Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka
sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian
yang di sebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling
mereka seperti benda mati, makhluk hidup, adat istiadat, kebiasaan, dan lain-lain.
Namun, karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, setiap
kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu di asosiasikan dengan
hal-hal yang bersifat mistik. Contoh, wabah penyakit sampar yang berjangkit di
suatu tempat di anggap sebagai kutukan dan kemarahan dewa.
Masa silih berganti, pada abad ke-19 terjadi revolusi industri di Inggris. Era
industrialisasi ini menimbulkan masalah baru pada masyarakat Inggris berupa
munculnya daerah pemukiman kumuh, akumulasi buangan kotoran manusia,
masalah sosial dan kesehatan, yang terutama terjadi di kota-kota besar.
Usaha-usaha yang di lakukan oleh individu-individu, masyarakat, atau
negara untuk memperbaiki dan mencegahn terjadinya masalah gangguan
masyarakat yang di sebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup eksternal
manusia di sebut sanitasi lingkungan atau Environmental Sanitation.
1.2 Rumusan Masalah
1. Tuliskan yang dimaksud dengan ilmu lingkungan?
2. Tuliskan yang dimaksud dengan ilmu kesehatan lingkungan?
3. Tuliskan masalah kesehatan lingkungan yang ada di Indonesia?
4. Apa-apa saja sasaran kesehatan lingkungan?
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui maksud, tujuan, ruang lingkup, masalah-
masalah, serta sasaran dari kesehatan lingkungannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ilmu Lingkungan


Ilmu lingkungan adalah penerapan barbagai prinsip dan ketentuan ekologi
dalam kehidupan manusia. Penerapan prinsip dan ketentuan ekologi dalam
kehidupan manusia dapat berupa pendekatan dan metodologi, yaitu :
1) Pendekatan Holistik
Pendekatan seutuhnya berupa analitik dan reduksionistik (Odum dan
Boyden).
2) Pendekatan Evolusioner
Pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam
lingkungan hidup, baik secara individual, populasi,maupun komunikasi.
3) Pendekatan Interaktif
Menurut hasil pengkajian Price, dkk. (1983), suatu kehidupan harus dilihat
dari hubungsan-hubungan interaktif antar-komponen penyusun dan
merupakan suatu pendekatan bottom-up untuk mengenal ekosistem atau
lingkungan hidup dengan baik.
4) Pendekatan Situasinasional
Jarvie, Papper,Vayda, menganjurkan pendekatan ekologi dengan cara
menperhatika perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul.
5) Pendekatan Sosiosistem dan Ekosistem
Pendekatan ini berupaya memisahkan lingkungan hidup ke dalam sistem
sosial dan sistem alami serta mempelajari berdasarkan aliran materi, energi,
dan informasi. Dari antara keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan
adaptasi.
6) Pendekatan Peran dan Perilaku Manusia
Pendekatan ini mempelajari peran manusia dalam program MAB (man and
biosphere) atau pendekatan pemanfaatan oleh manusia (UNISCO, 1974).
7) Pendekatan Kontektualisasi Progresif
Pendekatan ini bersifat inteldisipliner dan dapat di telusuri secara progresif
sehingga setiap permasalahan dapat di mengerti dan dipahami dengan baik.
8) Pendekatan Kualitas Lingkungan
Pendekatan ini merupakan perlanjutan pendekatan kontektualisasi progresif
yang kemudian di kembangkan dengan penyusunan analisis dampak
lingkungan (AMDAL).
2.2 Ilmu Kesehatan Lingkungan
A. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari
dinamika hubungan interaktif antara kelompok manusia atau masyarakat dengan
berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat yang mempelajari upaya
untuk penanggulangan dan pencegahannya.
Sedangkan, kesehatan lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu dan seni
untuk memperoleh keseimbangan antara lingkungan dengan manusia, dan juga
merupakan ilmu dan seni mengelola lingkungan agar bisa menciptakan kondisi
lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari berbagai
macam penyakit
Beberapa ahli memiliki pendapat tentang kesehatan lingkungan yaitu :
a) P. Halton Purdon (1971). Purdon menyebutkan kalau “ Kesehatan
Lingkungan adalah sisi dari beberapa dasar kesehatan untuk masyarakat
modern, kesehatan lingkungan yaitu faktor kesehatan orang-orang yang
meliputi seluruh faktor kesehatan manusia dalam hubungan dengan
lingkungan. Maksudnya adalah untuk menjaga serta menambah derajat
kesehatan orang-orang pada tingkat yang setinggi-tingginya dengan jalan
memodifikasi factor social, factor fisik lingkungan, beberapa karakter serta
tingkah laku lingkungan yang bisa mempunyai pengaruh pada kesehatan.
b) Umar Fahmi Achmadi (1991). Achmadi menyebutkan kalau. Kesehatan
Lingkungan yaitu pengetahuan dan seni dalam meraih keseimbangan
lingkungan dan manusia, pengetahuan serta seni dalam pengelolaan
lingkungan hingga diraih keadaan yang bersih, sehat, aman dan nyaman serta
terlepas dari masalah penyakit. Pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai
satu pengetahuan, seni dan tehnologi. Menurut Umar Fahmi Achmadi (1991),
Kesehatan Lingkungan merupakan pengetahuan yang mendalami keterikatan
pada kwalitas lingkungan dengan kondisi kesehatan suatu masyarakat.
c) Slamet Riyadi – ilmu kesehatan lingkungan adalah bagian integral dari ilmu
kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan
mannusia dan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan
membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang
optimal.
d) H.J. Mukono – ilmu kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan.
e) Pengertian kesehatan Lingkungan sebagai Kondisi dikemukakan oleh
Organisasi Kesehatan se Dunia (World Health
Organization). WHO menyatakan Environment health refers to ecological
balance that must exist beetwen man and his environment in order to ensure
his weel being. Kesehatan Lingkungan merupakan terwujudnya
keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungan harus ada, agar
masyarakat menjadi sehat dan sejahtera. Sehingga Kesehatan Lingkungan
menurut WHO adalah : Those aspects of human health and disease that are
determined by factors in the environment. It also refers to the theory and
practice of assessing and controlling factors in the environment that can
potentially affect health. Atau bila disimpulkan "Suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia ".
f) Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia. Dalam pengertian ini titik pusat pandang dari Kesehatan
Lingkungan adalah bahwa tercapainya tujuan kesehatan yaitu masyarakat
sehat dan sejahtera apabila kondisi lingkungan sehat.
B. Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan kesehatan lingkungan yang pertama ialah untuk melakukan koreksi,
memperkecil/memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan
serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk pencegahan,
mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan
kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk mmenghindarkan
dari bahaya penyakit.
Adapun tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan hidup yaitu :
1) Mengurangi Pemanasan Global.
Dengan menanam tumbuhan sebanyak mungkin pada lahan kosong, jadi kita
juga turut dan mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang
dihasilkan tumbuh-tumbuhan serta zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang
mengakibatkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan serta
secara langsung zat O2 yang dihasilkan itu bisa di nikmati oleh manusia
tersebut untuk bernafas.
2) Melindungi Kebersihan Lingkungan
Menjaga Kebersihan Lingkungan, dengan lingkungan yang sehat maka kita
harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah
lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah
mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-
cara sebagai berikut ;
a) Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang
dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik
dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik
tersebut, contoh sampah organik :
- Daun-daun tumbuhan
- Ranting-ranting tumbuhan
- Akar-akar tumbuhan
b) Membersihkan Sampah Non OrganikSampah non organik adalah sampah
yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya,
maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah
tersebut dan lalu menguburnya.
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat di bagi menjadi dua,
secara umum dan secara khusus. Tujun ruang lingkup secara umum, antara lain :
1) Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan pada hidup manusia.
2) Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesatuan dan kesejahteraan
hidup manusia.
3) Melakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu diantara masyarakat
dan instusi pemerintah serta lembaga dan nonpemerintah dalam menghadapi
bencana alam atau wabah penyakit menular.
Adapun tujuan dalam ruangan secara khusus meliputi usaha-usaha
perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang
diantaranya berupa :
1) Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2) Makanan dan minuman yang di produksi dalam skala besar dan di konsumsi
secara luas oleh masyarakat.
3) Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batu bara, kebakaran hutan,
dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan
menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosisem.
4) Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,peternakan,
industri, rumah sakit, dan lain-lain.
5) Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan
cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6) Perumah dan bangunan yang layak huni memenuhi syarat kesehatan.
7) Kebisingan radiasi dan kesehatan kerja.
8) Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan.
Tidak hanya dibagi menjadi dua saja ruang lingkup kesehatan lingkungan,
tetapi di bagi lagi menjadi 17 ruang lingkup menurut WHO (World Health
Organization), yakni antara lain sebagai berikut:
1) Penyediaan sumber Air Minum.
2) Pengelolaan air buangan dan juga pengendalian pencemaran.
3) Pembuangan sampah padat.
4) Pengendalian vektor. (Pengendalian vektor merupakan segala usaha yang
dilakukan dalam mengurangi atau juga menurunkan populasi vektor dengan
tujuan untuk mencegah atau pemberantas penyakit yang ditularkan vektor
ataupun gangguan yang diakibatkan oleh vektor.)
5) Pencegahan atau juga pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.
(maksu dari Ekskreta ini ialah semua zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh
yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.)
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu.
7) Pengendalian pencemaran udara.
8) Pengendalian radiasi.
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan.
11) Perumahan dan jugapemukiman.
12) Aspek kesling dan juga transportasi udara.
13) Perencanaan daerah dan jugaperkotaan.
14) Pencegahan kecelakaan.
15) Rekreasi umum dan juga pariwisata.
16) Tindakan – tindakan sanitasi yang berkaitan dengan suatu keadaan epidemic
atau wabah, bencana alam dan juga perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan dalam menjamin lingkungan.
Tidak hanya WHO (World Health Organization), Didalam Pasal 22 ayat (3)
UU No 23 tahun 1992, Ruang lingkup kebugaran lingkungan yaitu:
 Penyehatan air dan udara
 Pengamanan limbah padat/sampah
 Pengamanan limbah cair
 Pengamanan limbah gas
 Pengamanan radiasi
 Pengamanan vektor penyakit
 Penyehatan dan juga pengamanan lainnya layaknya kondisi pasca bencana.
2.3 Masalah Kesehatan Lingkungan Di Indonesia
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap
masalah ‘sehat sakit’ atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, untuk hal ini
Hendrik L. Blum (1974) menggambarkan secara ringkas pada gambar 6.1 berikut
ini.

Gambar 6.1
Keempat faktor tersebut (lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,
heriditas (keturunan)) di samping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga
saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara
optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai
kondisi yang optimal. Salah satu faktor berada dalam keadaan yang terganggu
(tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser di bawah optimal.
Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari
200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat
kompleks terutama di kota-kota besar. Hal tersebut disebabkan, antara lain :
1. Urbanisasi penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke
kota. Lahan pertanian yang semakin berkuang terutama di pulau Jawa dan
terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-
bondong datang ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti
pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan
menjadi pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung
membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan, seperti
munculnya permukiman kumuh dimana-mana.
2. Tempat pembuangan sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan
secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan
semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan
pencemaran pada udara, tanah, dan air selain lahannya juga dapat menjadi
tempat berkembangbiaknya agens dan vektor penyakit menular.
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan
faktor-faktor /unsur, berikut:
1) Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi
2) Penyimpanan sampah
3) Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4) Pengangkutan
5) Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat
memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
3. Penyediaan sarana air bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan ,hanya sekitar 60% penduduk
Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk
perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila
datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis
mulai muncul dimana-mana.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
3) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml
air)
4. Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas
normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor.
Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah Nusantara bahkan
sampai ke negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian
dan perkebunan.
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri
dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut,
ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di
bantaran sungai. Akibatnya, kualitas air sungai menurun dan apabila
digunakan untuk air baku memerlukan biaya yang tinggi.
6. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat
sebagai berikut :
- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki
mata air atau sumur
- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-
benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
- Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
7. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
2) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
3) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup
4) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah
terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
8. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes
sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit
Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus),
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila.Kecoa dan lalat dapat menjadi
perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan
diare.Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang
dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
9. Bencana alam / pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi
di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah
banyak permasalahan kesehata lingkungan.
10. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan
masalah baru bagi kesehatan lingkungn. Contoh, pemberian izin tempat
permukiman, gedung atau tempat industri baru tanpa didahului dengan studi
kelayakan yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya
banjir, pencemaran udara, air, dan tanah serta masalah sosial lain.
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah,
pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air
pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem
perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih
berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia
cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat
pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu
faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai
masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis
data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa
kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif
tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang
akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk
dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak
serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya
jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan yaitu :
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
2.4 Sasaran Kesehatan Lingkungan
Menurut Pasal 22 ayat (2) 23 tahun 1992, sasaran pelaksanaan kebugaran
lingkungan tersebut antara lain ialah sebagai berikut:
1. Tempat Umum, misal hotel, terminal, pasar, pertokoan, serta juga tempat
usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman, layaknya rumah tinggal, asrama atau yang sejenis
3. Lingkungan kerja, layaknya perkantoran, kawasan industri atau yang sejenis
4. Angkutan lazim : kendaraan darat, laut serta rawa yang digunakan secara
umum
5. Lingkungan lainnya : andaikan yang berwujud spesifik layaknya lingkungan
yang berada didalam sebuah kondisi darurat, bencana pemindahan
masyarakat dengan secara besar-besaraan, reaktor atau tempat yang berwujud
khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kesehatan lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu dan seni untuk
memperoleh keseimbangan antara lingkungan dengan manusia, dan juga
merupakan ilmu dan seni mengelola lingkungan agar bisa menciptakan kondisi
lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari berbagai
macam penyakit.
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan.
Daftar Pustaka
 Sumber Buku :
- Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC
- Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni.
Jakarta : Rineka cipta
 Sumber Internet :
- https://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengertian-kesehatan-lingkungan-dan-
menurut-para-ahli/
- https://pendidikan.co.id/kesehatan-lingkungan-pengertian-tujuan-ruang-
lingkup-sasaran
- http://pangeranarti.blogspot.com/2017/05/pengertian-kesehatan-lingkungan-
beserta.html
- https://www.gurupendidikan.co.id/kesehatan-lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai