Kelompok : 3 Satu C
2019/2020
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering dalam bahan
makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji, buah dan akar
tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang melibatkan kegiatan
sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun merupakan zat fotosintetik aktif
pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan molekul yang rumit dengan suatu
struktur yang serupa dengan struktur hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan.
Hijauan daun mengandung magnesium serta hemoglobin mengandung besi. Lebih
terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah,
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu
reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa)
disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah :
6CO2 + 6H2O + 673 cal C6H12O6 + 6O2
Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi
kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber
tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu karbohidrat juga
menjadi komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber),
seperti selulosa, pektim, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar
yang diperlukan tubuh (Sumardjo, 2009).
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif karbohidrat dalam bahan
pangan
2. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara menguji kualitatif karbohidrat dalam bahan pangan
2. Bagaimana cara mengetahui adanya karbohidrat dalam sampel ?
D. Manfaat Praktikum
1. Memberikan informasi bagaimana cara untuk mengetahui kandungan
karbohidrat dalam sempel
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kJ) energi pangan pergram. Karbohidrat juga mempunyai
peranan penting dalammenentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa,
warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan
protein. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO dan
H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel
tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).
B. Uji Benedict
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada
gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari
CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi
Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada
reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang
menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula
reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin
banyak (Kusbandari, 2015).
C. Uji Molisch
Uji Molisch ini adalah tes kimia sensitif untuk kehadiran karbohidrat,
berdasarkan dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau asam klorida untuk
menghasilkan aldehida, yang mengembun dengan dua molekul fenol (biasanya
α- naftol, meskipun fenol lainnya (misalnya resorsinol, timol) juga memberikan
produk berwarna), menghasilkan senyawa merah- atau ungu berwarna. Gula
reduksi dioksidasi oleh ion tembaga dalam larutan untuk membentuk asam
karboksilat dan endapan kemerahan tembaga (I) oksida dalam waktu tiga menit.
Mengurangi disakarida menjalani reaksi yang sama, tetapi melakukannya pada
tingkat lebih lambat. (Anonymmous, 2014)
2
D. Uji Luff
Uji ini digunakan untuk membedakan mana yang termasuk
monosakarida, olisakarida, dan polisakarida dan untuk mengetahui kemampuan
mereduksi sakarida terhadap ion. Osborne dan Voogt (1978) mengatakan bahwa
Metode Luff-Schoorl dapat diaplikasikan untuk produk pangan yang
mengandung gula dengan bobot molekuler yang rendah dan pati alami atau
modifikasi. Kemampuan mereduksi dari gugus aldehid dan keton digunakan
sebagai landasan dalam mengkuantitasi gula sederhana yang terbentuk. Tetapi
reaksi reduksi antara gula dan tembaga sulfat sepertinya tidak stoikiometris dan
sangat tergantung pada kondisi reaksi. Faktor utama yang mempengaruhi reaksi
adalah waktu pemanasan dan kekuatan reagen. Penggunaan luas dari metode ini
dalam analisis gula adalah berkat kesabaran para ahli kimia yang memeriksa
sifat empiris dari reaksi dan oleh karena itu dapat menghasilkan reaksi yang
reprodusibel dan akurat (Southgate 1976).
3
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu
Laboraturium Kimia Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Politeknik Negeri
Banyuwangi. Pada Jumat, 08 Maret 2019 Pukul 14.10-15.50 WIB
4
C. Metode
1. Kerja Uji molish
Hasil
Hasil
5
3. Kerja Uji Luff
Hasil
6
BAB IV
2. Benedict
3. Luff
7
Pembahasan oleh Maratus Sholihah
- Xylosa atau gula kayu adalah suatu gula pentosa, monosakarida dengan ilmu atom
karbon dan memiliki gugus aldehida. Gula ini diperoleh dengan menguraikan
jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya dengan asam sulfat.
Xylosa digunakan dalam penyamakan dan pewarnaan dan dapat juga digunakan
sebagai bahan pemanis untuk penderita kencing manis.
1. DALAM UJI MOLISH
Xylosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening, setelah
ada penambahan H2SO4 ada gumpalan, tidak ada cincin, endapan dan
memiliki warna ungu.
2. DALAM UJI BENEDICT
Xylosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan memiliki
warna orange
3. DALAM UJI LUFF
Xylosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan , dan tidak ada cincin, ada
endapan, dan memiliki warna merah bata
8
- Dalam pati terdapat dua bagian, yaitu bagian yang larut dalam air disebut amilosa
(10- 20%), dan bagian yang tak larut dalam air disebut amilopektin (80-90%).
Amilosa dan amilopektin mempunyai rumus empiris (C6H10O5), dan bila
dihidrolisis menunjukkan adanya sifat-sifat karbonil, dan pati tersusun atas
satuan-satuan maltosa. Bila pati yang terdapat dalam sel dihidrolisis oleh enzim
maka pati akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil disebut dekstrin, sehingga
diperoleh maltosa. Salah satu polisakarida yang terdapat dalam tanaman disebut
inulin yang bila dihidrolisis akan memberikan warna kuning akan menghasilkan
fruktosa dan sejumlah kecil dari glukosa (Sastrohamidjojo, 2005). Pati tidak larut
dalam air dan dalam analisis pati, memberikan warna biru dengan iodium. Hasil
hidrolisis pati/amilum adalah glukosa (Manatar dkk., 2012:89).
1. DALAM UJI MOLISH
Pati yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna putih keruh setelah
ada penambahan H2SO4 ada endapan dan cincin , tidak ada gumpalan, dan
memiliki putih keruh
2. DALAM UJI BENEDICT
Pati yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna putih keruh , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan memiliki
warna biru
3. DALAM UJI LUFF
Pati yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna putih keruh , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan memiliki
warna biru
9
mudah larut dalam air.[5] Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama
pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat
berbentuk monosakarida dan/atau sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa
merupakan molekul disakarida yang merupakan gabungan dari satu
molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
4. Xilosa atau gula kayu adalah suatu gula pentosa, monosakarida dengan lima
atom karbon dan memiliki gugusaldehida. Gula ini diperoleh dengan
menguraikan jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya
dengan asam sulfat.
Xilosa digunakan dalam penyamakandan pewarnaan dan dapat juga
digunakan sebagai bahan pemanisuntuk penderita kencing manis (diabetes
mellitus).
5. Maltosa, atau gula gandum, adalah disakarida yang terbentuk dari dua
unit glukosa bergabung dengan ikatan α(1 → 4), terbentuk dari
reaksi kondensasi. Para isomaltose isomer memiliki
dua molekul glukosa dihubungkan melalui ikatan α(1 → 6). Maltosa adalah
anggota kedua dari seri biokimiapenting dari rantai glukosa. Maltosa adalah
disakarida dihasilkan ketika amilase memecah pati. Hal ini ditemukan dalam
biji berkecambah seperti gandum. Hal ini juga dihasilkan ketika glukosa
terbakar.
6. Pati atau amilum (CAS# 9005-25-8) adalah karbohidrat kompleks yang tidak
larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang.
10
1. Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau
aldehid, dan gugus hidroksi.
1. Uji Molisch
Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk
berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi
furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk kompleks
dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan memberikan warna
ungu pada larutan.
2. Uji Benedict
Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah
gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua
buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara
langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida,
sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti
bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk
menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen
Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat
11
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon
bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak
dapat mereduksi larutan Benedict.
3. Uji Luff
1. Glukosa
2. Fruktosa
Fruktosa adalah gula sederhna yang memberikan rasa manis, terdapat pada makanan
alami seperti buah buahan, madu, sayuran, dan biji bijian. Sumber utama fruktosa
adalah sukrosa, yang merupakan derivat gula tebu dan gula bit.
3. Laktosa
Laktosa merupakan sumber karbon yang baik bagi mikroba pembentuk soyhurt.
Laktosa akan dirombak oleh bakteri asam laktat homo fermentative, seperti
Strepcococus thermopilus dan Lactocillus bulgaricus untuk menghasilkan laktat selama
inkubasi (Winarno, 1980).
4. Xylosa
12
Xylosa adalah suatu gula pentose, monosakarida dengan 5 atom karbon dan
memiliki gugus aldehida dengan kemanisan 40% kemnisan sukrosa. Gula ini diperoleh
dengan mengurai serat nabati dengan cara menghidrolisis dengan asam sulfat (Anonim,
2010).
5. Maltosa
Maltosa adalah senyawa turunan pati yang banyak digunakan sebagai pemanis
untuk menggantikan sukrosa. Hidrolisis pati untuk menghasilkan maltose dapat
digunakan dengan menggunakan reactor kontinu yang menggunakan membrane untuk
memisahkan pati dan moltosa yang sudah memberntuk.
6. Pati
Pati adalah salah satu bahan penyusunan yang paling banyak dan luas terdapat di
alam, yang merupakan karbohidrat cadangan pangan pada tanaman. Sebagian besar pati
di simpan dalam umbi (ubi kayu, ubi jalar, kentang, dll), biji (jagung, padi, gandum),
batang (sagu) dan buah . Disamping itu pati merupakan zat gizi penting dalam
kehidupan sehari-hari, dimana dalam tubuh manusia kebutuhan energi hampir 80 %
dipenuhi dari karbohidrat.
Pati dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pati alami yang belum mengalami modifikasi
(Native Starch) dan pati yang telah termodifikasi (Modified Starch). Pati alami
diperoleh dari pemisahan sari pati yang terdapat pada tanaman baik yang dari umbi, biji
maupun batang. Dalam bentuk aslinya secara alami pati merupakan butiran-butiran
kecil yang sering disebut granula. (Kusworo, 2006)
- Xylosa atau gula kayu adalah suatu gula pentosa, monosakarida dengan ilmu
atom karbon dan memiliki gugus aldehida. Gula ini diperoleh dengan menguraikan
jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya dengan asam sulfat. Xylosa
digunakan dalam penyamakan dan pewarnaan dan dapat juga digunakan sebagai bahan
pemanis untuk penderita kencing manis.
- Maltosa atau gula gandum adalah disakarida yang terbentuk dari dua unit
glukosa bergabung dengan ikatan α(1→6). Maltosa adalah disakarida dihasilkan ketika
amilase memecah pati.
- Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkanoleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosadalam jangka panjang.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
13
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan warna ungu pekat, sedangkan amilopektin
tidak bereaksi.
1. DALAM UJI MOLISH
Xylosa yang belum ditambahkan reagen berwarna bening, setelah ada
penambahan H2SO4 timbul adanya gumpalan, tidak membentuk cincin,
terjadi endapan dan memiliki warna ungu.
14
Pati yang belum ditambahkan reagen berwarna putih keruh , setelah ada
penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan larutan
berwarna biru.
1. Uji Molish
Uji molisch atau tes molisch digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat
dalam suatu larutan. Tes molish berlaku untuk semua golongan karbohidrat. Baik
monosakarida, disakarida, oligosakarida, maupun polisakarida dapat bereaksi dengan
reagen molish. Reaksi positif pada reagen molisch ditunjukkan dengan warna cincin
ungu pada zat yang diujicoba. Asam pekat akan mendehidrasi karbohidrat dan
membentuk furfural. Dengan alfa naftol, furfural akan membentuk suatu senyawa
berwarna ungu.
Apabila asam sulfat yang digunakan belum terkontaminasi akan nampak cincin ungu di
batas dua lapisan cairan. Apabila asam sulfat yang digunakan telah terkontaminasi zat
lain, di sekitar cincin ungu akan nampak warna lain seperti kehijauan dan kecoklatan.
Apabila H2SO4 tidak tersedia dapat diganti dengan HCl (asam klorida) walaupun
hasilnya menjadi kurang maksimal. Penggunaan HNO3(asam nitrat) tidak memberikan
hasil berupa cincin ungu.
15
Uji benedict atau tes benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan
gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan
monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata.
Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena
keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas. Hasil positif ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata dan muncul
endapan hijau, kuning, orange atau merah bata.
Uji benedict pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama Stanley
Rossiter Benedict. Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil positif dengan
uji benedict, disakarida pereduksi seperti maltosa dan laktosa juga menunjukkan hasil
positif. Disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan jenis-jenis polisakarida tidak
bereaksi positif dengan uji ini.
Apabila anda belum memahami perbedaan monosakarida dan disakarida silahkan baca
artikel
Uji benedict dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gula dalam urin. Apabila urin
diuji dengan uji benedict menunjukkan hasil positif dapat menjadi pertanda adanya
kelainan yang biasa disebut diabetes mellitus. Urin yang digunakan untuk uji benedict
harus urin 24 jam, yaitu apabila kita bangun tidur, urin pertama kita buang sedangkan
urin kedua hingga urin pertama pada keesokan harinya kita tampung untuk dilakukan
uji benedict.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Mahasiswa harus lebih telita dan mengikuti prosedural dengan baik biar hasil
praktikum dapat diamati sehingga mahasiswa mengetahui dan memahami apa
yang telah dipraktikkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Menggunakan sitasi APA STYLE
18
Lampiran-lampiran
19