Anda di halaman 1dari 18

Prinsip Dasar

Pengolahan Air
PENYEDIAAN AIR
1. MIA HAMMIDAH

2 NUR AMALIA PUTRI

KELOMPOK 3 PUET KHAIRUL IMAM

4 4 ROHMAH SANIYAH

5 SAFIRA ALFIAN

6 SUCI TRIYAS RAMADANI


1. Prinsip Koagulan
Pengertian Koagulasi

Koagulasi adalah suatu proses


Koagulan adalah bahan-bahan atau substansi (senyawa kimia)
pengubahan partikel koloid menjadi flok
yang ditambahkan ke dalam air untuk menghasilkan efek
yang berukuran lebih besar dan koagulasi. Sifat dan syarat penting koagulan adalah sebagai
penyerapan bahan organik terlarut pada berikut (Davis dan Cornwell 1991).
flok tersebut sehingga pengotor yang ada
dalam air dapat dipisahkan melalui proses a. Kation trivalen.
penyaringan padat-cair (Haydar dan Aziz, Kation trivalen merupakan kation yang paling efektifa.untuk
2009). menetralkan muatan listrik koloid.
b.Tidak toksik.
Persyaratan ini diperlukan untuk menghasilkan air atau air
limbah hasil pengolahan yang aman.
c. Tidak larut dalam kisaran pH netral.
Koagulan yang ditambahkan harus terpresipitasi dari larutan,
sehingga ion-ion tersebut tidak tertinggal dalam air.
Koagulasi terdiri dari 3 tahap:

STEP 1 STEP 2 STEP 3

Pelarutan pereaksi (reagen) Pengadukan lambat untuk Pengendapan (sedimentasi)


melalui pengadukan cepat, bila membentuk flok-flok. flok-flok yang terbentuk
perlu pembubuhan bahan kimia Pengadukan yang terlalu cepat
untuk menyesuaikan pH dapat merusak kembali flok-
flok yang telah terbentuk
Proses koagulasi dilakukan dengan menyuntikkan bahan
koagulan ke dalam aliran air baku. Pengadukan cepat
dimungkinkan karena adanya sistem pengaduk statis yang
ditempatkan persis setelah titik injeksi koagulan. Pengadukan
lambat terjadi di sepanjang pipa menuju unit
koagulasi/Okulasi dan di sebagian tangki unit tersebut
Selanjutnya flok yang terbentuk dipisahkan dalam bagian
sedimentasi yang dilengkapi dengan lamela. Air yang bebas
dari flok mengalir melalui mekanisme overflow menuju ke
bagian penampung air sebelum dipompa ke unit filtrasi.
Lumpur yang terbentuk diaduk menggunakan efek
hidrodinamis dari aliran air masuk. Kelebihan lumpur dibuang
secara periodik melalui kran pembuangan lumpur.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses
koagulasi yaitu:

SUHU DERAJAT JENIS KOAGULAN KADAR ION TINGKAT DOSIS


ALKALINITAS
KEASAMAN (pH) TERLARUT KEKERUHAN KOAGULAN
Jar test merupakan metode penentuan jenis koagulan,
pH operasi, dan dosis koagulan yang terbaik untuk
pengolahan air. Konsep jar test adalah pH sampel air
diatur untuk pemilihan pH yang optimal. Sejumlah
koagulan yang diuji ditambahkan untuk sampel air
pada kondisi pengadukan cepat. Setelah beberapa
saat reaksi koagulasi dan penggabungan partikel
terjadi, pengadukan diperlambat dan pertumbuhan
partikel mengawali fokulasi. Setelah pengadukan
dihentikan, partikel mengendap dan kekeruhan
supernatant diukur. Minimum nilai kekeruhan
menunjukkan pH oreasi optimal dan pengujian
serupa dilakukan dengan pH konstan dan dosis
koagulan variasi koagulan. Peralatan jar test
dirunjukkan pada Gambar 4.8.
Kesalahan-kesalahan dalam percobaan koagulasi/flokulasi yang harus dihindari.
Beberapa kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut.

a. Sampel yang tidak representatif.


b. Sampel yang tidak diaduk menyebabkan zat tersuspensi yang berat
tertinggal di bagian bawah, sehingga waktu air dituangkan ke dalam 6 gelas
piala jar test, hanya gelas piala terakhir yang mendapatkan cairan dengan
zat tersuspensi.
c. Pembubuhan dosis koagulan atau flokulan yang tidak teliti.
d. Perbedaan nilai pH pada antarperlakuan.
e. Waktu pembubuhan flokulan atau bahan pengatur pH ke dalam tiap gelas
piala jar test tidak bersamaan.
f. Pengambilan sampel yang telah diolah melalui proses flokulasi untuk
dianalisis tidak dilakukan bersamaan untuk masing-masing gelas piala.
2. Prinsip
Filtrasi
Filtrasi merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk
memisahkan zat solid dan liquid dengan cara
menggunakan media berpori yang bisa menyaring
butiran halus. Bukan hanya itu saja, proses filtrasi air
juga bisa mereduksi jumlah bakteri, 
menghilangkan zat warna, bau dan rasa tergantung dari
media filter yang digunakan.
Biasanya media yang
Filtrasi ialah: banyak dipakai adalah
Suatu proses pemisahan pasir kuarsa.
sisa-sisa flok-flok yang
tidak sempat diendapkan Ada dua macam saringan
didalam bak sedimentasi
dengan mengalirkan air. pasir:
1) Rapid sand filter
2) Slow sand filter
Ukuran pori/ Lubang saringan: Bahan untuk penyaringan kasar
dapat terbuat dari logam tahan karat
seperti stainless steel, kawat
Bentuk dan jenis saringan bermacam-
tembaga, batu kerikil, btu bara,
macam.
karbon aktif. Penyaringan untuk
Penyaringan bahan padatan kasar padatan yang lebih halus dapat
menggunakan saringan yang memiliki menggunakan kain polyester atau
lubang berukuran 5 -20 mm, pasir.
sedangkan padatan yang halus
(hiperfiltrasi) dapat menggunakan Jenis saringan yang biasa digunakan
saringan yang berlubang lebih halus
adalah saringan bergetar, barscreen
lagi. Saringan ini diusahakan mudah
diangkat dan dibersihkan. racks, dan bak penyaringan saringan
pasir lambat. Jenis saringan yang
Ukuran media saring yang kecil akan banyak digunakan adalah saringan
menghasilkan pori/lubang yang kecil bak pasir dan batuan. Saringan pasir
pula, sedangkan ukuran media yang menggunakan batu kerikil dan pasir.
besar akan menghasilkan pori/lubang Pasir yang baik untuk penyaringan
yang besar.
adalah pasir kuasa.
Berdasarkan kecepatan penyaringan, saringan dibagi menjadi 3
macam, yaitu:

Apabila air olahan mempunyai padatan dengan ukuran seragam,


saringan yang digunakan adalah single medium. Sebaiknya bila
ukuran padatan beragam, digunakan saring dual medium atau
three medium.
1) Single medium digunakan untuk menyaring bahan padatan
yang memiliki rentang ukuran sempit, atau seragam.
2) Dual medium digunakan untuk memisahkan bahan padatan
yang memiliki dua selang ukuran. Padatan memiliki dua
ukuran rata-rata yang berbeda. Sedangkan
3) Three medium digunakan untuk menyaring bahan padatan
yang memiliki lebih dari dua ukuran atau memiliki ukuran
yang sangatbervariatif, atau memiliki rentang ukuran yang
lebar.
Ukuran filter dibagi menjadi:
1. Pasir sangat kasar (very coarse sand) : 2 – 1 mm

2. Pasir kasar (coarse sand) : 1 – 0,5 mm

3. Pasir sedang (medium sand) : 0,5 – 0,25 mm

4. Pasir halus (fine sand) : 0,25 – 0,1 mm

5. Pasir sangat halus (very fine sand) : 0,1 – 0,05 mm


Sistem Aliran Fluida/
Air Pada Pengolahan
Sistem aliran air olahan dalam system
filtrasi terdiri dari beberapa macam.
Penentuan aliran ini memperhatikan sifat
dari limbah padat yang akan difiltrasi.
Sistem aliran tersebut dibagi menjadi empat
system, yaitu

1) aliran horizontal atau horizontal filtration


2) aliran gravitasi atau gravitation filtration/
vertical dari atas ke bawah
3) aliran dari bawah ke atas atau up flow
filtration
4) aliran ganda atau biflow filtration
3. Proses
Desinfeksi
Yang dimaksud dengan desinfeksi adalah pembunuhan
terhadap semua mikroba yang membahayakan. Zat-zat
yang dipergunakan untuk usaha desinfeksi ini dinamakan
desinfektan. (Surbakti., 1987)

Desinfeksi merupakan salah satu proses dari pengolahan


air, yang mana proses desinfeksi adalah suatu proses atau
usaha agar kuman patogen yang ada didalam air punah
atau hilang Bahan desinfeksi yang dipakai tidak boleh
membahayakan, dapat diterima masyarakat pemakai,
serta mempunyai efek desinfeksi untuk waktu yang cukup
lama.
Beberapa cara
desinfeksi yang dapat
dilakukan yaitu dengan:
1. Desinfeksi dengan 2. Desinfeksi dengan 3. Desinfeksi dengan 4. Desinfeksi dengan
pemanasan/perebusan klorinasi radiasi sinar ultra violet ozonisasi
dan panas
matahari

Pemanasan, air Chlorinasi, yaitu Sinar ultra violet, yaitu Menambahkan Ozon


dididihkan sehingga menggunakan klor dengan melewatkan (O3), didalam air ozon
bakteri mati. Cara ini sebagai desinfektant yang air yang telah diolah akan terurai menjadi
tidak praktis untuk diberikan kepada air yang pada sinar ultra O2 + On dan On
jumlah air yang sangat telah diolah. violet. berfungsi sebagai
banyak, misalnya di desinfektant.
instalasi pengolahan air
minum.
Bahan-bahan yang digunakan untuk klorinasi antara lain: Gas klor (Cl2), Kalsium Hipoklorit Ca(OCl)2,
Nitrogen Hipoklorit NaOCl atau klor dioksida. Kaporit merupakan desinfektant yang sering digunakan di
perusahaan-perusahaan air minum. Secara garis besar prinsip klorinasi adalah:
(1) pemakaian klorin yang merata dan tidak terputus-putus di seluruh bagian dari yang diolah,
(2) penentuan dosis klor yang sesuai dengan kebutuhan dari jenis air yang diolah,
(3) mengontrol hasil klorinasi untuk menjamin serta menghasilkan air yang aman diminum.

Menurut Depkes. RI (1991) efektifitas bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi tergantung pada:
(4) waktu kontak, semakin lama semakin banyak bakteri yang terbunuh;
(5) konsentrasi dan zat kimia;
(6) temperatur, semakin tinggi semakin cepat bakteri terbunuh;
(7) tipe organisme (bakteri berbeda dengan virus), umumnya yang membentuk spora lebih sulit;
(8) jumlah organisme, organisme makin banyak, maka waktu kontak yang diperlukan lebih lama; dan
(9) keadaan medium air.
TERIMAKASIH ;
)

PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai