Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan makanan yang kita makan belum dapat dimanfaatkan oleh
sel-sel tubuh manakala makanan tersebut belum mengalami proses
pencernaan (digesti), kecuali: air, vitamin, dan mineral. Bahan makanan
mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh kita antara lain:
karbohidrat, protein dan lemak. Pencernaan (digesti) adalah proses
pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran
pencernaan. Proses digesti meliputi: (1) pengambilan makanan (prehensi),
(2) memamah (mastikasi), (3) penelanan (deglutisi), (4) pencernaan
(digesti), dan (5) pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti). Hasil akhir
proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-
partikel makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap
diserap (absorpsi) oleh mukosa saluran pencernaan (Nurcahyo, 2005).
Asupan karbohidrat yang tidak seimbang telah diketahui sejak
lama sebagai salah satu faktor langsung penyebab timbulnya penyakit
degeneratif. Sejak abad 20 perkembangan prevalensi penyakit degeneratif
mulai menunjukkan peningkatan seperti demensia, penyakit jantung
koroner, stroke, diabetes melitus, osteoporosis dan berbagai jenis kanker.
Penyakit degenaratif tersebut tidak jarang berujung pada kematian. Di
negara Amerika Serikat, demensia alzheimer menempati urutan ke
sembilan penyebab kematian. Laporan Alzheimer's Association tahun
2007 menunjukkan terjadi peningkatan kematian akibat demensia sebesar
32% dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, sedangkan kematian
akibat penyakit jantung mengalami penurunan sebesar 8,0% dan kematian
akibat kanker prostat menurun sebesar 6,3% dalam kurun waktu yang
sama (Idral, 2014).
Pembentukan kecerdasan pada masa usia dini tergantung pada
asupan zat protein yang diterima. Semakin rendah asupan protein yang
diterima, semakin rendah pula status protein dan kesehatan anak.
Gangguan protein pada masa bayi dan anak-anak terutama pada umur
kurang dari lima tahun dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
jasmani dan kecerdasan anak. Pertumbuhan sel otak berlangsung sangat
cepat dan akan berhenti atau mencapai taraf sempurna pada usia 4-5 tahun.
Perkembangan otak yang cepat hanya dapat dicapai bila anak berstatus
protein baik. Menurut WHO (2008), jumlah penderita gizi balita stunting
di dunia mencapai 21% dan keadaan gizi balita pendek menjadi penyebab
2,2 juta dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia. Keadaan
gizi balita kurus pada balita juga dapat dijumpai di negara berkembang,
termasuk di Indonesia (Sulistianingsih, 2016).
Berdasarkan uraian di atas, hal yang melatarbelakangi praktikum
Uji Karbohidrat dan Protein yaitu, menghidrolisis karbohidrat jenis
polisakarida menjadi unit-unit terkecil dan mengetahui sifat penggaraman
protein (salting out).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Uji Karbohidrat dan Protein, yaitu:
1. Menghidrolisis karbohidrat jenis polisakarida menjadi unit-unit
terkecil.
2. Mengetahui sifat penggaraman protein (Salting Out).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam Klorida (HCL)


1. Definisi
Asam klorida adalah  larutan akuantif dari gas dan hidrogen.
Klorida (HCl) ialah asam kuat dan merupakan komponen utama
dalam asam lambung ini digunakan secara luas dalam industri. Asam
klorida merupakan cairan yang sangat korosif, asam klorida pernah
menjadi zat yang paling dan sering digunakan dalam awal sejarahnya.
Senyawa ini digunakan sepanjang abat pertengahan oleh ilmuan Eropa
(Khopkar, 1990).
2. Fungsi
HCl digunakan dalam banyak proses komersial yang berbeda.
Misalnya, HCl digunakan untuk produksi baterai, yang dapat
digunakan untuk menyediakan energi listrik untuk mesin. HCl juga
digunakan dalam produksi banyak obat-obatan farmasi. Misalnya,
banyak obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
mengandung HCl sebagai bagian dari bahan-bahan aktif, dan ini
adalah praktek yang meluas di antara perusahaan obat. HCl juga dapat
digunakan dalam produksi logam, seperti baja, di mana ia digunakan
dalam pengawetan (pemurnian) dari produk akhir (Iskandar, 2016).
3. Uji Iodin
Uji iodin digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang
terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan,
warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan
menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul
kembali (Syawal, 2014).
B. Karbohidrat
1. Definisi
Karbohidrat merupakan senyawa yang banyak dijumpai di
alam terutama kerena merupakan dari hasil sintesis CO2 dan H2O
dengan pertolongan sinar metahari dan klorofil. Hasil fotosintesis ini
kemudian mengalami polimerisasi menjadi pati dan senyawa-senyawa
bermolekul besar lain yang menjadi cadangan makanan bagi tanaman.
Secara alami terdapat tiga jenis karbohidrat yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida (Elizabeth, 2010).
2. Fungsi
Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi yang utama.
Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh
kita, tetapi karena sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat,
maka karbohidratlah yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh.
Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa
merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam
kehidupan manusia. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom
karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen
merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Dahulu orang
berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat. Karena hal ini maka
dipakai kata karbohidrat, yang berasaldari kata “karbon” dan “hidrat”
atau air. Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak
mengandung molekul air, kata karbohidrat tetap digunakan. Senyawa
karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumu sempirisnya saja, tetapi
yang penting ialah rumus strukturnya (Gilvery, 1996).
3. Klasifikasi
Klasifikasi karbohidrat yaitu: (1) Monosakarida, adalah karbohidrat
yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa
atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
dalam kondisi lunak menjado karbohidrat lain. (2) Disakarida,
senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau
tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air
sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida. (3) Oligosakarida,
senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang
terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul
monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu
molekul disakarida. (4) Polisakarida, pada umumnya polisakarida
mempunyai molekul besar dan lebih kompleks dari pada mono dan
oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul
monosakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna
putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak
memiliki sifat mereduksi. Berat molekut polisakarida bervariasi dari
beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut
dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang
penting diantaranya adalah amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa
(Gilvery, 1996).
C. Salting Out
1. Definisi
Salting Out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri
dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan
NaCl jenuh (Yandri, 2007).
2. Fungsi
Kegunaan terbesar dari salting out adalah pada bidang industri
kimia makanan, dimana salting out mempunyai kegunaan utama
sebagai pencegah gejala kekurangan yodium, yang dapat
mengakibatkan beberapa penyakit seperti gondok, masalah kelenjar
thyroid, dan penurunan mental. Kegunaan lain dari salting out dapat
dilihat pada industri kimia proses seperti : pengawetan daging
(Bintang, 2010).
3. Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan
peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida
mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan
asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein.
Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon
dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen
dari gugus amino molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul
air sehingga disebut reaksi kondensasi (Panji, 2013).
D. Protein
1. Definisi
Protein adalah molekul penyusun tubuh kita yang terbesar
setelah air. Hal ini mengindikasikan pentingnya protein dalam
menopang seluruh proses kehidupan dalam tubuh. Dalam
kenyataannya, memang kode genetik yang tersimpan dalam rantaian
DNA digunakan untuk membuat protein, kapan, dimana dan seberapa
banyak (Witarto, 2001).
2. Fungsi
Protein berfungsi sebagai penyimpan dan pengantar seperti
hemoglobin yang memberikan warna merah pada sel darah merah
kita, bertugas mengikat oksigen dan membawanya ke bagian tubuh
yang memerlukan. Selain itu juga menjadi penyusun tubuh, "dari
ujung rambut sampai ujung kaki", misalnya keratin di rambut yang
banyak mengandung asam amino Cysteine sehingga menyebabkan
bau yang khas bila rambut terbakar karena banyaknya kandungan
atom sulfur di dalamnya, sampai kepada protein-protein penyusun otot
kita seperti actin, myosin, titin, dan lain sebagainya (Witarto, 2001).
3. Klasifikasi
Klasifikasi protein berdasarkan pada fungsi biloginya terdiri
atas: (1) enzim, merupakan golongan protein yang terbesar dan paling
penting. Kira-kira seribu macam enzim telah diketahui, yang masing-
masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup,
(2) protein pembangun, berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur,
(3) protein kontraktil, merupakan golongan protein yang berperan
dalam proses gerak, (4) protein pengangkut, mempunyai kemampuan
mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai
macam zat melalui aliran darah, (5) protein hormon, seperti enzim,
hormone juga termasuk protein yang aktif, (6) protein bersifat racun,
beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi yaitu
misalnya: racun ular, suatu protein enzim yang dapat menyebabkan
terhidrolisisnya fosfogliserida yang terdapat dalam membrane sel, (7)
protein pelindung, golongan protein pelindung umumnya terdapat
dalam darah vertebrata, (8) protein cadangan, disimpan untuk berbagai
proses metabolisme dalam tubuh. Klasifikasi protein terdapat dalam
bentuk serabut (fibrosa), globular, dan konjugasi. Protein bentuk
serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang
terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristik protein bentuk serabut adalah memiliki daya larut yang
rendah, kekuatan mekanis yang tinggi, dan tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen, elastin, keratin, dan miosin termasuk dalam
protein bentuk serabut. Protein globular berbentuk bola dan terdapat
pada cairan jaringan tubuh. Protein jenis ini larut dalam larutan garam
dan asam, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam
serta mudah mengalami denaturasi. Albumin, globulin, dan histon
termasuk dalam protein globular. Protein konjugasi adalah protein
sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino. Gugus
non asam amino ini dinamakan gugus prostetik. Nukleoprotein,
lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, hemoprotein, dan
flavoprotein termasuk dalam protein konjugasi (Enny, 2019).
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Uji Karbohidrat
dan Protein, yaitu:
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 November 2019
Waktu : Pukul 14.30 WITA – Selesai
Tempat : Laboratorium Anatomi FK Universitas Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Uji
Karbohidrat dan Protein yaitu:
1. Karbohidrat
a. Alat
1) Rak dan Tabung Reaksi
2) Gelas kimia
3) Pipet Tetes
4) Penangas Listrik
5) Plat Tetes
6) Gelas Ukur
7) Stopwatch
b. Bahan
1) Larutan HCI 3M
2) Suspensi Amilum 0,1 %
3) Larutan Iodin 1 %
4) Aquadest
2. Protein
a. Alat
1) Corong
2) Batang Pengaduk
3) Gelas Kimia
4) Neraca Digital
5) Pipet Tetes
6) Kain Kasa
b. Bahan
1) Putih Telur Ayam
2) Kristal Amonium Sulfat
3) Biuret
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan pada praktikum Uji
Karbohidrat dan Protein yaitu:
1. Karbohidrat
a. Menyiapkan 1 buah tabung reaksi yang bersih.
b. Mengisi tabung reaksi sebanyak 5 mL suspensi amilum.
Kemudian menambahkan sebanyak 3 mL larutan HCI 3M ke
dalam tabung reaksi tersebut.
c. Memanaskan tabung reaksi tersebut pada penangas listrik selama
20 menit dan mengambil 5 tetes suspensi amilum pada tabung
reaksi setiap 5 menit dan diteteskan pada plat tetes.
d. Menambahkan 3 tetes larutan iodin pada sampel tersebut.
e. Memotret dan mencatat perubahan warna yang dihasilkan.
2. Protein
a. Memasukkan sebanyak 10 mL larutan protein dan menambahkan
kristal amonium sulfat sekitar 8 gram.
b. Kemudian mengaduk larutan sampai jenuh.
c. Menyaring dan menguji filtrat dan endapan dengan uji biuret.
d. Memotret dan mencatat hasil yang diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Karbohidrat
1. Tabel Pembanding

No Perlakuan Hasil Keterangan

Amilum + Iodin

1. Warna Biru
(0,1 % + 100 ml
aquadest)

2. Tabel Uji Karbohidrat

No Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan

1. Amilum + 3 HCl Warna Bening

2. Amilum + 3 HCl Warna Bening


dipanaskan

Amilum + 3 HCl Warna Orange


3. Dipanaskan selama 5
(++++)
menit + Iodin
Amilum + 3 HCl Warna Orange
4. Dipanaskan selama
10 menit + Iodin (+++)

Amilum + 3 HCl Warna Orange


5. Dipanaskan selama
15 menit + Iodin (++)

Amilum + 3 HCl Warna Orange


6. Dipanaskan selama
20 menit + Iodin (+)

Tabel Hasil Pengamatan Uji Protein

No Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan

Protein (albumin
1. Warna Kuning
telur)

Protein + Kristal Warna Putih


2.
Amonium Sulfat Keruh
a. Endapan
Putih

3. Penyaringan Keruh
b. Filtrat
Berwarna
Putih

Terjadi
4. Penambahan Biuret Perubahan
Warna Cream

B. Pembahasan
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat,
lemak dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber
energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan
fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan
tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa
bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa
merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat
dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak,
membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga
membentuk protein dan lemak (Fahreza, 2015).
Fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji
karbohidrat dan protein yaitu pada uji karbohidrat alat yang digunakan
adalah rak dan tabung reaksi yang berfungsi untuk meletakkan sampel,
gelas kimia sebagai wadah memanaskan larutan, pipet tetes untuk
meneteskan larutan, penangas listrik untuk memanaskan larutan, plat tetes
untuk meletakka sampel yang akan diamati, gelas ukur untuk mengukur
banyaknya larutan, stopwatch sebagai pengatur waktu pada percobaan.
Bahan yang digunakan yaitu larutan HCL 3M untuk menghidrolisis
polisakarida, suspensi amilum 0,1% sampel yang akan diamati, larutan
iodine 1% untuk melihat ada atau tidaknya kandungan karbohidrat pada
sampel, aquadest sebagai pelarut. Pada uji protein alat yang digunakan
adalah corong untuk memasukkan larutan, batang pengaduk untuk
mengaduk larutan, gelas kimia sebagai tempat larutan, neraca digital untuk
mengukur massa larutan, pipet tetes untuk meneteskan larutan. Bahan
yang digunakan ialah putih telur ayam sebagai sampel utama karena
banyak mengandung protein, kristal amonium sulfat sebagai pereaksi, dan
biuret untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein pada sampel.
Hal yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan 1 buah tabung
reaksi yang bersih. Mengisi tabung reaksi sebanyak 5 mL suspensi
amilum. Kemudian menambahkan sebanyak 3 mL larutan HCI 3M ke
dalam tabung reaksi tersebut. Memanaskan tabung reaksi tersebut pada
penangas listrik selama 20 menit dan mengambil 5 tetes suspensi amilum
pada tabung reaksi setiap 5 menit dan diteteskan pada plat tetes. Lalu
menambahkan 3 tetes larutan iodin pada sampel tersebut. Terakhir
memotret dan mencatat perubahan warna yang dihasilkan.
Hal yang pertama dilakukan yaitu memasukkan sebanyak 10 mL
larutan protein dan menambahkan kristal amonium sulfat sekitar 8 gram.
Kemudian mengaduk larutan sampai jenuh. Lalu menyaring dan menguji
filtrat dan endapan dengan uji biuret. Terakhir memotret dan mencatat
hasil yang diperoleh.
Hasil pengamatan pada uji karbohidrat yaitu, perlakuan pertama
yang dilakukan ialah membuat larutan pembanding dengan
mencampurkan amilum 0,1%, iodine 100 ml dan aquadest, pada
percobaan tersebut menghasikan warna biru. Amilum yang ditambahkan 3
HCl menghasilkan warna bening, amilum yang ditambahkan 3 HCl lalu
dipanaskan menghasilkan warna bening, amilum yang ditambahkan 3 HCl
lalu dipanaskan selama 5 menit dengan iodine menghasilkan warna
orange, amilum yang ditambahkan 3 HCl lalu dipanaskan selama 10 menit
dengan iodine menghasilkan warna orange, amilum yang ditambahkan 3
HCL lalu dipanaskan selama 15 menit dengan iodine menghasilkan warna
orange, dan amilum yang ditambahkan 3 HCL lalu dipanaskan selama 20
menit dengan iodine menghasilkan warna orange. Hal ini sesuai dengan
literatur Aung (2016), yang mengatakan bahwa semakin lama larutan
amilum dipanaskan maka polisakaridanya semakin terurai dan terjadi
proses hidrolisis.
Hasil pengamatan pada uji protein yaitu, protein (albumin telur)
sebelum dicampurkan dengan larutan lain berwarna kuning, protein yang
ditambahkan dengan kristal amonium sulfat menghasilkan warna putih
keruh, setelah dilakukan penyaringan didapatkan hasil endapan berwarna
putih keruh dan filtrat berwarna putih, kemudian setelah penambahan
biuret terjadi perubahan warna cream. Hal ini sesuai dengan literatur Riski
(2015), yang mengatakan bahwa albumin telur sebelum dilarutkan dengan
biuret berwarna bening. Setelah ditambahkan biuret sampel akan
mengalami perubahan warna menjadi putih cream.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum Uji Karbohidrat dan Protein, yaitu:
1. Polisakarida di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang di
hubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida meliputi pati,
sellulosa dan dekstrin.
2. Penggaraman pada makanan dapat berpengaruh terhadap kondisi
protein makanan itu, dengan penggaraman berlebihan maka protein
tersebut menjadi terdenaturasi, sedangkan kandungan N total pada
setiap makanan tidak berubah meskipun dengan variasi konsentrasi
garam kecuali pada sampel sebuah makanan yang tidak diberi garam.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum Uji Karbohidrat dan Protein, yaitu:
1. Saran untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat
Sebaiknya percobaan ini dapat di lakukan, agar mahasiswa
dapat lebih memahami perubahan dari percobaan ini dan tidak susah
dalam membuat laporan.
2. Saran untuk Asisten Dosen
Kerjasama antara praktikan dengan asisten harus ditingkatkan,
terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan
benar dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Bintang. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Bogor. Erlangga.


Enny. 2019. ‘Pengaruh Protein Diet Terhadap Indeks Glikemik’. Journal of
Nutrition and Health. Vol. 7. No. 1. Hal. 33-39.
Elizabeth. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga. UKSW.
Fahreza. 2015. Laporan Biokimia (Uji Iodium). Jakarta. Universitas Indonesia.
Gilvery. 1996. Suatu Pendekatan Fungsional. Surabaya. Airlangga.
Idral. 2014. ‘Peran Zat Gizi Makro Terhadap Kejadian Demensia Pada Lansia’.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 3. No. 2. Hal. 89-92.
Iskandar. 2016. ‘Pengaruh Katalis Asam Klorida dan Media Natrium Klorida
Terhadap Sintetik Polieugenol dari Minyak Cengkeh’. Jurnal Chemica.
Vol. 17. No. 2. Hal. 33-44.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Universitas Indonesia.
Nurcahyo, Heru. 2005. Sistem Pencernaan Makanan (Digesti). Yogyakarta.
Program Pembimbingan Olimpiade Biologi.
Panji. 2013. Uji Biuret. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Sulistianingsih. 2016. ‘Kurangnya Asupan Makan Sebagai Penyebab Kejadian
Balita Pendek (Stunting)’. Jurnal Dunia Kesehatan. Vol. 5. No. 1. Hal. 71-
75.
Syawal. 2014. Laporan Pengujian Karbohidrat Praktikum Biokimia Umum.
Yogyakarta. Gramedia ilmu.
Witarto. 2001. The Role of Protein Engineering in Bioindustry and Its Prospect in
Indonesia. Tokyo. Sinergy Forum.
Yandri. 2007. Isolasi, Pemurnian dan Karakterisasi Enzim Protease Termostabil
dari Bakteri Isolat Lokal. Bandung. Institut Teknologi Bandung.
LEMBAR ASISTENSI
UJI KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

NAMA : DEWI FADILA

STAMBUK : P 101 19 077

KELOMPOK : II

ASISTEN : CITRA OKTA BANGUN

NO. HARI/TANGGAL KOREKSI TTD

Anda mungkin juga menyukai