Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN BIOKIMIA

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

Kelompok : 3 Satu C

1. Maratus sholihah : (361841333051)


2. Yoedistira Aji P : (361841333069)
3. Naharina Ulfatin : (361841333063)
4. M. Azka Faizi : (361841333066)
5. Isya Arum Sari : (361841333069)
6. Della Aulia R : (361841333070)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK

POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

2019/2020

i
DAFTAR ISI

BIOKIMIA UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT ............................................................................ i


BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ................................................................................................... 1
C. Perumusan Masalah ................................................................................................ 1
D. Manfaat Praktikum ................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 2
A. Karbohidrat ............................................................................................................. 2
B. Uji Benedict ............................................................................................................. 2
C. Uji Molisch ............................................................................................................... 2
D. Uji Luff ..................................................................................................................... 3
BAB III .................................................................................................................................. 4
METODOLOGI ...................................................................................................................... 4
A. Tempat dan Waktu .................................................................................................. 4
B. Alat dan Bahan ........................................................................................................ 4
C. Metode .................................................................................................................... 5
BAB IV .................................................................................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 7
BAB V ................................................................................................................................. 17
PENUTUP ........................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
Lampiran-lampiran ............................................................................................................ 19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering dalam bahan
makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji, buah dan akar
tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang melibatkan kegiatan
sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun merupakan zat fotosintetik aktif
pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan molekul yang rumit dengan suatu
struktur yang serupa dengan struktur hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan.
Hijauan daun mengandung magnesium serta hemoglobin mengandung besi. Lebih
terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah,
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu
reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa)
disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah :
6CO2 + 6H2O + 673 cal C6H12O6 + 6O2
Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi
kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber
tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu karbohidrat juga
menjadi komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber),
seperti selulosa, pektim, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar
yang diperlukan tubuh (Sumardjo, 2009).

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif karbohidrat dalam bahan
pangan
2. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel

C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara menguji kualitatif karbohidrat dalam bahan pangan
2. Bagaimana cara mengetahui adanya karbohidrat dalam sampel ?

D. Manfaat Praktikum
1. Memberikan informasi bagaimana cara untuk mengetahui kandungan
karbohidrat dalam sempel

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kJ) energi pangan pergram. Karbohidrat juga mempunyai
peranan penting dalammenentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa,
warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan
protein. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO dan
H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel
tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).

B. Uji Benedict
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada
gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari
CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi
Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada
reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang
menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula
reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin
banyak (Kusbandari, 2015).

C. Uji Molisch
Uji Molisch ini adalah tes kimia sensitif untuk kehadiran karbohidrat,
berdasarkan dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau asam klorida untuk
menghasilkan aldehida, yang mengembun dengan dua molekul fenol (biasanya
α- naftol, meskipun fenol lainnya (misalnya resorsinol, timol) juga memberikan
produk berwarna), menghasilkan senyawa merah- atau ungu berwarna. Gula
reduksi dioksidasi oleh ion tembaga dalam larutan untuk membentuk asam
karboksilat dan endapan kemerahan tembaga (I) oksida dalam waktu tiga menit.
Mengurangi disakarida menjalani reaksi yang sama, tetapi melakukannya pada
tingkat lebih lambat. (Anonymmous, 2014)

2
D. Uji Luff
Uji ini digunakan untuk membedakan mana yang termasuk
monosakarida, olisakarida, dan polisakarida dan untuk mengetahui kemampuan
mereduksi sakarida terhadap ion. Osborne dan Voogt (1978) mengatakan bahwa
Metode Luff-Schoorl dapat diaplikasikan untuk produk pangan yang
mengandung gula dengan bobot molekuler yang rendah dan pati alami atau
modifikasi. Kemampuan mereduksi dari gugus aldehid dan keton digunakan
sebagai landasan dalam mengkuantitasi gula sederhana yang terbentuk. Tetapi
reaksi reduksi antara gula dan tembaga sulfat sepertinya tidak stoikiometris dan
sangat tergantung pada kondisi reaksi. Faktor utama yang mempengaruhi reaksi
adalah waktu pemanasan dan kekuatan reagen. Penggunaan luas dari metode ini
dalam analisis gula adalah berkat kesabaran para ahli kimia yang memeriksa
sifat empiris dari reaksi dan oleh karena itu dapat menghasilkan reaksi yang
reprodusibel dan akurat (Southgate 1976).

3
BAB III

METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu
Laboraturium Kimia Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Politeknik Negeri
Banyuwangi. Pada Jumat, 08 Maret 2019 Pukul 14.10-15.50 WIB

B. Alat dan Bahan


1. Alat:
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Mikropipet 1000 mikro liter
- Pipet tetes
- Pipet ukur
- Tissue
- Pipet pum
- erlenmayer
- Hot plate
- Beaker glass
- Timbangan
- Penjepit tabung reaksi dan vortex Mixer
2. Bahan:
- Glukosa
- Fruktosa
- Laktosa
- Maltosa
- Sukrosa
- Xylosa
- Aquades
- Reagen molish
- Reagen benedict
- Reagen luff dan H2SO4

4
C. Metode
1. Kerja Uji molish

Sebanyak 1 ml sampel dimasukan ke dalam tabung


reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes larutan
molish

Campuran di vortex kemudian ditambahkan asam sulfat


pekat 5 ml secara perlahan-lahan

Amati perubahan warna yang terjadi hingga


terbentuk cincin ungu pekat

Hasil

2. Kerja Uji Benedict

Sebanyak 1 ml sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi


kemudian ditambahkan 5 tetes larutan benedict

Campuran di vortex kemudian dipanaskan pada air


mendidih

Amati perubahan warna yang terjadi hingga terbentuk


warna merah bata

Hasil

5
3. Kerja Uji Luff

Sebanyak 1 ml sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi


kemudian ditambahkan 2 ml larutan luff

Campuran di vortex kemudian dipanaskan pada air


mendidih

Amati perubahan warn`a yang terjadi hingga terbentuk


warna merah tua

Hasil

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL DAN PEMBAHASAN Oleh MARATUS SHOLIHAH


1. Molish

No Sempel Sebelum Setelah/H2SO4


Gumpalan Endapan Warna Cincin

1. Glukosa Bening Ada Tidak ada Ungu Ada


2. Fruktosa Bening Ada Tidak ada Ungu Ada
3. Laktosa Bening Ada Tidak ada Ungu Ada
4. Xylosa Bening Ada Tidak ada Ungu Tidak ada
5. Maltosa Bening Ada Tidak ada Ungu Ada
6. Pati Putih keruh Tidak ada Tidak ada Putih keruh Ada

2. Benedict

No Sempel Sebelum Setelah/H2SO4


Gumpalan Endapan Warna Cincin

1. Glukosa Bening Tidak ada Tidak ada Orange Tidak ada


2. Fruktosa Bening Tidak ada Tidak ada Orange Tidak ada
3. Laktosa Bening Tidak ada Tidak ada Orange Tidak ada
4. Xylosa Bening Tidak ada Tidak ada Orange Tidak ada
5. Maltosa Bening Tidak ada Tidak ada Orange Tidak ada
6. Pati Putih keruh Tidak ada Tidak ada Biru Tidak ada

3. Luff

No Sempel Sebelum Setelah/H2SO4


Gumpalan Endapan Warna Cincin

1. Glukosa Bening Tidak ada Ada Merah tua Tidak ada


2. Fruktosa Bening Tidak ada Ada Merah bata Tidak ada
3. Laktosa Bening Tidak ada Ada Merah tua Tidak ada
4. Xylosa Bening Tidak ada Ada Merah bata Tidak ada
5. Maltosa Bening Tidak ada Ada Merah bata Tidak ada
6. Pati Putih keruh Tidak ada Tidak ada Biru Tidak ada

7
Pembahasan oleh Maratus Sholihah

- Xylosa atau gula kayu adalah suatu gula pentosa, monosakarida dengan ilmu atom
karbon dan memiliki gugus aldehida. Gula ini diperoleh dengan menguraikan
jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya dengan asam sulfat.
Xylosa digunakan dalam penyamakan dan pewarnaan dan dapat juga digunakan
sebagai bahan pemanis untuk penderita kencing manis.
1. DALAM UJI MOLISH
Xylosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening, setelah
ada penambahan H2SO4 ada gumpalan, tidak ada cincin, endapan dan
memiliki warna ungu.
2. DALAM UJI BENEDICT
Xylosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan memiliki
warna orange
3. DALAM UJI LUFF
Xylosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan , dan tidak ada cincin, ada
endapan, dan memiliki warna merah bata

- Maltosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk melalui penyatuan dua


molekul glukosa, maltosa merupakan bahan untuk pembuatan bir (campbell, dkk.,
2002)
1. DALAM UJI MOLISH
Maltosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening, setelah
ada penambahan H2SO4 ada gumpalan, cincin dan memiliki warna ungu.
2. DALAM UJI BENEDICT
Maltosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan memiliki
warna orange
3. DALAM UJI LUFF
Maltosa yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, dan tidak ada cincin, ada
endapan, dan memiliki warna merah bata

8
- Dalam pati terdapat dua bagian, yaitu bagian yang larut dalam air disebut amilosa
(10- 20%), dan bagian yang tak larut dalam air disebut amilopektin (80-90%).
Amilosa dan amilopektin mempunyai rumus empiris (C6H10O5), dan bila
dihidrolisis menunjukkan adanya sifat-sifat karbonil, dan pati tersusun atas
satuan-satuan maltosa. Bila pati yang terdapat dalam sel dihidrolisis oleh enzim
maka pati akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil disebut dekstrin, sehingga
diperoleh maltosa. Salah satu polisakarida yang terdapat dalam tanaman disebut
inulin yang bila dihidrolisis akan memberikan warna kuning akan menghasilkan
fruktosa dan sejumlah kecil dari glukosa (Sastrohamidjojo, 2005). Pati tidak larut
dalam air dan dalam analisis pati, memberikan warna biru dengan iodium. Hasil
hidrolisis pati/amilum adalah glukosa (Manatar dkk., 2012:89).
1. DALAM UJI MOLISH
Pati yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna putih keruh setelah
ada penambahan H2SO4 ada endapan dan cincin , tidak ada gumpalan, dan
memiliki putih keruh
2. DALAM UJI BENEDICT
Pati yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna putih keruh , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan memiliki
warna biru
3. DALAM UJI LUFF
Pati yang belum ditambahkan H2SO4 memiliki warna putih keruh , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan memiliki
warna biru

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Oleh Yudistira Jati P

1. Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting


yang digunakan sebagai sumber tenagabagi hewan dan tumbuhan. Glukosa
merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri
pangan.

2. Fruktosa, atau gula buah, adalah monosakarida yang ditemukan di banyak


jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting
bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran
darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh kimiawan
Prancis Augustin-Pierre Dubrunfaut pada tahun 1847.[4] Fruktosa murni
rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat

9
mudah larut dalam air.[5] Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama
pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat
berbentuk monosakarida dan/atau sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa
merupakan molekul disakarida yang merupakan gabungan dari satu
molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.

3. Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah


menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosadan glukosa. Laktosa ada di
dalam kandungan susu, dan merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan.
Mempunyai rumus kimia C12H22O11.

4. Xilosa atau gula kayu adalah suatu gula pentosa, monosakarida dengan lima
atom karbon dan memiliki gugusaldehida. Gula ini diperoleh dengan
menguraikan jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya
dengan asam sulfat.
Xilosa digunakan dalam penyamakandan pewarnaan dan dapat juga
digunakan sebagai bahan pemanisuntuk penderita kencing manis (diabetes
mellitus).

5. Maltosa, atau gula gandum, adalah disakarida yang terbentuk dari dua
unit glukosa bergabung dengan ikatan α(1 → 4), terbentuk dari
reaksi kondensasi. Para isomaltose isomer memiliki
dua molekul glukosa dihubungkan melalui ikatan α(1 → 6). Maltosa adalah
anggota kedua dari seri biokimiapenting dari rantai glukosa. Maltosa adalah
disakarida dihasilkan ketika amilase memecah pati. Hal ini ditemukan dalam
biji berkecambah seperti gandum. Hal ini juga dihasilkan ketika glukosa
terbakar.
6. Pati atau amilum (CAS# 9005-25-8) adalah karbohidrat kompleks yang tidak
larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang.

HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Oleh Naharina Ulfatin

10
1. Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau
aldehid, dan gugus hidroksi.

Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:

a. Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa,


galaktosa, ribose
b. Ketosa: karbohdrat yang mengikat gugus keton. Contoh: fruktosa

Ditinjau dari hasil hidrolisisnya:

a. Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi


molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Misalnya:
glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa
b. Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul
monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu),
dan maltosa (gula pati)
c. Oligosakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai
menghasilkan 3 – 10 monosakarida, misalnya dekstrin dan
maltopentosa
d. Polisakarida: karbohirdat yang terbentuk dari banyak molekul
monosakarida. Misalnya pati (amilum), selulosa, dan glikogen.

1. Uji Molisch

Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk
berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi
furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk kompleks
dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan memberikan warna
ungu pada larutan.

2. Uji Benedict

Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah
gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua
buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara
langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida,
sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti
bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk
menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen
Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat

11
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon
bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak
dapat mereduksi larutan Benedict.

3. Uji Luff

Uji luff digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap endapan.


luff schrool merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
penentuan kadar karbohidrat secara kimiawi.Agar tidak terjadi pengendapan
seluruh Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+ sehingga tidak ada kelebihan Cu2+
yang dititrasi maka larutan harus mendidih atau diusahakan mendidih.

HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Oleh M. Azka Faizi

1. Glukosa

Glukosa merupakan monosakarida yang terpenting sebagai sumber tenaga bagi


manusia. Glukosa juga berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan
energy dalam tubuh. Namun kandungan glukosa ini dapat mengalami perubahan selama
proses penyimpanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan glukosa nasi selama
penyimpanan yaitu, waktu penyimpanan yang lama, dan suhu penyimpanan yang tinggi
(Sari, dkk., 2012).

2. Fruktosa

Fruktosa adalah gula sederhna yang memberikan rasa manis, terdapat pada makanan
alami seperti buah buahan, madu, sayuran, dan biji bijian. Sumber utama fruktosa
adalah sukrosa, yang merupakan derivat gula tebu dan gula bit.

Fruktosa merupakan monosakarida, terdiri atas 6 atom karbon (heksosa) yang


merupakan isomer glukosa (C6H12O6) dan mengandung gugus karbonil sebagai keton.
Fruktosa dikomsumsi dalam bentuk sukrosa dan jarang bentuk bebas. (Sijani Prahastuti,
2011).

3. Laktosa

Laktosa merupakan sumber karbon yang baik bagi mikroba pembentuk soyhurt.
Laktosa akan dirombak oleh bakteri asam laktat homo fermentative, seperti
Strepcococus thermopilus dan Lactocillus bulgaricus untuk menghasilkan laktat selama
inkubasi (Winarno, 1980).

4. Xylosa

12
Xylosa adalah suatu gula pentose, monosakarida dengan 5 atom karbon dan
memiliki gugus aldehida dengan kemanisan 40% kemnisan sukrosa. Gula ini diperoleh
dengan mengurai serat nabati dengan cara menghidrolisis dengan asam sulfat (Anonim,
2010).
5. Maltosa

Maltosa adalah senyawa turunan pati yang banyak digunakan sebagai pemanis
untuk menggantikan sukrosa. Hidrolisis pati untuk menghasilkan maltose dapat
digunakan dengan menggunakan reactor kontinu yang menggunakan membrane untuk
memisahkan pati dan moltosa yang sudah memberntuk.

6. Pati

Pati adalah salah satu bahan penyusunan yang paling banyak dan luas terdapat di
alam, yang merupakan karbohidrat cadangan pangan pada tanaman. Sebagian besar pati
di simpan dalam umbi (ubi kayu, ubi jalar, kentang, dll), biji (jagung, padi, gandum),
batang (sagu) dan buah . Disamping itu pati merupakan zat gizi penting dalam
kehidupan sehari-hari, dimana dalam tubuh manusia kebutuhan energi hampir 80 %
dipenuhi dari karbohidrat.

Pati dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pati alami yang belum mengalami modifikasi
(Native Starch) dan pati yang telah termodifikasi (Modified Starch). Pati alami
diperoleh dari pemisahan sari pati yang terdapat pada tanaman baik yang dari umbi, biji
maupun batang. Dalam bentuk aslinya secara alami pati merupakan butiran-butiran
kecil yang sering disebut granula. (Kusworo, 2006)

HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Oleh Isya Arum Sari

- Xylosa atau gula kayu adalah suatu gula pentosa, monosakarida dengan ilmu
atom karbon dan memiliki gugus aldehida. Gula ini diperoleh dengan menguraikan
jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya dengan asam sulfat. Xylosa
digunakan dalam penyamakan dan pewarnaan dan dapat juga digunakan sebagai bahan
pemanis untuk penderita kencing manis.
- Maltosa atau gula gandum adalah disakarida yang terbentuk dari dua unit
glukosa bergabung dengan ikatan α(1→6). Maltosa adalah disakarida dihasilkan ketika
amilase memecah pati.
- Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkanoleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosadalam jangka panjang.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi

13
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan warna ungu pekat, sedangkan amilopektin
tidak bereaksi.
1. DALAM UJI MOLISH
Xylosa yang belum ditambahkan reagen berwarna bening, setelah ada
penambahan H2SO4 timbul adanya gumpalan, tidak membentuk cincin,
terjadi endapan dan memiliki warna ungu.

2. DALAM UJI BENEDICT


Xylosa yang belum ditambahkan reagen berwarna bening, setelah di vortex
dan di panaskan dalam air mendidih tidak timbul adanya gumpalan
maupun endapan, juga tidak terbentuk cincin, terbentuk warna orange.
3. DALAM UJI LUFF
Xylosa yang belum ditambahkan reagen berwarna bening , setelah ada
penambahan H2SO4 tidak timbul gumpalan, dan tidak terbentuk cincin,
terjadi endapan, dan berwarna merah bata
4. DALAM UJI MOLISH
Maltosa yang belum ditambahkan reagen memiliki warna bening, setelah
ada penambahan reagen dan H2SO4 timbul adanya gumpalan, terjadi
bentuk cincin dan berwarna ungu.
5. DALAM UJI BENEDICT
Maltosa yang belum ditambahkan reagen memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 dan pemanasan diatas air mendidih, tidak ada
gumpalan maupun endapan, juga tidak terbentuk cincin, memiliki warna
orange.
6. DALAM UJI LUFF
Maltosa yang belum ditambahkan reagen memiliki warna bening , setelah
ada penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, dan tidak ada cincin, timbul
endapan, dan memiliki berwarna merah bata
7. DALAM UJI MOLISH
Pati yang belum ditambahkan reagen memiliki warna putih keruh setelah
ada penambahan H2SO4 timbul endapan dan bentuk cincin, tidak timbul
gumpalan, dan berwarna menjadi putih keruh
8. DALAM UJI BENEDICT
Pati yang belum ditambahkan reagen larutan berwarna putih keruh, setelah
ada penambahan H2SO4 dan pemanasan diatas air mendidih tidak timbul
adanya gumpalan, endapan, cincin dan memiliki warna biru. Warna biru
pada percobaan ini dikarenakan pati yang kami gunakan telah
terkontaminasi oleh larutan lain atau sudah tidak murni lagi.
9. DALAM UJI LUFF

14
Pati yang belum ditambahkan reagen berwarna putih keruh , setelah ada
penambahan H2SO4 tidak ada gumpalan, endapan, cincin dan larutan
berwarna biru.

HASIL DAN PEMBAHASAN 6.Oleh Della Aulia Rahmawati

1. Uji Molish
Uji molisch atau tes molisch digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat
dalam suatu larutan. Tes molish berlaku untuk semua golongan karbohidrat. Baik
monosakarida, disakarida, oligosakarida, maupun polisakarida dapat bereaksi dengan
reagen molish. Reaksi positif pada reagen molisch ditunjukkan dengan warna cincin
ungu pada zat yang diujicoba. Asam pekat akan mendehidrasi karbohidrat dan
membentuk furfural. Dengan alfa naftol, furfural akan membentuk suatu senyawa
berwarna ungu.

Cincin ungu pada perbatasan cairan,hasil positif uju molisch

Apabila asam sulfat yang digunakan belum terkontaminasi akan nampak cincin ungu di
batas dua lapisan cairan. Apabila asam sulfat yang digunakan telah terkontaminasi zat
lain, di sekitar cincin ungu akan nampak warna lain seperti kehijauan dan kecoklatan.
Apabila H2SO4 tidak tersedia dapat diganti dengan HCl (asam klorida) walaupun
hasilnya menjadi kurang maksimal. Penggunaan HNO3(asam nitrat) tidak memberikan
hasil berupa cincin ungu.

15
Uji benedict atau tes benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan
gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan
monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata.
Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena
keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas. Hasil positif ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata dan muncul
endapan hijau, kuning, orange atau merah bata.

Uji benedict pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama Stanley
Rossiter Benedict. Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil positif dengan
uji benedict, disakarida pereduksi seperti maltosa dan laktosa juga menunjukkan hasil
positif. Disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan jenis-jenis polisakarida tidak
bereaksi positif dengan uji ini.

Apabila anda belum memahami perbedaan monosakarida dan disakarida silahkan baca
artikel

Uji benedict dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gula dalam urin. Apabila urin
diuji dengan uji benedict menunjukkan hasil positif dapat menjadi pertanda adanya
kelainan yang biasa disebut diabetes mellitus. Urin yang digunakan untuk uji benedict
harus urin 24 jam, yaitu apabila kita bangun tidur, urin pertama kita buang sedangkan
urin kedua hingga urin pertama pada keesokan harinya kita tampung untuk dilakukan
uji benedict.

Tingkatan kadar monosakarida dan gula pereduksi setelah uji benedict.

16
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari praktikum uji kualitatif karbohidrat dapat ditarik kesimpulan bawa :

1. Uji Molish akan memunculkan/menampakkan warna unggu pada larutan. Jika


suatu larutan tersebut mengandung karbohidrat.

2. Uji Benedict pada sempel yang positif menggandung karbohidrat ditunjukkan


dengan perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata
dan muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah bata.

3. Uji Luff digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap endapan.


luff schrool merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
penentuan kadar karbohidrat secara kimiawi.Agar tidak terjadi pengendapan
seluruh Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+ sehingga tidak ada kelebihan Cu2+
yang dititrasi

B. Saran
Mahasiswa harus lebih telita dan mengikuti prosedural dengan baik biar hasil
praktikum dapat diamati sehingga mahasiswa mengetahui dan memahami apa
yang telah dipraktikkan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Menggunakan sitasi APA STYLE

Anonymous, 2014. Molisch's Test. https://en.wikipedia.org/wiki/Molisch's test


Asif, H. M., M. Akram, T. Saeed, M.I. Khan, N. Akhtar, R. ur Rehman, et al. 2011.
Kusbandari, Aprilia. 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung Dan
Pati
Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.) Pharmaҫiana, 5(1):35-42.
Manatar J.E., J. Pontoh, M.R.J. Runtuwene. 2012. Analisis Kandungan Pati Dalam
BatangTanaman Aren (Arenga pinnata). Jurnal Ilmiah Sains, 12(2):89-92.

18
Lampiran-lampiran

a. Gambar hasil praktikum uji kualitatif karbohidrat

19

Anda mungkin juga menyukai