Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

MK PENGOLAHAN LIMBAH (3 SKS)


Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pabrik Kertas PT Bali Kertas Mitra Jembrana

Disusun Oleh :
Achmad Rizki Azhari
NIM. 25010113140258

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016

A. Kualitas Air Limbah Pabrik Kertas PT Bali Kertas Mitra Jembrana


PT Bali Kertas Mitra Jembrana merupkan unit/usaha yang bergerak pada
bidang industry pengolahan atau pendaurulangan kertas bekas menjadi kertas
tipis yang biasa dikenal dengan kertas bungkus nasi dan berlokasi di Desa
Banyubiru, Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Kualitas limbah yang
menjadi bahan penyajian table merupakan air limbah yang baru keluar dari
hasil pengolahan kertas (limbah inlet) dan belum mengalami proses
pengolahan limbah. Data kualitas air limbah pabrik kertas PT Bali Kertas
Mitra Jembrana disajikan dalam table berikut ini:
Tabel 1. Kualitas Air Limbah Inlet PT Bali Kertas Mitra Jembrana
No

Parameter

Satuan

A. Fisika
0
1 Suhu
C
2 Bau
3 Warna
4 TSS
mg/l
B. Kimia
5 pH
6 DO
mg/l
7 BOD5
mg/l
8 COD
mg/l
9 Amoniak
mg/l
(NH3)
10 Nitrit (NO2)
mg/l
11 Nitrat (NO3)
mg/l
12 Fenol
mg/l
13 Phosfat (PO4)
mg/l
14 Sulfida (H2S)
mg/l
15 Besi (Fe)
mg/l
16 Kadmium
mg/l
(Cd)
17 Timbal (Pb)
mg/l
18 Raksa (Hg)
mg/l
C Debit
m3/hari
Sumber: Sundra, 2011

Hasil
Analisis

Baku Mutu
Air
Limbah

Status Air
Limbah

37,3
Bau
Keruh
160

38
200

TM
TM

6,44
2,043
206,64
612,25
3,059

6,0-9,0
50
100
5

TM
M
M
TM

0,269
1,782
22,61
4,742
14,00
1,367
0,117

1
20
0,5
0,5
5
0,05

TM
TM
M
M
TM
M

0,955
0,020
60

0,1
0,002
-

M
M
-

Keterangan:
Baku mutu mengacu baku mutu air limbah lainnya golonan I pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 5 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah
M
: Melebihi Baku Mutu; TM : Tidak Melebihi Baku Mutu

B. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


1. Ringkasan IPAL
Berikut ini skema perencanaan pengolahan berdasarkan karakteristik air
limbah pada tabel 1.

Gambar 1. Skema Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


PT Bali Kertas Mitra Jembrana

2. Bak Ekualisasi
Air limbah dialirkan dari setiap unit prodeuksi masuk ke bak
equalisasi. Dalam bak equalisasi terdapat mesin aerator yang berfungsi
sebagai pengaduk dan meningkatkan kadar oksigen dalam air limbah.
Berbagai fungsi dari bak equalisasi adalah: (Habibi, 2012)
1. Untuk meratakan debit air limbah yang masuk ke unit pengolahan
selanjutnya
2. Sebagai kolam penampungan pertama dan pencampuran air limbah
dari berbagai kegiatan produksi.
3. Untuk menghomogenkan air limbah yang akan disalurkan pada unit
instalasi selanjutnya.
4. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses
netralisasi.
5. Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dan lain sebagainya)
untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan
flokulasi.

Gambar 2. Bak Ekualisasi (Tampak Atas)

Gambar 3. Potongan Memanjang Bak Ekualisasi


Perencanaan bak ekualisasi air limbah pabrik kertas PT Bali Kertas
Mitra Jembrana adalah sebagai berikut:

Kapasitas IPAL

= 150 m3/hari

COD air limbah Maksimum

= 700 mg/l

BOD Air Limbah Maksimum

= 300 mg/l

Konsentrasi SS

= 300 mg/l

Total Efisiensi Pengolahan

= 90 %

BOD Air Olahan

= 207 mg/l

SS Air Olahan

= 250 mg/l

Waktu Tinggal Bak Ekualisasi

= 12 jam

Volume Bak Ekualisasi

= (12/24) hari x 150 m3/hari


= 75 m3

Dimensi Bak Ekualisasi

Kedalaman Bak

=3m

Lebar Bak

=5m

Panjang Bak

=5m

Tebal Dinding

= 20 cm

3. Pompa Air Limbah

Debit air limbah = 60 m3/hari = 60000 liter/hari = 42,67 liter/menit

Spesifikasi pompa:
Tipe pompa

: pompa celup

Tipe kapasitas

: 40-120 liter/menit

4. Koagulasi-Flokulasi
Air limbah dari bak ekualisasi dialirkan ke unit koagulasi dan
flokulasi. Koagulasi didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan
koloid padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu
koagulan. sehingga akan terbentuk flok-flok halus yang dapat diendapkan
(Siregar, 2005). Sedangkan flokulasi merupakan proses pembentukan flok,
yang pada dasarnya merupakan pengelompokan/ aglomerasi antara
partikel dengan koagulan (menggunakan proses pengadukan lambat atau
slow mixing). (Siregar, 2005).

Gambar 3. Ilustrasi Koagulasi dan Flokulasi dengan Paddle Impeller


A) Koagulasi
a) Jenis pengadukan

= Paddle Impeller

b) Kebutuhan koagulan (Alum)


Kapasitas IPAL

= 150 m3/hari

Dosis efektif alum

= 30 mg/l

Kebutuhan koagulan = 150 m3/hari x 30 mg/l


= 150.000 liter/hari x 30 mg/l
= 4.500.000 mg/hari
= 4,5 kg/hari

c) Pompa dosing

Debit koagulan

= 0,13 liter/hari

d) Gradien kecepatan

= 700/ detik

e) Waktu pengadukan

= 30 detik

f) Perencanaan bak

Kapasitas IPAL

= 150 m3/hari

Waktu tinggal

= 1 menit

Jumlah bak

= 1 buah

Bentuk bak

= kubus

Volume bak

= 150 m3/hari x 1 menit


= 0,10 m3/menit x 1 menit
= 0,10 m3

Dimensi bak

Kedalaman

= 0,5 m

Lebar

= 0,5 m

Panjang

= 0,5 m

B) Flokulasi
a) Jenis pengadukan

= Paddle impeller

b) Gradien kecepatan

= 20/detik

c) Waktu pengadukan

= 20 menit

d) Perencanaan bak

Kapasitas IPAL

= 150 m3/hari

Jumlah

= 1 buah

Waktu tinggal

= 1 menit

Volume bak

= 0,10 m3

Dimensi
Kedalaman

= 0,5 m

Lebar

= 0,5 m

Panjang

= 0,5 m

5. Sedimentasi (Primary Sedimentation)


Sedimentasi adalah proses memisahkan padatan terrendapkan dari
limbah. Padatan terendap yang dimaksud adalah flok-flok besar yang
terbentuk dari unit koagulasi-flokulasi dengan prinsip gravitasi (Siregar,
2005).

Gambar 4. Bak Sedimentasi (Tampak Atas)

Gambar 5. Bak Sedimentasi (Tampak Samping)


a) Perencanaan Bak

Debit/kapasitas IPAL

= 150 m3/hari

Waktu tinggal

= 4 jam

Jumlah bak

= 1 buah

Bentuk bak

= Balok

Volume bak

= 150 m3/hari x 4 jam


= 150 m3/hari x 0,17 hari
= 25,5 m3

Dimensi
Kedalaman

=2m

Panjang

=3

Lebar

= 4,5 m

6. Actived Sludge (Lumpur Aktif)


Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif konvensional
(standar) secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak
pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen.
(Fardiaz, 1992)

Gambar 5. Skema Sistem Lumpur Aktif

Gambar 6. Ilustrasi Sistem Lumpur Aktif


a) Spesifikasi Pengolahan

Desain

= continous flow Stirer tank

activated

Debit

= 150 m3/hari = 0,002 m3/detik

BOD5 air limbah

= 206,64 mg/l

BOD5 effluent

= 50 mg/l atau kurang

Suhu

= 20o C (asumsi)

Rasio MLVSS-MLSS

= 0,8 (asumsi)

Konsentrasi SS untuk Return Sludge 10.000 mg/l (asumsi)

MLVSS

= 3500 mg/liter (asumsi)

Waktu tinggal sel

Effluent mengandung 22 mg/liter biological solid, 65% dapat

= 10 hari (asumsi)

terdegradasi (asumsi)

Koefisien konversi BOD5

Flow rate puncak 2,5 kali flow rate rata-rata (asumsi)

= 0,68 (asumsi)

b) Perhitungan
1) Perkiraan konsentrasi BOD5 terlarut

BOD effluent

= 50 mg/l

BOD effluent degradable

= 65% x 22 mg/l
= 14,3 mg/l

BOD ultimate biodegradable

= 14,3 x 1,42 = 20,3 mg/l

BOD effluent tersuspensi

= 20,3 x 0,68 = 13.8 mg/l

BOD effluent

= BOD terlarut + BOD

tersususpensi
50 mg/l

= BOD terlarut + 13,8 mg/l

BOD influent terlarut

= (50 13,8) mg/l


= 36,2 mg/l

2) Perhitungan Efisiensi

BOD influent

= 206,64 mg/l

BOD influent terlarut

= 36,2 mg/l

BOD effluent

= 50 mg/l

Effisiensi berdasar BOD terlarut = [(206,64-36,2) / 206,64] x


100%
= 82,48 %

Effisiensi total

= [(206,64-50) / 206.64] x

100%
= 75,80 %
3) Perhitungan Volume Reaktor

Waktu tinggal

= 10 hari

Debit IPAL

= 150 m3/hari

Kecepatan tumbuh m.o.

= direncanakan 0,5 mg/g

BOD influent

= 206,64 mg/l

BOD influent terlarut

= 36,2 mg/l

MLVSS

= 3500 mg/liter

Koefisien kinetik

= 0,06 /hari (asumsi)

Volume reactor

= [10x150x0,5 x (206,6436,2)]: [3500x(1+(0,06x10))]


= [750x170,44] : [3500x1,6]
= 22,83 23 m3

Dimensi (balok)
Kedalaman

=4m

Panjang

=2m

Lebar

=3m

4) Perhitungan Jumlah Lumpur yang Dihasilkan dalam Lumpur Aktif

Kecepatan tumbuh m.o.

= direncanakan 0,5 mg/g

Waktu tinggal

= 10 hari

Koefisien kinetik

= 0,06/hari

Pertumbuhan m.o observasi

= 0,5 / 1+0,06x10
= 0,3125 mg/g

Debit IPAL

= 150 m3/hari

BOD influent

= 206,64 mg/l

BOD influent terlarut

= 36,2 mg/l

Rasio MLVSS-MLSS

= 0,8

Volume lumpur volatile

= 0,3125x150 (206,64-36,2)
= 7.989,375 g
= 7,989 Kg

Volume total

= 7,989/0,8
= 9,986 kg/hari

5) Perhitungan Lumpur yang Dilakukan Resirkulasi

Konsentrasi VSS aerator

Konsentrasi SS untuk Return Sludge 10.000 mg/l

Total lumpur (Q)

= 9,986 kg/hari

Konsentrasi VSS return

= 0,8 x 10.000 mg/l

= 3.500 mg/l

= 8.000 mg/l

Debit lumpur resikulasi (Qr)

3500 (Q+Qr) = 8000 Qr


Qr/Q = 0,78
Qr

= 0,78 x 9,986 kg/hari


= 7,789 kg/hari

6) Perhitungan Waktu Detensi Hidrolisis

Volume reactor

= 23 m3

Debit IPAL

= 150 m3/hari

Waktu detensi hidrolisis

= 23/150
= 0,153 hari = 3,672 jam

7) Perhitungan Bak Sedimentasi Sekunder

Debit IPAL

= 150 m3/hari

Kecepatan mengendap

= 33 m/hari

Luas bak sedimentasi sekunder

= 150 m3/hari : 33 m/hari


= 4,545 m2

Dimensi
Kedalaman

=1m

Jari-jari

= 0,5 m

7. Filtrasi Pasir (Sand Filter)


Sand filter merupakan suatu bak/tangki yang berfungsi untuk proses
filtrasi (penyaringan), didalam tangki filtrasi terisi media-media padat
yang berfungsi untuk menahan partikel padat dalam air limbah
menggunakan media filter pasir (Prss et al, 2005). Dalam isntalasi
pengolahan air limbah ini, filtrasi pasir digunakan untuk menyaring
partikel padat limbah hasil sistem lumpur aktif. Sehingga tidak
mengganggu kinerja sistem disinfeksi (khlorinasi).

Gambar 7. Ilustrasi Sistem Filtasi Pasir


a) Bak Filtrasi

Debit IPAL

= 150 m3/hari = 6,25 m3/jam

Laju filtrasi

= 2,7255 m3/jam/ft2

Luas penampang sand filter

= 6,25 / 2,7255
= 2,29 ft2 = 0,07 m2

Jari-jari penampang sand filter

= 0,15 m

Tinggi filter

a. Tinggi lapisan gravel

= 0,3 m

b. Tinggi pasir

= 0,7 m

c. Tinggi Ruang kosong atas

= 0,5 m

d. Tinggi Ruang kosong bawah

= 0,5 m

e. Total tinggi bak filtrasi

=2m

Bentuk bak filtrasi

= tabung

Volume

= 3,14 x 0,152 x 2
= 0,1413 m3

8. Klorinasi
Chlorine Contact Chamber adalah suatu bak penampungan air limbah
atau bak klorinasi dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dimana
bak klorinasi ini digunakan untuk memberi dan mencampurkan zat kimia
berupa

klorin

yang berfungsi

untuk

mambunuh

mikroorganisme

patogen yang ada pada air limbah sebelum di alirkan ke badan air atau
sungai. (Qasim, 1999)

Gambar 8. Ilustrasi Chlorine Contact Chamber


a) Kreteria Desain

pH optimum

Aliran merata

Dosis desinfeksi yang diberikan

= 2-8 mg/l

Waktu kontak

= 15-45 menit

Kadar klor dalam kaporit

= 70%

Berat jenis kaporit

= 0,8 0,88 kg/l

= 6-7

b) Perhitungan Kebutuhan Klor dan Kaporit

Debit dari klarifier terakhir

= 150 m3/hari

Dosis yang diberikan

= 2 mg/l = 0,002 kg/m3

Kadar klor dalam kaporit

= 0,7

Kebutuhan klor

= 150 m3/hari x 0,002 kg/m3


= 0,3 kg/hari

Kebutuhan kaporit

= 0,3 kg/hari : 0,7


= 0,43 kg/hari

c) Perhitungan bak kontak

Ruang kontak klorinasi dibuat memiliki tiga putaran keliling


susunan baffle dengan dimensi dan pengaturannya

Debit influent

= 150 m3/hari = 6,25 m3/jam

Waktu kontak

= 30 menit = 0,5 jam

Volume bak kontak

= 6,25 m3/jam x 0,5 jam


= 3,125 m3

Desain bak
Panjang putaran keliling

= 2,5 m

Lebar

= 1,2 m

Total kedalaman

= 1,2 m

Tinggi jagaan

= 0,2 m

Pengecekan waktu kontak

= (2,5x1,2x1,4) m3 : 6,25
m3/jam
= 0,54 jam

Daftar Pustaka
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Prss, A; Giroult, E. ;Rushbrook, P. 2002. Pengelolaan Aman Limbah Layanan
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Qasim, Syed R. 1999. Wastewater Treatment Plants Planning, Design, And
Operation. New York: CRC Press LLC.
Siregar, Sakti A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius.
Sundra, I Ketut. 2011. Kualitas Air Limbah Pabrik Kertas PT. Bali Kertas Mitra
Jembrana. ECOTROPHIC 6 (1) 2011: 67-73. ISSN: 1907-5626.

Anda mungkin juga menyukai