Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Difusi Osmosis

Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada berlangsungnya proses fotosintesis, terjadi berbagai proses yang sangat


komplek, mulai dari pengambilan air dan mineral tanah, penangkapan cahaya matahari,
penyerapan gas-gas, sintesis glukosa dan energi, hingga pengedaran hasil fotosintesis.
Tumbuhan mengambil air dan mineral tanah dalam bentuk terlarut dalam air tanah,
untuk menyerapnya, zat-zat tersebut harus menembus dinding selektif permeabel.
Dinding sel tebal namun banyak terdapat pori-pori atau ruang-ruang dan mudah dilalui
larutan tanah dan gas-gas, sehingga tidak menimbulkan masalah untuk penyerapan.
Sebaliknya, membran sel yang lipo-protein, hanya memiliki pori yang lembut dan
bermuatan, sehingga tidak setiap zat dengan mudah melewatinya. Permeabilitas
membran terhadap ion-ion adalah paling rendah. Dengan kata lain, ion-ion sulit
menembus membran, maka penyerapannya pun paling sulit. Terkait dengan
penyerapan zat ini, salah satu permasalahannya adalah, bagaimana penyerapan air
dan gas-gas terjadi melaluisel-sel penyerapan ?

B. Tujuan

Pada percobaan Difusi Osmosis :

1) Mengamati gejala difusi osmotik

2) Menemukan faktor yang mempengaruhi osmosis

3) Menunjukkan prinsip dasar arah aliran air pada peristiwa osmosis

Pada percobaan Plasmolisis :

1) Menemukan fakta tentang gejala plasmolisis

2) Menunjukkan faktor penyebab plasmolisis

3) Mendeskripsikan peristiwa plasmolisis

4) Menunjukkan hubungan antara plasmolisis dengan status potensial osmotik antara


cairan selnya dengan larutan di lingkungannya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung
melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan
difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi melalui membrane berlangsung karena
molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam
lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin
A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO 2, HO,
dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu,
dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya.
Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan
beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung,
tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus
membrane. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan
difusi difasilitasi, yaitu pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein
pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran
yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke
dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya
untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk
mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan
pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel
tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.
(http://kireidwi.blog.friendster.com/2008/09/mekanisme-difusi-dan-osmosis-dalam-sel)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu

a. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.

b. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

c. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

d. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.

e. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada
dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.

Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic
atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran
plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau
ATP(Adenosine Tri-Phosphate).

Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic
atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan
jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel.
Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma
dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya
berfungsi untuk spesifik partikel.

2. Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya
rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di
dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa
yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari
larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan
glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang
konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi
zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai
larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di
dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah
ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-
beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal
bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran
normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras.
Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam
larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal
irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan
akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari
dinding sel), sedangkan sel hew’an/sel darah merah dalam larutan hipertonis
menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi
keriput karena kehilangan air. Seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
(http://kireidwi.blog.friendster.com/2008/09/mekanisme-difusi-dan-osmosis-dalam-sel/)

Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian
dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke
larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.Osmosis terbalik
adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah
fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul solvent (biasanya air) akan mengalir
dari daerah solute rendah ke daerah solute tinggi melalui sebuah membran
semipermeable. Membran semipermeable ini menunjuk ke membran sel atau membran
apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
solvent berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi
membran.

Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:


a. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
b. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

(http://nurmaatus.blogdetik.com/category/biologi/)

3. Plasmolisis

Sel tumbuhan memiliki ciri fisiologi yang berbeda dengan sel hewan, khususnya dengan
keberadaan dindidng sel pada sel tumbuhan. Dinding sel secara umum dibedakan
menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Perbedan antara kedua macam
dinding ini terletak pada fleksibilitas, ketebalan, sususnan mikrofibil, dan
pertumbuhannya. ( Istanti, 1999 ). Seluruh aktivitas sel tumbuhan sangat tergantung
dengan keberadaan dinding sel ini. Dindidng sel selain berfungsi untuk proteksi isi sel
juga berperan sebagai jalan keluar masuknya air, makanan dan garam-garam mineral
ke dalam sel. Sel tumbuhan merupakan bagian terkecil dari sistem hidup dan di dalam
sistem itu sel-selnya saling bergantung. Perilaku sel tidak hanya dipengaruhi oleh
keadaan sel itu sendiri tetapi juga sel-sel disekitarnya dan tumbuhan tu sendiri serta
lingkungan luar. Berbagai macam zat seperti makanan, zat mineral, air, dan gas
bergerak dari sel ke sel dalam bentuk molekul atau partikel.

Lingkungan suatu sel meliputi sel-sel disekitarnya dan ingkungan luar yang meliputi air,
tanah, dan udara tempat tumbuh dan hidup tumbuhan tersebut. Sel-sel yang
bersinggungan langsung dengan lingkungan luar antara lain sel-sel yang ada di akar,
batang, dan daunyang kemudian meluas e seluruh tubuh tumbuhan melalui proses
difusi dan osmosis. Melalui proses-proses tersebut tumbuhan dapat memperoleh zat-
zat yang diperlukan untuk pertumbuhan. Proses difusi berlangsung dari daerah memiliki
konsentrasi partikel tinggi ke rendah. Difusi memiliki peran penting dalam sel-sel
tumbuhan yang hidup.
Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air, apabila potensial air di luar sel lebih
rendah dari pada potensial air di dalam sel. Jika sel ehilangan air cukup beasar, maka
ada kemungkinan volume isi sel akan menurun besar sehingga tidak dapat mengisi
seluruh bagian ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Artinya membran dan
sitoplasma akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Sel yang
sudah terplasmolisis dapat disehatkan kembali dengan memasukkannya ke dalam air
murni. (Tjitrosomo, 1983 : 11)

Potensial air daun mempengaruhi transpirasi terutama melalui pengaruhnya terhadap


membukanya stomata, tetapi juga mempengaruhi kadar uap air dalam ruang udara
daun. Pengurangan potensial air sedikit tidak akan mempengaruhi transpirasi secara
nyata, terutama apabila kadar uap air udara tinggi. ( Goldwprty, 1992)

Potensial osmosis menunjukkan status suatu larutan dan menggambarkan


perbandingan proporsi za

t terlarut dengan pelarutnya. Makin pekat suatu larutan makin rendah potensial
osmosisnya. Potensial osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metode.
Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan suatu seri larutan yang
konsentrasi Ponya diketahui, misalnya dengan larutan sukrosa. Metode ini didasarkan
pada adanya peristiwa plasmolisis, yaitu dengan menentukan suatu larutan yang hanya
menyebabkan terjadinya kondisi incipient plasmolisis.
(http:/nununghaerani.blospsot.com )

Sitoplasma biasanya berifat hipertonis ( potensial air tinggi) dan cairan di luar sel
bersifat hipotonis ( potensial air rendah), karena itulah air dapat masuk ke dalam sel
sehingga antara kedua cairan bersifat isotonis. Apabila suatu sel diletakkan dalam
suatu larutan yang hipertonis terhadap sitoplasma, maka air di dalam sel akan berdifusi
keluar sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel , hal ini disebut
plasmolisis. Bila sel itu kemudian dimasukkan ke dalam cairan yang hipotonis, maka air
akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma akan kembali mengembang hal ini disebut
deplasmolisis.

Hubungan antara potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmosis karena
osmosis merupakan peristiwa difusi dipisahkan oleh membran atau selaput. Maka
dapat diartikan bahwa dinding sel atau membran protoplasma adalah merupakan
membran pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh
tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam
tumbuh-tumbuhan amerupakan proses osmosis.

Potensial osmotik ( solut ) merpakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi
yang terlarut. Potensial osmotik selalu memiliki nilai negatif, hal ini disebabkan karena
cenderung bergerak menyelubungi membran semi permeabel dari air murni menuju air
yang mengandung zat terlarut. Potensial matriks disebabkan oleh ikatan koloid
protoplasma dan permukaan dinding sel. Potensial matriks bertanda negatif tetapi pada
umumnya pada sel-sel yang berfakuola, nilai ini dapat diabaikan sehingga,

w = s + p

Penentuan potensial air sudah sejak lama dikenal oleh V.S Claardakov yang berasal
dari Rusia. Metode ini masih tetap digunakan dan dibahas orang karena dianggap
relatif mudah, sederhana, murah dan relatif cepat untuk mengestiminasi nilai potensial
air. Prinsipnya terletak pada pertumbuhan densitas dari larutan yang diketahui tingkat
kepekatannya.

Larutan yang sering digunakan dalam mengestimasi potensial air adalah larutan
sukosa, sampel yang dimasukkan ke dalam seri larutan akan kehilangan atau
menyerap air secara osmosis. Jika densitas larutan tidak berubah, berarti potensial air
sampel sama dengan larutan tersebut. Penggunaan zat warna seperti methylblue
dimaksudkan untuk memudahkan pengamatan terhadap gerakan larutan yang diuji bila
dimasukkan ke dalam larutan kontrol. Dalam percobaan ini dicari larutan sukrosa yang
tidak dapat mengakibatkan perubahan berat atau volume jaringan, yaitu pada keadaan
potensial airnya sama dengan potensial air jaringan. Keadaan ini disebut dengan
insipien plasmolisis dimana tekanan turgor dalam keadaan tugid. Jadi persamaannya
menjadi :

w = s

Jadi untuk mencari potensial osmotik/solutnya. Jika konsentrasi larutan diketahui,


konstanta solut, suhu, dan konstanta gas juga diketahui, maka potensial osmoyik dapat
di cari dengan cara JH Vant Hoff dengan menggunakan hukum gas sempurna. (
Salisbud, 1995 )

s = M I R T

Dimana M =molaritas

I = konstanta ionisasi

R = konstanta gas ( 0,0831 bar/mol K)

T = suhu (K)

Selain dengan metode Chardakov, metode lain yang dapat digunakan yaitu ;

1) Metode volum, berdasarkan perubahan dimensi linier dan suatu jaringan jika ditaruh
dalam larutan dengan potensial osmotik yang berbeda.

2) Metode gravimetrik, berdasarkan perubahan ukuran berat.


3) Metode perendaman, bergantung pada adanya perubahab kerapatan dari larutan
pengusi.

4) Metode ruang tekan, digunakan untuk tegangan air tumbuhan dan potensial air
cabang daun.

( http:/bingkairumahku.blogspot.com)

Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel sebagai
dampak dari hipertonisnya larutan di luar sel, sehingga cairan di dalam sel keluar dari
sel dan akibatnya tekanan turgor sel menjadi nol (0). Efek selanjutnya yang ditimbulkan
adalah karena potensial air di dalam sel lebih tinggi dari luar sel, maka air di luar sel
bergerak ke dalam dinding sel mendesak membran sel yang mengakibatkan membran
sel terlepas dari dinding sel. Larutan tersebut tidak dapat menembus membran sel
karena memiliki ukuran yang lebih besar dari molekul air. Pergerakan air terjadi dari
potensial air lebih tinggi ke potensial air lebih rendah, dari DTD lebih rendah ke DTD
lebih tinggi, dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke tinggi, dan dari larutan
lebih encer ke kental. Tanda-tand a yang terlihat pada sel yang mengaami plasmolisis
ini adalah menghilangnya warna yang ada di dalam sel dan mengkerutnya pinggran
membran sel kearah dalam.

Kondisi sel yang terplasmolisis tersebut dapat dikembalaikan ke kondisi semula. Proses
pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal dengan istilah
deplasmolisis. Prinsisp kerja dari deplasmolisis ini hampir sama dengan plasmolisis.
Tapi, konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis, sehingga yang terjadi cairan
yang memenuhi ruang antara dinding sel dan membran sel bergerak keluar, sedangkan
air yang berada i luar bergerak masuk e dalam dan dapat menembus membran, karena
membran sel mengijinkan molekul-molekul air masuk ke dalam . Masuknya moekul-
molekul air tersebut menyebabkan ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan
sehingga membran sel kembali terdesak ke arah luar sebagai akibat timbulnya tekanan
turgor akibat gaya kohesi dan adhesi air yang masuk.

Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrim, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sngaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan besalinitas
tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali memggunakan
tanaman Elodea atau selepidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga
proses dapat diamati dengan jelas. Berikut gambar sel tumbuhan sebelum dan stelah
mengalami plasmolisis.

Sebelum plasmolisis Sesudah plasmoisis

BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan tempat


Percobaan osmosis kentang :

Waktu : Selasa, 30 Maret 2010

Tempat : Laboratorium Biologi Dasar

Percobaan osmosis kulit katak dan plasmolisis

Waktu : Selasa, 6 April 2010

Tempat : Laboratorium Biologi Dasar

B. Alat dan Bahan

Pada percobaan osmosis kentang

1) Pipa kaca berskala dengan penyumbat karetnya

2) Cawan petri

3) Pipet tetes mulut panjang

4) Pisau tajam

5) Pelubang gabus

6) Larutan sukrosa 100%

7) Karet penyumbat berlubang kentang

Pada percobaan osmosis kulit katak

1) Pipa kaca respirometer

2) Karet

3) Gelas beker 100ml/botol jam

4) Statib

5) Larutan gula sukrosa 100%

6) Karet gelang

7) Kulit katak
8) Larutan pewarna

Pada percobaan plasmolisis

1) Mikroskop

2) Gelas benda dan penutup

3) Botol vial

4) Pipet tetes

5) Larutan sukrosa

6) Daun Rhoe discolor

7) Silet

C. Cara Kerja

Pada percobaan osmosis kentang

1) Membuat irisan kentang bentuk kubus, ukuran 6 x 3 x 3 cm

2) Membuat dua sumuran dengan pelubang gabus, diameter 2 cm, dalam 2 cm

( jangan sampai tembus bagian dasarnya )

3) Memasukkan larutan gula 100 % pad sumuran sampai lk ½ bagian lubang sumuran.

4) Menutup lubang sumuran dngan karet penyumbat yang telah berisi pipa kaca
berskala. Memastikan tertutup rapat.

5) Menempatkan kentang pada cawan petri yang telah diisi sedikit air

6) Mengamati perubahan ketinggian tiap 10 menit sebanyak 4 kali

Pada percobaan osmosis kulit katak

1) Mengisi pipa kaca respirator dengan larutan sukrosa 100% sampai benar-benar
penuh dan tidak terdapat gelmbung udara di dalamnya

2) Menutup ujung osmometer yang lebar dengan kulit katak, sampai kuat dan tidak
terjadi gelembung.
3) Membalik ujung osmometer, jika permukaan turun maka pengulangi dari awal
sampai benar-benar penuh.

4) Memasukkan osmometer terbalik ke dalam gelas beker yang telah diisi air dan
memasangkan pada statip.

5) Mengamati perubahan tinggi larutan sukrosa tiap 7 menit selama 21 menit.

Pada percobaan plasmolisis

1) Menyiapkan 4 botol vial yang berisi larutan sukrosa 0,14 M dan 0,22 M masing-
masing sebanyak 10 ml.

2) Membuat beberapa sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor.

3) Meletakkan sayatan pada gelas benda, menetesi sedikit air dan menutup dengan
kaca penutupnya.

4) Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian perbesaran yang


semakin besar.

5) Menghitung jumlah sel yang penuh dengan warna ungu ( authocian ) yang terdapat
dalam bidang pengamatan.

6) Memberikan tetesan larutan gula ke tepi gelas penutupnya lalu mengamati, encatat
kapan saja terjadi perubahan sel-sel beranthocian tadi terus menerus selama 2 menit.

7) Menghiung berapa sel yang mengalami pemudaran warna anthosian ungu, bahkan
menjadi transparan ( terplasmolisis ).

8) Menuangkan data dalam tabel.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabulasi data osmosis kentang

Kelompok 2, dengan konsentrasi sukrosa 50%

Kelompok 3, dengan konsentrasi sukrosa 50%

No Tabung Menit ke- Keterangan


10 20 30 40 -
1 A 0,1 0,07 0,05 0,03 -
2 B O,65 0,6 0,48 tetap -

Anda mungkin juga menyukai