Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

PERCOBAAN 1
KARBOHIDRAT

NAMA

: SARAH MELATI D

NIM

: K211 10 291

KELOMPOK

: 6 ( ENAM )

ASISTEN

: NUR RADHIYAH

TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011

LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
karbohidrat adalah sakarida. Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida
yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen(O) dengan
rumus empiris total (CH2O)n. karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida
diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6 (Sirajuddin,2011)
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan, dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan
merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian
besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan
berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan
bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam
dinding sel dan jaringan pengikat (Sirajuddin,2011).
Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses
fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat
yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar,
batang, dan biji sebagai pati atau amilum (Sirajuddin,2011).
Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam
amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal
dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh
disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen (Sirajuddin,2011).
Pada hewan tingkat tinggi, glukosa adalah komponen yang paling penting
yaitu D-ribosa dan 2-deoksiribosa. Karbohidrat juga merupakan bagian penting
dalam koenzim, antibiotika, tulang rawan, kulit kerang, dan dinding sel bakteri
(Tim Dosen MKU,2009)
I.1 TUJUAN PERCOBAAN

I.1.1 TUJUAN UMUM


1)

Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.

2)

Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi


karbohidrat.

3)

Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat.

4)

Mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan.

I.2.2 TUJUAN KHUSUS


1)

Uji Molisch : Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.

2)

Uji Iodium : Membuktikan adanya polisakarida

3)

Uji Benedict : Membuktikan adanya gula reduksi.

4)

Uji Barfoed : Membedakan antara monosakarida dan disakarida.

5)

Uji Seliwanoff : Membuktikan adnya kentosa.

6)

Uji Asam Musat : Membedakan antara glukosa dan galaktosa.

7)

Uji Osazon : Membedakan jenis karbohidrat berdasarkan kristalnya

8)

Hidrolisis Pati : Mengidentifikasi hasil hidrolisis pati.

9)

Hidrolisis Sukrosa : Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.

I.2 PRINSIP PERCOBAAN


1) Uji Molisch
Karbohidrat oleh asam organik pekat akan dihidrolisis menjadi
monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat
menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural.
Pereaksi molisch yang terdiri atas -naftol dalam alcohol akan bereaksi
dengan fulfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
2) Uji Iodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks
adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum dengan iodium menghasilkan
warna biru, dekstrin menghasilkan warna metah anggur, sedangkan sebagian
pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah
coklat.
3) Uji Benedict

Ion Cu+ dalam suasana alkalis akan direduksi oleh gulayang mempunyai
gugus aldehida atau keton bebas menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
yang berwarna merah bata.
4) Uji Barfoed
Ion Cu+ dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan merah
bata.
5) Uji Seliwanoff
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfulal dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah oranye.
6) Uji Asam Musat
Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan
menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa
menghasilkan asam musa yang dapat larut.
7) Uji Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk
kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena
gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
8) Hidrolisis Pati
Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.
Fraksi terlarut disebut amilosa dengan struktur makromolekul linier yang
dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut
disebut amilopektin dengan struktur bercabang, dengan penambahn iodium
akan menghasilkan warna ungu. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan
akan terhidrolosis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil

hidrolosis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai
tidak berwarna. Hasil akhir hidrolosis ditegaskan dengan uji benedict.
9) Hidrolisis Sukrosa
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji benedict dan
seliwanoff yang sebelum dihidrolisis memberikan hasil negative menjadi
positif. Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis
sukrosa menghasilkan monosakarida.
I. 4 MANFAAT PERCOBAAN
1. Untuk mengidentifikasi karbohidrat yang terdapat dalam suatu bahan.
2. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat kimia karbohidrat.
4. Untuk mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan energy


utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Semua karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan
bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO 2)
berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah
karbohidrat sederhana glukosa. Disamping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di
udara (Almatsier,2010).
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut
dalam air dan mudah diangkut keseluruh sel-sel guna penyediaan energy. Sebagian
dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk
polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati.
Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan
dengan ikatan glikogsidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada
molekul glukosa dengan gugus hidroksil ataom C nomor 4 pada molekul glukosa lain
dengan melepas 1 mol air)(Almatsier,2010).
Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air.
Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik.
Serealia, seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber
pati utama di dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama serat makanan
(Almatsier,2010).
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsure-unsur karbon (C), Hidrogen (H), dan
oksigen (O). perbandingan antara hidrogem dan oksigen pada umumnya adalah 2 : 1
seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk
sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom
karbon), serta pentose (5-atom karbon), dan polimernya memegang peranan penting
dalam ilmu gizi (Almatsier, 2010).

Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah


merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau
yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita
memerlukan energy. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan
yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok
utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak (Poedjiadi dkk, 2009).
Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa kita makan ialah beras, jagung,
singkong, dan sagu. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan dan senyawa
yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat, yang terdapat
sebagai amilum. Karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja tetapi
terdapat pula sebagai gula. Protein dal lemak relative tidak begitu banyak terdapat
dalam makanan kita bila dibandingkan dengan karbohidrat (Poedjiadi dkk, 2009).
Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita, tetapi
karena sebagian besar makanan terdiri ats karbohidrat, maka karbohidratlah yang
terutama merupakan sumber energi bagi tubuh. Di samping karbohidrat yang
merupakan bahan makanan bagi kita, ada pula karbohidrat yang tidak dapat kita
makan, misalnya kayu, serat kapas , dan tumbuhan lain. Pada tumbuhan tersebut
karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyawa membentuk dinding sel
tumbuhan. Serat kapas dapat dikatakan seluruhnya terdiri atas selulosa. Batang tebu
terdiri juga atas selulosa, sedangkan cairan yang terasa manis yamng terkandung
pada batang itu ialah gula atau sukrosa (Poedjiadi dkk, 2009).
Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam
darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan
digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacammacam senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat itu. Dari conoh-contoh
tadi kita mengetahui bahwa amilum, selulosa, glokogen, sukrosa, dan glukosa
merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia
(Poedjiadi dkk, 2009).
Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi
matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbondioksida dan air

dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang
terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah
atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbondioksida dan air disebut proses
fotosintesis (Poedjiadi dkk, 2009).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber
utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Semua karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan
bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida berasal
dari udara, air dan tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana
glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen yang lepas di udara (Poedjiadi dkk,
2009).
Produk yang dhasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut
dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian
dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk
polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati.
Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glulosa yang dihubungkan
dengan ikatan glikosidik. Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang
tidal larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung
ikatan glikosidik. Serealia seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian
merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen
utama serat makanan (Almatsier, 2010).
Di Negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan
berasala dari karbohidrat. Di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa
Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbihidrat adalah 4
kkal per gram (Almatsier, 2010).
Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan seperti hewan, tempat zat ini
melangsungkan peran structural sekaligus metabolik. Pada tumbuhan, glukosa
disintesis dari karbondioksida dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati
atau diubah menjadi selulosa kerangka tumbuhan. Hewan dapat menyintesis sebagian
karbohidrat dalam jaringan tubuh hewan berasal dari tumbuhan (Murray dkk, 2009).
Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut (Murray dkk, 2009). :

1. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi


karbohidrat

yang

lebih

sederhana

lagi.

Monosakarida

ini

dapat

diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentose, heksosa, atau heptosa,


bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa
bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimiliki senyawa tersebut
2. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berbeda
kalau dihidrolisis. Sebagai contoh adalah maltosa yang menghasilkan dua
molekul glukosa, serta sukrosa yang menghasilkan satu nolekul glukosa dan
satu molekul fruktosa.
3. Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga samapi sepuluh monosakarida.
Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.
4. Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida.
Contoh polisakarida, yang dapat linier atau bercabang adalah pati dan
dekstrin. Bentuk ini kadang-kadang disebut sebagai heksosa atau pentosa,
bergantung pada jenis monosakarida yang dihasilkan pada waktu hidrolisis.
Selain pati dan dekstrin, makanan mengandung beragam polisakarida lain
yang secara kolektif dinamai polisakarida nonpati; zat ini tidak dapat dicerna
oleh enzim manusia, dan merupakan komponen utama serat dalam makanan,
contohnya selulosa dari dinding sel tumbuhan (suatu polimer glukosa) dan
inulin, yaitu simpanan karbohidrat pada beberapa tumbuhan (suatu polimer
fruktosa).
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hydrogen, dan oksigen.
Jumlah atom hydrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2 : 1 seperti pada
molekul air. Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C 6H12O6,
sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa jumlah
atom hydrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12 : 6 atau 2 : 1, sedangkan
pada sukrosa 22 : 11 atau 2 : 1. Dengan demikian dahulu orang berkesimpulan
adanya air dalam karbohidrat (Poedjiadi dkk, 2009).
Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul
air, namun kata karbohidrat tetap digunakan disamping nama lainnya yaitu sakarida.
Ada beberapa senyawa karbohidrat yang mempunyai rumus empiris seperti

karbohidrat, tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau
hidroksiasetaldehida, sedangkan formaldehida mempunyai rumus CH 2O atau lazim
ditulis HCHO. Dengan demikian senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya
ditinjau dari rumus empirinya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya.
(Poedjiadi dkk, 2009)
Selain itu, pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu
gugus OH, gugus aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain
mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan oleh gugus funsi, ada pula
hubungannya dengan sifat fisika dalam hal ini aktivitas optik. (Poedjiadi dkk, 2009)
Sementara itu, sifar kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi
yang terdapat pada molekulnya, yaitu gugus OH, gugus aldehida dan gugus keton.
(Poedjiadi dkk, 2009)
Beberapa sifat kimia karbohidrat adalah (Poedjiadi dkk, 2009) :
1. Sifat mereduksi. Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat
dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat. Sifat mereduksi ini
disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul
karbohidrat. Sifat ini tampak pada rekasi reduksi ion-ion logam misalnya ion
Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu.
2. Pembentukan furfural. Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan,
monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat
yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi dari suatu senyawa.
3. Pembentukan glikosida. Apabila glukosa direaksikan dengan metilalkohol,
menghasilkan dua senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari
yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehida.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 ALAT DAN BAHAN


A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
Adapun alat yang digunakan adalah pipet tetes dan tabung reaksi.
Adapun bahan yang digunakan adalah amilum, dekstrin, sukrosa,
laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa, pereaksi
molisch, H2SO4 pekat.
2. Uji Iodium
Adapun alat yang digunakan adalah , tabung reaksi, pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan adalah amilum, dekstrin, sukrosa,
maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa, larutan iodium
3. Uji Benedict
Adapun alat yang digunakan adalah , tabung reaksi, pipet tetes,
penangas air, penjepit tabung, pengatur waktu.
Adapaun bahan yang digunakan adalah amilum, dekstrin, sukrosa,
maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa, dan pereaksi
benedict.
4. Uji Barfoed
Adapun alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes,
penangas air, penjepit tabung, dan pengatur waktu.
Adapaun bahan yang digunakan adalah sukrosa, maltose, galaktosa,
fruktosa, glukosa, dan arabinosa, dan pereaksi barfoed
5. Uji Seliwanoff
Adapaun alat yang digunakan adalah , tabung reaksi, pipet tetes,
penangas air, penjepit tabung, dan pengatur waktu.
Adapun bahan yang digunakan adalah sukrosa, galaktosa, fruktosa,
glukosa, dan arabinosa, dan pereaksi seliwanoff.
6. Uji Asam Musat

Adapaun alat yang digunakan adalah mikroskop, alat pemanas,


tabung reaksi, pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan adalah sukrosa, laktosa, maltosa,
galaktosa, dan glukosa, HNO3 pekat.
7.

Uji Osazon
Adapun alat yang digunakan adalah mikroskop, alat pemanas, tabung
reaksi, dan pipet ukur.
Adapaun bahan yang digunakan adalah sukrosa, laktosa, maltosa,
galaktosa, glukosa, fenilhidrazin-hidroklorida, dan natrium asetat.
B. Hidrolisis karbohidrat

1.

Hidrolisis Pati
Adapun alat yang digunakan adalah kertas lakmus, alat pemanas,
tabung reaksi, penjepit tabung, pipet ukur.
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1%, larutan
iodium, pereaksi benedict, larutan HCl 2 N, larutan NaOH 2%
2. Hidrolisis Sukrosa
Adapun alat yang digunakan adalah kertas lakmus, alat pemanas,
tabung reaksi, pipet ukur.
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan sukrosa 1%, pereaksi
benedict, pereaksi seliwanoff, pereaksi barfoed, larutan HCl pekat, larutan
NaOH 2%.
III.2 PROSEDUR KERJA
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
1.1 Dimasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
1.2 Ditambahkan 3 tetes perekasi Molisch. Dicampurkan dengan baik.
1.3 Dimiringkan tabung reaksi, lalu dialirkan dengan hati-hati 1 ml
H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur.
1.4 Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu
pada batas antara kedua lapisan

2. Uji Iodium
2.1 Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau porselin
tetes
2.2 Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
2.3 Diamati warna spesifik yang terbentuk
3. Uji Benedict
3.1 Dimasukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes
pereaksi Benedict. Dicampurkan dengan baik.
3.2 Dididihkan diatas api kecil selama 2 menit atau dimasukkan dalam
penangas air mendidih selama 5 menit.
3.3 Didinginkan secara perlahan-lahan
3.4 Diperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
4. Uji Barfoed
4.1 Dimasukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes
pereaksi Barfoed. Dicampur dengan baik.
4.2 Dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau
dimasukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
4.3 Diperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
5. Uji Seliwanoff
5.1 Dimasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff ke
dalam tabung reaksi
5.2 Dididihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air
mendidih selama 1 menit
5.3 Hasil positif ditandai terbentuknya larutan berwarna merah orange
6. Uji Asam Musat
6.1 Dimasukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat.
6.2 Dipanaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira
tinggal 2-3 tetes
6.3 Didinginkan perlahan-lahan, lalu diperhatikan terbentuknya Kristalkristal keras seperti pasir.
6.4 Diamatilah di bawah mikroskop

7. Uji Osazon
7.1 Dimasukkan 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi
7.2 Ditambahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida dan Kristal
natrium asetat.
7.3 Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa menit
7.4 Didinginkan perlahan-lahan dibawah kran
7.5 Diperhatikan Kristal yang terbentuk dan diidentifikasikan di bawah
mikroskop.
B. Hidrolisis Karbohidrat
1. Hidrolis Pati
1.1 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml amilum 1 %, kemudian
ditambahkan 2,5 ml HCL 2N.
1.2 Dicampurkan dengan baik, lalu dimasukkan dalam air mendidih
1.3 Setelah 3 menit, diuji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes iodium
dalam porselin tetes. Dicatat perubahan warna yang terjadi.
1.4 Dilakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil warna kuning pucat.
1.5 Dilanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi
1.6 Setelah didinginkan, diambil 2ml larutan hidrolisis, lalu dinetralkan
dengan NaOH 2%. Diuji dengan kertas lakmus
1.7 Kemudian, diuji pula dengan benedict
1.8 Disimpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati
2. Hidrolisis Sukrosa
2.1 Dimasukkan 5ml sukrosa 1% kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
5 tetes HCL pekat
2.2 Dicampurkan dengan baik, lalu dipanaskan dalam penangas air
mendidih selama 30 menit.
2.3 Setelah didinginkan, dinetralkan larutan dengan NaOH 2 % dan uji
dengan kertas lakmus
2.4 Selanjutnya, diuji pula dengan benedict, seliwanoff, dan barfoed
2.5 Disimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 TABEL PENGAMATAN


A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Zat Uji ( 1% )
Amilum
Dekstrin
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa

Uji Molisch
Hasil Uji Molisch
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu

Karbohidrat (+/-)
+
+
+
+
+
+
+
+

Hasil Uji Iodium


Biru
Merah anggur
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
kuning

Polisakarida (+/-)
+
+
-

2. Uji Iodium
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Zat Uji ( 1% )
Amilum
Dekstrin
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa

3. Uji Benedict
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Zat Uji ( 1% )
Amilum
Dekstrin
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa

Hasil Uji Benedict


Biru
Hijau keruh
Biru
Merah Bata
Merah Bata
Merah bata
Merah bata
Merah bata

Gula Reduksi (+/-)


>2%
>2%
>2%
>2%
>2%

4.

Uji Barfoed
No.
1
2
3
4
5
6

5.

Hasil Uji Barfoed


Biru
biru
Endapan merah bata
Endapan merah bata
Endapan merah bata
Endapan merah bata

Monosakarida (+/-)
+
+
+
+

Uji Seliwanoff
No.
1
2
3
4
5

6.

Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa

Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa

Hasil Uji Seliwanoff


Orange Pucat
Kuning bening
Merah orange
Kuning Pucat
Kuning Pucat

Ketosa (+/-)
+
+
-

Uji Asam Musat


7.

No.
1
2
3

Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Galaktosa
Glukosa

Hasil Uji Asam Musat


Tidak terbentuk kristal
Terbentuk Kristal putih
Tidak Terbentuk Kristal

Osazon
No.
1
2
3
4

Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Glukosa

Bentuk Kristal Karbohidrat


Jarang
Kristal putih sangat sedikit
Kristal putih sedikit
Sangat banyak

B. Hidrolisis Karbohidrat
1. Hidrolisis Pati
NO
1
2
3

Hidrolisis(Menit)
3 Menit
6 Menit
9 Menit

Hasil Uji Iodium


Biru
Kuning coklat
Kuning coklat

Hasil Hidrolisis
Amilosa
Akrodekstrin
Akrodekstrin

U
j
i

4
5
6
7

12 Menit
15 Menit
18 Menit
21 Menit

Kuning coklat
Kuning coklat
Kuning pucat
Kuning pucat

Akrodekstrin
Akrodekstrin
Maltosa
Glukosa

Hasil akhir dengan uji benedict : membentuk endapan merah bata, adanya
gula pereduksi.
2. Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan
5 tetes larutan

Uji
Benedict

Hasil Uji
Merah bata ( setelah pemanasan)

Seliwanoff
Barfoed

(+)
Orange (-)
Biru Keruh (-)

yang telah
dinetralkan

IV.2 GAMBAR HASIL


A. Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch

2. Uji Iodium

3. Uji Benedict

4.

Uji Barfoed

5. Uji Seliwanoff
6. Uji Asam Musat

7. Uji

B. Hidrolisis Karbohidrat

Osazon

1. Hidrolisis Pati

2. Hidrolisis Sukrosa

VI.3 PEMBAHASAN
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1.

Uji Molisch
Pada percobaan uji molisch, diperoleh data bahwa semua larutan uji
ketika direaksikan dengan pereaksi molisch dapat membentuk kompleks
cincin berwarna ungu. Ini membuktikan adanya suatu karbohidrat dalam
larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi
Molisch, dicampur dengan larutan H2SO4 pekat dengan cara memiringkan
tabung reaksi agar larutan H2SO4 tidak bercampur dengan larutan yang
ada dalam tabung, dan hasilnya diperoleh suatu pembentukan cincin
berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung.
Terbentuknya kompleks berwarna ungu ini karena pengaruh hasil

dehidrasi monosakarida ( furfural ) dengan -naftol dari pereaksi Molisch.


Adapun reaksinya :

CH2OHHCOHHCOHHCOHC=O + H2SO4

CH +

OH

Pentosa

Furfural

-naftol

CH2OHHCOHHCOHHCOHHCOHC=O + H2SO4
Heksosa

H2C
CH
+

OH
5-hidroksimetil furfural

OH
-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:


O

H2C C

__SO3H
OH

Cincin ungu senyawa kompleks


2. Uji Iodium
Larutan iodium dugunakan untuk menguji apakah suatu bahan
mengandung polisakarida. Dari beberapa zat uji di atas yang termasuk
polisakarida adalah amilum dan dekstrin. Amilum yang direaksikan
dengan iodium akan menghasilkan warna biru sedangkan dekstrin yang
direaksikan dengan ioduim akan menghasilkan warna merah anggur.

Iodium digunakan untuk menguji apakah suatu bahan mengandung


polisakarida karena iodium akam memberikan hasil yang positif terhadap
polisakarida.
3. Uji Benedict
Pereaksi benedict digunakan untuk menguji adanya gula reduksi
dalam suatu bahan. Zat uji yang memberikan reaksi positif terhadap
pereaksi benedict akan menghasilkan endapan yang berwarna merah bata.
Pereaksi benedict menghasilkan endapan merah bata karena ion Cu+
dalam suasana alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O yang
berwarna merah bata. Percobaan menunjukkan bahwa maltose, galaktosa,
fruktosa, glukosa, dan arabinosa menghasilkna endapan ungu di akhir
percobaan.Hal ini sesuai dengan dasar teori yang digunakan bahwagugus
aldehida dan keton yang terdapat dalamnya bebas sehingga dapat
mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata.
Berikut reaksi yang berlangsung:
O
O

RCH + Cu2+ 2OH- RCOH + Cu2O


Gula Pereduksi Endapan Merah Bata
4. Uji Barfoed
Pereaksi barfoed digunakan untuk membedakan antara monosakarida
dan disakarida. Apabila suatu bahan mengandung monosakarida maka
akan menghasilkan endapan merah bata sedangkan disakarida tidak
memberikan reaksi yang positif. Ion Cu+ dari pereaksi barfoed dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh monosakarida daripada
disakarida yang akan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Pengujian menunjukkan galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa
menghasilkan endapan ungu diakhir percobaan.
Berikut reaksi yang berlangsung:
O

Cu2+ asetat

RCH + RCOH + Cu2O+ CH3COOH


n-glukosa
E.merah
monosakarida
bata
5. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff digunakan untuk membuktikan adanya fruktosa atau
kentosa dalam suatu bahan. Pada percobaan ini diperoleh hasil bahwa
hanya fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni
warna merah orange. Hal ini menunjukkan adanya kandungan kentosa.
HCl yang terkandung dalam pereaksi seliwanoff ini mendehidrasi
fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami
kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang
berwarna merah orange. Hal ini tidak dialami oleh zat uji yang lain
karena terbukti zat uji lain tidak mengandung senyawa kentosa.
Berikut reaksi yang berlangsung:
CH2OH

OH

CH2OH

O
OH OH


H2C
CH +
kompleks

berwarna
OH
merah jingga
5-hidroksimetil furfural
resorsinol

+HCl

OH H

6. Uji Asam Musat


Pada percobaan uji asam musat ini digunakan untuk membedakan
antara glukosa dan galaktosa. Glukosa dan galaktosa dapat dibedakan
berdasarkan bentuk kristalnya. Galaktosa yang dioksidasi oleh asam
nitrat pekat yang menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air
dibandingkan dengan glukosa dapat larut baik dengan air. Setelah larutan
diamati dibawah mikroskop dan dengan penambahan Mertion Oil yang
berfungsi memperjelas gambar kristal di bawah mikroskop, maka
diperoleh bentuk kristal glukosa sangat jarang dan sedikit sekali jika
dibanding gambar kristal galaktosa yang jarang namun tidak lebih sedikit

jika dibanding dengan glukosa. Akibat dari kristal inilah sehingga asam
musat glukosa lebih larut dalam air dibanding galaktosa.
7. Uji Osazon
Pada percobaan uji uji osazon ini digunakan dengan tujuan membedakan
bermacam-macam karbohidrat. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk
Kristal dan ini diamati dibawah mikroskop. Nampak bahwa maltose
memiliki sangat sedikit Kristal, maltosa memiliki sedikit kristal, dan
glukosa memiliki banyak Kristal.
B. Hidrolisis Karbohidrat
1. Hidrolisis Pati
Hidrolisis pati bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis pati.
Pati yang merupakan polisakarida terbagi menjadi dua fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa yang dengan
iodium memberikan warna biru. Fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin yang dengan penambahan iodium akan memberikan warna
ungu hingga merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan
terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil akhir
hidrolisis diuji dengan pereaksi benedict. Adapun HCl digunakan sebagai
katalis untuk mempercepat reaksi yang terjadi dan karena penambahan
asam itu, larutan semakin asam makan digunakanlah NaOH sebagai
penetralnya.
2. Hidrolisis Sukrosa
Hidrolisis sukrosa bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis
sukrosa. Sukrosa oleh asam dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sebelum dihidrolisis, uji benedict
dan seliwanoff akan memberikan reaksi yang negatif tetapi setelah
dihidrolisis akan memberikan hasil yang positif. Demikian halnya
dengan uji barfoed. Hal ini menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa
menghasilkan monosakarida.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diambil dari percobaan ini adalah :
1. Karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu
dengan menggunakan pereaksi Molisch.
2. Polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya perubahan warna pada
amilum yang menjadi warna biru dan dekstrin berwarna merah anggur.
3. Gula reduksi pada karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan
berwarna merah bata melalui uji benedict.

4. Monosakarida jika direaksikan dengan pereaksi Barfoed menghasilkan


endapan merah bata sedangkan pada disakarida tidak terbentuk endapan
merah bata.
5. Senyawa kompleks berwarna merah orange yang terbentuk menunjukkan
bahwa adanya kentosa.
6. Glukosa dan galaktosa dibedakan berdasarkan bentuk kristalnya, kristal
glukosa bertebaran dan sangat jarang, sedangkan kristal galaktosa tepisahpisah dan berjauhan.
7. Pengujian osazon untuk memperlihatkan Kristal-kristalnya dan glukosa
memiliki banyak Kristal, galaktosa memiliki Kristal tapi sedikit, dan maltose
memiliki Kristal sangat sedikit
8. Hasil hidrolisis amilum teruji dengan terbentuknya endapan merah bata dan
warna larutan bening kebiruan.
9. Hasil hidrolisis sukrosa dengan pengujian Benedict menghasilkan endapan
merah bata, dengan Seliwanoff berwarna orange, dan dengan Barfoed tidak
berubah warna.
V.2 SARAN
Laboratorium biokimia sudah sangat bagus dan bersih. Tetapi, alat-alatnya
lebih dilengkapi sehingga praktikan tidak sulit dalam melakukan praktikum.
LAMPIRAN IV

A. UJI PENGENALAN KARBOHIDRAT.


1. Uji Molisch
1.1 Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
adanya karbohidrat!
Jawab : Uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya
karbohidrat antara lain uji Iodium, uji Barfoed, uji Bial, uji Seliwanoff, uji
osazon, uji asam musat dan sebagainya.
1.2 Tuliskan prosedurnya secara singkat!

Jawab : 2 mL larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


Ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch dan dicampur dengan baik. Tabung
reaksi dimiringkan, dan dialirkan dengan hati-hati 2 mL H 2SO4 pekat
melalui dinding tabung agar tidak bercampur.
1.3 Sebutkan bahan alam yang mengandung senyawa furfural dan HMF!
2. Uji Iodium
2.1 Sebutkan masing-masing dua persamaan dan perbedaan amilum dan
glikogen!
Jawab : Persamaan;
a. Memiliki struktur empiris yang sama pada tumbuhan
b. Tersusun dari sejumlah satuan glukosa
Perbedaan;
a

Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan


iodium, sedangkan glikogen memberikan warna merah dengan
larutan iodium.

3. Uji Benedict
3.1 Pada percobaan ini, manakah yang menunjukkan hasil negatif terhadap uji
Benedict? Mengapa?
Jawab : Sukrosa, karena bukan merupakan gula pereduksi.
3.2 Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya
gula reduksi!
Jawab : Uji Fehling,Uji Tollens, dan Uji Barfoed
3.3 Tuliskan cara kerjanya secara singkat!
Jawab : 5 tetes larutan uji dimasukkan dalam tabung reaksi beserta 15
tetes pereaksi benedict, dicampurkan dengan baik. Didihkan di atas api
kecil selama 2 menit dan didinginkan secara perlahan. Perhatikan ada
tidaknya endapan yang terbentuk dan bagaimana pula warnanya.
3.4 Sebutkan kelebihan menggunakan uji Benedict dibandingkan terhadap uji
tersebut!

Jawab : Uji Benedict lebih baik dibanding uji yang lainnya karena uji
benedict juga dapat digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin
secara semikuantitatif, benedict lebih peka disbanding pereaksi fehling,
dan pereaksi benedict hanya terdiri atas 1 larutan dalam ujinya.
4. Uji Barfoed
4.1 Pada pemanasan yang lama, disakarida dapat pula memberikan hasil yang
positif terhadap uji Barfoed. Mengapa?
Jawab : Karena pada uji Barfoed ini, keberadaan kalor sangat diperlukan
dalam keberhasilan reaksi.
4.2 Jelaskan perbedaan prinsip antara uji Barfoed dan Uji Benedict!
Jawab : Pada uji Barfoed, Ion Cu+2 (dari pereaksi barfoed) direduksi dalam
suasana asam, sedangkan pada uji Benedict, Ion Cu +2 direduksi dalam
suasana alkalis.
5. Uji Seliwanoff
5.1 Pada pemanasan yang terlalu lama, sukrosa pun menunjukkan hasil positif
terhadap uji Seliwanoff. Mengapa?
Jawab : Karena semakin lama proses pemanasan pada uji Seliwanoff akan
membuat ikatan karbon (C) pada sukrosa akan terlepas secara perlahan.
5.2 Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya ketosa! Tuliskan prosedurnya secara singkat!
Jawab : Uji lain yang dapt digunakan untuk mengidentifikasi adanya
ketosa yaitu.. Prosedurnya yaitu 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
Seliwanoff dimasukkan dalam tabung reaksi. Didihkan di atas api kecil
selama 30 detik. Kemudian hal positif ditandai dengan terbentuknya
larutan berwarna merah oranye.
B. HIDROLISIS KARBOHIDRAT
1. Hidrolisis Pati
1.1 Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna?
Jawab : Hidrolisis pada pati telah dikatakan sempurna bila pada hasil uji
akhir dengan menggunakan Benedict telah terbentuk endapan merah bata.

1.2 Mengapa larutan hasil hidrolisis perlu dinetralkan terlebih dahulu?


Jawab : Pada larutan hidrolisis perlu dinetralkan terlebih dahulu
disebabkan karena larutan hidrolisis adalah larutan yang bersifat asam
oleh karena itu perlu dinetralkan dengan NaOH yang bersifat basa agar
terjadi reaksi yang sempurna dengan penetralan terlebih dahulu.
1.3 Jelaskan cara menetralkan larutan uji dengan NaOH 2% menggunakan
kertas Lakmus!
Jawab : Cara menetralkan larutan uji dengan NaOH 2% menggunakan
kertas Lakmus yaitu larutan yang telah dihidrolisis dicampurkan dengan
NaOH 2%, setelah itu kertas lakmus dicelupkan pada larutan tersebut
sampai tidak ada warna yang terbentuk sebagai tanda larutannya telah
bersifat netral.
2. Hidrolisis Sukrosa
2.1 Sebutkan nama enzim yang mengkatalisis hidrolisis sukrosa!
Jawab : Nama enzim yang mengkatalis hidrolisis sukrosa adalah sukrase.
2.2 Sebutkan 2 sumber diperolehnya enzim!
Jawab : - Di dalam organel yang spesifik
2.3 Apa kegunaan uji Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed dalam percobaan ini?
Jelaskan!
Jawab : Uji Benedict dan Seliwanoff berfungsi untuk memberikan hasil
negatif menjadi positif sebelum dilakukan hidrolisis. Sedangkan Uji
Barfoed berfungsi untuk menunjukkan hasil positif bahwa hidrolisis
sukrosa menghasilkan monosakarida.
2.4. Jelaskan apa yang dimaksud gula inverse (invert)? Mengapa disebut
demikian?
Jawab : Gula inverse (invert) adalah hidrolisis sukrosa yang menghasilkan
cempuran mentah, karena fruktosa dengan sifat levorotatorik kuat yang
dihasilkannya, mengubah (menginversi) sifat dekstrorotatorik sebelumnya
yang dimiliki sukrosa.
2.5 Sebutkan bahan alam yang mengandung gula invert !
Jawab : Bahan alam yang mengandung gula invert yaitu madu lebah.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Murray, Robert K dkk. 2010. Biokimia Harper. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Poedjaji, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia :
Jakarta
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin : Makassar

TIM DOSEN MKU. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU : Makassar

LAMPIRAN II

Anda mungkin juga menyukai