Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
MASARO (Manajemen Sampah Zero) bagaimana mengolah
sampah menjadi nilai ekonomis adalah kegiatan yang dilakukan. Masaro
adalah konsep pengelolaan dan pengolahan sampah terbaru dan dianggap
paling solutif oleh para ahli dalam menanggulangi sampah di Indonesia.
Awal pendirian pada tahun 2012 namanya CBO IBU TIN . Singkatan
CBO ( Community Best Organitation) dan IBU TIN ( Ikatan Buruh
imiigran Tinumpuk ) nama ini adalah lembaga atau ikatan yang berawal
dari 5 orang yang mau berkontribusi tentang desa dan lingkungan,
tentang masalah TKI di desa Tinumpuk tersebut. Indonesia adalah Negara
yang menyumbang terbanyak TKI , kata banyak bukan berarti banyak
orangnya tetapi banyaknya kasus keluar negeri tanpa mempunyai
kemampuandan pengetahuan apapun dan berani beragkat, sehingga saat
berangkat mempunyai banyak permasalahan seperti perjanjian kerja, hak
mereka sebagai TKI saja mereka tidak tau, sehingga banyak TKI yang di
perlakukan tidak semestinya , Jadi banyak kasus kasus menjadi
keprihatinan beberapa lembaga bank dunia. Bank dunia ingin
berkontribusi dengan menggandeng organisasi TIFA foundation,
organisasi ini meminta di indramayu di buat organisasi per TKI-an
namaya CBO. CBO itu bagaimana organisasi perTKI an di buat dari orang
orang mantan TKI dan orang orang yang peduli TKI.. Bukan di buat dari
Pemerintahan desa ataupun lembaga LSM banyak terdapat kasus kasus
juga,jika dari lembaga desa yang mengelola jika masa jabatanya selesai
maka organisasi itu juga selesai. Dan Indramayu sendiri ada 28 desa
diharapka bagaimana organisasi tersebut bisa mempunyai peran yaitu
sosialisasi, pendampingan kasus, dan pemberdayaan ekonomi dan
organisasi CBO di danai sebesar 18 juta dan dari dana tersebut banyak
yang membuat salah sasaran yaitu yang mengelola adalah lembaga LSM
2

sehingga banyak yang konflik, tapi di desa tinumpuk berjalan dengan baik.
Mereka membuat usaha simpan pinjam , agar uang tersebut berlipat ganda
ketika ada kasus dapat di damping oleh lembaga ini dari hasil simpan
pinjam. Dan dapat mengikat masyaraka agar bergabung dan berkmpul.
Untuk tujuan simpan pinjam , dengan adanyasimpan tersebutmasyarakat
mau bergabung, sehingga sosialisasi dari dinas dinas tersalurkan. Dengan
gabungnya masyarakat tadi usaha simpan pinjam itu jalan lancar, dan
setelah berjalan lancar terdapat beberapa kendala yaitu uang tidak cukup
karena banyak yang minjem. Dan setelah ada muyawarah munculah ide
yaitu unit bank sampah dengan konsep bagaimana masyaraka gemar mau
menabung mulai dari smapahyang di hasilkan dan mempunyai nilai
ekonomi bisa di gunakan untuk tabungan mereka, sehingga mereka
menabung sampah dan pengelola sebelum dicairkan di gulirkan terlebih
dahulu ken unit simpan pinjam , dan tabungan sampah juga jalan. Dengan
adanya bank sampah ini kegiatan semakin berjalan dinas lingkungan
terbantu setelah itu diajak bekerja sama oleh CSR Polytama sehigga ada
program MASARO, program ini adalah program lanjutan dari program
program sebelumnya, sehingga program tersebut sangat terbantu. Bank
sampah itu juga dijadikan sebagai salah satu unit usaha pemberdayaan
para mantan buruh migran dan keluarga buruh migran yang menjadi
anggota CBO Ibu Tin Berseri. Tujuannya, agar para mantan buruh migran
itu bisa memiliki usaha sendirisehingga tak perlu berangkat lagi ke luar
negeri.
Melalui bank sampah, para anggota menabung dalam bentuk
sampah yang bernilai ekonomis, seperti misalnya plastik ataupun botol.
Berdasarkan kesepakatan anggota, simpanan di bank sampah akan
dibayarkan setahun sekali menjelang lebaran. Namun, jika ada anggota
yang sangat membutuhkan uang, maka simpanan tersebut bisa dicairkan
saat itu juga.
Seiring berjalannya waktu, aktivitas mereka mendapat dukungan
luas dari berbagai pihak. Salah satunya dari PT Polytama Propindo, di
Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Sebagai salah satu
3

produsen terbesar di Indonesia yang memproduksi resin polipropilena


(plastik), perusahaan itu memiliki program CSR yang diberi nama Masaro
(Manajemen Sampah Zero).
Dengan menggandeng pihak Laboratorium Teknologi Polimer
Membran ITB dan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Indramayu, program itu dirancang untuk mengatasi masalah
sampah.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui jenis limbah yang diolah oleh MASARO
2. Mengetahui proses pengolahan limbah di MASARO
3. Mengetahui produk hasil pengolahan limbah di MASARO.

BAB II
DASAR TEORI

Limbah merupakan material sisabahan buangan yang tidak digunakan lagi


dari hasil suatu kegiatan yang terjadi dimasyarakat. Limbah dapat berupa
tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman atau sayuran. Hampir
semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah dan jumlahnya semakin
meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.
4

Sedangkan pengertian limbah menurut menteri dan para ahli sebagai


berikut. Berdasarkan keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal
1 Tentang Prosedur Impor Limbah, menyatakan bahwa limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya.

Limbah adalah semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan
hewan yang berbentuk padat, lumpur, cair maupun gas yang dibuang karena tidak
dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun dianggap sudah tidak berguna
dan tidak di kehendaki, namun bahan tersebut kadang-kadang masih dapat
dimanfaatkan kembali dan dijadikan bahan baku.(Damanhuri, 2010).

Dari pengertian pengertian diatas kita dapat mengetahui beberapa jenis


limbah yang di hasilkan oleh aktivitas manusia, industri dll. Berikut ini saya akan
menyebutkan jenis jenis limbah.

Jenis –jenis limbah berdasarkan wujudnya dibagi menjadi 4 yaitu:

a. Limbah Padat

Limbah padat atau yang sering disebut sampah merupakan limbah


yang berwujud padat dan biasanya bersifat kering serta tidak dapat
berpindah/menyebar jika tidak ada yang memindahkannya. Limbah padat
ini termasuk limbah yang paling sering ditemukan di lingkungan, seperti
sisa makanan, sampah plastik, pecahan kaca, kertas bekas dan lain
sebagainya.

b. Limbah Cair

Limbah cair merupakan sisa dari suatu kegiatan yang berwujud


cair dan bercampur dengan bahan-bahan buangan lainnya yang larut ke
dalam air. Contoh limbah cair yaitu air sabun bekas cucian, sisa pewarna
kain, air tinja dan lain sebagainya.
5

c. Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas terdiri dari berbagai
macam senyawa kimia dan memanfaatkan udara sebagai medianya
sehingga dapat menyebar dengan mudah dalam wilayah yang luas. Contoh
limbah cair yaitu karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur
oksida (SOx), freon, dan lain sebagainya.

d. Limbah suara

Limbah suara merupakan limbah berupa gelombang bunyi yang


merambat di udara dan menimbulkan gangguan. Contoh limbah suara
yaitu suara-suara bising yang dihasilkan kendaraan bermotor, mesin-mesin
pabrik dan lain sebagainya.

Berdasarkan sifat bahayanya :

1. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)


2. Limbah domestik

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari)


manusia,umumnya dalam bentuk :

 Cair : dari kegiatan mencuci pakaian dan makanan, mandi,


kakus (tinja dan air seni), menyiram, dan kegiatan lain yang
menggunakan air di rumah
 Padat : dikenal sebagai sampah (domestik)

Pengelompokkan limbah berdasarkan jenis senyawanya:

 Limbah organic
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup dan
bersifat mudah membusuk/terurai.
 Limbah anorganik
Limbah anorganik adalah segala macam limbah yang sifatnya tidak dapat
atau sulit terurai.
 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
6

Limbah B3 merupakan limbah yang secara langsung maupun tidak


langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pengelompokkan limbah berdasarkan wujudnya:
 Limbah padat
Limbah padat atau bisa disebut sampah merupakan limbah yang berupa
barang-barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga atau pabrik yang
tidak terpakai dalam bentuk padat.
 Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair.
 Limbah gas
Limbah gas yang berada di udara terdiri dari macam-macam senyawa
kimia. Misalnya karbonmonoksida, karbondioksida, nitrogen oksida,
sulfur dioksida, asam klorida, ammonia.

Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan


limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-
perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena
pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari segi social
ekonimis tidak ada harganya dan dari segi lingkungandapat menyebabkan
pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.

Sedangkan menurut Damanhuri sampah dapat dikelompokan menjadi:

1. Berdasarkan sumbernya
 Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah
yang dihasilkan adalah sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil,
kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga,
limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya.
 Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,
perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara
lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah
berbahaya dan beracun, dan sebagainya.
7

 Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan,


dan lainlain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah
pada daerah komersil.
 Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan
konstruksi
baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan
antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain.
 Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat
rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya.
 Pengolah limbah domestik seperti instalasi pengolahan air minum,
instalasi pengolahan air buangan dan insinerator. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain: lumpur hasil pengolahan, debu.
 Kawasan industri: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa
proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya.
 Pertanian: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan
busuk sisa pertanian.
2. Berdasarkan cara penanganan dan pengolahannya:
 Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah tangga,
sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan lain-lain.
 Komponen yang mudah terbakar (combustible): kayu, kertas, kain,
plastik,
karet, kulit, dan lain-lain.
 Komponen yang sulit terbakar (non combustible): logam, mineral.
 Wadah bekas: botol, drum, dan lain-lain.
 Tabung bertekanan/gas.
 Serbuk dan abu : organik (pestisida dan sebagainya), logam
metalik, non metalik, bahan asumsi, dan sebagainya.
 Lumpur, baik organik maupun non organik.
 Puing bangunan.
 Kendaraan tak terpakai.
 Sampah radio aktif.
3. Pembagian yang lain dari sampah berupa:
 Sampah organik mudah membusuk (garbage) : sampah sisa dapur,
sisa makanan, sampah sisa sayur, dan kulit buah-buahan.
8

 Sampah organik tak membusuk (rubbish): mudah terbakar


(combustible), seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya, dan yang
tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam, kaleng, gelas.
 Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes).
 Sampah bangkai binatang (dead animal): bangkai tikus, ikan,
anjing, dan binatang ternak.
 Sampah sapuan jalan (steet sweeping): sisa-sisa pembungkus dan
sisa
makanan, kertas, daun.
 Sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste), dan
sebagainya.

Sistem pengolahan sampah menurut Damanhuri (2010), Sistem


pengelolaan sampah meliputi beberapa tahapan, yaitu pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir.

 Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara


di sumbernya.
 Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan
cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke
tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan akhir
tanpa melalui proses pemindahan.
 Pemindahan sampah adalah tahap memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir.
 Pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju tempat
pembuangan akhir.
 Pengolahan sampah adalah upaya mengurangi volume atau
merubah bentuk sampah menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara
pembakaran dalam incinerator, pengomposan, pemadatan, penghancuran,
pengeringan, dan pendaur ulangan, pemanfaatan gas metan dan
pengolahan lindi. Dari pengolahan limbah dengan mengurangi volume
yaitu menggunakan incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang
9

dioperasikan dengan menggunakan teknologi pembakaran pada suhu tertentu,


sehingga sampah dapat terbakar habis. incinerator adalah alat yang
digunakan untuk proses pembakaran sampah baik dalam bentuk padatan,
cairan atau gas. Alat ini berfungsi untuk merubah bentuk sampah menjadi
ukuran yang lebih kecil. Perubahan ukuran tersebut dapat mencapai 50-
90% dari volume sebelumnya. Selain itu alat pembakar sampah di
beberapa negara juga dijadikan sebagai pembangkit listrik dengan
memanfaatkan energi yang berasal dari pembakaran sampah tersebut
dikonversikan menjadi energi listrik.
Pirolisis adalah proses dekomposisi termokimia dari material organik,
yang berlangsung tanpa udara atau oksigen. Menurut Basu (2010),
pirolisis biomassa umumnya berlangsung pada rentang temperatur 300 oC
sampai dengan 600 oC. Produk dari proses pirolisis ini tergantung dari
beberapa faktor diantaranya temperatur pirolisis dan laju pemanasan.
Secara umum produk pirolisis dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis yaitu :
 Produk padat : berupa residu padat yang kaya kandungan
karbon (char)
 Produk cair : berupa (tar, hidrokarbon, dan air)
 Produk gas (CO, H2O, CO2, C2H2, C2H4, C2H6, C6H6
dll).
10

BAB III

GAMBARAN UMUM MASARO

MASARO (Manajemen Sampah Zero) bagaimana mengolah sampah


menjadi nilai ekonomis, dirancang untuk mengatasi permasalahan
penanggulangan sampah masyarakat, termasuk sampah plastik. Implementasinya
tidak hanya berupa kegiatan yang memberikan dampak sesaat bagi masyarakat,
namun merupakan sebuah solusi jangka panjang yang memberikan manfaat
terhadap kesejahteraan masyarakat desa. Kegiatan yang dilakukan pada awal
pendirian pada tahun 2012 namanya CBO IBU TIN . Kepanjangan dari CBO
IBU TIN adalah Community Based Organitation Ikatan Imigran Buruh Tinumpuk.

Melalui komunitas CBO Ibu Tin , program Masaro dimulai dengan


memberikan edukasi dan sosialisasi secara intensif kepada warga desa, sekolah
dan madrasah di desa tersebut. Dalam sosialisasi itu, warga dan anak-anak
diajarkan untuk memanajemen dan mengelola sampah sehingga tercapai zero
sampah.

Bank Sampah KSM CBO Ibu Tin Berseri akhirnya mendapat kepercayaan
pada tahun 2016 dari Kementerian PURP dengan dibangunnya Gedung tempat
pengolahan sampah dan sarana penunjang. Ketua CBO Ibu Tin Berseri, Mutiah
menjelaskan, dalam program Masaro, warga diajarkan untuk memilah sampah
11

antara sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, sampah membusuk/organik


dan sampah B3.

Tempat pengolahan sampah padat ini memiliki 3 tujuan utama yaitu agar
warga tinumpuk yang imigran tidak kembali menjaii TKI, menambah pendapatan
ekonomi dan untuk menangani kasus kasus orang yang depresi.

Untuk sampah yang masih memilikinilai ekonomis, maka akan masuk


dalam bank sampah. Semua penghasilan dari sampah yang disetorkan warga akan
dicatat dalam buku tabungan.Sedangkan, sampah membusuk dilingkungan warga,
seperti sisa makanan maupun dedaunan, akan dikumpulkan dalam wadah drum
dan digiling serta difermentasi. Hasilnya, akan tercipta pupuk cair dan bahan
bakar pengganti minyak tanah. Untuk sampah B3, jika tergolong sampah kering,
akan langsung dibakar. Sedangkan, jika tergolong sampah basah, seperti misalnya
diapers bekas, akan diambil jelinya untuk dijadikan campuran dalam pengolahan ,
sampah membusuk dan sisanya dibakar. Bank Sampah KSM CBO Ibu Tin Berseri
terus melakukan pengembangan pengolahan sampah seperti membuat produk
turunan dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan seperti
tas, dompet, sampah basah diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC MASARO)
dan pakan ternak, sampah plastik diolah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sampah plastik diolah menjadi BBM menggunakan peroses pirolisis. Proses
pirolisis sampah plastik merupakan proses dekomposisi senyawa organik yang
terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan katalitik dengan tanpa
melibatkan oksigen. Riset tersebut berhasil dan dapat menghasilkan bahan bakar
minyak dengan nilai oktan yang bagus.

Sedangkan untuk pembakaran sampah yang sudah tidak terpakai itu, PT


Polytama Propindo sudah menyediakan alat insenerator. Semua jenis sampah ada
nilai ekonomisnya. Kalau sampahnya ternyata tidak bisa dikelola, maka akan
masuk insenerator.
12

Skema industri pengolahan sampah Masaro sendiri diawali dengan


pemilahan sampah oleh masyarakat menjadi beberapa jenis, yakni pertama
sampah yang membusuk. Sampah kategori ini dicacah lalu diolah sehingga bisa
menghasilkan pupuk organik cair, konsentrat pakan organik cair, dan media tanam
dalam polybag.

Kedua adalah sampah plastik film. Sampah kategori ini pertama dilakukan
shredding terlebih dulu baru diolah dengan alat tertentu hingga menghasilkan
BBM dan Plastipal. Ketiga, sampah daur ulang (plastik kemasan, keras, logam
dan kaca). Sampah jenis ini dipilah dan dipress sehingga dapat menjadi bahan
baku industri kreatif dan industri daur ulang yg mengolah kembali plastik, logam,
kertas dan gelas yang sudah terpilah.

Terakhir untuk sampah bakar, sampah ini dipilah dulu menjadi sampah
bakar non B2 atau tidak mengandung bahan berbahaya dan sampah bakar B2.
Sampah bakar non B2 menjadi bahan bakar unit produksi BBM dan abu hasil
pembakarannya menjadi bahan media tanam. Cara pemanfaatan energi seperti ini
telah berhasil menjadikan unit produksi BBM Masaro profitable. Sampah bakar
B2 bisa diinsenerasi di insinetator spesial B2 (yang seyogyanya dilakukan oleh
Pemda setempat).
13

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
CBO Ibu Tin adalah sebuah program dimana mereka mulai peduli
pada masalah sampah dengan mendirikan bank sampah. Bank sampah itu
juga dijadikan sebagai salah satu unit usaha pemberdayaan para mantan
buruh migran dan keluarga buruh migran yang menjadi anggota CBO Ibu
Tin Berseri.
14

Gambar 5.1 Tempat CBO IBU TIN (MASARO)

Tujuannya, agar para mantan buruh migran itu bisa memiliki usaha
sendiri. Melalui bank sampah, para anggota menabung dalam bentuk
sampah yang bernilai ekonomis, seperti misalnya plastik ataupun botol.
Berdasarkan kesepakatan anggota, simpanan di bank sampah akan
dibayarkan setahun sekali menjelang lebaran. Dan pembagian simpan
pinjam bukan dalam bentuk uang tapi menggunakan sembako, sehingga
menjadi salah satu daya tarik masyarakat agar ikut menabung di bank
sampah.

Gambar 5.2 tempat penyimpanan Sampah

Seiring berjala waktu CBO Ibu Tin bekerja sama dengan PT


Polytama Propindo dan menggandeng Laboratorium Polimer ITB dengan
membuat progam CSR yag di beri nama MASARO. Sehingga bank sampah
sekarang juga sebagai tempat konsep pengelolaan dan pengolahan sampah
yang bisa menjadi solusi dalam menanggulangi sampah.

Melalui komunitas CBO Ibu Tin, program Masaro dimulai dengan


memberikan edukasi dan sosialisasi secara intensif kepada warga desa,
sekolah dan madrasah di desa tersebut. Dalam sosialisasi itu, warga dan
anak-anak diajarkan untuk memanajemen dan mengelola sampah sehingga
15

tercapai zero sampah. Kegiatan yang di lakukan adalah mengambil sampah


penjemputan di masyarakat.

Program Masaro, warga diajarkan untuk memilah sampah antara


sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, sampah membusuk/organik
dan sampah B3. Untuk sampah yang masih memilikinilai ekonomis, maka
akan masuk dalam bank sampah. Semua penghasilan dari sampah yang
disetorkan warga akan dicatat dalam buku tabungan. Dengan adanya
program program ini menjadi pelengkap dari CBO IBU TIN.

Jenis Limbah yang di olah ada 3 jenis yaitu limbah B3, limbah
organik, dan limbah anorganik. Sampah non organiknya dibagi menjadi 2
yaitu yang mempunyai nilai ekonomi di jadikan tabungan dan tidak
memiliki nilai ekonominya di bakar dengan menggunakan alat insenerator.

Gambar 5.3 Alat Incinarator

Dan untuk sampah plastic yang mempunyai nilai rendah dijadikan


BBM dengan jenis yang campuran yang termasuk golongan minyak tanah
dengan menggunakan alat pirolisis, karena agar tidak di gunakan di mesin
dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
16

Gamabar 5.4 Alat Pirolisis

Untuk Sampah organiknya di kelola menjadi pupuk cair dan pupuk


kompos dengan cara di cacah dulu, dengam mesin pencacah.

Gambar 5.5 Alat pencacah


17

Gambar 5.6 Pupuk Cair

Manfaat pupuk cair ini dapat di manfaat kan sebagai pupuk padi,
palawija, tanaman berbuah, tanaman berbunga, hydroponic, sayuran, kelapa
sawit dan cengkeh. Untuk penggunaan pupuk cair ini juga untuk kolam juga
bias di gunakan. Sedangan jika penggunaan pupuk cair ini untuk padi
biasanya penggunaan awal selama 12 kali pemakaian tapi seiring
berjalannya waku untuk penngunaan nya isa berkurang dan menjadi 8 kali
sampai 6 kali penggunaan pupuk cair ini. Dan hasil padi yang di dapat
dengan pupuk ini mencapai 73 kg yang biasanya hanya 65 kg saja.

Gambar 5.7 BBM minyak tanah

Untuk Bahan Bakar minyak tanah ini warna yang di hasilkan


memang cukup pekat, da berbeda dengan miyak tanah yang lain. Tapi untuk
warna minya tanah ini tergantung warna plastic yang di olah, jika plastic
yang diolah beniing berarti warna yang di peroleh juga sangat bening, dan
sebaliknya jika plastic yang di olah berwarna gelap maka hasil dari minyak
18

tanah ini juga pekat. Tetap plastic yang di unakan memang sengaja yang
berwarna pekat karena jika ada plasti yang bening masing bagus di olah
menjadi kerajinan, dan jika di jual ke pengepul juga lebih mahal.

5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil kunjungan kami jenis limbah yang diolah di
CBO Ibu Tin adalah jenis limbah B3, limbah organic, dan limbah non
organi. Dimana kita ketahui bahwa limbah organic merupakan limbah
yang berasal dari makhluk hidup dan bersifat mudah
membusuk/terurai.Seperti sayuran, buah buahan, sisa makanan,dan sisa
dari olahan dapur sehingga dijadikan salah satu olahan limbah yaitu di
jadikan pupuk cair dan pupuk kompos.
Dengan melalui proses limbah organic tersebu di cacah dengan
menggunakan mesin pencacah organic. Kalau sampah yang sampah sudah
membusuk seperti daun daunan di jadikan kompos padat, kompos padat
begitu di giling dimasukkan ke tong kalau sudah di kasih E4 lalu
difermentasi selama satu bulan baru di keluarkan dari tong tersebut lau di
campurkan dengan abu yang dari mesin insenerator. Dimana sampah yang
di masukkan ke mesin insenerator adalah sampah yang tidak mempuyai
nilai ekonominya, tapi dalam pelaksanaannya belum maksimal karena
sampahnya tercampur semua sehingga dibakar di insenerator. Di gunakan
unuk pupuk kompos.
Untuk pupuk organic cair dari buah buahan sayuran yang lumayan
bagus mempunyai tiga macam yaitu di cacah setelah itu di masukkan ke
drum lalu di fermentasi dengan enggunakan formula-formula tertentu, lalu
satu bulan kemudian di peras di masukkan ke drum yang lain lalu di beri
formula lagi setelah iu dikemas menjadi pupuk cair masaro. Manfaat yang
dari pupuk cairiru sangat banyak di gunakan untuk pengganti pupuk kimia
semua jenis dari pestisida, insektisida maupun fungsida. Sehingga pupuk
ini adalah pupuk multifungsi.
Limbah non organic adalah Limbah anorganik adalah segala
macam limbah yang sifatnya tidak dapat atau sulit terurai. Sehingga di
temat cbo ini untuk limbah non organic di bagi menjadi dua yaitu yang
19

memiliki nilai ekonomis dan yang tidak memiliki nilai ekonomi. Untuk
yang tidak memiliki nilai ekonomi sampah terebut di bakar menggunakan
insenerator dan yang bernilai ekonomi di jadikan bahan kerajinan dan
yang plastic susah di olah di jadikan BBM minyak tanah dengan
menggunakan alat pirolisis dimana plastic plastic di kumpulkan lalu di
pisahkan dari alumunim oil, kertas atau logam lalu di masukkan ke tungku
lalu di bakar dengan kayu bakar, nanti jika suhunya sudah tinggi akan
menguap nanti uapnya di suling dan menjadi minyak tanah . Untuk sisa
pembakaran dari plastikyang di dalam dapat digunakan untuk briket.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
CBO Ibu Tin adalah sebuah program dari desa untuk para imigran
buruh desa Tinupuk. Yang mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan
menggunakan sampah atau di sebut bank sampah. Dan sekarang bekerja
sama dengan PT Polytama Propindo untuk mengolah sampah. Sampah
yang di olah adalah sampah padat yaitu limbah B, organic dan non organic
yang mempunyai produk seperti pupuk cair, pupuk kompos dan BBM
minyak tanah.
5.2 Saran
1. Mahasiswa hendaknya mencatat materi apa yang di jelaskan
pengelola saat di jelaskan.
2. Mengikuti tata tertib tempat pengelolaan limbah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai