DAN ELEKTROFORESIS
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT tuhan semesta alam
Chain Reaction” dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa pula
penulis sampaikan kepada nabi besar umat islam seduni yakninya baginda
Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
ke jaman Islamiyah seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini.
senantiasa dan sabar dalam memberikan ilmu yang sangat bermanfaat yang
sekiranya penulis tidak tahu serta telah memberikan arahan dan bimbingan
Laporan praktikum ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
sangat berharap agar diberikan kritik dan saran yang membangun untuk
penulis semoga laporan praktikum ini bisa bermanfaat dan memberikan ilmu
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.........................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................7
BAB I.............................................................................................................................8
PENDAHULUAN.........................................................................................................8
1.1 Latar Belakang......................................................................................................8
1.2 Tujuan praktikum..................................................................................................8
1.3 Manfaat praktikum................................................................................................9
BAB II..........................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................10
BAB III........................................................................................................................12
METODE KERJA......................................................................................................12
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................12
3.3 Cara Kerja...........................................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................13
4.1 Hasil Pengamatan...............................................................................................13
4.2 Pembahasan........................................................................................................13
BAB V..........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................14
5.2 Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
LAMPIRAN................................................................................................................16
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi berantai polimerase atau lebih umum dikenal sebagai PCR
suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa
teknik lain yang menggunakan DNA. Teknik ini dirintis oleh Kary Mullis
pada tahun 1983 dan ia memperoleh hadiah Nobel pada tahun 1994 berkat
biologi molekular karena relatif murah dan hanya memerlukan jumlah sampel
yang kecil.
Prinsip dasar dari teknik PCR tersebut merupakan adanya enzim DNA
polimerase yang digunakan untuk membuat cetakan dari segmen DNA yang
plasmid atau transposon yang membawa sifat virulensi suatu bakteri adalah
salah satu contoh elemen genetik yang potensial tidak stabil. Padahal deteksi
membedakan antara organisme patogen dan non patogen. Elemen genetik ini
bisa hilang waktu isolasi primer atau pemindahan serial. Dalam hal ini,
sampelnya.
6
Molekul DNA bermuatan negatif sehingga di dalam medan listrik akan
bermigrasi melalui matriks gel menuju kutub positif (anode). Makin besar
prinsip kerja PCR, memahami Teknik dasar PCR dan dapat mengoperasikan
kepada praktikan bagaimana prinsip kerja dari PCR dan bagaimana cara
dengan baik.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DNA (Deoxyribo Nucleic Acid)
secara seluler. DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel
fosfat dan pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi
genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah
set lengkap dari materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan
pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa
purin dan pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang
memiliki struktur cincin ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin
(C) dan timin (T) yang memiliki struktur cincin tunggal. Ketika guanin
berikatan dengan sitosin, maka akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan
ketika adenin berikatan dengan timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan
hidrogen. Satu komponen pembangun (building block). DNA terdiri atas satu
gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang disebut nukleotida
8
Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu proses pembentukan
cetakan DNA secara berulang kali dengan menggunakan prosedur dan waktu
(perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen DNA secara in vitro dengan
denaturasi DNA templat; (3) penempelan primer pada templat (annealing); (4)
(2) sampai dengan (4) merupakan tahapan berulang (siklus), di mana pada
Suhu annealing dalam suatu tahapan PCR merupakan hal yang sangat
(Tm) yang sama. Suhu annealing yang digunakan umumnya 50C di bawah
2012).
9
Hasil amplifikasi DNA dengan PCR konvensional, pengamatan
pada saat reaksi berlangsung, keberadaan DNA hasil amplifikasi dapat diamati
pada grafik yang muncul sebagai hasil akumulasi fluoresensi dari probe
(penanda). Pada Real Time PCR pengamatan hasil tidak lagi membutuhkan
(Agelia,2017).
2.3 Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan
untuk melewati medium berisi gel dibantu dengan tenaga listrik (Dna et al.,
2015).
molekul yang bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif
10
menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan muatan dari protein
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2022 pukul 12.00
s/d 16.00 WIB di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Kelautan dan Perikanan
USK.
3.2.2 bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut :
Tabel 3.2.2 Bahan
No Nama alat Jumlah Fungsi
1 Ddh2O 51 µl Campuran larutan PCR
2 Ethanol (96%) secukupnya Densifektan
3 Ethanol (70%) secukupnnya Densifektan
4 Red master Mix 75 µl Sebagai pemberi warna sampel
5 Sampel hasil 0,1 mm Sebagai sampel yang akan di
ekstraksi PCR
6 Primer forward 6 µl Sebagai primer awal
1. PCR
Digunakan jas Laboratorium Ketika akan melakukan kegiatan.
kerja menggunakan ethanol teknis 70%. Diisi for PCR yang te;ah tersedia.
berupa : Red Master Mix, Primer Reverse, Primer Forward, DdH2O dengan
Cooler Rack agar suhu dingin tetap terjaga. Diberi label pada tube PCR sesuai
dengan label hasil ekstraksi. Dimasukkan semua komposisi, set program PCR
sesuai dengan sampel yang akan dianalisis. Dilakukan running. Setelah selesai
12
Kembali pippete dan rak tip Kembali ke raknya. Dilakuakn standarisasi pippet
Teknik 70%.
2. Elektroforesis
kerja menggunakan ethanol teknis 70%. Disiapkan cetakan agar dan letakkan
sisir agar untuk membuat sumur yang nantinya akan diletakkan hasil dari
PCR. Diukur berat agarose, dimasukkan TBE 1x kedalam gelas ukur sesuai
dengan menggunakan glove karet dan masukkan red satin sebanyak 2 µl dan
diaduk hingga rata. Dituangkan secara perlahan kedalam cetakan agar. Jika
Ditinggalkan selama kurang kebih 40 menit pada suhu ruangan. Dicabut sisir
aeal agar, dimasukan ladder sebanyak 2 µl. Kemudian diatur tegangan 100
volt dan waktu selama 30 menit kemudian ditekan run dan tunggu. Setelah
selesai, dimasukkan agar ke dalam Gel Doc dan ditutp pintu box. Dinyalakan
lampu UV. Dikendalikan pengaturan software UVITEC fire Reader V10 yang
jam.
13
BAB IV
diperoleh DNA dalam jumlah besar melalui siklus yang berulang-ulang. Tiap
siklus terdiri atas tiga tahap reaksi yaitu denaturasi untuk memperoleh DNA
rantai tunggal, annealing untuk menempelkan primer pada DNA rantai tunggal,
dan extension untuk memperpanjang primer menjadi DNA rantai tunggal yang
Pada praktikum kali ini kita menggunakan beberapa larutan seperti enzim
taq polymerase, DdH2O, TAE buffer, Primer Reverse dan Forward dan Red
merupakan polimerase termostabil yang pertama kali ditemukan dan saat ini
14
banyak digunakan. Taq mempunyai aktifitas polimerisasi DNA 5’-3’. Aktivitas
enzimatik dari Taq polymerase mempunyai waktu paruh sekitar 40 menit pada
95°C. Desain primer dilakukan untuk memperoleh primer yang dapat digunakan
Primer yang digunakan dalam proses PCR harus dapat membatasi daerah yang
akan diamplifikasi. Primer berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang
akan diamplifikasi. Jenis primer yang digunakan pada praktikum ini adalah
pewarna saat proses PCR, dan juga sebagai kofaktor untuk menstimulasi aktivitas
Alat thermal cycler (mesin PCR) yang secara tepat meregulasi temperatur
dan siklus waktu dibutuhkan untuk menjamin reprodusebilitas dan keakuratan dari
reaksi amplifikasi. Perbedaan antara temperatur yang telah di-set dan temperatur
yang sebenarnya didalam semua sumuran mesin PCR tidak boleh lebih dari 1°C.
detik). Siklus kemudian diulang 30 kali. Biasanya dibutuhkan denaturasi awal pada
atas ukurannya, dengan menggunakan medan listrik yang dialirkan pada suatu
medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat
15
misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif
dilewatkan melalui suatu medium, misalnya gel agarosa, kemudian dialiri arus
listrik dari satu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya, maka molekul
tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak
molekul tersebut tergantung pada nisbah (rasio) muatan terhadap massanya, serta
fragmen DNA hasil pemotongan dengan enzim restriksi. Fragmen molekul DNA
yang telah dipotong-potong dapat ditentukan ukurannya dengan cara membuat gel
agarosa, yaitu suatu bahan semi-padat berupa polisakarida yang di ekstraksi dari
rumput laut. Gel agarosa dibuat dengan melarutkannya dalam suatu buffer. Agar
gel akan berupa cairan sehingga mudah dituang ke atas suatu lempeng (plate) yang
biasanya terbuat dari Perspex. Sebelum mendingin dan memadat, pada ujung gel
tersebut dibuat lubang - lubang dengan menggunakan lembaran Perspex tipis yang
dibentuk menyerupai sisir. Sisir tersebut ditancapkan pada salah satu ujung gel
yang masih cair. Dengan demikian, pada waktu gel memadat dan sisirnya diambil
terbentuklah lubang - lubang kecil. Ke dalam lubang - lubang kecil itulah sampel
dimasukkan ke dalam suatu tanki yang berisi buffer yang sama dengan yang
digunakan untuk membuat gel. Buffer dapat dibuat misalnya dengan Tris-asetat-
16
Setelah DNA dimasukkan kedalam lubang sampel, arus listrik dialirkan.
Kutub yang sejajar dengan lubang sampel DNA berupa kutub negatif, sedangkan
kutub lainnya positif. Oleh karena DNA bermuatan negatif maka molekul -
molekul DNA akan bergerak kearah kutub positif. Setelah beberapa waktu gel
memendarkan sinar ultraviolet. Jika gel disinari dengan ultraviolet dari bawah,
maka akan tampak citra berupa pita - pita pada gel. Pita - pita tersebut adalah
Molekul RNA dapat dianalisis dengan prinsip yang sama, yaitu menggunakan gel
mengandung formaldehid.
Setelah dilakukan elektroforesis pada sampel yang telah di PCR hasil yang
didapat yaitu hanya 2 sumur saja yang berhasil, tetapi sumur ini bukan dari sampel
yang di PCR praktikan melainkan DNA ladder (DNA murni). Yaitu dengan kode
terang barspace sampel maka akan semakin bagys DNA yang dielektroforesis.
Sedangkan barspace DNA yang redup akan dilakukan PCR dan elektroforesis
pengulangan.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. PCR (kependekan dari istilah bahasa Inggris polymerase chain
fragmen-fragmen DNA
UVITEC
5.2 Saran
Ada beberapa saran dalam praktikum ini diantaranya adalah untuk
18
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Y., & Sianturi, S. (2019). Ekstraksi DNA total dari sumber jaringan
hewan (Ikan Kerapu) menggunakan metode kit for animal tissue.
Journal of Science and Applicative Technology, 3(1), 40.
https://doi.org/10.35472/jsat.v3i1.111
Budiarto, B. R. (2015). Polymerase Chain Reaction (PCR) : Perkembangan
Dan Perannya Dalam Diagnostik Kesehatan. BioTrends, 6(2), 29–
38.
Dna, I., Darah, D., Ephitel, D. A. N., & Bangun, S. R. (2015). Agarose Dan
Sds-Page. 1, 3(1), 1–17.
Der Lee et al., 2018. Automatic DNA Sequencing For Electrophoresis Gel
Using Image Processing Algorithms.J.Biomedical Science and
Engineering, 2011, 4, 523-528.
Hafidz, S. (2012). No Title طرق تدريس اللغة العربية. Экономика Региона, 3(4),
32.
Maros, H., & Juniar, S. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 1–23.
高橋政史. (2011). 10 分間で学べる業務革新講座 上司と部下で使うマイ
ンドマップ・コミュニケーション (第 6 回・最終回)マインド
マップで面談し部下の潜在力を引き出す . 日経情報ストラテ
ジ-, 20(5), 110–113. http://ci.nii.ac.jp/naid/40018819470/
19
LAMPIRAN
20
21