Anda di halaman 1dari 21

(PCR) POLYMERASE CHAIN REACTION

DAN ELEKTROFORESIS
LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas


dan memenuhi syarat penilaian mata kuliah Mikrobiologi Akuatik

Oleh :

INDAH PERMATA SARI


1911101010070

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
AGUSTUS, 2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT tuhan semesta alam

yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan laporan praktikum Bioteknologi yang berjudul “Polymerase

Chain Reaction” dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa pula

penulis sampaikan kepada nabi besar umat islam seduni yakninya baginda

Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah

ke jaman Islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada kakak/abang asisten yang telah

senantiasa dan sabar dalam memberikan ilmu yang sangat bermanfaat yang

sekiranya penulis tidak tahu serta telah memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis dalam pembuatan laporan praktikum ini.

Laporan praktikum ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis

sangat berharap agar diberikan kritik dan saran yang membangun untuk

penulisan laporan praktikum yang lebih baik kedepannya hendaknya. Harapan

penulis semoga laporan praktikum ini bisa bermanfaat dan memberikan ilmu

lebih bagi yang membacanya.

Banda Aceh, 6 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.........................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................7
BAB I.............................................................................................................................8
PENDAHULUAN.........................................................................................................8
1.1 Latar Belakang......................................................................................................8
1.2 Tujuan praktikum..................................................................................................8
1.3 Manfaat praktikum................................................................................................9
BAB II..........................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................10
BAB III........................................................................................................................12
METODE KERJA......................................................................................................12
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................12
3.3 Cara Kerja...........................................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................13
4.1 Hasil Pengamatan...............................................................................................13
4.2 Pembahasan........................................................................................................13
BAB V..........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................14
5.2 Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
LAMPIRAN................................................................................................................16

3
DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.2.1 Alat.....................................................................................12


2. Tabel 3.2.1 bahan ..................................................................................12
3. Tabel 4.1 hasil pengamatan...................................................................13

4
DAFTAR GAMBAR

Tidak ada gambar dalam praktikum ini

5
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi berantai polimerase atau lebih umum dikenal sebagai PCR

(kependekan dari istilah bahasa Inggris polymerase chain reaction) merupakan

suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa

menggunakan organisme. Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam

jumlah besar dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai

teknik lain yang menggunakan DNA. Teknik ini dirintis oleh Kary Mullis

pada tahun 1983 dan ia memperoleh hadiah Nobel pada tahun 1994 berkat

temuannya tersebut. Penerapan PCR banyak dilakukan di bidang biokimia dan

biologi molekular karena relatif murah dan hanya memerlukan jumlah sampel

yang kecil.

Prinsip dasar dari teknik PCR tersebut merupakan adanya enzim DNA

polimerase yang digunakan untuk membuat cetakan dari segmen DNA yang

diinginkan. Dalam memilih target yang akan diamplifikasi, yang paling

penting diperhatikan adalah stabilitas genetik dari target. Perubahan atau

hilangnya sekwens target akan berakibat hilangnya reaktivitas. Bagian dari

plasmid atau transposon yang membawa sifat virulensi suatu bakteri adalah

salah satu contoh elemen genetik yang potensial tidak stabil. Padahal deteksi

sekwens target yang berhubungan dengan virulensi tersebut penting untuk

membedakan antara organisme patogen dan non patogen. Elemen genetik ini

bisa hilang waktu isolasi primer atau pemindahan serial. Dalam hal ini,

amplifikasi sebaiknya dilakukan segera setelah isolasi atau langsung dari

sampelnya.

6
Molekul DNA bermuatan negatif sehingga di dalam medan listrik akan

bermigrasi melalui matriks gel menuju kutub positif (anode). Makin besar

ukuran molekulnya, makin rendah laju migrasinya. Berat molekul suatu

fragmen DNA dapat diperkirakan dengan membandingkan laju migrasinya

dengan laju migrasi fragmen-fragmen molekul DNA standar (DNA marker)

yang telah diketahui ukurannya. Visulisasi DNA selanjutnya dilakukan di

bawah paparan sinar ultraviolet setelah terlebih dahulu gel dalam

pembuatannya ditambahkan larutan etidium bromid. Cara lain untuk melihat

visualisasi DNA adalah gel direndam di dalam larutan etidium bromid

sebelum dipaparkan di atas sinar ultraviolet.

1.2 Tujuan praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui

prinsip kerja PCR, memahami Teknik dasar PCR dan dapat mengoperasikan

alat SensoQuest Lab cycler Spin.

1.3 Manfaat praktikum


Manfaat dari adanya praktikum ini adalah untuk memberikan referensi

kepada praktikan bagaimana prinsip kerja dari PCR dan bagaimana cara

pengoperasian alat yang digunakan pada saat praktikum serta memberikan

pemahaman kepada mahasiswa bagaimana cara membaca DNA hasil PCR

dengan baik.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DNA (Deoxyribo Nucleic Acid)

DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan

berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan

secara seluler. DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel

dengan komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus

fosfat dan pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi

genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah

set lengkap dari materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan

terorganisasi menjadi kromosom. DNA juga dapat diisolasi, baik pada

manusia maupun tumbuhan(Budiarto, 2015)

DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan

komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan

pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa

purin dan pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang

memiliki struktur cincin ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin

(C) dan timin (T) yang memiliki struktur cincin tunggal. Ketika guanin

berikatan dengan sitosin, maka akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan

ketika adenin berikatan dengan timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan

hidrogen. Satu komponen pembangun (building block). DNA terdiri atas satu

gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang disebut nukleotida

(Ariyanti et al., 2019)

2.2 PCR (Polymerase chain reaction)

8
Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu proses pembentukan

cetakan DNA secara berulang kali dengan menggunakan prosedur dan waktu

yang tertentu (Wolfe 1993: 137). PCR menggunakan teknik amplifikasi

(perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen DNA secara in vitro dengan

menggunakan DNA polimerase, cetakan (template), DNA genom, dan primer

oligonukleotida yang akan menempel pada segmen yang akan diamplifikasi

(Maros et al., 2016)

Komponen- komponen yang diperlukan pada proses PCR adalah

templa DNA; sepasang primer, yaitu suatu oligonukleotida pendek yang

mempunyai urutan nukleotida yang komplementer dengan urutan nukleotida

DNA templat ; dNTPs (Deoxynucleotide triphosphates); buffer PCR;

magnesium klorida (MgCl2) dan enzim polimerase DNA. Proses PCR

melibatkan beberapa tahap yaitu: (1) pra-denaturasi DNA templat; (2)

denaturasi DNA templat; (3) penempelan primer pada templat (annealing); (4)

pemanjangan primer (extension) dan (5) pemantapan (postextension). Tahap

(2) sampai dengan (4) merupakan tahapan berulang (siklus), di mana pada

setiap siklus terjadi duplikasi jumlah DNA (Takahasi, 2011).

Suhu annealing dalam suatu tahapan PCR merupakan hal yang sangat

penting untuk menghindari kesalahan penempelan primer. Primer yang baik

berukuran 18-25 basa, mengandung 50-60% G + C dan memiliki suhu leleh

(Tm) yang sama. Suhu annealing yang digunakan umumnya 50C di bawah

Tm, dimana formula untuk menghitung Tm = 4 (G+C) + 2 (A+T) (Hafidz,

2012).

9
Hasil amplifikasi DNA dengan PCR konvensional, pengamatan

keberadaan DNA dilakukan pada akhir reaksi dengan menggunakan gel

agarose setelah dilakukan proses elektroforesis. Sedangkan analisa

menggunakan Real Time PCR memungkinkan untuk dilakukan pengamatan

pada saat reaksi berlangsung, keberadaan DNA hasil amplifikasi dapat diamati

pada grafik yang muncul sebagai hasil akumulasi fluoresensi dari probe

(penanda). Pada Real Time PCR pengamatan hasil tidak lagi membutuhkan

tahap elektroforesis, sehingga tidak lagi dibutuhkan gel agarose dan

penggunaan Ethidium Bromide (EtBr) yang merupakan senyawa karsinogenik

(Agelia,2017).

2.3 Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan

memurnikan suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat

berdasarkan perbedaan ukuran. Elektroforesis gel adalah teknik memisahkan

suatu makromolekul dengan cara memberi gaya pada makromolekul tersebut

untuk melewati medium berisi gel dibantu dengan tenaga listrik (Dna et al.,

2015).

Elektroforesis dengan Agarose merupakan metode standar untuk

memisahkan, mengidentifikasi, mengkarakterisasi dan purifikasi dari molekul

DNA/RNA,baik untuk pemisahan untai tunggal atau untai ganda molekul

DNA.Molekul-molekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif atau

kutub negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya.Molekul-

molekul yang bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif

(anoda),sedangkan molekul-molekul yang bermuatan positif (kation) akan

bergerak menuju kutub negatif (katoda). Elektroforesis digunakan untuk

10
menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan muatan dari protein

dan asam nukleat (Der lee, 2018).

BAB III

METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2022 pukul 12.00
s/d 16.00 WIB di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Kelautan dan Perikanan
USK.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut :
Tabel 3.2.1 Alat

No Nama alat Jumlah Fungsi


1 Microtube 6 Tempat lisis sampel jaringan
ikan
2 PCR 1 Wadah sampel PCR
3 Micropipet 1 Pengambil larutan dengan
takaran yang diinginkan
4 Oven 1 Sebagai tempat lisis sampel
5 Spin 1 Alat homogen sampel
6 Tisu 1 Sebagai alas dan kain lap
7 Tip mikropipet 1 Tube berukuran kecil untuk
pengambilan larutan dengan
mikropipet
8 SensoQuest Lab 1 Sebagai alat PCR
cycler Spin
9 Vortex 1 Sebagai mesin penghomogen
sampel
10 Alkohol Secukupnya Densifektan dan sterillisasi
11 Cool rack 1 Wadah tube supaya tetap di
suhu yang rendah
12 Gloves 2 Sarung tangan
13 Cetakan agarose 1 Setakan media agarose
14 Geldoc UVITEC 1 Alat visualisasi hasil
elektroforesis
15 Parafilm 1 Media cetak hasil
elektroforesis
16 Microwave 1 Sebagai alat pemanasan
11
agarose

3.2.2 bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut :
Tabel 3.2.2 Bahan
No Nama alat Jumlah Fungsi
1 Ddh2O 51 µl Campuran larutan PCR
2 Ethanol (96%) secukupnya Densifektan
3 Ethanol (70%) secukupnnya Densifektan
4 Red master Mix 75 µl Sebagai pemberi warna sampel
5 Sampel hasil 0,1 mm Sebagai sampel yang akan di
ekstraksi PCR
6 Primer forward 6 µl Sebagai primer awal

7 Primer Reverse 6 µl Sebagai primer kebalikan


8 TAE buffer 60 µl Sebagai pelarut agarose
9 Ladder 2 µl Campuran agarose
10 Red Stain 2 µl Pewarna agarose

3.3 Cara Kerja

1. PCR
Digunakan jas Laboratorium Ketika akan melakukan kegiatan.

Dipastikan selalu menggunakan handgloves dan masker. Dibersihkan meja

kerja menggunakan ethanol teknis 70%. Diisi for PCR yang te;ah tersedia.

Dikeluarkan sampel hasil ekstraksi yang akan dianalisis. Disiapkan reagen

berupa : Red Master Mix, Primer Reverse, Primer Forward, DdH2O dengan

Takaran yang tertuils di form. Dipastikan meletakkan tube reagen di dalam

Cooler Rack agar suhu dingin tetap terjaga. Diberi label pada tube PCR sesuai

dengan label hasil ekstraksi. Dimasukkan semua komposisi, set program PCR

sesuai dengan sampel yang akan dianalisis. Dilakukan running. Setelah selesai

pengerjaan, dipastikan meletakkan reagen Kembali ke freezer. Diletakkan

12
Kembali pippete dan rak tip Kembali ke raknya. Dilakuakn standarisasi pippet

dengan mengembalikan ke angka 0. Dibersihkan meja kerja dengan ethanol

Teknik 70%.

2. Elektroforesis

Digunakan jas Laboratorium Ketika akan melakukan kegiatan.

Dipastikan selalu menggunakan handgloves dan masker. Dibersihkan meja

kerja menggunakan ethanol teknis 70%. Disiapkan cetakan agar dan letakkan

sisir agar untuk membuat sumur yang nantinya akan diletakkan hasil dari

PCR. Diukur berat agarose, dimasukkan TBE 1x kedalam gelas ukur sesuai

dengan presentase yang diinginkan yaitu 0,2%. Dicampurkan TBE 1x agarose

kedalam gelas beaker. Setelah tercampur, dimasukkan gelas beaker kedalam

Microwave sampai agarose larut. Diangkat gelas beaker dari microwave

dengan menggunakan glove karet dan masukkan red satin sebanyak 2 µl dan

diaduk hingga rata. Dituangkan secara perlahan kedalam cetakan agar. Jika

dibagian sisir terdapat gelembung-gelembung di letuskan gelembung nya.

Ditinggalkan selama kurang kebih 40 menit pada suhu ruangan. Dicabut sisir

aeal agar, dimasukan ladder sebanyak 2 µl. Kemudian diatur tegangan 100

volt dan waktu selama 30 menit kemudian ditekan run dan tunggu. Setelah

selesai, dimasukkan agar ke dalam Gel Doc dan ditutp pintu box. Dinyalakan

lampu UV. Dikendalikan pengaturan software UVITEC fire Reader V10 yang

sudah terinstal didalam computer. Dipilih UV-Gel diklik ‘Auto’. Digunakan

fitur 3D dan dilakukan penyimpanan. Disimpan file dengan format tanggal-

jam.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Prinsip dasar PCR :  DNA bakteri diamplifikasi dengan metode PCR agar

diperoleh DNA dalam jumlah besar melalui siklus yang berulang-ulang. Tiap

siklus terdiri atas tiga tahap reaksi yaitu denaturasi untuk memperoleh DNA

rantai tunggal, annealing untuk menempelkan primer pada DNA rantai tunggal,

dan extension untuk memperpanjang primer menjadi DNA rantai tunggal yang

komplementer. Selanjutnya DNA dielektroforesa dan divisualisasi dengan

ethidium bromide menggunakan alat translumineter.

Proses PCR terdiri dari 3 tahapan besar, yaitu:

a) Denaturasi adalah proses penguraian materi genetik (DNA/RNA) dari bentuk

heliksnya yang dipisahkan dengan suhu 90-96oC.

b) Annealing (pelekatan) atau hibridisasi adalah suatu proses penempelan primer

ke DNA template yang sekarang hanya dalam satu untai.

c) Polimerisasi (sintesis)/elongasi adalah suatu proses pemanjangan rantai DNA

baru yang dimulai dari  primer.

Pada praktikum kali ini kita menggunakan beberapa larutan seperti enzim

taq polymerase, DdH2O, TAE buffer, Primer Reverse dan Forward dan Red

Master Mix. Masing-masing larutan memiliki fungsi yang berbeda-beda, enzim

taq polymerase berfungsi untuk mengkatalis reaksi polimerisasi DNA. Enzim

polimerase termostabil yang diisolasi dari Thermus aquaticus (Taq polymerase)

merupakan polimerase termostabil yang pertama kali ditemukan dan saat ini

14
banyak digunakan. Taq mempunyai aktifitas polimerisasi DNA  5’-3’. Aktivitas

enzimatik dari Taq polymerase mempunyai waktu paruh sekitar 40 menit pada

95°C. Desain primer dilakukan untuk memperoleh primer yang dapat digunakan

dalam amplifikasi DNA dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Keberhasilan amplifikasi DNA tergantung dari ketepatan primer yang digunakan.

Primer yang digunakan dalam proses PCR harus dapat membatasi daerah yang

akan diamplifikasi. Primer berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang

akan diamplifikasi. Jenis primer yang digunakan pada praktikum ini adalah

Primer CO1 FI,RI. Sedangkan TAE buffer berfungsi sebagai penjaga

keseimbangan pH medium, dan Red Master Mix berfungsi sebagai indicator

pewarna saat proses PCR, dan juga sebagai kofaktor untuk menstimulasi aktivitas

DNA polimerase. Dalam pembuatan reagen PCR X1 dari reagent dikalikan

dengan 6 karena kita menggunakan microtube sebanyak 6 buah.

Alat thermal cycler (mesin PCR) yang secara tepat meregulasi temperatur

dan siklus waktu dibutuhkan untuk menjamin reprodusebilitas dan keakuratan dari

reaksi amplifikasi. Perbedaan antara temperatur yang telah di-set dan temperatur

yang sebenarnya didalam semua sumuran mesin PCR tidak boleh lebih dari 1°C.

Seperti diketahui, siklus terdiri dari denaturasi (95°C, selama 30

detik), annealing/hibridisasi (48°C, 15 detik) dan perpanjangan rantai (72°C, 30

detik). Siklus kemudian diulang 30 kali. Biasanya dibutuhkan denaturasi awal pada

94°C selama 4-5 menit sebelum siklus dimulai.

Elekroforesis adalah suatu teknik pemisahan molekul seluler berdasarkan

atas ukurannya, dengan menggunakan medan listrik yang dialirkan pada suatu

medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat

digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul,

15
misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif

dilewatkan melalui suatu medium, misalnya gel agarosa, kemudian dialiri arus

listrik dari satu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya, maka molekul

tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak

molekul tersebut tergantung pada nisbah (rasio) muatan terhadap massanya, serta

tergantung pula pada bentuk molekulnya.

Teknik elektroforesis dapat digunakan untuk analisis DNA, RNA, maupun

protein. Elektroforesis DNA dilakukan misalnya untuk manganalisis fragmen -

fragmen DNA hasil pemotongan dengan enzim restriksi. Fragmen molekul DNA

yang telah dipotong-potong dapat ditentukan ukurannya dengan cara membuat gel

agarosa, yaitu suatu bahan semi-padat berupa polisakarida yang di ekstraksi dari

rumput laut. Gel agarosa dibuat dengan melarutkannya dalam suatu buffer. Agar

dapat larut dengan baik, pelarutannya dibantu dengan pemanasan, misalnya

menggunakan oven gelombang mikro (microwave oven). Dalam keadaan panas,

gel akan berupa cairan sehingga mudah dituang ke atas suatu lempeng (plate) yang

biasanya terbuat dari Perspex. Sebelum mendingin dan memadat, pada ujung gel

tersebut dibuat lubang - lubang dengan menggunakan lembaran Perspex tipis yang

dibentuk menyerupai sisir. Sisir tersebut ditancapkan pada salah satu ujung gel

yang masih cair. Dengan demikian, pada waktu gel memadat dan sisirnya diambil

terbentuklah lubang - lubang kecil. Ke dalam lubang - lubang kecil itulah sampel

molekul DNA dimasukkan. Gel agarosa yang sudah terbentuk kemudian

dimasukkan ke dalam suatu tanki yang berisi buffer yang sama dengan yang

digunakan untuk membuat gel. Buffer dapat dibuat misalnya dengan Tris-asetat-

EDTA (TAE) atau Tris-borat-EDTA (TBE).

16
Setelah DNA dimasukkan kedalam lubang sampel, arus listrik dialirkan.

Kutub yang sejajar dengan lubang sampel DNA berupa kutub negatif, sedangkan

kutub lainnya positif. Oleh karena DNA bermuatan negatif maka molekul -

molekul DNA akan bergerak kearah kutub positif. Setelah beberapa waktu gel

kemudian direndam dalam larutan yang mengandung etidium bromida. Etidium

bromida akan menginterkalasi (menyisip ke dalam) DNA. Penggunaan etidium

bromida dimasudkan untuk membantu visualisasi karena etidium kromida akan

memendarkan sinar ultraviolet. Jika gel disinari dengan ultraviolet dari bawah,

maka akan tampak citra berupa pita - pita pada gel. Pita - pita tersebut adalah

molekul - molekul DNA yang bergerak sepanjang gel setelah di elektroforesis.

Molekul RNA dapat dianalisis dengan prinsip yang sama, yaitu menggunakan gel

agarosa, namun dengan menggunakan buffer yang berbeda yaitu yang

mengandung formaldehid.

Setelah dilakukan elektroforesis pada sampel yang telah di PCR hasil yang

didapat yaitu hanya 2 sumur saja yang berhasil, tetapi sumur ini bukan dari sampel

yang di PCR praktikan melainkan DNA ladder (DNA murni). Yaitu dengan kode

SM_KI_01 dan SM_KI_03. Untuk melihat bentuk sampel yang berhasil

dielektroforesis adalah dengan melihat barspace sampel yang terang. Semakin

terang barspace sampel maka akan semakin bagys DNA yang dielektroforesis.

Sedangkan barspace DNA yang redup akan dilakukan PCR dan elektroforesis

pengulangan.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. PCR (kependekan dari istilah bahasa Inggris polymerase chain

reaction) merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi)

DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme

2. Tahapan besar dari PCR adalah Denaturasi, Annealing dan Ekstension

3. Primer digunakan dalam praktikum ini berfungsi sebagai pemisah

fragmen-fragmen DNA

4. Dari 6 sumur sampel yang dielektroforesis didapatkan hanya ada 2

sumur yang tervisualisasikan dengan alat elektroforesis Bernama

UVITEC

5. Semakin terang hasi visualisasian sumur DNA maka DNA yang

hasilkan akan sangat bagus.

5.2 Saran
Ada beberapa saran dalam praktikum ini diantaranya adalah untuk

praktikan, walaupun berada dalam keadaan kurang focus. Tetaplah

mencoba sedikit memahami. Sedangkan untuk asisten penyampain sudah

sangat bagus. Mungkin bisa ditingkatkan lagi kedepannya. Terima kasih

18
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Y., & Sianturi, S. (2019). Ekstraksi DNA total dari sumber jaringan
hewan (Ikan Kerapu) menggunakan metode kit for animal tissue.
Journal of Science and Applicative Technology, 3(1), 40.
https://doi.org/10.35472/jsat.v3i1.111
Budiarto, B. R. (2015). Polymerase Chain Reaction (PCR) : Perkembangan
Dan Perannya Dalam Diagnostik Kesehatan. BioTrends, 6(2), 29–
38.
Dna, I., Darah, D., Ephitel, D. A. N., & Bangun, S. R. (2015). Agarose Dan
Sds-Page. 1, 3(1), 1–17.
Der Lee et al., 2018. Automatic DNA Sequencing For Electrophoresis Gel
Using Image Processing Algorithms.J.Biomedical Science and
Engineering, 2011, 4, 523-528.
Hafidz, S. (2012). No Title ‫طرق تدريس اللغة العربية‬. Экономика Региона, 3(4),
32.
Maros, H., & Juniar, S. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 1–23.
高橋政史. (2011). 10 分間で学べる業務革新講座 上司と部下で使うマイ
ンドマップ・コミュニケーション (第 6 回・最終回)マインド
マップで面談し部下の潜在力を引き出す . 日経情報ストラテ
ジ-, 20(5), 110–113. http://ci.nii.ac.jp/naid/40018819470/

19
LAMPIRAN

Gambar 1. Agarose di mesin UVITEC Gambar 2. Hasil elektroforesis

Gambar 3. Microtube di cool rack Gambar 4. Pemansan agarose dengan microwave

Gambar 5. Vorteks Gambar 6. Proses Spin PCR

20
21

Anda mungkin juga menyukai