Anda di halaman 1dari 11

PENYEHATAN TANAH

Pengendalian Pencemaran Tanah


Dosen Pengampu : Catur Puspawati, ST., M.KM

Kelompok 6

Alifah Shaffa Pelangi (P21345120006)

Aulia Izzahtus Janah (P21345120013)

Kadhilla Mandala Putri (P21345120033)

Muhammad Dzaky Al Farhan (P21345120036)

Kelas :

2 D3-A

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

TP 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pengendalian Pencemaran Tanah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Penyehatan Tanah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu


dalam penyusunan makalah ini  sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami
meminta maaf dan tentunya juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi para
pembaca.

Jakarta, 31 Oktober 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................4

BAB ll PEMBAHASAN.........................................................................................5

2.1 Pencemaran Tanah..................................................................................5

2.2 Landasan Hukum Pencemaran Tanah.................................................5

2.3 Pengendalian Pencemaran Tanah Secara Teknik................................8

2.4 Pengendalian Pencemaran Tanah Secara Administratif.....................8

2.5 Pengendalian Pencemaran Tanah Secara Sosial..................................9

BAB II PENUTUP.................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..............................................................................................9

Daftar Pustaka......................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman dan tempat aktivitas
makhluk hidup di atas dan di dalamnya. Namun, sedia kini tanah mulai banyak
tercemar, yaitu oleh air limbah baik limbah rumah tangga, limbah oertanian, dan
limbah industri hingga sampah. Oleh karena itu perlulah dilakukan pengendalian
pencemaran tanah, agar meminimalisir pencemaran pada tanah. Pengendalian
pencemaran tanah dapat dilakukan secara teknik, administratif, dan sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah?
2. Apa saja landasan hukum pencemaran tanah?
3. Bagaimana pengendalian pencemaran tanah secara teknik?
4. Bagaimana pengendalian pencemaran tanah secara administratif?
5. Bagaimana pengendalian pencemaran tanah secara sosial?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian pencemaran tanah
2. Mengetahui landasan hukum pencemaran tanah
3. Memahami pengendalian pecemaran tanah secara teknik
4. Memahami pengendalian pencemaran tanah secara administratif
5. Memahami pengendalian pencemaran tanah secara sosial
BAB ll PEMBAHASAN

2.1 Pencemaran Tanah


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
No. 150 Tahun 2000, tanah adalah salah satu
komponen lahan berupa lapisan teratas kerak
bumi yang terdiri atas bahan mineral dan
bahan organic serta mempunyai sifat fisik ,
kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan
menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pencemaran tanah adalah keadaan atau suatu kondisi dimana bahan/zat


kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
tanah berarti adanya bahan kimia beracun dengan konsentrasi cukup tinggi dalam
tanah hingga berpotensi membunuh makhluk hidup yang tinggal di dalamnya dan
juga menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada manusia serta ekosistem
secara luas. pencemaran tanah bisa berupa pengendapan bahan limbah padat atau
cair di permukaan atau bawah tanah. Pencemaran tanah di area permukaan bisa
berupa tumpukan sampah yang tidak dikendalikan.

2.2 Landasan Hukum Pencemaran Tanah


Berikut peraturan yang berkaitan dengan pencemaran tanah :

1. PerMen LH Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pecegahan Pencemaran


dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Pertambangan Emas Rakyat

Berdasarkan pasal 1, Kegiatan pertambangan emas rakyat adalah suatu


usaha pertambangan emas yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-
kecilan atau secara gotong-royong dengan alat-alat sederhana untukpencaharian
sendiri.
Berdasarkan pasal 6, pencegahan pencemaran kegiatan pengolahan emas dapat
dilakukan :

a. meminimalkan penggunaan merkuri atau sianida


b. mengalirkan tailing ke kolam penampungan yang berfungsi sebagaikolam
pengendap untuk dapat diproses kembali
c. melakukan pengolahan air di kolam sehingga memenuhi baku mutu
sebelum dibuang ke sungai dan rawa
d. menyimpan merkuri pada tempat yang tertutup, terhindar dari sinar
matahari langsung, berada dalam suhu ruangan dan berada dibawah
permukaan air minimal 1 cm (terendam) untuk ekstraksi
e. untuk amalgamasi harus menggunakan sistem retort, dilakukan pada
tempat khusus yang dilengkapi cerobong dengan ketinggian minimal 2
meter lebih tinggi dari atap rumah di sekitar lokasi
f. untuk ekstraksi sianidasi, pH larutan harus dijaga pada kondisibasa dengan
pH antara 10 sampai dengan 11 dan lokasi pengolahanberhubungan
dengan udara luar.

2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 02 Tahun 2007 Tentang Larangan


Ekspor Pasir, Tanah, dan Top Soil (termasuk Tanah Pucuk atau Humus)

Bahwa dalam perkembangannya kerusakan lingkungan yang terjadi


disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan pasir, tanah dan top soil (termasuk
tanah pucuk atau humus) yang tidak terkendali sebagai akibat masih terjadinya
ekspor pasir laut secara ilegal, maraknya ekspor jenis pasir lainnya, ekspor tanah
dan ekspor top soil (termasuk tanah pucuk atau humus), sehingga untuk
mengantisipasi kerusakan lingkungan yang lebih parah dianggap perlu untuk
menambahkan jenis pasir lainnya selain pasir laut, jenis tanah dan top soil
(termasuk tanah pucuk atau humus) sebagai barang yang dilarang ekspornya;

3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 03 Tahun 2007 Tentang Verifikasi


atau Penelusuran Teknis Ekspor Bahan Galian Golongan C Selain Pasir,
Tanah dan Top Soil (Termasuk Tanah Pucuk atau Humus).
4. PerMen LH Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran
Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian
Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan
Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa

Berdasarkan Perda No.17 Tahun 2017, Pasal 33 ayat 1, Pengendalian


pencemaran tanah meliputi pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan tanah.

Pencegahan pencemaran pada tanah dilakukan dengan :

1. Penetapan izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi pada tanah


2. Pemantauan kualitas tanah

Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan


dengan:

1. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan


lingkungan hidup kepada masyarakat
2. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
3. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan

1. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar


2. remediasi (upaya pemulihan pencemaran lingkungan hidup untuk
memperbaiki mutu lingkungan hidup)
3. rehabilitasi (upaya pemulihan untuk mengembalikan nilai, fungsi, dan
manfaat lingkungan hidup termasuk upaya pencegahan kerusakan lahan,
memberikan perlindungan, dan memperbaiki ekosistem)
4. restorasi (upaya pemulihan untuk menjadikan lingkungan hidup atau
bagian-bagiannya berfungsi kembali sebagaimana semula); dan/atau cara
lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

2.3 Pengendalian Pencemaran Tanah Secara Teknik

Ada beberapa cara untuk menanggulangi pencemarsn tanah yang bisa


dilakukan sehingga tidak menimbulkan dampak kerusakan ekosistem dan
kesehatan terjaga. Berikut upaya pengendalian secara teknis yang bisa dilakukan :

1. Mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida untuk pertanian.


2. Mempraktikkan dan mensosialisasikan konsep reduce, recycle dan reuse.
3. Mengurangi atau menghindari beli barang kemasan karena biasanya
barang barang tersebut tidak ramah lingkungan.
4. Menggunakan produk produk yang mudah terurai secara alami di dalam
tanah.
5. Membuat tempat pembuangan sampah jauh dari lingkungan perumaha .
6. Melakukan aktivitas berkebun atau bertani secara organik, menghindari
cocok tanam menggunakan pestisida.

2.4 Pengendalian Pencemaran Tanah Secara Administratif


Upaya pencegahan pencemaran tanah secara administratif adalah
pencegahan pencemaran tanah yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan pencemaran
tanah.

Berdasarkan Perda No.17 Tahun 2017, Pasal 38 ayat 1 dan Pasal 39 ayat 1
pelaku pencemaran tanah harus melakukan penanggulangan pencemaran tanah
dan pemulihan tanah. Kemudian pada Pasal 40 menjelaskan apabila pelaku
pencemaran tanah tidak melakukan penanggulangan dan pemulihan tanah, maka
akan dikenai sanksi administratif oleh OPS (Orang Perangkat Daerah) yang
membidangi Lingkungan Hidup. Sanksi administrartif tersebut meliputi teguran
tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin, dan pencabutan izin.
Pelaksanaan penerapan tata cara sanksi administratif akan diatur lebbih
lanjut dengan peraturan bupati.

2.5 Pengendalian Pencemaran Tanah Secara Sosial


Pengendalian secara sosial merupakan penanggulangan yang melibatkan
kegiatan manusia. Contoh kegiatan yang dilaksakan seperti :
1. Memilah sampah yang mudah terurai dan sulit terurai
2. Menggunakan sampah organik yang mudah terurai sebagai pupuk kompos
3. Menggunakan kembali sampah yang sulit terurai, seperti kardus, kain,
botol, dan plastik
4. Mengadakan penyuluhan tentang penyehatan tanah
5. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan
6. Mengurangi penggunaan pestisida buatan atau mengantinya dengan
pestisida alami
7. Mengolah limbah industri sebelum dibuang ke tanah

Membuang sampah secara sembarangan merupakan salah satu hal yang


dilarang oleh pihak berwenang tetapi tidak dapat dipungkiri jika saat ini masih
banyak orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya yang menyebabkan
timbulnya pemberontakan antar warga karena lingkungan jalanan atau sekitar
tempat tinggalnya telah dicemari oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sungguh ironi, jika ikatan silaturahmi antar warga lepas hanya karena masalah
sampah yang seharusnya kita tanggung dan cegah bersama demi terciptanya
lingkungan yang bersih dan sehat.
BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran tanah yaitu keadaan atau suatu kondisi dimana bahan/zat
kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pengendalian
pencemaran tanah dapat dilakukan dengan pencegahan, penanggulangan, dan
pemuliha. Dalam pengendalian pencemaran tanah dapat dilakukan secara teknik
yaitu mengurangi penggunan pupuk non organik dan melakukan Gerakan 3R,
pengendalian pencemaran tanah secara administratif yaitu dengan dikeluarkan
peraturan oleh pemerintah yang mengatur tentang pencemaran tanah, dan
pengendalian pencemaran tanah secara sosial yaitu pengendalian yang melibatkan
aktivitas sosial seperti melakukan penyuluhan tentang membuang sampah pada
tempat yang disediakan agar tidak menyebabkan pencemaran tanah.
Daftar Pustaka

Catur Puspawati, P. Haryono. 2018. Penyehatan Tanah. Diakses pada 31 Oktober


2021. Tersedia pada : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Penyehatan-Tanah_SC.pdf

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 02/M-


DAG/PER/1/2007 Tentang Larangan Ekspor Pasir, Tanah, dan Top Soil
(Termasuk Tanah Pucuk atau Humus). Menteri Perdagangan RI

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pedoman


Teknis Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
Akibat Pertambangan Emas Rakyat
Perda Kabupaten Tanjung Jabung Timur No.17 Tahun 2017 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai