Anda di halaman 1dari 25

Pengolahan air

khusus
KELOMPOK 7

ALFINA PUTRI SEPTIANI (P21345119004)


ALIFIYA RAMANIA (P21345119006)
FALIHAH RUKMAWATI JASMINE (P21345119024)
HASNA AULIA ATHIFA (P21345119037)
MUHAMAD ARYA DWITAMA (P21345119046)
POKOK BAHASAN
01. 02. 03. 04.
PENGOL PENGOLA PENGOL PENGOL
AHAN HAN AIR AHAN AHAN
AIR YANG AIR YANG AIR YANG
SADAH MENGAND BERBAU BERWAR
UNG FE NA
(BESI)
PENGERTIAN AIR
SADAH
Istilah air sadah (hard water) secara umum merupakan air yang mengandung ion kalsium dan
ion magnesium dengan konsentrasi tinggi. Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium ini
relatif sukar larut dalam air, sehingga cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk
endapan yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi keras.

Ciri air sadah adalah apabila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan sabun atau detergen
maka akan sukar berbuih atau bila dipanaskan akan membentuk batu ketel.

Kesadahan air tersebut disebabkan adanya garam kalsium dan magnesium berupa:
a. Ca(HCO3)2 / Kalsium Bikarbonat d. Mg(HCO3)2 / Magnesium Bikarbonat
b. CaSO4 / Kalsium Sulfat e. MgSO4 / Magnesium Sulfat
c. CaCl2 / Kalsium Klorida f. MgCl2 / Magnesium Klorida
Macam – macam air sadah
1. Air Sadah Sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa
kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat
(Mg(HCO3)2).

Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut


air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan
pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca 2+ dan atau
Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan
mengendap pada dasar ketel.
Reaksi yang terjadi adalah:
Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Macam – macam air sadah
2. Air Sadah Tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion
bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl -, NO3- dan SO42-.
Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida
(CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium
klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat
(MgSO4).

Dikatakan sebagai air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa


dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air
tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu
dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
Air Sadah Tetap
Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu
Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat
dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca 2+ dan atau Mg2+.
• CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
• Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air


tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan
kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
01.
Metode dalam
Mengatasi
Kesadahan Air
1. Metode 2. Metode
Resin
Resin adalah zat polimer alami Zeolit
Zeolit  berasal  dari  mineral  Alumino silikat
 yang  terdehidrasi dengan kation-kation alkali dan
ataupun sintetik yang salah satu alkali tanah, memiliki struktur dalam tiga dimensi
fungsinya adalah dapat mengikat yang tidak terbatas dengan rongga-rongga dan
kation dan anion tertentu. Secara memiliki pori-pori yang dapat dilewati air.
Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion
teknis, air sadah dilewatkan
Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut
melalui suatu wadah yang berisi terbebas dari kesadahan.
resin pengikat kation dan anion, Untuk menghilangkan kesadahan sementara
sehingga diharapkan kation ataupun kesadahan tetap pada air yang anda
Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. gunakan di rumah dapat dilakukan dengan
Sehingga, air tersebut akan menggunakan zeolit.
terbebas dari kesadahan. Dengan menyediakan tong yang dapat
menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat
keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan
pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah
dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk
keperluan rumah tangga, seperti mencuci, mandi
dan keperluan masak.
02.
Pengolahan
Air
yang
Mengandung
Pengolahan Air yang
Mengandung FE(Besi)
Untuk menghilangkan zat besi atau mangan di dalam air yang paling sering digunakan
adalah dengan cara oksidasi yang diikuti proses pemisahan padatan.

Ada beberapa cara oksidasi besi atau mangan yang paling sering digunakan di dalam
industri pengolahan air minum antara lain :
1. Proses aerasi-filtrasi
Biasanya terdiri dari aerator, bak pengendap serta filter atau penyaring. Aerator adalah
alat untuk mengontakkan oksigen dari udara dengan air agar zat besi atau mangan yang ada di
dalam air baku bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa ferri (Fe valensi 3) serta mangan
oksida yang relatif tidak larut di dalam air. Kecepatan oksidasi besi atau mangan dipengaruhi
oleh pH air. Umunnya makin tinggi pH air kecepatan reaksi oksidasinya makin cepat.
Jika konsentrasi zat besi atau mangan di dalam air baku cukup tinggi maka perlu bak
pengendap yang dilengkapi dengan pengumpul lumpur. Untuk unit fitrasi menggunakan filter
bertekanan dengan dua media yakni pasir silika dan anthrasite.
2. Proses Khlorinasi-Filtrasi
Di dalam proses Khlorinasi – Filtrasi unit peralatan yang digunakan terdiri dari sistem pembubuhan
(injeksi) bahan kimia dan beberapa unit filter. Unit filter yang digunakan di dalam proses ini sama dengan
filter yang digunakan pada Aerasi - Filtrasi. Kadang-kadang perlu tangki retensi kecil serta pengaturan pH
dengan penambahan soda ash, soda api atau kapur tohor (Ca(OH)2). Bahan kimia yang digunakan adalah
gas khlorine atau hipokhlorit.

Untuk melakukan khlorinasi, khlorine dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan ke dalam air yang
jumlahnya diatur melalui orifice flowmeter atau dosimeter yang disebut khlorinator. Pemakaian kaporit
atau kalsium hipokhlorit untuk mengoksidasi atau menghilangkan besi dan mangan relatif sangat mudah
karena kaporit berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air. Oksidasi Fe dengan khlorine dapat
dilakukan dengan efektif walaupun pada kondisi pH rendah.
03.
Pengolahan
Air
Yang berbau
Pengolahan Air Yang
berbau
Metode-metode manual yang dapat kita lakukan untuk
membuat bau yang tidak sedap tersebut hilang, yaitu:
 Seperti pemberian tawas atau kaporit pada air yang telah kita
tampung dan akan kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

 Air yang sudah diberikan kaporit tidak bisa langsung


digunakan, tetapi harus dibiarkan terlebih dahulu agar bau -
bau yang tidak tersebut menghilang

 Setelah memang tidak tercium bau lagi baru kemudian air


tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Pengolahan Air Yang
berbau
Pengolahan air dengan menggunakan proses dua tahap yaitu: 

1. Tahap pengendapan dengan cara kimia : Tahap pengendapan dilakukan untuk


mengendapkan kotoran berupa lumpur/tanah liat, ion-ion penyebab kesadahan air (besi dan
mangan) dan zat-zat terlarut lainnya.

2. Tahap penyaringan : Tahap penyaringan dilakukan untuk menghilangkan bau dan endapan.
Langkah-Langkah Pengolahan Air Yang Berbau
1. Alat dan bahan yang diperlukan :
a. Bahan Kimia untuk Pengendapan :
Bahan kimia yang digunakan untuk pengolahan 100 liter air adalah 10 gram
tawas, 5 gram kaporit, 10 gram kapur (untuk bahan bangunan ). Jumlah dan
komposisi bahan pengendap dapat berubah tergantung kondisi air yang diolah.
b. Bahan Penyaring
Bahan penyaring berupa : pasir hitam (diameter 0,3 – 1,2 mm), kerikil
(diameter 12 – 30 mm), ijuk, dan arang aktif 9arang dari batok kelapa atau kayu
yang dihaluskan). Bila tidak tersedia pasir yang memenuhi syarat dapat
digantikan dengan zeolit yang banyak dijual di pasaran.
c. Bahan Unit Pengolahan
2 buah drum plastik (masing-masing kapasitas 100 liter), bila drum terbuat dari
kaleng sebaiknya bagian dalam dilapisi dulu dengan semen untuk mencegah karat,
Kayu atau besi untuk rak, Keran 2 buah, dan Pipa paralon untuk mengalirkan air
2. Pengolahan air berbau
 Buatlah unit pengolahan air

 Bahan-bahan yang akan digunakan sebagai penyaring dicuci bersih dengan membilas berulang kali dan
terahir dengan air panas. Kemudian susun dalam bak

 Siapkan bahan pengendap dalam dua wadah : pada wadah pertama, Larutkan kaporit dan kapur sebanyak
yang dibutuhkan ke dalam setengah liter air hangat. Aduk hingga terlarut. Dalam wadah yang kedua,
larutkan tawas dengan setengah liter air hangat.
Pengolahan air berbau
 Masukkan air yang akan diolah ke dalam bak pertama sampai penuh. Kemudian tambahkan larutan
pengendap dari wadah pertama (campuran kaporit dan kapur) aduklah. Biarkan beberapa saat.
Kemudian masukkan larutan pengendap dari wdah kedua (tawas). Biarkan sampai 2 jam hingga semua
zat pengotor atau ion-ion mengendap. Lamanya pengendapan ini tergantung banyaknya zat pengotor,
jika hanya sedikit tentu akan lengkap mengendap dalam waktu yang kurang dari 2 jam.

 Setelah lengkap mengendap alirkan air perlahan-lahan ke tangki penyaring. Tangki penyaring tersebut
telah diberi alas penyaring Penyaring ini berfungsi untuk menyaring endapan dan menyerap bau yang
terdapat dalam air (misalnya bau kaporit berlebih). Air yang dihasilkan, sebelum diminum harus
dimasak/didihkan terlebih dahulu.
04.
Pengolahan Air
Yang berwarna
Pengolahan Air Yang
Adanya kandungan Besi (Fe) dan berwarna
Mangan (Mn) dalam air menyebabkan warna air tersebut
berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara.

Oleh karena itu, menurut Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, kadar Fe dalam


air minum maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/Lt dan kadar Mn dalam air minum yang
diperbolehkan adalah 0,1 mg/Lt.

Dalam pengolahan air sumur gali dengan menggunakan aerator gelembung dan saringan
pasir cepat yang merupakan secara aerasi - filtrasi sangat penting dilakukan untuk menurunkan
kadar Besi (Fe), Mangan (Mn), warna, bau, rasa, dan kekeruhan. Aerasi secara luas telah
digunakan untuk mengolah air yang mempunyai kandungan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn)
terlalu tinggi (mengurangi kandungan konsentrasi zat padat terlarut).
Langkah-Langkah Pengolahan Air
1. Alat dan Bahan
yang Berwarna
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometrik UV-Vis, Krank, pompa aerator, pompa air,
pipa PVC, dan tabung. Bahan yang digunakan adalah pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, ijuk, dan koral
sebagai media filtrasi dan air sumur gali sebagai sampel penelitian.
Sketsa alat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.  Aerator Gelembung
Aerator gelembung (babble aerator) dimana udara
disemprotkan melalui dasar bak air yang akan diaerasi,
sehingga udara akan kontak dengan air atau mencampur air
dengan gelembung udara.
 
2. Saringan Pasir Cepat
Pada proses filtrasi dengan menggunakan
Saringan Pasir Cepat (SPC) merupakan saringan
air yang dapat menghasilkan debit air hasil
penyaringan yang lebih banyak
Pengolahan air yang berwarna
1. Mengambil sampel air sumur gali sebanyak 600 ml.
Kemudian dibawa ke Laborarorium Kesehatan untuk
mengukur kadar besi (Fe) dan mangan (Mn).

2. Proses aerasi dengan menggunakan aerator gelembung. Air


sebanyak 50L disimpan dalam bak, kemudian disemprotkan
dengan udara. Selanjutnya dengan mengatur lama aerasi
dengan variasi waktu selama 15 menit, 30 menit dan 45
menit. Kemudian dibawah ke Laboratorium Kesehatan untuk
pengukuran kadar besi (Fe) dan mangan (Mn).
Pengolahan air yang berwarna
3. Proses aerasi-filtrasi. Air sebanyak 50 L yang disimpan
dalam bak disemprotkan dengan udara kemudian di filtrasi
menggunakan saringan pasir cepat yaitu pasir, kerikil,
arang, ijuk dan koral. Setelah proses filtrasi dilakukan
maka air dari hasil saringan pasir cepat akan tertampung
ke bak penampungan akhir. Kemudian dibawah ke
Laboratorium Kesehatan untuk pengukuran kadar besi
(Fe) dan mangan (Mn).
Thank you

Any question ( ? )
Pertanyaan
1. Kel 1 :
2. Kel 2 :
3. Kel 3 :
4. Kel 4 :
5. Kel 5 :
6. Kel 6 :

Anda mungkin juga menyukai