khusus
KELOMPOK 7
Ciri air sadah adalah apabila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan sabun atau detergen
maka akan sukar berbuih atau bila dipanaskan akan membentuk batu ketel.
Kesadahan air tersebut disebabkan adanya garam kalsium dan magnesium berupa:
a. Ca(HCO3)2 / Kalsium Bikarbonat d. Mg(HCO3)2 / Magnesium Bikarbonat
b. CaSO4 / Kalsium Sulfat e. MgSO4 / Magnesium Sulfat
c. CaCl2 / Kalsium Klorida f. MgCl2 / Magnesium Klorida
Macam – macam air sadah
1. Air Sadah Sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa
kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat
(Mg(HCO3)2).
Ada beberapa cara oksidasi besi atau mangan yang paling sering digunakan di dalam
industri pengolahan air minum antara lain :
1. Proses aerasi-filtrasi
Biasanya terdiri dari aerator, bak pengendap serta filter atau penyaring. Aerator adalah
alat untuk mengontakkan oksigen dari udara dengan air agar zat besi atau mangan yang ada di
dalam air baku bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa ferri (Fe valensi 3) serta mangan
oksida yang relatif tidak larut di dalam air. Kecepatan oksidasi besi atau mangan dipengaruhi
oleh pH air. Umunnya makin tinggi pH air kecepatan reaksi oksidasinya makin cepat.
Jika konsentrasi zat besi atau mangan di dalam air baku cukup tinggi maka perlu bak
pengendap yang dilengkapi dengan pengumpul lumpur. Untuk unit fitrasi menggunakan filter
bertekanan dengan dua media yakni pasir silika dan anthrasite.
2. Proses Khlorinasi-Filtrasi
Di dalam proses Khlorinasi – Filtrasi unit peralatan yang digunakan terdiri dari sistem pembubuhan
(injeksi) bahan kimia dan beberapa unit filter. Unit filter yang digunakan di dalam proses ini sama dengan
filter yang digunakan pada Aerasi - Filtrasi. Kadang-kadang perlu tangki retensi kecil serta pengaturan pH
dengan penambahan soda ash, soda api atau kapur tohor (Ca(OH)2). Bahan kimia yang digunakan adalah
gas khlorine atau hipokhlorit.
Untuk melakukan khlorinasi, khlorine dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan ke dalam air yang
jumlahnya diatur melalui orifice flowmeter atau dosimeter yang disebut khlorinator. Pemakaian kaporit
atau kalsium hipokhlorit untuk mengoksidasi atau menghilangkan besi dan mangan relatif sangat mudah
karena kaporit berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air. Oksidasi Fe dengan khlorine dapat
dilakukan dengan efektif walaupun pada kondisi pH rendah.
03.
Pengolahan
Air
Yang berbau
Pengolahan Air Yang
berbau
Metode-metode manual yang dapat kita lakukan untuk
membuat bau yang tidak sedap tersebut hilang, yaitu:
Seperti pemberian tawas atau kaporit pada air yang telah kita
tampung dan akan kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Tahap penyaringan : Tahap penyaringan dilakukan untuk menghilangkan bau dan endapan.
Langkah-Langkah Pengolahan Air Yang Berbau
1. Alat dan bahan yang diperlukan :
a. Bahan Kimia untuk Pengendapan :
Bahan kimia yang digunakan untuk pengolahan 100 liter air adalah 10 gram
tawas, 5 gram kaporit, 10 gram kapur (untuk bahan bangunan ). Jumlah dan
komposisi bahan pengendap dapat berubah tergantung kondisi air yang diolah.
b. Bahan Penyaring
Bahan penyaring berupa : pasir hitam (diameter 0,3 – 1,2 mm), kerikil
(diameter 12 – 30 mm), ijuk, dan arang aktif 9arang dari batok kelapa atau kayu
yang dihaluskan). Bila tidak tersedia pasir yang memenuhi syarat dapat
digantikan dengan zeolit yang banyak dijual di pasaran.
c. Bahan Unit Pengolahan
2 buah drum plastik (masing-masing kapasitas 100 liter), bila drum terbuat dari
kaleng sebaiknya bagian dalam dilapisi dulu dengan semen untuk mencegah karat,
Kayu atau besi untuk rak, Keran 2 buah, dan Pipa paralon untuk mengalirkan air
2. Pengolahan air berbau
Buatlah unit pengolahan air
Bahan-bahan yang akan digunakan sebagai penyaring dicuci bersih dengan membilas berulang kali dan
terahir dengan air panas. Kemudian susun dalam bak
Siapkan bahan pengendap dalam dua wadah : pada wadah pertama, Larutkan kaporit dan kapur sebanyak
yang dibutuhkan ke dalam setengah liter air hangat. Aduk hingga terlarut. Dalam wadah yang kedua,
larutkan tawas dengan setengah liter air hangat.
Pengolahan air berbau
Masukkan air yang akan diolah ke dalam bak pertama sampai penuh. Kemudian tambahkan larutan
pengendap dari wadah pertama (campuran kaporit dan kapur) aduklah. Biarkan beberapa saat.
Kemudian masukkan larutan pengendap dari wdah kedua (tawas). Biarkan sampai 2 jam hingga semua
zat pengotor atau ion-ion mengendap. Lamanya pengendapan ini tergantung banyaknya zat pengotor,
jika hanya sedikit tentu akan lengkap mengendap dalam waktu yang kurang dari 2 jam.
Setelah lengkap mengendap alirkan air perlahan-lahan ke tangki penyaring. Tangki penyaring tersebut
telah diberi alas penyaring Penyaring ini berfungsi untuk menyaring endapan dan menyerap bau yang
terdapat dalam air (misalnya bau kaporit berlebih). Air yang dihasilkan, sebelum diminum harus
dimasak/didihkan terlebih dahulu.
04.
Pengolahan Air
Yang berwarna
Pengolahan Air Yang
Adanya kandungan Besi (Fe) dan berwarna
Mangan (Mn) dalam air menyebabkan warna air tersebut
berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara.
Dalam pengolahan air sumur gali dengan menggunakan aerator gelembung dan saringan
pasir cepat yang merupakan secara aerasi - filtrasi sangat penting dilakukan untuk menurunkan
kadar Besi (Fe), Mangan (Mn), warna, bau, rasa, dan kekeruhan. Aerasi secara luas telah
digunakan untuk mengolah air yang mempunyai kandungan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn)
terlalu tinggi (mengurangi kandungan konsentrasi zat padat terlarut).
Langkah-Langkah Pengolahan Air
1. Alat dan Bahan
yang Berwarna
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometrik UV-Vis, Krank, pompa aerator, pompa air,
pipa PVC, dan tabung. Bahan yang digunakan adalah pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, ijuk, dan koral
sebagai media filtrasi dan air sumur gali sebagai sampel penelitian.
Sketsa alat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Aerator Gelembung
Aerator gelembung (babble aerator) dimana udara
disemprotkan melalui dasar bak air yang akan diaerasi,
sehingga udara akan kontak dengan air atau mencampur air
dengan gelembung udara.
2. Saringan Pasir Cepat
Pada proses filtrasi dengan menggunakan
Saringan Pasir Cepat (SPC) merupakan saringan
air yang dapat menghasilkan debit air hasil
penyaringan yang lebih banyak
Pengolahan air yang berwarna
1. Mengambil sampel air sumur gali sebanyak 600 ml.
Kemudian dibawa ke Laborarorium Kesehatan untuk
mengukur kadar besi (Fe) dan mangan (Mn).
Any question ( ? )
Pertanyaan
1. Kel 1 :
2. Kel 2 :
3. Kel 3 :
4. Kel 4 :
5. Kel 5 :
6. Kel 6 :