. PENCEMARAN UDARA

Definisi Pencemaran Udara Zat tersebut berada dalam udara dengan


konsentrasi yg tiba-tiba meningkat, ex CO2 atau
 Adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
zat yang sebelumnya tidak ada di udara seperti
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh
misalnya Pb
kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambient turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara  Zat SKUNDER : zat kimia berbahaya yang
ambient tidak dapat memenuhi fungsinya (UU No 23 Th terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia
1997, Pengelolaan LH) komponen2 di udara

 Pengendalian pencemaran udara : upaya pencegahan Sumber bahan pencemar primer


dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta
 Sumber alamiah ; gunung berapi, kebakaran
pemulihan mutu udara (PP RI no 41 th 1999,
hutan, kegiatan mikroorganisme dsb
Pengendalian PU)
 Sumber buatan :
 Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi
pada lapisan troposfer yg berada di dalam wilayah  Pembakaran
yurisdiksi RI yg dibutuhkan dan mempengaruhi
 Proses peleburan
kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkungan
hidup lainnya  Pertambangan dan
penggalian
 Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar
zat, energi, dan/atau komponen yg ada atau yg  Pembuangan limbah
seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yg ditenggang
 Proses kimia
keberadaannya dalam udara ambien
 Proses pembangunan
 Mutu Emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu
kegiatan ke udara ambien  Proses percobaan
atom atau nuklir
 Ambang batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
adalah batas maksimum zat atau bahan pencemar yang Jenis Bahan PU
boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang
 CO
kendaraan bermotor
 NOx
 Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) adalah angka yang
tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi  CH
mutu udara ambien di lokasi tertentu, yg didasarkan
kepada dampak thd kesehatan manusia, nilai estetika  SOx
dan mahluk hidup lainnya  Partikulat-partikulat (padat dan cair)
Sumber PU a. Carbon monoksida (CO)
 Industri Sumber :
 Transportasi 1. Pembakaran tidak sempurna dan bahan bakar atau
 Pembakaran sampah senyawa-senyawa lainnya

 Kegiatan rumah tangga 2. Reaksi antara CO2 dan karbon yg terjadi dlm
pembakaran industri dalam tanur
JENIS ZAT PU
3. Gas CO yg dihasilkan secara alami di atmosfer
 Zat PRIMER : zat kimia yang langsung mengkontaminasi (gunung berapi) yg jumlahnya lebih sedikit dbdgkan dg
udara dalam konsentrasi yang membahayakan hasil kegiatan manusia (0.01 – 2 %)
 CO memiliki efek radiative forcing ; menaikkan  PAH ini banyak terdapat di industri dan
konsentrasi metana dan ozone di troposfer kawasan padat lalu lintas
melalui rx kimia dg konstituen lainnya, misalnya
Konsentrasi (ppm) Pengaruhnya terhadap tubuh
OH-. CO → CO2.
BENZENE
OH- sebenarnya melenyapkan metana dan ozone
100 iritasi terhadap mukosa
CO memiliki masa yg singkat di atmosfer
3000 emas (0.5-1 jam)
 CO antropogenik – efek rumah kaca dan
pemanasan global 7500 Paralysis (0.5-1 jam)

CO + aldehid → radikal peroksi (sm) 20000 kematian (5-10 menit)

radikal peroksi + NO → NO2 TOLUENE

NO tidak bs bereaksi dg O3, O3 meningkat 200 Pusing, lemah , pandangan


kabur setelah 8 jam
 CO merupakan konstituen asap rokok
2600 Gangguan syaraf dapat diikuti
Toksisitas CO
kematian jikwa waktu kontak
Konsentrasi (ppm) Waktu Efek lama

100 sebentar Tidak ada SULFUR OKSIDA (SOx)

30 8 Jam Pusing mual  Tidak berwarna, berbau sangat tajam

1000 1 jam Pusing, kulit berubah  Dihasilkan dari pembakaran senyawa2 yg


mengandung belerang
kemerah-merahan
 SO2 bercampur di udara dengan SO3 (1-2%) →
Gas Nitrogen Oksida (NOx)
SOx
 NO dan NO2 merupakan gas pencemar di
 Menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan
udara. NO tidak berbau dan tidak berwarna,
terutama tenggorokan pada orang2 yg sensitif,
namun NO2 berbau dan berwarna coklat
orang tua dan anak-anak
kemerahan, dan menyebabkan orang lemas
Partikulat
 NO2 lebih toksik 4 kali daripada NO. Secara
alamiah di udara NO akan berubah menjadi  Partikulat adalah butiran-butiran kecil zat padat
NO2 dan tetes-tetes air

 Kadar NO2 5 ppm dalam waktu 10 menit  Beberapa senyawaan lain bergabung dalam
menyebabkan manusia sulit bernafas partikulat ini diantaranya Pb (0.01 - 3%)

Hidrocarbon (HC)  Pengaruh partikulat padat dan cair bagi


kesehatan sgt bergantung dari ukurannya
 Sumber yang terbesar adalah dari tumbuh-
tumbuhan  Ukuran partikel yg mengganggu kesehatan
yaitu berkisa antara 0.1 – 10 mikron
 CH4 dihasilkan dari hasil reaksi dekomposisi
bakteri anaerob di dalam lapisan tanah dan  Partikulat berukuran 5 mikron bisa mengendap
dalam sedimen yg masuk ke dalam atmosfer dalam alveoli

 Hidrokarbon dg bahan lain di udara akan  Partikulat dengan SO2 bersifat sinergis
membentuk Policyclic Aromatik Hidrocarbon

(PAH) yang akan menyebabkan kanker.
Tidak mudahnya menghubungkan antara polutan dengan 2. Sampling intermiten : adalah satu alat
penyakit pengukur digunakan untuk beberapa titik pengukuran
dengan interval waktu pengukuran yg konstan
1. Jumlah dan keanekaragaman hayati
3. Sampling sesaat : adalah pengukuran satu atau
2. Kesulitan dalam mendeteksi zat pencemar yg
dua kali yg tidak kontinyu dan tidak secara periodic
membahayakan pada konsentrasi rendah

3. Interaksi sinergik antara zat pencemar


Teknik Sampling
4. Kesulitan dalam mengisolasi faktor-faktor tunggal bilamana
msy terpajan thd sejumlah besar zat/senyawa kimia selama 1. Teknik tangkapan (capture)
bertahun-tahun
Teknik sampling dengan menangkap sejumlah volume
5. Catatan penyakit dan kematian yg tidak lengkap dan kurang contoh udara yang ditarik ke dalam kontainer khusus,
dipercaya contoh udara kemudian dianalisis di lab dg analisis : GC,
GC-MSD, HPL. Teknik ini mampu mengumpulkan sampel
6. Penyebab jamak dan panjangnya masa inkubasi dari
dalam jumlah besar dg frekuensi berulang shg cocok
penyakit2
untuk sampling kadar emisi. Jenis kontainer diantaranya:
7. Masalah dlm ekstrapolasi hadil percobaan lab binatang dan inert flexible bags (tedler bag), steel canister, dan glass
manusia booms

 Dilakukan secara sesaat, pasif dan aktif

SESI VI. PENGUKURAN PENCEMARAN UDARA Sesaat ? Pasif ? Aktif ?

Pengukuran Pencemaran Udara  Kelemahan metode ini adalah kemungkinan


adanya reaksi antara komponen pencemar
 Sampling ambien
udara dengan tabung container
Bertujuan untuk :

1. Memenuhi dan mematuhi baku mutu udara ambien untuk industri

2. Menyediakan data untuk evaluasi kualitas udara di industri

3. Observasi terhadap kecenderungan adanya pencemaran

 Sampling emisi sumber


a sesaat b. pasif c. aktif
Bertujuan :
b. + mass flow controller
1. Mengetahui besaran emisi untuk dibandingkan dengan baku mutu
c. + mass flow controller + pump
emisi
2. Teknik Pemekatan (concentration technique)
2. Mengetahui tingkat emisi dari laju produksi atau operasi industri
Sampling yg memekatkan sejumlah volume contoh udara
3. Melakukan pemantauan kinerja alat pencegahan pencemaran
yang ditarik ke dalam media tertentu (cairan, reagen
Sampling kimia tertentu, filter), untuk dianalisis di laboratorium.

 Berdasarkan periode dan frekuensi : Ada keterbatasan dalam volume sampel dan dalam
beberapa kasus sering terjadi “breakthrough” pada
1. Sampling kontinyu ;memungkinkan pengukuran kualitas udara
media absorben.
secara konstan selama periode pengambilan, sehingga
diperoleh fluktuasi data selama pengukuran Bisa mengukur zat yang mempunyai konsentrasi relatif
rendah.
3. Metode Filter  Pencemar yang dapat diukur : O3, NOx, dan
oksidan
- High Volume Sampler

- PM 10- sampler
1. Analisis absorpsi sinar inframerah
- Polyurethane sampler
 Absorpsi sinar inframerah dan ultraviolet
- Indoor personal particle monitor
Beberapa parameter pencemar seperti CO dapat
- Virtual impactor/dichotomous sampler
menyerap energi infrared dan UV, sehingga besaran
High Volume Sampler energi yg terserap merepresentasikan konsentrasi
pencemar.

 NDIR (Non Dispersive Infra Red) adalah


instrumen analisis konsentrasi zat pencemar
berdasarkan serapan energi inframerah.

Teknik Analisis Udara

A. Analisis spektrofotometri/kolorimetri

 Teknik ini berdasarkan prinsip perbedaan


warna larutan reagen sebelum dan sesudah
bereaksi dengan gas yang diukur. Parameter yg
dapat diukur melalui analisis spektrofotometri
adalah SOx,NOx, H2S, logam berat dan
ammonia.

B. Analisis elektrokimia

 Teknik ini berdasarkan prinsip oksidasi


elektrokimia, dimana arus listrik yang
dikonsumsi merepresentasikan gas cahaya
yang diukur secara kuantitatif.

 Parameter udara yang dapat diukur dengan


elektrokimia adalah CO dan H2S

C. Analisis chemiluminescent
2. Analisis kromatografi
 Teknik analisis dengan mengukur energi cahaya
yang dihasilkan oleh reaksi antara gas  Kromatografi adalah teknik pemisahan
pencemar yg akan diukur dg gas reagen, energi campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
cahaya yg dihasilkan ditangkap oleh tabung perambatan komponen analit dlm suatu
fotomultiplier, diperkuat dan dipancarkan ke medium dan perbedaan afinitas antara analit,
sensor pembaca. fase diam (stationer) dan fase gerak (mobile).
Berdasarkan jenis fase geraknya, kromatografi
 Energi cahaya yang dihasilkan sebanding dibedakan atas kromatografi gas (GC) dan
dengan kuantitas zat pencemar reaktif. kromatografi cairan (LC).
 Pencemar udara yang dapat diukur : VOC dan  Isokinetik adalah suatu kondisi kecepatan aliran
HC di dalam saluran penghisap sampel sama dg
kecepatan aliran rata-rata gas di dalam saluran
Teknik Untuk Berbagai Pencemaran Udara
(cerobong), terutama partikulat yg relatif besar
A. Sampling unsur mudah menguap (volatile) (5 mikron)

 metode yang digunakan Kemungkinan yg terjadi pada sampling partikulat

 konsentrasi yg diperlukan  Jika Vs > Vn maka Cs > Cn

 pemisahan unsur mudah menguap  Jika Vs < Vn maka Cs < Cn

 volume yg besar untuk mendapatkan kuantitas  Vs = kecepatan rata-rata aliran gas dalam
maksimum saluran (cerobong)

B. Sampling unsur debu  Vn = kecepatan isokinetik

 Pengambilan contoh isokinetik  Cs = konsentrasi partikel yg terdeteksi

 Pencegahan aglomerasi dan kondensasi  Cn = konsentrasi isokinetik

C. Sampling emisi Pengaruh faktor meteorologis

 Pengambilan contoh di beberapa titik sampling  Curah Hujan : rain out dan wash out
dalam jumlah maksimum
 Radiasi Matahari : langsung dan tidak langsung
 Jumlah rata-rata contoh udara berdasarkan
 Angin : arah dan kecepatan angin
pengenalan sifat
 Suhu : konveksi bebas → gerakan laminar,
D. Sampling ambien
konveksi paksa → gerakan turbulen
 Pengenceran pencemar yang sangat tinggi
 Kelembaban udara : RH tinggi ? RH rendah ?
 Volume yang besar
 Perbedaan musim
 Pengambilan di beberapa titik sampling yg
HPLC
tidak isokinetik akibat pengaruh angin

Prinsip sampling gas

 Lebih mudah daripada partikulat karena


ketepatan aliran dalam sampling gas tidak
harus sesuai dengan kecepatan isokinetik

 Gangguan yg terjadi : partikel dalam aliran,


kelembaban dalam aliran, reaksi kimia yg
mungkin terjadi, efisiensi teknik pengumpulan
gas, analisis yg tidak akurat, sensitif untuk tiap2
jenis gas, volume gas, kecepatan aliran dan
lamanya waktu sampling

Prinsip sampling partikulat dan emisi

 Faktor-faktor yang mempengaruhi sampling:


kecepatan aliran udara masuk, kemiringan inlet
pada alat sampling dan bentuk serta ukuran
inlet
Penejelasan Warna

Hijau; Tingkat kualitas udara yang tidak memberi


efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak
berpengaruh pada tumbuhan, bangunan atau pun nilai
estetika

Biru; Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh


pada kesehatan manusia atau pun hewan tetapi
berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai
estetika

Kuning; Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan


pada manusia ataupun kelompok hewan yg sensitif
atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan
atau hewan
Interpretasi Kualitas Udara Merah; Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan
kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang
 Fluktuasi konsentrasi pencemar selama pemantauan
terpapar
berada pada kisaran ¼ < NAB = kualitas udara aman
Hitam; Tingkat kualitas udara yang berbahaya yang
 Fluktuasi konsentrasi pencemar selama pemantauan
secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius
< NAB dan > ½ NAB = aman namun perlu
pada populasi
kewaspadaan → pemantauan rutin dan memelihara
upaya pencegahan pencemaran udara PARAMETER DASAR UNTUK ISPU
 Fluktuasi konsentrasi pencemar selama Parameter Waktu Pengukuran
pemantauan > ½ NAB dan < 1 ¼ NAB = kurang aman,
terjadi kebocoran--> audit, tindakan pencegahan PM10 24 jam (periode pengukuran rata-rata)

 Fluktuasi konsentrasi pencemar selama pemantauan SO2 24 jam (periode pengukuran rata-rata)
> ½ NAB dan >1 ¼ NAB = tidak aman, membahayakan CO 8 jam (periode pengukuran rata-rata)
pekerja--> memperbaiki, upaya K3
O3 1 jam (periode pengukuran rata-rata)
INDEKS STANDAR
PENCEMAR UDARA KEP . NO 107/KABAPEDAL/1997 NO2 1 jam (periode pengukuran rata-rata)

No Kategori Rentang Warna

1 Baik 0-50 Hijau Bagaimana Menghitung ISPU?

2 Sedang 51-100 Biru 1. Secara Perhitungan

3 Tidak Sehat 101-199 Kuning

4 Sangat Tidak 200-299 Merah

Sehat I = ISPU terhitung

5 Berbahaya 300-500 Hitam Ia = ISPU batas atas

Ib = ISPU batas bawah

Xa = ambien batas atas

Xb = ambien batas bawah

Xx= kadar ambien nyata hasil pengukuran


Tabel Perhitungan 1. SNI 19-7119.3-2005 Udara ambien-bagian 3: Cara
uji partikel tersuspensi total menggunakan peralatan
high volume air sampler (HVAS) dengan metoda
gravimetri

2. SNI 19-7119.7-2005 Udara ambien-bagian 7: Cara


uji kadar sulfur dioksida (SO2) dengan metode
pararosanilin menggunakan spektrofotometer

3. SNI 19-4845-1998 Metode pengujian kandungan


gas CO di udara dengan menggunakan NDR

4. SNI 19-7119.2-2005 Udara ambien-bagian 7: Cara


uji kadar nitrogen dioksida (NO2) dengan metoda
Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

5. SNI 19-7119.8-2005 Udara ambien-bagian 7: Cara


uji kadar oksidan dengan metode neutral buffer
kalium iodida (NBKI) menggunakan
Contoh soal;
spektrofotometer
 Berapa ISPU nya jika diketahui kadar SO2 adalah 322
ug/m3?

2. Secara Grafik

Standar uji yang digunakan untuk 5 parameter dasar udara.

Anda mungkin juga menyukai